" David yang baru saja menginjakkan kakinya di sebuah rumah mewah bak istana itu. David menanyakan keberadaan Andrew kepada Budi sopir pribadinya.
Budi mengatakan kalau Andrew kebetulan ada dirumah dan ia sedang berada di kamarnya untuk istirahat. Kemudian David meminta Budi untuk memberitahukan Andrew kalau David ingin bicara dan menunggunya di ruang kerjanya.
Budi bergegas menuju kamar pribadi Andrew karena ia tadi melihat Andrew ada di rumah dan ia paling tahu kalau tuan mudanya ada di rumah pasti ia kan berada di kamarnya untuk istirahat.
Orang tua dan anak ini jarang bertemu karena mereka sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing. Meskipun mereka mengelola perusahaan yang sama namun Andrew diberi kesempatan untuk memegang salah satu anak perusahaan Bastian corporation.
Setelah berada di depan kamar tuan mudanya Budi mengetuk pintu. Ia mulai bicara setelah mendapat jawaban dari dalam. Budi segera mengatakan kalau tuan David ingin bicara dengan Andrew dan beliau sudah menunggunya di ruang kerja.
Setelah menyampaikan pesan David Budi meninggalkan kamar tersebut dan menuju dapur untuk membuat kopi. Ia tinggal menunggu perintah tuan nya dan sambil menunggu ia memutuskan untuk istirahat.
🌷🌷🌷🌷
David ingin segera mengatakan hal ini pada Andrew karena ia tahu ia pasti akan sulit untuk membujuk putra bandelnya itu. Ia akan melakukan berbagai cara untuk membuat Andrew menyetujui permintaanya. David ingin Andrew mulai bertanggungjawab dengan hidupnya dan berhenti bermain-main.
Sementara itu Andrew melangkah keluar kamarnya ia menuju ruang kerjanya. Andrew merasa sedikit aneh karena tidak biasanya ayahnya mengajaknya bicara di rumah. Ia yakin hal tersebut pasti sangatlah penting pikirnya. Karena ia tahu ayahnya tidak akan membicarakan masalah pekerjaan di rumah. Andrew tidak bisa menebak apa yang akan ayahnya bicarakan ia yakin juga ini pasti masalah di luar pekerjaan. Dengan rasa penasaran Andrew melangkah menuju ruang kerja ayahnya tersebut.
🌷🌷🌷
" Kenapa papa mencari ku." kata Andrew yang sudah berada di ruang kerja Papanya.
Andrew melangkah masuk mendekati ayahnya yang sudah menunggunya di ruang kerjanya. Degan gaya arogannya ia duduk tepat di depan ayahnya. Ia sudah tidak sabar mendengar apa yang akan di bicarakan ayahnya padanya.
Melihat Andrew datang David mengangkat wajahnya dan menatap datar putranya yang sudah duduk di hadapannya. Tanpa banyak basa basi David langsung ke inti pembicaraan.
" What.... papa serius.." jawab Andrew dengan mata terbuka lebar dan sedikit tertawa kecil tanda menyepelekan apa yang dikatakan ayahnya padanya.
David ikut tertawa kecil ia paling paham dengan sifat Andrew dan ia tahu Andrew sangat bisa ia kendalikan. Meskipun Andrew laki-laki yang arogan, dingin dan cuek akan tetapi bila menyangkut David Andrew akan menurut seperti anak bayi. David kembali mengatakan sekali lagi dengan tegas apa yang jadi tujuannya ingin menemui Andrew. David bukan tipe ayah yang akan bicara kalau tidak ada perlu. Tatapan David berubah saat Andrew kembali menanyakan keinginannya untuk menikahkannya dengan anak ingusan. Sementara David tahu seperti apa putranya ia pasti tidak ingin menikah dan menjalin sebuah hubungan yang serius.
David menganggukkan kepalanya. Ia menatap serius kearah Andrew. David sama sekali tidak main-main dengan apa yang di katanya.
Andrew tertawa kecil. Melihat ekspresi wajah David yang serius. Andrew tahu betul kalau ayahnya tidak akan memintanya untuk menikah. Karena Andrew tahu betul David tahu alasannya.
" Are you crazy pa... bagaimana papa bisa memintaku menikahi anak ingusan. Dan papa tahu aku tidak akan menikah." jawab Andrew masih dengan wajah bercandanya. Namun tetap dengan gaya cool nya.
