3. Diantar Pulang

Ray mengantar Viona dan Ainun pulang rumah, karena ia biasa dengar kalau bawa anak kecil harus bawa mobil dengan pelan dan hati-hati.

Viona tidak protes. Ia berusaha menikmati suasana jalan kota dimalam hari. Suasana yang baginya sangat ia rindukan waktu masa kuliah pulang malam hanya untuk kerja tugas kampus dengan teman-temannya. Namun, lama kelamaan mata Viona bukan menikmatinya malah mengantuk. Berkali-kali ia menguap dan dengan cepat menutup mulutnya.

"Ya Allah ngantuk bangat" batin Viona.

Ray berdehem lalu ia bertanya karena sudah bingung dengan simpang empat jalan di depannya.

"Belok atau lurus?"

"Lurus, kalau mentok langsung belok lagi" Jelas Viona yang tidak menoleh kearah Ray.

"Haaaa" Hanya itu suara yang keluar dari bibir Ray. Bingung, itu yang ia rasa saat ini. Meskipun demikian, ia tetap mengarahkan mobilnya ke jalan seperti Viona jelaskan.

"Ini udah mentok?" Tanya Ray lagi yang tidak dijawab sama sekali.

"Viona, udah mentok" ulang Ray sedikit meninggi.

Suara Ray kali ini baru Viona dengar karena ia sempat ketiduran dalam mobil.

"Udah sampai, maaf ya" Ucap Viona tidak enak pada Ray.

"Udah nyampe rumah kamu?" Tanya Ray bingung. Karena jujur Ray tidak percaya dengan ucapan Viona dengan melihat samping kiri kanan itu hanya sebuah rumah kumuh dan entah berpenghuni atau tidak.

Viona menganggukkan kepala lalu iya mencoba buka pintu mobil, ia sedikit susah meraihnya karena memapah Ainun yang ketiduran.

"Aku bantu" Ujar Ray lalu keluar dari mobil dengan cepat dan membukakan pintu untuk Viona.

Viona keluar dengan gendongan Ainun yang sudah tidur sejak tadi.

"Terima kasih ya. Maaf sudah merepotkan" Ucap Viona dengan sopan dan sesekali memperbaiki posisi gendongan ponakannya itu.

"Iya sama-sama" Jawab Ray lalu ia kembali masuk dalam mobil.

Ray kembali menyusuri jalan kota untuk pulang. Dalam perjalanan pulang Ray hanya fokus nyetir dengan harapan cepat sampai rumah dan istrahat. Tapi harapan itu terpatahkan ketika beberapa menit masuk pesan dan kemudian panggilan masuk lagi diteleponnya dengan orang yang sama.

"Ngapain sih ini anak di club, kayak gak ada tempat lain" Kesal Ray kepada sahabatnya Alan.

📞"Sudah dimana Ray?" Tanya seseorang diseberang telepon.

📞 "Didepan" Jawab Ray singkat lalu ia keluar dari mobil dan masuk dalam club malam tersebut.

Ray masuk dan menghampiri seseorang yang tidak jauh dari mini bar. Ray menepuk pundak orang tersebut dan duduk.

"Suka tempat ini?" Tanya Ray.

"Sedikit" Jawabnya singkat.

"Lan kita pulang, saya tidak terlalu suka suara bising seperti ini" Ajak Ray.

Musik di ruangan itu mengundang orang untuk ikut joget, termasuk teman Ray.

"Alan" panggil Ray lagi.

Alan merupakan sahabat satu-satunya Ray sejak kuliah sampai saat ini, mereka jarang bertemu karena Alan sibuk dengan perkejaannya. Namun mereka selalu menyempatkan diri untuk sekedar ngopi bersama. tapi kalau malas kerja maka dimanapun ia akan mengikuti Ray kemanapun pergi.

"Ray joget dulu" ajak Alan.

"Mabuk? Bukan dalam agamamu dilarang" Ujar Ray lagi.

