4. Viona Cari Kerja

Malam yang dijalani oleh Ray begitu tidak beruntung, ia kewalahan menangani Alan yang terus-menerus muntah sampai ia pun ikut muntah karena bau muntah yang begitu menyengat di hidungnya.

"Kenapa kamu minum, gak biasanya" Ray heran pada sahabatnya.

"Hehehe.. biasa patah hati jadinya gelap mata" Jawabnya dengan candaan yang membuat Ray pun ikut tertawa.

"Hahaha, bro patah hati sama siapa sih? Kenapa gak pernah cerita sama aku"

"Lupakan" jawab Alan sambil mengibaskan tangannya dengan lemah disisa tenaganya.

"Namanya siapa?" Ray masih mencoba mencari tau perempuan yang membuat sahabatnya itu patah hati sampai ia nekat masuk club malam.

"L..ee" Jawab Alan terhenti karena tertidur.

Ray pun mencoba merebahkan badannya disamping Alan yang sudah pindahkan diruang tengah.

"Sepertinya aku sudah tidak sanggup membawamu dikamar Lan, jadi supaya sama kita tidur aja diruang tengah" gumam Ray lalu ia mengambil bantal dan bad cover untuk menyelimuti Alan.

"Dasar, patah hati tapi merusak diri dengan minum sampai mabuk" Ucap Ray lagi dan membaringkan diri di sofa yang tidak jauh dari Alan.

🌺

Rifal dan Marcelea berada di hotel tempat dimana mereka menyelenggarakan resepsi, Marcelea sangat bahagia dinikahi oleh Rifal, ia tidak henti-henti mengucapkan syukur dalam hatinya.

"Lea, ini masih pagi lho" Ucap Rifal melihat Marcelea yang sudah duduk disampingnya dengan senyum yang tidak luntur disudut bibirnya.

"Terima kasih bang, sudah memilih Lea jadi teman hidup abang" ucap Marcelea.

Rifal yang awal ingin kembali tidur mendengar ucapan istrinya langsung bangkit dari tidurnya.

"Iya sama-sama, tidur lagi sebelum shalat subuh" Ujar Rifal lagi lalu kembali membaringkan badannya yang diikuti oleh Marcelea.

Marcelea belum bisa memejamkan mata, seperti matanya sedang terjaga.

"Abang ajarin Lea mengaji ya, belum fasih baca Alquran" Ujarnya.

"Iya, istriku Lea, ngantuk nih tidur lagi nanti aku bangunin" Jawab Rifal yang membuat Lea seketika wajahnya merah karena malu dengan pelan mengangguk kepala.

Marcelea sebelumnya punya pacar namun untuk panggilan selembut suaminya saat ini baru ia dengar dan rasakan. Mungkin dulu bisa dibilang cinta monyet karena mereka pacaran masih jenjang sekolah menengah pertama dan mereka pisah saat masuk menengah atas, saat itu Marcelea ikut orang tuanya yang tiba-tiba pindah karena permintaan nenek Marcelea. Namun, dengan laki-laki tersebut sempat bertemu dan sama-sama saat kuliah tapi tanpa ada kalimat ingin kembali hanya tingkah lakunya yang selalu memprioritaskan Marcelea.

Di mesjid sudah adzan tanda sudah masuk waktu shalat subuh, sebagai umat muslim maka mereka berbondong-bondong untuk ke mesjid terdekat.

Rifal dan Marcelea pun bangun untuk melakukan shalat subuh. Marcelea shalat sendiri di hotel dan Rifal shalat di masjid yang kebetulan hotel yang mereka tempati berhadapan dengan masjid.

Sedangkan Alan masih ngorok yang membuat Ray tidak bisa tidur semalaman dan berakhir Ray memutuskan untuk meninggalkan Alan tidur sendiri diruang tengah.

Ray mencuci muka dan menghampiri Alan yang masih tidur dengan kaki ia juntaikan diatas sofa yang berukuran sedang.

"Apa dia gak shalat" gumam Ray lalu ia goyangkan lengan Alan.

"Lan, gak shalat? Di mesjid udah bunyi tu" kali ini Ray berkata sedikit memekik agar Alan terbangun.

"Astaga, apa ada gempa?" Tanya Alan gelagapan.

