Aku Menikah Karena Hutang

Aku Menikah Karena Hutang

Episode1

" Kau harus menikahkan anakmu dengan anakku." Kata Tuan David.

Bram begitu sangat terkejut. Mendengar apa yang di katakan David padanya. Ia tidak menyangka kalau tuan David mengatakan hal tersebut. Wajah Bram tiba-tiba berubah menjadi pucat pasi. Jantungnya berdetak kencang. Tangannya gemetar. Hal tersebut membuatnya gugup dan bingung apa yang harus ia jawab kepada tuan David. Sementara ia tau ia tidak mungkin menikahkan putrinya yang masih sangat muda apa lagi dengan tuan muda Andrew yang usianya terpaut delapan tahun dengan putrinya. Terlebih lagi Bram tahu siapa Andrew. Bram sepertinya menjatuhkan putrinya ke lubang yang sangat dalam kalau menikah dengan Andrew. Akan tetapi ia tidak mampu melakukan apapun. Karena itu sudah menjadi permintaan Tuan David. Ia begitu membutuhkan bantuan tuan David

Dengan gugup dan berusaha ia mengendalikan dirinya.

" M...maksud Tuan anak saya dan Tuan muda Andrew?" Jawab Bram sedikit terkejut.

" Ya Bram aku ingin anakmu menikah dengan anakku." Kata David.

Bram tampak berfikir. Entah apa yang ada dalam benaknya. Pikirannya berkelana ke dunia luar. Ia mulai memikirkan apa akibat jika putrinya menikah dengan tuan muda yang terkenal kejam dan suka mempermainkan wanita. Dan apa juga akibatnya bila ia menolak permintaan Tuan david. ia akan kehilangan perusahaan dan segala kemewahan yang ia punya. Ingin rasanya ia membenturkan kepalanya agar bisa memecahkan masalah ini.

" Bagaimana Bram apa kau mau menikahkan anakmu dengan anakku?" Tanya David lagi. Yang mengejutkan Bram.

Bram menarik nafas panjang. Lalu memberanikan diri menatap Tuan David dengan tatapan yang penuh harapan.

" Apa..Tuan mau memberikan saya kesempatan untuk membicarakannya dengan Serly anak saya?" Kata Bram berharap David mau memberikan kesempatan untuknya membicarakan hal tersebut dengan Serly dan Dina istrinya. Bagaimanapun ia tidak bisa memutuskan sendiri hal seperti ini.

Mendengar apa yang di katakan Bram wajah David berubah. Ia mengerutkan kedua alisnya.

" Kesempatan apa yang anda minta bram. Aku sudah berbaik hati padamu. Memberikan tawaran yang luar biasa untuk melunasi hutangmu padaku. Bukan hanya itu aku pasti akan membantu perusahaan mu keluar dari masalah asal anda mau menikahkan anak anda dengan putra ku." Kata David dengan tegas.

" Tapi..tuan...." Kata Bram terpotong. Ia berusaha memohon kepada Tuan David.

" Bram.. aku memberikan anda jalan mudah untuk melunasi hutangmu. Apa lagi yang anda pikirkan. Kalau anda tidak menerima tawaran ini besok perusahaan yang kau bangun dengan susah payah itu hanya tinggal nama saja." Ancam David yang membuat wajah Bram memucat.

Bram hanya bisa pasrah dengan apa yang di inginkan Tuan David. Ia sekali lagi tidak bisa menolak. Hatinya semakin berkecamuk dalam pikirannya menimang antara keluarga dan perusahaannya. Pilihan yang sangat berat buatnya.

Ia tidak ingin hal yang buruk terjadi pada anak gadisnya dan juga perusahaannya. Akan tetapi ia tidak bisa mengambil keputusan dalam hal ini.bkeputusan yang sulit ia putuskan. Sementara Tuan David tidak memberikan kesempatan untuk menimang dan memikirkannya.

Namun tanpa di sangka.