"Ray, sudah ceramahnya seperti kamu paham aja agama aku" ujar Alan dan Ray hanya geleng kepala heran pada sahabatnya itu.

Alan sekarang sudah joget bersama perempuan malam disitu, Alan dibawah pengaruh alkohol tidak mengenal kata lelah untuk berjoget.

Ray yang sudah tidak tahan lagi suara bising club malam itu ditambah perempuan yang terus datang menghampirinya hanya sekedar kenalan bahkan sampai mengajaknya sebagai penghibur satu malam mereka.

"Sendirian saja, temanin aku" Ucapnya dengan menyodorkan seloki wiski.

Ray dengan cepat mengatupkan kedua tangannya di dada sambil minta maaf. Perempuan itu terus menyodorkan wiski tersebut.

"Jangan munafik mas, disini semua suka minuman di tanganku" Ujarnya lagi, lalu ia tertawa, sekilas Ray melihat senyum perempuan itu dibawah sinar lampu.

"Jadilah mas penghibur ku malam ini" Ajaknya lagi yang membuat Ray cepat berdiri dan menarik tangan Alan yang sedang joget dengan wanita-wanita penghibur lainnya.

"Alan, kita pulang sekarang" Ujar Ray dengan tegas lalu menarik paksa Alan membawanya di mobil. Sampai mobil seketika Alan muntah mengeluarkan semua alkohol yang ia minum sebelum Ray datang.

Ray memijit punggungnya dengan mengarahkan pandangannya ditempat lain.

"Sudah muntahnya?" Tanya Ray lagi dengan pandangan di tempat lain. Jujur saja Ray tidak sanggup melihat muntah, kalau bukan temannya yang mabuk dan muntah sudah lama ia tendang jauh-jauh

"Iya" jawab Alan dengan memejamkan mata, kepalanya pusing dan pandangannya seakan terbagi dua.

"Ayo masuk mobil. Untung muntah diluar kalau dalam mobil, ku pastikan kau besok pagi cuci mobil sebelum pulang. Malam ini bermalam di rumahku saja" Ajak Ray lagi dengan kesal lalu memapah Alan membantunya masuk dalam mobil.

20 menit kemudian mobil Ray sudah parkir halaman rumah dan tidak lupa membangunkan Alan yang tidur dalam mobilnya.

"Alan. Sudah sampai, masuk gih dalam rumah, mandi baru tidur tapi awas kamu muntah lagi" Ancam Ray lalu ia meninggalkan Alan yang masih dalam mobil.

Sedangkan disisi lain di resepsi pernikahan Rifal dan Marcelea baru selesai, dan sekarang menuju kamar mereka untuk istrahat yang berada di hotel tempat dimana menyelenggarakan resepsi.

Rifal dan Marcelea ke kamar sedang kedua keluarga pengantin baru ini balik ke rumah masing-masing.

Yesi baru sadar ternyata Ainun tidak ada, saking asyiknya dengan teman-temannya lupa dengan anaknya. Ia panik.

"Ma.. gimana nih Ainun gak ada?" Tanya Yesi panik dan takut jika suaminya tiba-tiba menelfon dan menanyakan anaknya.

"Tenang dulu, siapa tau bersama Viona. Viona kan gak sama kita"

"Iya mam, mudah-mudahan Ainun bersama Viona" Yesi mencoba tenang dan tidak sabar ingin sampai rumah.

Mobil yang dibawa Yesi terus bergulir dijalan kota sekitar pukul 11 malam, mereka berdua termasuk berani lewat tengah malam yang mulai sunyi dan biasanya begal jam segitu sudah mulai beraksi.

10 menit kemudian mobil sudah sampai rumah, lampu rumah sudah menyala tanda ada orang didalamnya.

Ibu Heti keluar mobil, "tuh kan Viona dan Ainun sudah dirumah" ujar ibu Heti.

"Iya mam, tapi jam berapa mereka pulang, kok aku gak tau" ucap Yesi sambil mengingat-ingat apa putrinya itu pamit sebelum pulang.