"Iya gempa, apa Tuhan mu tidak akan marah kalau terlambat shalat?" Pertanyaan Ray itu membuat Alan jengah dan sadar akan kewajibannya seorang muslim.

"Terima kasih sudah mengingatkan aku" ucap Alan lalu ia menepuk bahu sahabatnya sembari senyum.

"Kamu memang sahabat terbaikku" Ucap Alan lagi lalu ia pamit pulang subuh itu juga.

"Ray, antar ke club itu untuk mengambil motor ku" Ujar Alan lagi.

Ray melihat sahabatnya itu dengan malas dan menunjuk kunci mobil yang digantung.

"Apa?" Tanya Alan yang tidak mengerti.

"Ambil kunci mobil Lan, apa gak lihat aku ngantuk nih. Cepat, sebelum rasa malas menguasai" Ucap Ray dengan mata terpejam.

"Ini" Ucap Alan melemparkan kunci kearah Ray.

Ray dengan memaksakan badan bangkit dari sofa dan menuju depan.

"Cepat sebelum pintu rumah aku kunci" Ucap Ray lagi.

"Sensi kayak orang datang bulan" Ucap Alan lalu keluar dari rumah Ray.

Orang lain berbondong-bondong ke mesjid sementara Ray dan Alan masih adu argumen. Orang yang lewat geleng kepala melihat mereka berdua.

"Masuk Alan, aku tidak mau orang salah paham" Ucap Ray lagi.

"Hahaha, maksud kamu dikira gay.. Astaghfirullah Ray, aku masih normal" Ucap Alan lalu masuk dalam mobil.

Ray mengantar Alan sampai depan club lalu kembali memutar mobilnya kembali di rumahnya.

"Dasar gila, aku kayak barang saja ditinggal begitu saja" umpat Alan melihat mobil Ray yang melaju pergi tanpa kata sedikit pun.

Alan mengambil motornya yang ia simpan di club malam. Lalu kembali membela jalan kota menuju rumahnya sebelum ke mesjid terdekat agar tidak ketinggalan shalat subuh berjamaah.

Alan sampai dan shalat subuh di mulai, "Alhamdulillah ya Allah aku tidak terlambat" gumam Alan dengan cepat mengambil saf.

Setelah selesai shalat dan terakhir jabatan tangan dengan orang yang disebelah masing-masing.

Alan seorang anak sekitar kompleks itu, maka ia tahu siapa yang sering shalat di masjid.

"Maaf warga baru disekitar ini?" Tanya Alan dengan ramah.

"Kebetulan aku nginap di hotel depan" jawabnya lagi.

"Ohh" Jawab Alan singkat sambil manggut-manggut, "namaku Alan, kamu?" Sambung Alan

"Rifal" Jawabnya yang singkat dari Rifal.

Mereka jalan beriringan sampai depan masjid tepat motor Alan parkir. Alan kembali mengendarai motor sedangkan Rifal melanjutkan jalan menuju hotel dimana ia menginap sambil menelfon adiknya. Karena ia tahu kalau Viona kecapean kadang terlambat bangun untung shalat.

📞"Assalamualaikum dek. Udah shalat?" Tanya Rifal sambil jalan menuju hotel dimana ia menginap.

📞"Haoommm.. wa'alaikumussalam kak, shalat subuh.. udah dong" Jawab Viona yang masih mode rebahnya.

📞"Dek, dosa kalau bohong" Ucap Rifal agar adiknya itu bisa jujur padanya.

📞 "Gak bohong kak, aku ketiduran di sajadah ni, gak tau mata ini selalu mengajak aku untuk selalu tidur" Jawab Viona pada kakaknya yang membuat Rifal tertawa.

📞"Hahaha.. oke oke.. kak matiin yaa...mau ajar iparmu mengaji... assalamualaikum" pamit Rifal dengan sedikit menggoda istrinya itu.

Rifal memberi salam sebelum masuk kamar dan disana Marcelea sudah menunggu dengan mukenah masih ia kenakan.

Marcelea yang duduk disamping suaminya.

"Ajarin ngaji" Ucapnya sembari senyum lebar dengan Al-Qur'an sudah ada ditangannya.

"Apa gak masalah belajar sekarang, soalnya aku ini bukan lagi anak kecil" ucapnya lagi dengan lembut.