David menarik nafas panjang. " Baiklah aku akan berikan waktu untuk anda 2 hari, beri aku jawaban dua hari lagi. Nasib perusahaan mu tergantung pada jawabanmu Bram." Kata David dengan tegas dan keputusannya tidak bisa di ganggu gugat lagi.

Bram berjalan keluar dari kantor mewah tersebut. Wajahnya tampak bimbang dan kebingungan.

" Apa yang harus aku lakukan." Gumamnya dalam hati setelah mobilnya melaju meninggalkan perusahaan Bastian corporation.Ingin rasanya ia berteriak dan memaki pada dirinya yang sudah tidak bisa menjaga keluarga dan perusahaanya. Ia merasa seperti pengecut sebagai seorang laki-laki dan seorang ayah. Ia merasa menjadi gagal sebagai manusia.

Akhirnya perasaan egois dan arogannya pun menang dalam pertarungan batinnya.

Karena sikap itu selalu ia pertahankan selama memimpin perusahaan tersebut. Bahkan Bram melakukan berbagai cara untuk memenangkan sebuah tender atau proyek. Bram adalah pria yang egois dan mau menang sendiri. Ia tidak pernah memikirkan perasaan orang lain.

" Aku tidak ingin kehilangan perusahan ku. Aku harus menikahkan Sherly dengan tuan muda Andrew hanya itu jalan satu-satunya untuk menyelamatkan perusahaan ku." Sambungnya dalam hati. Keputusan itu yang akhirnya ia ambil. Ia lebih memilih amankan perusahaannya dari pada masa depan putrinya.

Bram meminta supirnya untuk pergi kerumah. Karena hari ini ia tidak ingin pergi ke perusahaan untuk bekerja. Ia ingin langsung mengatakan hal ini kepada Sherly dan juga Dina.ia yakin Sherly tidak akan menolaknya. Karena selama ini ia telah menjadi ayah yang baik buatnya bahkan ia begitu memanjakan gadis cantik itu. Segala keinginan sherly selalu ia penuhi. Dan ia juga tahu seperti apa sifat Sherly. Selain cantik dan pintar di gadis yang pengertian dan penuh kasih sayang. Bram yakin Serly tidak akan mengecewakannya.

🌷🌷

Mobil Bram telah sampai di rumah bercat putih dengan gaya modern.

Dina yang sedang berada di halaman menyiram tanaman kesayangannya menoleh ke arah suaminya yang tidak biasanya pulang cepat. Apalagi dengan keadaan perusahaan yang seperti sekarang ini.

Dina menyapa suaminya yang sudah datang akan tetapi Bram sama sekali tidak ia dengarkan. Yang hanya ada di pikirannya adalah bagaimana menyelamatkan perusahaan yang sudah lama ia bangun dengan susah payah.

Wajah Bram tampak tegang dan kebingungan. Ia tidak menjawab pertanyaan istrinya yang menyambutnya datang. Dina diam dan berusaha tersenyum agar suasana hati suaminya tidak ikut rusak.

Bram berjalan cepat menuju ruang kerjanya seraya berkata.

" Minta Sherly menemui ku segera." Jawab Bram dan melangkah pergi.

Dina sedikit bingung kenapa suaminya pulang lebih awal dan meminta Sherly untuk menemuinya. Ingin rasanya ia bertanya kepada suaminya tentang apa yang terjadi.

Dina yakin sesuatu telah terjadi. Ada perasaan yang tidak enak mengganjal dalam hatinya. Namun Dina berusaha menepisnya. Ia tidak ingin suaminya semakin tertekan dengan keadaannya sekarang.

Dina memilih untuk menyusul suaminya sebelumnya Dina pergi ke dapur untuk membuatkan secangkir kopi untuk Bram setelah siap ia melangkah menuju ruang kerja Bram dan sesampainya di depan pintu ruang kerja suami nya ia mengetuk pintu.

Tokk...tokkk.tokk...!!

" Apa aku boleh masuk Bram?" Tanya Dina dari balik pintu.