"Yesi, masukkan mobil di garasi. Udah malam ini!" Ibu Heti menyuruh anaknya sedang dia udah sampai depan pintu sambil mengetuk pintu lalu ia beri salam.

Viona yang tidur diatas sofa ruang tamu dengan Ainun. Begitu tenang dan nyenyak sehingga ibu Heti berkali-kali mengetuk pintu tidak terusik.

"Ini anak dua tidurnya tidur mati, mama seakan mau patah dengan jari ketok pintu gak bangun-bangun juga" ibu Heti sudah mengomel sendiri didepan menunggu untuk dibukakan pintu.

"Yesi panggil di jendela kamar Viona mam" ujar Yesi lalu mengarah ke jendela kamar Viona.

Beberapa kali mengetuk jendela sembari beri salam, tetap tidak ada respon dari yang punya kamar. Yesi kembali di pintu utama dimana disana ibunya berada.

"Coba aku intip di jendela ini mam" Ujar Yesi lagi dan untungnya gorden diruang tamu sedikit tersingkap sehingga mampu melihat orang yang berada diruangan tamu.

"Astaghfirullah, pantas mam" Ucap Yesi sambil geleng kepala heran.

"Kenapa?" Tanya ibu Heti dan ikut mengintip lewat jendela.

"Benar-benar Viona ini" ucap ibu Heti lagi.

Ibu heti kembali mengetuk pintu sedangkan Yesi memanggil Viona lewat jendela .

"Siapa yang ganggu tidur ku" gumam Viona sambil mengembalikan kesadarannya.

"Lho.. Ainun" suara kaget Viona melihat ponakannya yang tidur diatas sofa depannya, "Oh iya" sambungnya setelah mengingat kembali saat pulang berdua dengan ponakannya itu.

Flashback

Viona turun dari mobil Ray dengan gendongan ponakannya itu lalu kembali menyusuri jalan yang sudah tidak jauh dengan rumahnya.

Ainun tidak terusik sekalipun dalam gendongan bibinya, sedangkan Viona sudah mulai lelah berjalan kaki ditambah badan Ainun berat terasa mau patah lengannya.

"Semangat Viona, sedikit lagi sampai rumah" gumamnya menyemangati diri sendiri.

Viona baru saja membuka pintu, Ainun terbangun dari tidurnya yang masih dalam gendongan Viona.

"Bibi" panggil Ainun.

"Iya sayang, kita istrahat aja dulu disini yaa, bibi Viona capek" ucap Viona sambil menurunkan Ainun dari gendongannya dan mendudukkan ponakannya itu tepat sofa panjang didepannya.

"Bibi istrahat sejenak, Ainun duduk aja disitu.. ingat duduk disitu, jangan kemana-mana" ucap Viona lalu ia merebahkan badannya diatas sofa dengan tujuan untuk meluruskan badannya yang pegal-pegal sampai ia ketiduran.

Ainun yang kembali ngantuk lantaran terlalu lama menunggu bibinya yang ketiduran itu,

"Bibi Viona bangun" ucap Ainun sambil menggoyangkan lengan Viona.

"Bibi" panggil Ainun lagi.

"Hmmmm" jawab Viona setengah sadar

"Ainun ngantuk" ujar Ainun lagi.

"Tidur sayang" Jawab Viona asal dan Ainun mengikuti arah jari telunjuk bibinya itu.

"Kok sofa, bukan dikamar" Ainun protes dan bingung tapi Ainun tetap nurut karena melihat bibinya sudah terlelap tidur.

Ainun kembali di kursinya dan tertidur disana seperti Viona bibinya.

Flashback off

Viona melihat kearah pintu lalu pindah ke jendela rumah tepat samping pintu.

"Ya Allah mama, kak Yesi" ucap Viona dengan cepat membuka pintu.

"Pulang gak bilang, aku tadi panik nyariin kalian berdua" ujar Yesi setelah masuk dalam rumah.