"Muslim sejati, dia akan terus belajar dan terus belajar apalagi itu untuk mendekatkan diri dengan penciptanya. Jadi mulai sekarang jangan malu untuk belajar agama Allah" ucap Rifal yang membuat Marcelea tertegun.

Marcelea senang mendengar itu.

"Terima kasih bang" ucapnya sembari senyum. Lalu Rifal mengajar istrinya mengaji.

🌺

Viona membersihkan rumah yang berantakan karena akad dan resepsi kakaknya itu, makanya dalam rumah kotor dan barang berserakan dimana-mana.

"Mam, apa gak bisa nih yang potong rumput panggil tukang kebun saja" teriak Viona yang sudah membersihkan dihalaman rumah.

"Sayang untuk apa panggil tukang kebun, rumput dihalaman rumah aja masih bisa kamu kerja" Jawab ibu Heti diruang tengah tidak kalah sibuk dengan Viona.

Ibu Heti sedang membersihkan vas bunga kesayangannya sedangkan lantai rumah Viona sudah pel terlebih dahulu.

"Mama ada-ada aja buatkan aku pekerjaan rumah, itu lagi masa sudah pel lantai baru bersihkan vas bunganya" gumam Viona sambil mencabut rumput yang tinggi dihalaman rumah.

Viona untuk menghilangkan rasa jenuh dihatinya, ia memutuskan untuk menyanyi.

Viona menyanyi yang awalnya shalawat siapapun yang dengar akan ikut bershalawat bukan karena suara Viona bagus tapi untuk menutupi suara cemprengnya.

Ibu Heti yang berada di teras rumah pun ikut tersenyum lucu mendengar anaknya shalawat sambil mencabut rumput.

Viona sekarang kembali menyanyi dengan suara nyaring.

"Ibu tiri hanya cinta kepada ayahku saja, bila ayahku pergi ku dicaci dan dihina"

"Heee heee, Viona doain mama ya agar cepat mati" ibu Heti tidak terima mendengar lagu yang dilantunkan anaknya.

"Astaghfirullah Mam,. Mana ada sih Ma.. aku hanya sebatas nyanyi doang" Jawab Viona yang sudah berhenti mencabut rumput sembari menoleh kearah ibunya itu..

Helaan napas Viona begitu pelan sambil mendongak keatas melihat matahari yang begitu menyilaukan mata. Viona sadar kalau dirinya saat ini seperti matahari itu, namun bedanya ia tidak mampu menyinari orang-orang disekitarnya.

Setelah selesai kerja Viona masuk kamar untuk membersihkan badan. 10 menit kemudian sudah menyelesaikan ritual mandinya lalu ia siap-siap dengan berpakaian lebih rapi dari biasanya.

Viona keluar dari kamar sambil bersenandung ria menuju meja makan.

"Maa syaa Allah.. makanan enak nih" puji Viona sambil menghirup bau masakan itu dan tidak lupa ia menarik kursi untuk duduk.

"Makan duluan yaa" Ucap Viona lagi.

"Iya, silahkan" Viona menjawab ucapannya sendiri.

Viona makan dengan santai dan tidak lupa sekali-kali cek ponselnya. Ia makan dengan lahap.

"Kok duluan sih dek" ujar Yesi dengan membawa sambal dimeja makan.

"Buru-buru kak, doain ya kak mudah-mudahan aku diterima kerja" Ujarnya.

"Cari kerja dek? Semangat, doa terbaik untukmu" Ucap Yesi.

Yesi bahagia mendengar Viona cari kerja setelah 6 bulan wisuda baru sekarang ia berinisiatif cari kerja.

Viona menganggukkan kepala sembari senyum, "terima kasih kak, beri tahu mama ya aku pergi dulu, assalamualaikum" pamitnya setelah mengecek aplikasinya dimana taksi online sudah didepan rumah.

Dalam perjalanan Viona terus berdoa mudah-mudahan ia terima kerja oleh perusahaan yang ia tuju sekarang.

🌺

Ray sekarang fokus di bengkel yang ia baru bangun beberapa bulan, memang alat-alat bengkelnya tidak selengkap bengkel lain, karena masih terbilang baru.

Ray saat ini keluar hanya untuk sekedar menghirup udara segar diwaktu pagi menjelang siang ini. Dengan motor yang ia pakai membela jalan kota yang ramai penuh kendaraan.