" Masuklah " jawab Bram dari dalam.

Dina berlahan membuka pintu ruang kerja Bram dan melangkah masuk. Dina tersenyum manis saat melihat suaminya yang sedang duduk di meja kerjanya meskipun Bram tidak memperhatikannya.

Dina melangkah mendekati meja suaminya dimana suaminya duduk. Bram tertunduk seraya memijat pelipisnya dengan salah satu tangannya. Tergambar jelas dalam mimik wajahnya kalau Bram sedang dalam keadaan yang tidak baik dan ia terlihat begitu tertekan.

Dina berusaha menghibur suaminya ia tetap memasang wajah penuh senyum manis di wajahnya. Lalu ia melangkah kebelakang Bram yang sebelumnya meletakkan secangkir kopi yang ia buat dan memijat bahu suaminya dengan penuh kasih sayang.

Dina berusaha menanyakan kepada suaminya. Tentang prihal ia pulang cepat dan bagaimana keadaan perusahaan. Dina berusaha menghibur Bram yang tampak sangat tertekan. Selain itu Dina merasa penasaran mengapa suaminya meminta Serly untuk bicara dengan Bram segera. Dina berfikir kalau telah terjadi sesuatu.

Bram mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Dina yang sedang memijat bahunya dengan lembut. Ia menatap lekat wajah cantik Dina.

Bram hanya menjawab dengan singkat. Ia tetap menanyakan keberadaan Sherly kepada Dina. Hal tersebut semakin membuat Dina yakin telah terjadi sesuatu pada suaminya.

Dina semakin bingung kenapa suaminya begitu terus menanyakan keberadaan Sherly putrinya. Ada perasaan takut yang menyelimuti hati Dina.

Dengan wajah yang tetap tersenyum dan lembut Dina mengatakan kepada suaminya kalau Sherly sedang tidak ada di rumah. Sherly sedang kuliah dan belum pulang. Jadi Dina meminta Bram untuk menunggu sebentar lagi. Karena Dina tahu kalau Sherly akan pulang sebentar lagi.

Perasaan itu semakin kentara saat melihat Bram yang tampak bingung. Ada sesuatu yang penting sehingga ia harus bertemu dan ingin segera bicara dengan Sherly.

Dina mengangkat kedua alisnya. Tidak biasanya Bram pulang cepat hanya untuk bicara dengan putrinya. Dina kembali kepikiran buruknya kalau telah terjadi sesuatu dengan putrinya

" Ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan dengan Sherly Bram?" Tanya Dina yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya. Ia sedikit takut menanyakan hal-hal penting pada Bram. Namun ia memberanikan diri bertanya karena ini menyangkut Sherly putri semata wayangnya.

Bram sama sekali tidak mengindahkan apa yang di tanyakan Dina.

Pikirannya hanya fokus bahwa ia harus segera bicara dengan anak gadisnya prihal apa yang diinginkan Tuan David.

Akhirnya Dina memilih diam dan tidak lagi menanyakan hal yang membuatnya merasa penasaran.

Dina tidak ingin memaksa Bram untuk mengatakannya ia bisa tahu kalau ada hal penting yang ingin segera ia bicarakan dengan putrinya.

Dina yang memijat pundak suaminya ia tahu Bram begitu sangat stres dan tertekan dengan keadaan perusahaan miliknya. Akan tetapi Dina sama sekali tidak bisa membantu apapun karena ia tidak begitu paham dengan urusan bisnis dan sejenisnya. Yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan perhatian khusus untuk suaminya. Hanya rasa sayang dan nyaman yang bisa ia berikan untuk suaminya.

Dina berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia tidak lagi bertanya tentang suaminya yang ingin membicarakan hal penting dengan putrinya.

" Bram apa kau jadi menemui Tuan David?" Tanya Dina memulai pembicaraan dengan Bram.

" Emmm... " Jawab Bram

" Lalu...?" Dina penasaran hal apa yang sudah diputuskan antara Bram dan David.