David serius dan memasang wajah datar. Ia menarik nafas panjang. David berusaha sabar dan memberi pengertian kepada putranya itu ,Namun Andrew sama sekali tidak peduli dengan apa yang diinginkan ayahnya. Ia bersikeras dengan keinginannya yang tidak akan menikah. Meskipun umurnya kini telah menginjak 26tahun umur yang mungkin boleh dikatakan matang untuk menikah. Sementara David menginginkan anaknya menikah dan segera memberikan cucu untuknya.
Di umurnya yang sudah tidak muda lagi bahkan dikatakan tua ia ingin menikmati bermain bersama seorang cucu. Maka dari itu David sangat menginginkan Andrew segera menikah dan memiliki anak. Itu akan membuat hidup David sedikit memiliki cahaya dan warna dalam hidupnya yang datar.
Meskipun ia seorang yang sukses bahkan sangat kaya raya. Ia selalu kesepian dan merasa seorang diri. David hanya memiliki Andrew dalam hidupnya.
" Lalu kenapa papa memintaku menikah.. apa lagi dengan gadis ingusan seperti anak Bram." Potong Andrew dan tidak menyangka dengan permintaan Papanya yang di luar logika buatnya.
Andrew sama sekali tidak suka dengan ide ayahnya.
David bersikeras meminta Andrew untuk tetap menikah. Meskipun Andrew menolak dengan cara apapun. David akan melakukan apapun demi Andrew menyetujui pernikahan yang telah ia rencanakan. David tidak ingin anaknya terus seperti ini. Dan ia ingin melihat Andrew bahagia. Keinginannya di usia tuanya tidak lain adalah bahagia bersama cucunya.
David tidak ingin Andrew menghabiskan waktu dengan tetap bermain-main dengan wanita yang tidak jelas.
David berusaha kembali meyakinkan Andrew bahwa pernikahan tidak seperti yang ia pikirkan. David ingin merubah pikiran yang sudah lama membuat Andrew berubah jadi seorang pria yang kejam dan tidak percaya akan cinta dan pernikahan.
Sebenarnya Andrew adalah pria yang baik dan penuh kasih sayang karena sesuatu di masa lalu ia tumbuh menjadi ceria yang dingin dan tak percaya dengan hubungan serius seperti pernikahan.
Andrew semakin kesal karena paksaan David dan berusaha merubah pikirannya. Andrew tidak suka David memaksanya untuk menerima hubungan yang selama ini m membuatnya sedih dan terpuruk. Andrew tetap bersikeras untuk menolak keinginan David. Dan menjelaskan kalau ia tidak ingin menjalin hubungan yang serius karena hubungan seperti sebuah pernikahan akan membuat nya sengsara dan sedih.
" Andrew cukup... cukup dengan semua permainan gila mu dan cukup sudah kau bermain dengan wanita di luar sana.
"Hentikan !" Jawab David mulai kesal dan marah dengan sikap keras kepala Andrew.
" Tidak pa.... Aku akan tetap dengan keputusanku. siapapun tidak bisa merubahnya." Ucap Andrew tetap dengan pendirian dan keteguhan hatinya.
David semakin marah dan kesal ia meninggikan suaranya dan mengatakan kalau Andrew harus tetap menikah. Pada akhirnya David mengeluarkan senjata pungkasnya untuk mengancam Andrew. Yaitu menarik semua pasilitas yang ia berikan bahkan perusahaan yang ia pegang. Dengan cara seperti ia bisa menaklukan Andrew yang luar biasa keras kepala.
David tersenyum menang. Ia yakin Andrew akan mengalah dan menuruti keinginannya.
" wah... pa...! apa papa serius.." kata Andrew tidak percaya dengan keputusan papanya.
Andrew merasa frustasi karena keinginan ayahnya terlebih lagi ayahnya sudah mengeluarkan jurus terakhirnya yang membuatnya tidak bisa berkutik lagi.
Ayah dan anak itu sama-sama keras kepala tidak ada yang mau mengalah dalam hal membuat keputusan.
" Pikirkan itu Andrew." jawab David tegas
Namun dalam hatinya ia tersenyum menang lalu meninggalkan Andrew yang mematung dan diam. Wajahnya tampak kesal dan frustasi dengan apa yang ia katakan. David tahu betul Andrew meskipun demikian ia tetap sangat menyayangi Andrew.
David sangat mengenal anak semata wayangnya. Meskipun ia begitu nakal diluar sana akan tetapi ia tahu kalau Andrew tidak akan membuatnya kecewa.
David tau cara mengendalikan Andrew. Ia tidak bisa hidup tanpa kemewahan. Karena dengan kemewahan yang ia punya ia bisa bermain dengan banyak wanita diluar sana.