Ray berhenti disebuah toko alat bangunan, ia tidak tau entah kenapa motornya mengarah di toko bangunan tersebut. Ray melihat bangunan tersebut yang begitu tinggi.

"Ngapain ya aku kesini?" Monolog Ray bertanya-tanya heran dalam hati.

"Masuk aja, siapa tau ada yang menarik untuk dibeli" gumamnya lalu ia turun dari motornya, saat itu bersamaan dengan Viona yang turun dari taksi online.

Viona tanpa menoleh kiri kanan langsung jalan melewati Ray, sedangkan Ray melihat Viona spontan memanggilnya.

"Viona" Panggil Ray dengan suara lantang agar Viona dengar.

Viona menoleh dan memastikan.

"Ray kan?" Tanya balik Viona

"Iya.. ketemu lagi" Ujar Ray yang dibalas seulas senyum oleh Viona itu, "mau cari kerja ya?" Tanya Ray lagi.

"Iya, doain ya semoga lulus" Ucap Viona lagi pada Ray. Entah kenapa Viona setiap yang tanya pasti minta didoakan.

"Iya, semoga Tuhan mengabulkan"

Jawaban Ray membuat Viona berpikir sejenak, "kok Tuhan bukan Allah" batin Viona dengan menggeleng pelan lalu ia membuang napas "aahhhaa"

"Kenapa?" Tanya Ray.

"Eehh.. gak kok" Ucap Viona dengan senyum paksa, "aku pergi dulu yaa, sampai jumpa" sambungnya sambil melambaikan tangan kepada Ray dan Ray pun membalasnya dengan lambaian.

Semua kembali ke aktivitas masing-masing. Dimana Ray saat ini keliling dalam toko bangunan tanpa tujuan tertentu sedangkan Viona sudah keluar dari tempat itu.

"Viona.. Viona.. bodoh bangat sih, kenapa gak baca semua syaratnya. Hmm" Gumam Viona menggerutui dirinya sendiri sambil jalan santai dibawah sinar matahari yang semakin lama menusuk kulit.

Viona jalan tanpa tujuan, tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti disampingnya, tanpa Viona lihat siapa orangnya ia langsung menggeserkan badannya kesamping jalan.

Ray yang melihat itu langsung memanggil namanya "Viona, aku Ray"

Viona menoleh dan sedikit mengangkat wajahnya, "ya ampun Ray, aku kira siapa.. belum pulang?" Tanya Viona hanya sekedar basa-basi.

"Baru mau pulang.. Kenapa murung, putus cinta yaa?" Tanya Ray lagi lebih berani.

"Emang mukaku kentara ya kalau aku lagi murung saat ini?. Masalah pekerjaan yang membuatku seperti ini" Ujar Viona sedikit curhat.

Entah kenapa Ray tiba-tiba terlintas dibenaknya menawarkan Viona untuk kerja di bengkelnya. Meskipun aneh, bengkel yang baru di bangun beberapa bulan lalu itu.

"Gimana kalau kamu..." Ucap Ray terpotong karena ada telepon dari ponsel Viona.

"Bentar ya" Ucap Viona lalu mengangkat telepon kakaknya itu.

📞 "Wa'alaikumussalam kak.. Ooh, oke kak.. sekarang?.. oke kak.. wa'alaikumussalam" percakapan Viona dan Rifal ditelepon.

"Maaf ya Ray, aku harus pulang, assalamualaikum" pamit Viona yang sudah di jemput oleh Yesi.

Ray melihat dari jauh masuk sebuah mobil yang menjemput Viona sedangkan Ray pun kembali melanjutkan perjalanan.

Ray balik ke rumahnya dan bersantai disana sambil menikmati suasana rumah yang tidak akan lama ia tinggalkan untuk sementara.

Berbeda dengan Viona, ia dalam mobil hanya diam sambil memikirkan nasibnya yang sampai saat ini belum kerja.

"Kenapa dek?" Tanya Yesi menyadari keadaan adiknya.

"Hidup ini memang berat ya kak?" Tanya Viona dengan arah mata menyusuri jalan kota.

"Yah begitulah Dek.. semangat, baru cari kerja sudah nyerah aja"

"Gak nyerah kak, hanya semua perusahaan yang buka lowongan itu butuh pengalaman, jadi aku itu bingung harus cari kerja dimana?"

"Sabar, pasti ada pekerjaan yang membutuhkanmu. Jadi sabar dan berusaha saja" Yesi menyemangati adiknya.