Ia berharap ada hal yang baik setelah pertemuan mereka.

" Tunggu Sherly kembali kau pasti akan tau" jawab Bram yang membuat Dina kembali kecewa dan penasaran dengan apa yang akan Bram bicarakan dengan Sherly. Dina yakin kalau hal itu pasti berhubungan dengan pertemuan suaminya dan Tuan David hari ini. Namun ia kembali berharap kalau itu adalah berita yang baik dan bahagia.

🌷🌷🌷

Sherly yang baru saja memasuki rumahnya dan sedikit berteriak mencari keberadaan mamanya, karena kebiasaanya pulang kuliah Dina akan menyambutnya dan menanyakan bagaimana ia di kampus. Ia melangkah masuk dan ingin segera menemui Dina.

Karena Sherly akan berlari ke pelukan Dina dan memberikan sebuah ciuman yang penuh kasih sayang kepada orang yang paling berharga dalam hidupnya.

Ia mencari sosok Dina yang biasanya pasti akan menyambutnya bila ia pulang. Namun ia melihat tidak ada sosok yang ia cari

Sherly yang tidak menemukan sosok Dina karena tidak biasanya Dina tidak menyambutnya. Sherly sedikit khawatir namun segera ia tepis pikiran tersebut.

Sherly mulai berfikir positif kalau mungkin Dina sedang keluar dan tidak ada di rumah.

Sherly menghempaskan tubuhnya yang lelah setelah mengikuti perkuliahan di ruang tamu.

Ia berlahan menutup matanya.

Namun beberapa saat kemudian muncul Dina dan mendapati anak gadisnya sudah ada dirumah. Dengan segera Dina mendekati Sherly dan memberikan sebuah senyuman yang hangat kepada putri cantiknya itu. Melihat siapa yang datang Sherly begitu senang.

" Ah . Mama dari mana aja sih.. Sherly cariin dari tadi." Kata Sherly dengan manja. Lalu ia bangkit dan berlari untuk memeluk Dina.

Begitupun Dina yang segera menyambut pelukan anak gadisnya yang paling ia sayangi.

Dina tersenyum dan mencium lembut pucuk kepala putrinya.

Setelah itu mereka melangkah dan duduk di sofa. Serly menanyakan keberadaan Dina yang tidak biasanya tidak menyambutnya saat ia datang. Dina tersenyum ia mengatakan kalau ia sedang berada di ruang kerja Bram. Dan tidak mengetahui kedatangan Sherly. Dina meminta maaf kepada putrinya karena ia tidak datang menyambutnya. Dina paling tahu kebiasaan Sherly yang pulang dari bepergian ia akan bersikap begitu manja padanya.

Sherly menoleh bingung karena ia merasa aneh kalau Bram sudah pulang. Ada perasaan khawatir dalam hatinya karena tidak biasanya Bram akan pulang cepat. Ia segera menanyakan keadaan Bram yang baginya tidak wajar kalau jam seperti ini Bram sudah dirumah. Bram selaku pulang larut. Bahkan tidak pulang. Ia lebih banyak menghabiskan waktu nya di kantor untuk bekerja ketimbang berada di rumah.

Dina tersenyum hangat. Dina tahu apa yang ada dalam pikiran Sherly saat ia tahu Bram sudah ada dirumah. Lalu ia mengatakan pada putrinya kalau Bram dalam keadaan baik-baik saja. Dan Dina juga mengatakan kalau Bram ingin bicara penting dengannya.

" Bicara apa ma?" Jawab Sherly dengan penasaran dan sekaligus bingung. Karena biasanya Bram akan mengajak mereka bicara saat sedang berada di meja makan. Dan ini hal yang aneh buat Sherly karena ayahnya memintanya datang keruang kerjanya. Dan ditambah ada hal penting yang dibicarakan dengannya.

Dina menggelengkan kepalanya. Ia juga tidak bisa menjawab pertanyaan Sherly karena ia sama sekali tidak tahu apa yang akan di bicarakan Bram pada Sherly.