Ibu Heti dan Yesi tidak langsung masuk kamar masing-masing, mereka duduk diruang tamu istrahat sejenak.

Ibu Heti memijit betisnya yang sakit

"Kenapa mam?" Tanya Viona pura-pura tidak tau.

"Sakit, mama itu berdiri di muka pintu lama.. lagian kamu Viona, kenapa pulang gak bilang" timpal ibu Heti pada anaknya itu.

"Tu.. dia yang mau pulang bukan aku, meskipun aku juga udah ngantuk sih di resepsi kak Rifal tadi" Viona tidak mau disalahkan sepenuhnya sambil menunjuk Ainun yang masih tidur.

"Masa sih!!" Ujar Yesi tidak percaya, "Ainun itu gak biasa tidur cepat" sambungnya.

"Tapi nyatanya malam ini seperti itu. Masih ditempat resepsi sudah merengek mau tidur. Mana ibunya sibuk dengan teman-temannya, lupa waktu dan anak" ujar Viona lagi.

Yesi melembut, "Dek, kakak sebenarnya mau nyamperin kalian berdua tapi tiba-tiba langkah kakak itu terhenti.." ucapnya yang membuat ibu Heti dan Viona penasaran.

"Kenapa?" Tanya ibu Heti tidak sabar ingin tau alasan yesi berhenti.

"Iya kak, kenapa berhenti? Aku tau, pasti tiba-tiba malas kan?, ngerjain aku kan?.. orang lain ikut nimbrung dengan teman-temannya.. lah aku boro-boro mau cerita dengan teman-teman, Ainun kemana-mana nempel kayak aku maknya"

Viona mengeluarkan unek-uneknya karena hanya dia yang tidak menikmati resepsi tadi. Yesi kakaknya saja sampai lupa dengan anak saking senangnya bertemu dengan teman-temannya. Sementara Viona disibukkan oleh Ainun minta ini dan itu.

"Sudah-sudah mama pusing, gerah mau mandi lalu istrahat" ibu Heti stres mendengar kedua putrinya itu kalau sudah adu mulut.

Ibu Heti berdiri lalu mengingatkan kedua anaknya itu sambil menunjuk mereka berdua itu silih berganti.

"Kamu Yesi, kenapa harus Viona yang jaga Ainun? Dan kamu Viona, kan bisa bawa Ainun ke Yesi.. kalian dua ini benar-benar bikin sakit kepala" ujarnya sambil melangkah meninggalkan ruang tamu.

Yesi dan Viona hanya diam seribu bahasa mendengar kalimat yang keluar dari sang Mama tersebut.

"Dek, siapa laki-laki tadi?" Tanya Yesi.

Viona awalnya bingung dengan maksud pertanyaan kakaknya itu, "laki-laki.. laki-laki yang mana?"

"Hhmmm, kalian duduk bertiga itu!" Yesi mencoba mengingatkan adiknya lagi itu.

"Oh itu.. itu Ray" Jawab Viona yang diangguki oleh Yesi.

"Lumayan" Ucap Yesi.

"Urus Ainun kak, aku mau istrahat" Ucap Viona lalu ia menuju kamarnya meninggalkan Yesi dan Ainun yang masih di ruang tamu.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

lo aja asing sama agama lo, Lan...