Yesi dan Viona kembali diam sampai rumah, tiba dirumah istrahat dan Viona memutuskan untuk tidur siang kali ini, ia merasa kepalanya sakit memikirkan soal pekerjaan.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

Duh teduhnya bang Rifal kayak ubin masjid

2023-12-01

0

꧁ঔৣ☬HanHan☬ঔৣ꧂

꧁ঔৣ☬HanHan☬ঔৣ꧂

Sabar Vi, terus semangat ya, doa-nya jangan kendor, usahanya lebih giat 💪

2023-10-09

15

Sena judifa

Sena judifa

semoga cpt dpt kerja y vio...muara cinta kita mampir

2023-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kesibukan Viona
2 2. Ray dan Viona berkenalan
3 3. Diantar Pulang
4 4. Viona Cari Kerja
5 5. Lagi-lagi di Tolak
6 6. Bengkel
7 7. Awal Alan dan Viona Bertemu
8 8. Batal berangkat
9 9. Ulah Ray
10 10. Permata itu Viona
11 11. Saksi Bisu
12 12. Kita Berbeda
13 13. Benteng yang Tinggi
14 14. Viona Diundang
15 15. Marcelea dan orang tua Ray
16 16. Viona bertemu dengan orang tua Ray
17 17. Kode
18 18. Keberangkatan Orang Tua Ray
19 19. Merasa Diabaikan
20 20. Keceplosan
21 21. Salah Paham
22 22. Ceramah Singkat
23 23. Memutuskan untuk berhijab
24 24. Telepon dari Mami
25 25. Viona ditraktir
26 26. Jaket Hitam
27 27. Viona Kesal
28 28. Sambung Tiga
29 29. Jatuh cinta yang rumit
30 30. Bertamu
31 31. Saya Muslim Ray
32 32. Ke Restoran lagi
33 33. Eskrim favorit
34 34. Hypermart
35 35. Terhalang keyakinan
36 36. Foto
37 37. Wejangan keluarga
38 38. Rumah Sakit
39 39. Ujian Cinta
40 40. Kenapa Kita Berbeda?
41 41. Allah, Siapa Allah?
42 42. Ponakan Baru
43 43. Kecurigaan ibu Heti
44 44. Pertanyaan Ray
45 45. Tidak Mau Menyakiti
46 46. Mimpi
47 47. Belanja di pasar
48 48. Marah
49 49. Gara-gara Cincin
50 50. Mengembalikan cincin
51 51. Kerja sama
52 52. Rencana Awal
53 53. Viona Panik
54 54. Ray Membeli Cincin
55 55. Bagai Menelan Pil Pahit
56 56. Teringat Kenangan
57 57. Mencoba untuk Melupakan
58 58. Dinner
59 59. Ray Kembali
60 60. Berkedok Makan Malam
61 61. Harapan Pupus
62 62. Kembali ke Korea
63 63. Fitnah
64 64. Orang Asing
65 65. Ray Balik di Indonesia
66 66. Bersembunyi di ruang ganti
67 67. Menghadiri Undangan
68 68. Berusaha Tegar
69 69. Tetap Tersenyum
70 70. Ancaman
71 71. Butik Jadi Sasaran
72 72. Ketiduran di Butik
73 73. Merasa Aman
74 74. Gagal
75 75. Gertakan Mematikan
76 76. Kode untuk Viona
77 77. Minta Izin
78 78. Kedatangan Gladis