Andrew begitu kesal dengan apa yang dikatakan Papanya. Ia tidak menyangka kalau papanya akan memaksanya untuk menikah sementara itu papanya tau betul kenapa Andrew tidak ingin menikah dan sangat membenci cinta.
🌷🌷🌷
Dengan langkah kesal ia melangkah masuk kedalam kamarnya ia masih tidak percaya dengan apa yang jadi keinginan ayahnya itu. Baginya itu benar-benar ide yang gila. Entah bagaimana kehidupannya nanti setelah memiliki seorang istri.
Akan tetapi ia berusaha menghibur dirinya kali istri ingusannya nanti tidak akan bisa mengendalikan nya apa lagi melarangnya untuk melakukan apapun. Andrew tersenyum jahat. Menikah bukan berarti semuanya berakhir. tidak bagi Andrew.
Namun ia kembali mengingat kalau image nya sebagai sang Casanova akan lenyap begitu saja. Statusnya pasti akan berubah menjadi pria beristri.
Ahhh... Andrew semakin dibuat sakit kepala memikirkan hal tersebut ia seperti akan terjun dari ketinggian ribuan meter. Dan akhirnya akan mati di bawah sana. Ia tidak ingin merubah statusnya itu akan membuatnya menjatuhkan harga diri dan menelan ludahnya sendiri. Karena tiap kali ada wanita yang ingin mendekat dan menjadi istrinya ia kan mengatakan kalau menikah akan membuang waktu dan tidak berguna. Namun kenyataanya ayahnya kini memaksanya menikah dan melanggar janji hatinya.
" Stev... cari tau anak Bram dan temukan aku dengannya." kata Andrew dengan Steven sabat sekaligus asistennya di kantor.
Wajah Andrew tampak kesal dan sedang menahan marah karena apa yang akan terjadi padanya selanjutnya padanya setelah apa yang jadi keinginan ayahnya tersebut.
(" Wee... ketemu barang baru lagi broo" kata Steven dari seberang sana) Steven tersenyum miring melihat apa yang dipikirkan tentang Andrew. Ia sangat mengenal sahabat sekaligus boss nya ini. Apabila sedang kesal ia akan mencari wanita untuk melampiaskannya.
" Bukan urusan Lo. Cari tau dan bawa padaku segera. Ato Lo mau Gue pindahkan kerja di kutub Utara bareng para beruang aghh...!!!" perintah Andrew yang sedikit kesal dengan apa yang dikatakan Steven.
( " Siap pak boss") jawab Steven yang pasrah dengan perintah Andrew yang tak akan bisa ia tolak. Kalau ia sampai tidak menuruti keinginan Andrew ia pasti akan celaka dan ancaman Andrew tidak pernah main-main.
Andrew mengakhiri pembicaraan di telefon. Ia melempar begitu saja handphone di sembarang tempat karena kesalnya. Ia teringat akan apa yang dikatakan David. Permintaan yang begitu sulit buatnya. Sebuah kenangan yang membuatnya membenci cinta dan hubungan serius.
Dengan senyum jahatnya ia mulai menyusun rencana untuk bisa membatalkan keinginan David. Mungkin dirinya sendiri tidak bisa tapi bukan Andrew namanya kalau sampai tidak bisa melarikan diri dari masalah yang buatnya sangat tidak masuk akal.
Andrew berencana akan bicara dengan Sherly. Ia akan melakukan berbagai cara untuk membuat Sherly menjauh dan membatalkan pernikahan ini. Karena menikah butuh persetujuan dua pasang manusia kalau salah satunya menolak dengan sangat dipastikan pernikahan akan batal. Andrew tersenyum senang bila mengingat rencananya yang ia yakini pasti akan sangat berhasil.
Ia akan membuat Sherly menyerah akan pernikahan ini. Dan akan membuatnya takut untuk menikah dengannya.
Andrew merasa sedikit ada cahaya terang. Ia yakin ia kan. Isa membuat Sherly menyerah kan pernikahan ini. David tidak akan Bisa melakukan apapun kalau Serly membatalkan dan menolak pernikahan ini
" Siap-siap gadis ingusan." gumam Andrew dengan senyum jahatnya. Ia merasa sangat senang saat memikirkan apa yang akan ia lakukan pada Sherly.
" Mulailah bermain Andrew" batinnya senang.
🌷🌷🌷
Keesokan harinya...
Di sebuah kampus ternama. Sherly sedang asik dengan buku-buku dihadapannya. Ia berusaha melupakan apa yang terjadi semalam.
Tentang permintaan Bram. Dalam pikirannya masih ada sesuatu yang mengganjal.