kak thor ku kasih 1 iklan biar semangat

2023-12-01

0

奥布里

奥布里

Siapapun orangnya kalau mengingatkan soal kebaikan bo ya didenger masbroe

2023-10-09

11

ɔɐɹɯǝu

ɔɐɹɯǝu

Capek banget ya sampai ketiduran gitu

2023-10-09

16

lihat semua
Episodes
1 1. Kesibukan Viona
2 2. Ray dan Viona berkenalan
3 3. Diantar Pulang
4 4. Viona Cari Kerja
5 5. Lagi-lagi di Tolak
6 6. Bengkel
7 7. Awal Alan dan Viona Bertemu
8 8. Batal berangkat
9 9. Ulah Ray
10 10. Permata itu Viona
11 11. Saksi Bisu
12 12. Kita Berbeda
13 13. Benteng yang Tinggi
14 14. Viona Diundang
15 15. Marcelea dan orang tua Ray
16 16. Viona bertemu dengan orang tua Ray
17 17. Kode
18 18. Keberangkatan Orang Tua Ray
19 19. Merasa Diabaikan
20 20. Keceplosan
21 21. Salah Paham
22 22. Ceramah Singkat
23 23. Memutuskan untuk berhijab
24 24. Telepon dari Mami
25 25. Viona ditraktir
26 26. Jaket Hitam
27 27. Viona Kesal
28 28. Sambung Tiga
29 29. Jatuh cinta yang rumit
30 30. Bertamu
31 31. Saya Muslim Ray
32 32. Ke Restoran lagi
33 33. Eskrim favorit
34 34. Hypermart
35 35. Terhalang keyakinan
36 36. Foto
37 37. Wejangan keluarga
38 38. Rumah Sakit
39 39. Ujian Cinta
40 40. Kenapa Kita Berbeda?
41 41. Allah, Siapa Allah?
42 42. Ponakan Baru
43 43. Kecurigaan ibu Heti
44 44. Pertanyaan Ray
45 45. Tidak Mau Menyakiti
46 46. Mimpi
47 47. Belanja di pasar
48 48. Marah
49 49. Gara-gara Cincin
50 50. Mengembalikan cincin
51 51. Kerja sama
52 52. Rencana Awal
53 53. Viona Panik
54 54. Ray Membeli Cincin
55 55. Bagai Menelan Pil Pahit
56 56. Teringat Kenangan
57 57. Mencoba untuk Melupakan
58 58. Dinner
59 59. Ray Kembali
60 60. Berkedok Makan Malam
61 61. Harapan Pupus
62 62. Kembali ke Korea
63 63. Fitnah
64 64. Orang Asing
65 65. Ray Balik di Indonesia
66 66. Bersembunyi di ruang ganti
67 67. Menghadiri Undangan
68 68. Berusaha Tegar
69 69. Tetap Tersenyum
70 70. Ancaman
71 71. Butik Jadi Sasaran
72 72. Ketiduran di Butik
73 73. Merasa Aman
74 74. Gagal
75 75. Gertakan Mematikan
76 76. Kode untuk Viona
77 77. Minta Izin
78 78. Kedatangan Gladis
79 79. Menerima Karyawan Baru
80 80. Keputusan Orang Tua Ray
81 81. Viona Ngigau
82 82. Berusaha menjadi sahabat lagi
83 83. Marah teman setan