79 79. Menerima Karyawan Baru
80 80. Keputusan Orang Tua Ray
81 81. Viona Ngigau
82 82. Berusaha menjadi sahabat lagi
83 83. Marah teman setan
84 84. Pukulan dari Ahmad
85 85. Club lagi
86 86. Kepanikan Viona
87 87. Tingkah Viona
88 88. Melanggar Janji
89 89. Keegoisan orang tua Ray
90 90. Pamit
91 91. Anak Siapa?
92 92. Sama-sama Kecewa
93 93. Aku Bukan Pelakor
94 94. Bintang
95 95. Pernikahan Ray
96 96. Hadir diresepsi pernikahan
97 97. Kedatangan orang tua Ray di butik
98 98. Kembali dijodohkan
99 99. Lunch
100 100. Gladis Kesal
101 101. Suara Viona membahagiakan
102 102. Kerasukan Roh Jahat
103 103. Drama Gladis
104 104. Coblos duluan
105 105. Mulai Mencari Kebenaran
106 106. Secarik kertas
107 107. Mendadak Berubah
108 108. Gladis Manja
109 109. Amplop
110 110. Dia Benar-benar Menjauh
111 111. Hanya Viona
112 112. Gladis panik
113 113. Ray Mulai Akting
114 114. Bukan Jurus Kabur
115 115. Tertangkap basah
116 116. Menyusun Rencana
117 117. Firasat seorang ibu
118 118. Gagal
119 119. Kembali Menyusun Rencana
120 120. Belajar melupakan
121 121. Kepulangan Ahmad
122 122. Kebahagiaan Sesaat
123 123. Akibat Foto Tersebar
124 124. Kejahatan Mulai Terkuak
125 125. Pengakuan Gebi
126 126. Gladis
127 127. Olahraga Pagi
128 128. Pertemuan Alan, Ahmad dan Ray
129 129. Jaga Anak Kita
130 130. Pergi untuk selamanya
131 131. Kembali di Tolak
132 132. Nasehat Dari Alan
133 133. Makan Siang
134 134. Ketakutan Mami Ray
135 135. Menyesal
136 136. Seperti Monster
137 137. Tertangkap
138 138. Makan Malam Keluarga
139 139. Didikan Ibu yang Hebat
140 140. Kiblat Kami Berbeda
141 141. Jauhi Dia
142 142. Bukti kejahatan Gladis
143 143. Bagaikan Matahari dan Bulan
144 144. Wanita yang susah digapai
145 145. Viona dan Tiara
146 146. Sebenarnya Saling Membutuhkan
147 147. Teringat Masa Lalu
148 148. Ini Cara Terbaik
149 149. Kecewa
150 150. Hanya Datang, mungkin pergi lagi
151 151. Pamit & Janji
152 152. Khitbah?
153 153. Pikiranmu ternyata ditempat lain
154 154. Saran yang Bermanfaat
155 155. Habibati
156 156. Kembali Dinasehati
157 157. Bertiga Ke Butik
158 158. Nasehat dari Ina
159 159. Cukup Cinta dan Eskrim
160 160. Kesal
161 161. Terpaksa Jujur
162 162. Panik
163 163. Ragu Berakhir Kecewa
164 164. Maaf
165 165. Viona Minta Maaf
166 166. Ahmad Jadi Penyimak
167 167. Kita Sahabatan Udah Lama
Episodes