" Entahlah.. papa bilang hanya ingin bicara dengan mu." Jawab Dina yang membuat Sherly ikut penasaran dengan apa yang akan dikatakan Bram padanya.

Sherly bisa menebak kalau apa yang akan dikatakan Bram padanya pastilah sangat penting. Tapi Sherly tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Bram padanya. Karena tidak biasanya Bram akan mengajaknya bicara di ruang kerja. Sherly sedikit khawatir dengan apa yang akan dibicarakan Bram padanya ia juga bisa menduga kalau hal uang ingin dibicarakan Bram padanya pasti mengenai perusahaan dan sejenisnya.

" Udah... Temui papamu di ruang kerjanya papamu sudah menunggu mu sedari tadi." Kata Dina kepada Sherly. Yang bisa membaca pikiran gadis tersebut terlihat dari raut wajahnya.

Tanpa menunggu lama Sherly segera bangkit dari duduknya dan melangkah menuju ruang kerja Bram.

Sesampainya di depan pintu ruang kerja Bram Serly berhenti dan menarik nafas panjang sebelum Serly mengetuk pintu dan memasuki ruangan tersebut.

TOK..TOKK.

" Pa. Ini Sherly " kata Sherly dari balik pintu.

Kemudian Bram mempersilahkan sherly untuk masuk. Dengan senyum manis yang tersungging di bibirnya ia memasuki ruang kerja Bram.

Sherly semakin penasaran dengan ap yang di bicarakan Bram padanya. Sherly mendekati Bram dan menanyakan apakah yang dikatakan Dina benar bila Bram ingin bicara dengannya. Bram mengiyakan apa yang dikatakan Sherly padanya. Memang benar ada hal penting yang harus ia segera bicarakan dengan Sherly. Karena ini menyangkut masa depannya kelak dan kelangsungan hidup keluarga dan martabatnya sebagai pengusaha.

" Iya... Ada hal yang ingin papa bicarakan denganmu." Kata Bram yang mengangkat kepalnya dan menatap penuh kasih kepada Sherly.

Sherly sudah menduga kalau hal tersebut sangatlah penting Sherly duduk di depan Bram dan siap mendengarkan apa yang ingin Brama bicarakan padannya

Bram menarik nafas panjang sebelum ia mulai bicara. Ia tidak ingin membuat Sherly terkejut. Ia mulai bicara dengan nada lembut.

Sebelum mulai ke inti pembicaraan Bram menjelaskan dan memberi sedikit penjelasan kepada Sherly tentang keadaan perusahaanya. Berharap Sherly akan meras khawatir dan dengan cara itu Bram berfikir kalau Sherly akan menyetujui permintaanya. Bram mulai bercerita panjang lebar tentang perusahaannya yang sedang berada di ujung tanduk.

Sherly menganggukkan kepalanya. Mendengarkan apa yang diceritakan Bram padannya tentang keadaan perusahaan. Ada raut yang khawatir terpancar dari wajah cantik itu. Hati Bram sangat senang. Karena ia yakin kalau Sherly tidak akan mengecewakannya. Kemudian ia semakin memasang wajah yang penuh dengan tekanan sehingga membuat Sherly semakin khawatir dengan keadaan Bram dan perusahaan.

" Papa berharap besar padamu Sherly." Kata Bram dengan penuh penekanan dan harapan.

" Katakan pa.. apa yang bisa Serly bantu. Serly pasti akan sangat senang sekali bisa bantu papa." Jawab Serly dengan senyum manis menghiasi bibirnya

Bram menarik nafas panjang sebelum akhirnya ia bicara dan mengutarakan keinginannya. Meskipun ada setitik perasaan yang tidak tega dengan putri yang sudah ia besarkan dengan penuh kasih sayang ini. Namun kembali lagi perasaan egois kembali memenuhi hati nya. Membuat ia menjadi orang tua yang arogan dan tidak peduli dengan perasaan Sherly yang merupakan keluarganya. Dengan penuh keyakinan Bram mengutarakan maksudnya ingin bicara dengan Sherly. Dan ia juga yakin seribu persen kalau Sherly tidak akan mengecewakannya.