84 84. Pukulan dari Ahmad
85 85. Club lagi
86 86. Kepanikan Viona
87 87. Tingkah Viona
88 88. Melanggar Janji
89 89. Keegoisan orang tua Ray
90 90. Pamit
91 91. Anak Siapa?
92 92. Sama-sama Kecewa
93 93. Aku Bukan Pelakor
94 94. Bintang
95 95. Pernikahan Ray
96 96. Hadir diresepsi pernikahan
97 97. Kedatangan orang tua Ray di butik
98 98. Kembali dijodohkan
99 99. Lunch
100 100. Gladis Kesal
101 101. Suara Viona membahagiakan
102 102. Kerasukan Roh Jahat
103 103. Drama Gladis
104 104. Coblos duluan
105 105. Mulai Mencari Kebenaran
106 106. Secarik kertas
107 107. Mendadak Berubah
108 108. Gladis Manja
109 109. Amplop
110 110. Dia Benar-benar Menjauh
111 111. Hanya Viona
112 112. Gladis panik
113 113. Ray Mulai Akting
114 114. Bukan Jurus Kabur
115 115. Tertangkap basah
116 116. Menyusun Rencana
117 117. Firasat seorang ibu
118 118. Gagal
119 119. Kembali Menyusun Rencana
120 120. Belajar melupakan
121 121. Kepulangan Ahmad
122 122. Kebahagiaan Sesaat
123 123. Akibat Foto Tersebar
124 124. Kejahatan Mulai Terkuak
125 125. Pengakuan Gebi
126 126. Gladis
127 127. Olahraga Pagi
128 128. Pertemuan Alan, Ahmad dan Ray
129 129. Jaga Anak Kita
130 130. Pergi untuk selamanya
131 131. Kembali di Tolak
132 132. Nasehat Dari Alan
133 133. Makan Siang
134 134. Ketakutan Mami Ray
135 135. Menyesal
136 136. Seperti Monster
137 137. Tertangkap
138 138. Makan Malam Keluarga
139 139. Didikan Ibu yang Hebat
140 140. Kiblat Kami Berbeda
141 141. Jauhi Dia
142 142. Bukti kejahatan Gladis
143 143. Bagaikan Matahari dan Bulan
144 144. Wanita yang susah digapai
145 145. Viona dan Tiara
146 146. Sebenarnya Saling Membutuhkan
147 147. Teringat Masa Lalu
148 148. Ini Cara Terbaik
149 149. Kecewa
150 150. Hanya Datang, mungkin pergi lagi
151 151. Pamit & Janji
152 152. Khitbah?
153 153. Pikiranmu ternyata ditempat lain
154 154. Saran yang Bermanfaat
155 155. Habibati
156 156. Kembali Dinasehati
157 157. Bertiga Ke Butik
158 158. Nasehat dari Ina
159 159. Cukup Cinta dan Eskrim
160 160. Kesal
161 161. Terpaksa Jujur
162 162. Panik
163 163. Ragu Berakhir Kecewa
164 164. Maaf
165 165. Viona Minta Maaf
166 166. Ahmad Jadi Penyimak
167 167. Kita Sahabatan Udah Lama
Episodes