Updated 167 Episodes

1
1. Kesibukan Viona
2
2. Ray dan Viona berkenalan
3
3. Diantar Pulang
4
4. Viona Cari Kerja
5
5. Lagi-lagi di Tolak
6
6. Bengkel
7
7. Awal Alan dan Viona Bertemu
8
8. Batal berangkat
9
9. Ulah Ray
10
10. Permata itu Viona
11
11. Saksi Bisu
12
12. Kita Berbeda
13
13. Benteng yang Tinggi
14
14. Viona Diundang
15
15. Marcelea dan orang tua Ray
16
16. Viona bertemu dengan orang tua Ray
17
17. Kode
18
18. Keberangkatan Orang Tua Ray
19
19. Merasa Diabaikan
20
20. Keceplosan
21
21. Salah Paham
22
22. Ceramah Singkat
23
23. Memutuskan untuk berhijab
24
24. Telepon dari Mami
25
25. Viona ditraktir
26
26. Jaket Hitam
27
27. Viona Kesal
28
28. Sambung Tiga
29
29. Jatuh cinta yang rumit
30
30. Bertamu
31
31. Saya Muslim Ray
32
32. Ke Restoran lagi
33
33. Eskrim favorit
34
34. Hypermart
35
35. Terhalang keyakinan
36
36. Foto
37
37. Wejangan keluarga
38
38. Rumah Sakit
39
39. Ujian Cinta
40
40. Kenapa Kita Berbeda?
41
41. Allah, Siapa Allah?
42
42. Ponakan Baru
43
43. Kecurigaan ibu Heti
44
44. Pertanyaan Ray
45
45. Tidak Mau Menyakiti
46
46. Mimpi
47
47. Belanja di pasar
48
48. Marah
49
49. Gara-gara Cincin
50
50. Mengembalikan cincin
51
51. Kerja sama
52
52. Rencana Awal
53
53. Viona Panik
54
54. Ray Membeli Cincin
55
55. Bagai Menelan Pil Pahit
56
56. Teringat Kenangan
57
57. Mencoba untuk Melupakan
58
58. Dinner
59
59. Ray Kembali
60
60. Berkedok Makan Malam
61
61. Harapan Pupus
62
62. Kembali ke Korea
63
63. Fitnah
64
64. Orang Asing
65
65. Ray Balik di Indonesia
66
66. Bersembunyi di ruang ganti
67
67. Menghadiri Undangan
68
68. Berusaha Tegar
69
69. Tetap Tersenyum
70
70. Ancaman
71
71. Butik Jadi Sasaran
72
72. Ketiduran di Butik
73
73. Merasa Aman
74
74. Gagal
75
75. Gertakan Mematikan
76
76. Kode untuk Viona
77
77. Minta Izin
78
78. Kedatangan Gladis
79
79. Menerima Karyawan Baru
80
80. Keputusan Orang Tua Ray
81
81. Viona Ngigau
82
82. Berusaha menjadi sahabat lagi
83
83. Marah teman setan
84
84. Pukulan dari Ahmad
85
85. Club lagi
86
86. Kepanikan Viona
87
87. Tingkah Viona
88
88. Melanggar Janji
89
89. Keegoisan orang tua Ray
90
90. Pamit
91
91. Anak Siapa?
92
92. Sama-sama Kecewa
93
93. Aku Bukan Pelakor
94
94. Bintang
95
95. Pernikahan Ray
96
96. Hadir diresepsi pernikahan
97
97. Kedatangan orang tua Ray di butik
98
98. Kembali dijodohkan
99
99. Lunch
100
100. Gladis Kesal
101
101. Suara Viona membahagiakan
102
102. Kerasukan Roh Jahat
103
103. Drama Gladis
104
104. Coblos duluan
105
105. Mulai Mencari Kebenaran
106
106. Secarik kertas
107
107. Mendadak Berubah
108
108. Gladis Manja
109
109. Amplop
110
110. Dia Benar-benar Menjauh
111
111. Hanya Viona
112
112. Gladis panik
113
113. Ray Mulai Akting
114
114. Bukan Jurus Kabur
115
115. Tertangkap basah
116
116. Menyusun Rencana
117
117. Firasat seorang ibu
118
118. Gagal
119
119. Kembali Menyusun Rencana
120
120. Belajar melupakan
121
121. Kepulangan Ahmad
122
122. Kebahagiaan Sesaat
123
123. Akibat Foto Tersebar
124
124. Kejahatan Mulai Terkuak
125
125. Pengakuan Gebi
126
126. Gladis
127
127. Olahraga Pagi
128
128. Pertemuan Alan, Ahmad dan Ray
129
129. Jaga Anak Kita
130
130. Pergi untuk selamanya
131
131. Kembali di Tolak
132
132. Nasehat Dari Alan
133
133. Makan Siang
134
134. Ketakutan Mami Ray
135
135. Menyesal
136
136. Seperti Monster
137
137. Tertangkap
138
138. Makan Malam Keluarga
139
139. Didikan Ibu yang Hebat
140
140. Kiblat Kami Berbeda
141
141. Jauhi Dia
142
142. Bukti kejahatan Gladis
143
143. Bagaikan Matahari dan Bulan
144
144. Wanita yang susah digapai
145
145. Viona dan Tiara
146
146. Sebenarnya Saling Membutuhkan
147
147. Teringat Masa Lalu
148
148. Ini Cara Terbaik
149
149. Kecewa
150
150. Hanya Datang, mungkin pergi lagi
151
151. Pamit & Janji
152
152. Khitbah?
153
153. Pikiranmu ternyata ditempat lain
154
154. Saran yang Bermanfaat
155
155. Habibati
156
156. Kembali Dinasehati
157
157. Bertiga Ke Butik
158
158. Nasehat dari Ina
159
159. Cukup Cinta dan Eskrim
160
160. Kesal
161
161. Terpaksa Jujur
162
162. Panik
163
163. Ragu Berakhir Kecewa
164
164. Maaf
165
165. Viona Minta Maaf
166
166. Ahmad Jadi Penyimak
167
167. Kita Sahabatan Udah Lama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!