" Papa minta kamu menikahi Tuan muda Andrew." Kata Bram.

Duaarrrr.....!!!!!!

Mendengar apa yang dikatakan Papanya Sherly begitu terkejut. Bagaikan petir yang menyambar hati Sherly. Sherly tidak menyangka Papanya meminta hal tersebut padanya. Sementara Papanya tahu kalau ia masih sangat muda untuk menikah. Ia hanya ingin fokus pada kuliahnya dan ia ingin menyelesaikan pendidikannya untuk bisa menjadi desainer terkenal. Wajah Sherly sedikit kecewa dengan permintaan Bram.

Sherly menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Bram.

Sherly menolak tegas apa yang jadi keinginan Bram. Sherly tidak ingin menikah muda dan mengorbankan cita-citanya. Sherly bersikeras menolaknya. Akan tetapi Bram tidak mau mengalah ia tetap meminta Sherly untuk menikah. Ia bersikeras untuk tetap menikahkan Sherly dengan Andrew. Bram sudah tidak peduli lagi dengan masa depan putrinya saat ini. Baginya cinta akan datang dengan sedirinya seiring waktu berjalan. Bram semakin murka dan marah karena Sherly tetap tidak mau menyetujui pernikahan tersebut. Meskipun Bram beralasan ini karena. Keadaanya.meskipun Sherly sudah menangis dan memohon pada Bram untuk membatalkan niatnya untuk menikahkannya.

Sherly menangis menjadi-jadi ia benar-benar tidak menyangka kalau Bram tega melakukan hal tersebut padanya.

Sherly berfikir kalau Bram telah menjual nya kepada tuan David demi menyelamatkan perusahaan nya sendiri.

Ribuan jarum menusuk hati Sherly. Permohonan Bram sama sekali tidak bisa ia penuhi. Serly sangat kecewa. Sherly berfikir Bram sudah mendorongnya ke jurang yang dalam.

" Bukan menjual nak..tapi membantu papa, hanya itu satu-satunya cara untuk bisa menyelamatkan perusahaan papa. Papa minta sama kamu Sherly jangan menolak nya akibatnya akan fatal." Kata Bram dengan tegas. Bram sudah di kuasai rasa egois dan arogannya. Ia sudah tidak peduli dengan hati gadis di depannya yang sudah menangis. Ia tidak peduli lagi bagaimana nanti kalau Sherly menikah di usia yang masih sangat muda.

Sherly menundukkan kepalanya cairan bening itu sakin deras membasahi pipi putih miliknya. Hatinya sakit seperti ribuan pedang menyayat hatinya. Dadanya terasa sesak. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dipikirkan oleh Bram. Seorang ayah akan melakukan hal yang baik untuk melindungi putrinya tidak menjerumuskannya demi egonya.

" Sherly nggak mau pa.. serly tidak kenal dengan anak Tuan David." Kata Sherly lirih. Ia takut karena orang yang akan menjadi suaminya sama sekali tidak ia cinta atau pun mengenalnya. Bagaimana kehidupannya nanti setelah ia menjadi istri orang asing.

Bram semakin murka. Ia mulai marah dan kesal karena Sherly menolak keinginannya. Awalnya ia sangat yakin kalau Sherly anak yang akan berbakti pada orang tuanya dan Sherly tidak akan mengecewakannya namun semuanya hanya imajinasinya dan kini Sherly menolak keinginannya. Bram sangat marah sehingga membuatnya naik pitam.

Bram seperti gunung api yang siap meledak. Nafasnya memburu cepat karena marah.