Updated 167 Episodes

1
1. Kesibukan Viona
2
2. Ray dan Viona berkenalan
3
3. Diantar Pulang
4
4. Viona Cari Kerja
5
5. Lagi-lagi di Tolak
6
6. Bengkel
7
7. Awal Alan dan Viona Bertemu
8
8. Batal berangkat
9
9. Ulah Ray
10
10. Permata itu Viona
11
11. Saksi Bisu
12
12. Kita Berbeda
13
13. Benteng yang Tinggi
14
14. Viona Diundang
15
15. Marcelea dan orang tua Ray
16
16. Viona bertemu dengan orang tua Ray
17
17. Kode
18
18. Keberangkatan Orang Tua Ray
19
19. Merasa Diabaikan
20
20. Keceplosan
21
21. Salah Paham
22
22. Ceramah Singkat
23
23. Memutuskan untuk berhijab
24
24. Telepon dari Mami
25
25. Viona ditraktir
26
26. Jaket Hitam
27
27. Viona Kesal
28
28. Sambung Tiga
29
29. Jatuh cinta yang rumit
30
30. Bertamu
31
31. Saya Muslim Ray
32
32. Ke Restoran lagi
33
33. Eskrim favorit
34
34. Hypermart
35
35. Terhalang keyakinan
36
36. Foto
37
37. Wejangan keluarga
38
38. Rumah Sakit
39
39. Ujian Cinta
40
40. Kenapa Kita Berbeda?
41
41. Allah, Siapa Allah?
42
42. Ponakan Baru
43
43. Kecurigaan ibu Heti
44
44. Pertanyaan Ray
45
45. Tidak Mau Menyakiti
46
46. Mimpi
47
47. Belanja di pasar
48
48. Marah
49
49. Gara-gara Cincin
50
50. Mengembalikan cincin
51
51. Kerja sama
52
52. Rencana Awal
53
53. Viona Panik
54
54. Ray Membeli Cincin
55
55. Bagai Menelan Pil Pahit
56
56. Teringat Kenangan
57
57. Mencoba untuk Melupakan
58
58. Dinner
59
59. Ray Kembali
60
60. Berkedok Makan Malam
61
61. Harapan Pupus
62
62. Kembali ke Korea
63
63. Fitnah
64
64. Orang Asing
65
65. Ray Balik di Indonesia
66
66. Bersembunyi di ruang ganti
67
67. Menghadiri Undangan
68
68. Berusaha Tegar
69
69. Tetap Tersenyum
70
70. Ancaman
71
71. Butik Jadi Sasaran
72
72. Ketiduran di Butik
73
73. Merasa Aman
74
74. Gagal
75
75. Gertakan Mematikan
76
76. Kode untuk Viona
77
77. Minta Izin
78
78. Kedatangan Gladis
79
79. Menerima Karyawan Baru
80
80. Keputusan Orang Tua Ray
81
81. Viona Ngigau
82
82. Berusaha menjadi sahabat lagi
83
83. Marah teman setan
84
84. Pukulan dari Ahmad
85
85. Club lagi
86
86. Kepanikan Viona
87
87. Tingkah Viona
88
88. Melanggar Janji
89
89. Keegoisan orang tua Ray
90
90. Pamit
91
91. Anak Siapa?
92
92. Sama-sama Kecewa
93
93. Aku Bukan Pelakor
94
94. Bintang
95
95. Pernikahan Ray
96
96. Hadir diresepsi pernikahan
97
97. Kedatangan orang tua Ray di butik
98
98. Kembali dijodohkan
99
99. Lunch
100
100. Gladis Kesal
101
101. Suara Viona membahagiakan
102
102. Kerasukan Roh Jahat
103
103. Drama Gladis
104
104. Coblos duluan
105
105. Mulai Mencari Kebenaran
106
106. Secarik kertas
107
107. Mendadak Berubah
108
108. Gladis Manja
109
109. Amplop
110
110. Dia Benar-benar Menjauh
111
111. Hanya Viona
112
112. Gladis panik
113
113. Ray Mulai Akting
114
114. Bukan Jurus Kabur
115
115. Tertangkap basah
116
116. Menyusun Rencana
117
117. Firasat seorang ibu
118
118. Gagal
119
119. Kembali Menyusun Rencana
120
120. Belajar melupakan
121
121. Kepulangan Ahmad
122
122. Kebahagiaan Sesaat
123
123. Akibat Foto Tersebar
124
124. Kejahatan Mulai Terkuak
125
125. Pengakuan Gebi
126
126. Gladis
127
127. Olahraga Pagi
128
128. Pertemuan Alan, Ahmad dan Ray
129
129. Jaga Anak Kita
130
130. Pergi untuk selamanya
131
131. Kembali di Tolak
132
132. Nasehat Dari Alan
133
133. Makan Siang
134
134. Ketakutan Mami Ray
135
135. Menyesal
136
136. Seperti Monster
137
137. Tertangkap
138
138. Makan Malam Keluarga
139
139. Didikan Ibu yang Hebat
140
140. Kiblat Kami Berbeda
141
141. Jauhi Dia
142
142. Bukti kejahatan Gladis
143
143. Bagaikan Matahari dan Bulan
144
144. Wanita yang susah digapai
145
145. Viona dan Tiara
146
146. Sebenarnya Saling Membutuhkan
147
147. Teringat Masa Lalu
148
148. Ini Cara Terbaik
149
149. Kecewa
150
150. Hanya Datang, mungkin pergi lagi
151
151. Pamit & Janji
152
152. Khitbah?
153
153. Pikiranmu ternyata ditempat lain
154
154. Saran yang Bermanfaat
155
155. Habibati
156
156. Kembali Dinasehati
157
157. Bertiga Ke Butik
158
158. Nasehat dari Ina
159
159. Cukup Cinta dan Eskrim
160
160. Kesal
161
161. Terpaksa Jujur
162
162. Panik
163
163. Ragu Berakhir Kecewa
164
164. Maaf
165
165. Viona Minta Maaf
166
166. Ahmad Jadi Penyimak
167
167. Kita Sahabatan Udah Lama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!