Tentang sebuah balas Budi. Apakah seorang ayah akan menuntut balas Budi pada anaknya sendiri. Sherly sama sekali tidak bisa mengerti dengan maksud Bram.
Sherly kembali berusaha membuang jauh-jauh tentang pikiran yang membuatnya bertengkar dengan Bram untuk pertama kalinya.
Dan untuk pertama kalinya juga Bram menampar Sherly. Bram bersikap begitu kesal padanya.
Sherly begitu sedih bila mengingat itu semua. Kemudian salah satu temannya memberitahukan kalau ada yang mencarinya dua pria dengan setelan jas lengkap. Sherly tampak bingung siapa yang mencarinya.
Ia bertanya kepada Sandra tentang siapa yang mencarinya. Sandra menggelengkan kepalanya. Ia sendiri tidak tahu siapa yang mencari Sherly. Karena saat hendak menuju kelasnya ia di hadang dua orang berpakaian jas hitam lengkap menanyakan keberadaan Sherly yang kebetulan adalah sahabatnya sendiri. Sandra berusaha bertanya ada keperluan apa mereka mencari Sherly. Namun dua orang tersebut tidak mau memberitahunya. Mereka hanya mengatakan untuk bertemu Sherly dan itu sangat penting.
Sandra sedikit menaruh rasa curiga sehingga ia buru-buru mencari Sherly.
Tanpa menunggu lama serli segera keluar dari kelasnya ia melangkah menuju parkiran kampus. Suasana kampus sangat ramai banyak mahasiswa yang berlaku lalang Disana. Banyak mata juga yang memandangnya. Terutama kaum hawa. Yang begitu mengagumi sosok Sherly yang cantik dan manis.
Namun Sherly sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya . Ia hanya fokus mencari orang yang ingin bertemu dengannya . Sampailah ia di parkiran kampus. Disana sudah terparkir mobil mewah hitam. Sherly mengerutkan keningnya ia sama sekali tidak mengenal dua orang yang sedang berdiri Disana. Untuk menghilangkan rasa penasarannya ia mendekati dua pria tersebut dengan perasaan yang sedikit takut.
" Nona Sherly?" tanya seorang pria dengan setelan jas hitam saat melihat gadis sedang berjalan mendekati mereka.
" Iya saya sendiri. Anda siapa ya?" Jawab Sherly sedikit ragu. Ia sama sekali tidak mengenal siapa mereka dan mengapa mereka ingin menemuinya.
Salah satu pria tersebut meminta serli untuk ikut dengannya dan mempersilahkan Sherly untuk masuk kedalam mobil yang ada di depannya tersebut. Sherly melangkah mundur ia menarik nafas agar kembali tenang.
Jantungnya berdetak kencang ia sedikit takut kalau dia orang ini akan berbuat jahat padanya. Namun ia kembali berfikir andai orang ini jahat ia pasti akan langsung memaksa Sherly untuk masuk dan ikut dengan mereka tapi dari cara mereka yang sopan mereka bukan orang yang jahat. pikiran nya berdebat dengan hebat di dalam otaknya. Akan tetapi Sherly tidak boleh gegabah. Ia harus tenang dan waspada dengan keadaan saat ini.
" Kemana?" Sherly sedikit takut karena ia tidak tau siapa dia pria ini. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya.
Namun pria tersebut kembali meminta Sherly dengan sopan bahwa mereka hanya menjalankan tugas dari seseorang. Dan tidak akan berbuat yang macam-macam pada Sherly. Ada rasa lega yang tersirat di hatinya. Ia meyakinkan dirinya bahwa dua pria ini tidak akan berbuat macam-macam pada dirinya.
( " Siapa mereka. Apa mereka orang suruhan Papa?" ) gumamnya dalam hati. Ia merasa sedikit aneh dengan kedatangan dua orang yang tiba-tiba,akan tetapi ia kembali teringat akan kejadian semalam. Sherly berfikir kalau Bram yang mengirim mereka. Serli pikir Bram merasa bersalah dan akan memintanya datang menemuinya. Sherly tersenyum dalam hati.
Dua pria tersebut menatap Sherly yang sedikit bingung karena Sherly hanya diam tidak mau masuk kedalam mobil tersebut seperti permintaan mereka.
" Nona bisa ikut kami. Kami tidak akan berbuat jahat kepada Nona kami hanya menjalankan perintah dari Tuan." kata pria berjas hitam dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
Dua pria tersebut berusaha untuk meyakinkan Sherly bahwa mereka bukan orang jahat.
Sherly menarik nafas dalam-dalam. Ia hanya akan bisa menurutinya. Ia juga tidak akan terus-menerus marah pada Bram yang notabene adalah orang tua yang sangat menyayangi nya.