" Masalah saling kenal bisa kamu lakukan nanti setelah menikah." Ujar Bram kesal dengan nada tinggi, yang ia inginkan hanyalah Sherly menyetujui permintaanya dan perusahaanya akan aman dan jauh dari kebangkrutan. Ia tidak ingin kehilangan kemewahan yang telah susah payah ia gapai.

Serly semakin terisak ia tetap dengan pendiriannya. Ia berfikir kenapa orang tuanya sendiri tega melakukan hal sekejam itu.

Padahal Bram tahu seperti apa keinginan Sherly. Ia sangat ingin menjadi orang yang bisa di banggakan dengan cara meraih cita-cita yang sudah lama ia inginkan.

Makanya Sherly berusaha keras untuk belajar dan selalu menjadi yang pertama.

Bram terdiam dan menahan rasa marahnya karena penolakan Sherly. Matanya semakin menatap tajam Sherly yang sudah menangis.

Bram sudah di penuhi dengan api amarah yang telah membara hebat dalam dirinya ia tidak lagi peduli hal lain apalagi perasaan Sherly. Kini yang penting buatnya hanyalah keselamatan perusahaan dari kebangkrutan dan membuatnya jatuh miskin.

Sherly semakin tidak bisa menahan perasaannya yang kecewa dan sakit. Ia trus menolak bahkan ia mengatakan lebih baik hidup susah nantinya daripada harus menikah di usia yang sangat muda dan dengan orang yang sama sekali tidak Sherly kenal dan apa lagi mempunyai perasaan seperti cinta.

Bram terus memaksa Sherly dan menjelaskan kepada Sherly kalau semua yang ia lakukan semata-mata untuk kepentingan bersama. Padahal dalam hatinya sudah buta oleh kekuasaan dan kemewahan

Sherly menangis sejadi-jadinya. Ia tidak mau menuruti keinginan Bram yang baginya tidak masuk akal.

" Papa tahu Sherly masih kuliah umur serly baru 18 THN bagaimana papa bisa meminta Sherly menikahi pria yang serly nggak kenal. Apa karena dia anak orang kaya pa?" Teriak Sherly di sela tangisannya.

" Jaga bicaramu Sherly" bentak Bram semakin marah

" Lalu apa pa..kalau papa sayang anak papa nggak mungkin lebih memilih perusahaan dan mengorbankan anak papa sendiri" teriak sherly pilu

Plakk....

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Sherly.

Pipi mulus itu berubah merah karena tamparan itu. Sherly terdiam rasa sesak dalam. Hatinya semakin membuatnya tidak bisa bernafas. Namun Bram tidak berhenti dan tidak menaruh rasa belas kasihan padanya ia tetap dengan pendiriannya.

" Ini papa lakukan demi kamu Dan mama mu demi kita semua. Apa kau tidak mau berkorban demi keluarga setelah apa yang aku lakukan untuk mu dan mama mu aghh...." Hardik Bram semakin marah.

Sherly memegang pipinya yang memerah. Ini pertama kalinya Bram menamparnya.

" Papa jahat..!" Teriak Sherly dan berlari keluar meninggalkan Bram dengan amarahnya.

Sherly berlari dengan berlinang air mata dan pipi merah bekas tamparan Bram di wajahnya.

Dina yang mendengar keributan segera menghampiri Bram di pintu . Dina hendak membuka pintu ruang kerja Bram namun sudah dibuka lebih dulu oleh Sherly yang sudah menangis. Dina terkejut melihat putrinya seperti itu. Kemudian Sherly melangkah pergi meninggalkan Dina yang mematung.

Dina melangkah masuk mendekati Bram. Dina sudah tidak bisa menahan rasa penasaran dengan apa yang terjadi antara Bram dan Sherly. Ini pertama kalinya Dina melihat kedua ayah dan anak itu bertengkar. Entah apa yang sedang di bahas sehingga mereka seperti itu. Dina sama sekali tidak tahu.

Dina berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka berdua. Namun bukan jawaban yang ia dapat melainkan tatapan membunuh yang terpancar jelas dari mata Bram yang sudah merah karena saking kesalnya. Bram meminta Dina untuk mengajari Sherly bagaimana cara balas Budi kepada orang yang telah merawat dan membesarkannya. Apa lagi Sherly selalu di manja oleh Bram. Ia di berikan kehidupan yang mewah dan nyaman sejak kecil.

Mendengar itu Dina begitu terkejut ia tidak menyangka kalau Bram akan mengatakan hal tersebut kepadanya tenteng putrinya. Dina tidak menyangka kalau Bram akan menuntut balas Budi atas apa yang telah ia lakukan padanya dan putrinya.

Tetes air mata mulai keluar dengan tenang membasahi pipi Dina. Hatinya begitu terluka mendengar semua dari mulut suami yang selama ini mendampinginya dan menerima segala nya yang ada di dirinya. Rasa arogan menguasai benak pikiran Bram saat ini sehingga kata-kata pedas dan menyakiti hati terlontar dari mulut Bram.

Dina masih tidak mengerti apa penyebab Bram sampai berkata sekejam itu kepadanya tentang Serly. Dina berusaha bertanya pada Bram dan berusaha mencari penyebabnya.

" Aku ingin Serly menikahi anak Tuan David." Jawab Bram lantang tanpa beban. Ia sudah tidak memikirkan hati dan perasaan Dina setelah mengatakan ini. Yang ada dipikirannya hanyalah perusahaan. Dan bagaiman caranya keluar dari masalah ini.

" Apa...!!!? Bram Sherly masih muda dan baru kuliah. Apa kau gila." Dina mulai kesal dan kecewa mendengar apa yang di katakan Bram.

" Aku lakukan ini demi kita semua Dina!" Bentak Bram murka

Dina tidak menyangka laki-laki yang sudah lama menjadi suaminya akan tega melakukan hal sekecil ini demi harta dan perusahaan.

Yang lebih tidak Dina sangka Bram sudah mengungkit masa lalu yang sudah lam Dina sembunyikan. Kebenaran yang tidak pernah Sherly ketahui. Sakitnya hati Dina saat Bram menuntut anak gadisnya untuk berbalas Budi. Yang selam ini Dina tau Bram pria yang baik dan begitu sayang kepada Sherly. Namun saat seperti ini ia lebih memilih perusahaan dari pad anak nya.

Dina semakin yakin kalau apa yang Bram lakukan ini bukanlah semata-mata demi dirinya dan Sherly akan tetapi demi keutuhan perusahaan yang hampir bangkrut. Bram laki-laki yang egois dan arogan. Setelah mengetahui semuanya Dina menolak dan tidak mendukung apa yang ingin Bram lakukan. Karena itu adalah perbuatan yang salah. Ia bukan menyelamatkan keluarga seperti katanya namun malah mengorbankan keluarganya. Dian berusaha menjelaskan semuanya namun tidak pernah didengarkan oleh Bram yang sudah dikuasai amarah dan sifat arogannya.

Bram kesal karena Dina juga tidak mau mendukung dan mengerti akan dirinya

" Yaa... Ya ... Benar ini egoku. Karan aku takut kehilangan perusahaan dan semua yang sudah aku miliki dan kau nikmati bersama Sherly." Jawab Bram yang membuat Dina seperti di tembak ribuan panah.

Dina begitu terkejut dengan apa yang dikatakan Bram suaminya setelah 19 THN menikah ini pertama kalinya Bram mengatakan hal itu kepadanya. Kemana perginya Bram pria baik yang menikahinya dengan penuh kasih sayang. Pria yang selalu menyayangi keluarganya. Pria yang mencintai anak dan istrinya.

Semuanya hilang karena perusahaan dan harta

Terpopuler

Comments

Desi Sonora Sitorus

Desi Sonora Sitorus

kebanyakan intro nya

2024-05-17

1

Attaqia Erlita

Attaqia Erlita

b

2023-03-03

3

lihat semua
Episodes
1 Episode1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 pengumuman
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Episode1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
pengumuman
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!