( " Ini pasti ulah papa) batinnya kembali meyakinkan dirinya.
" Baiklah.. aku tidak akan menyulitkan kalian. Aku akan ikut dengan kalian." jawab Sherly. Dan menuruti dua orang pria tersebut dan masuk kedalam mobil.
Kemudian kedua pria tersebut mempersilahkan Sherly masuk ke dalam mobil. Lalu mereka berdua masuk kedalam mobil.
Dan mobil tersebut mulai melaju menembus jalanan yang padat akan kendaraan.
🌷🌷🌷🌷
Di perjalan...
Sherly sama sekali tidak mengatakan apapun di dalam mobil. Matanya menatap luar jendela mobil. Ia mulai memikirkan hal yang terjadi kemarin. Ini pertama kalinya Sherly melawan dan berdebat dengan Bram. Apalagi Bram sampai menamparnya. Kali ini ia mau datang menemui Bram. Itu bukan berarti ia mau menerima keputusan Bram ia berharap Bram berubah pikiran.
Sherly masih tidak mau menerima permintaan Papanya untuk menikahi anak Tuan David.
Ia tidak kan menyia-nyiakan waktu untuk mengejar cita-cita nya.bkarena itu adalah hal yang paling ia inginkan dalam hidupnya. Ia ingin menjadi orang yang berguna buat keluarganya. Dengan cara itu ia ingin membahagiakan kedua orang tuannya.
🌷🌷🌷🌷
Beberapa saat kemudian ia sudah sampai di sebuah hotel mewah berbintang 5. Suasana parkiran sangat ramai oleh pengunjung hotel. Dua orang tersebut mempersilahkan Sherly untuk turun dan mengikuti nya. Sherly berfikir..
( " Kenapa Papa ingin menemui ku di hotel. ohhh.. mungkin papa habis ketemu kliennya dan sekalian ingin makan siang denganku.) batinnya senang.
Ia berharap Papanya menyerah dengan keinginannya. Bagaimana pun Papanya begitu sangat menyayangi nya.
Dengan perasan bahagia Sherly berjalan mengikuti dua orang tersebut. Ia bahagia dengan pikirannya sendiri.
Selama perjalanan menuju lobi hotel banyak mata yang melihat Sherly mereka begitu kagum dengan kecantikan gadis tersebut. Banyak juga yang iri dengan kecantikan Sherly dan parasnya yang ayu. Namun Sherly sama sekali tidak peduli ia sudah terbiasa dengan semua itu. Kemanapun ia pergi ia selalu menjadi pusat perhatian banyak orang.
Sherly di pandu oleh kedua bodyguard tersebut memasuki sebuah ruangan besar yang seperti restoran. Matanya mulai mencari sosok Papanya.
🌷🌷🌷🌷
Di sebuah meja besar tampak dua pria sedang duduk. Suasananya sangat tenang. Karena tidak ada pembicaraan antara mereka berdua. Senyum Bram terbit saat melihat sosok Sherly datang mendekatinya
Sherly akhirnya diantar ke tempat dua pria tersebut. Yang salah satunya adalah Papanya. Sherly tersenyum manis pada papanya. Namun tiba-tiba senyumnya hilang saat melihat seorang pria paruh baya juga duduk Disana dengan ayahnya. Ada perasaan yang tidak enak menyelimuti hatinya. Akan tetapi ria tersebut malah tersenyum ramah padanya.
" Selamat datang cantik." Sapa seorang pria paruh baya yang meski terlihat sudah berumur namun masih tetap tampan. Ia sangat senang dengan kehadiran Sherly yang sedari tadi sudah dinantinya.
Sherly mengangguk. Dan ia melirik Papanya yang tidak mengatakan apapun. Bram hanya tertunduk ia berharap Sherly tidak akan mengatakan apapun apalagi sampai menolak apa yang akan dikatakan David. Itu akan membuatnya celaka.
David tersenyum manis dan ramah ia mengulurkan tangan kepada Sehrly. Kemudian David memperkenalkan siapa dirinya kepada Sherly.
Sherly yang membulatkan kedua matanya ia terkejut saat tahu yang ada di hadapannya adalah Tuan muda David. Sherly berusaha tenang dan mengendalikan dirinya agar tidak terlalu terlihat gugup.ia hanya bisa mengangguk kaku saat Tuan David memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangan padanya. Sherly dengan tangan yang dingin menyambut uluran tangan David. Yang membuat David semakin tersenyum padanya. Pria yang ramah dan baik hati.
" S..s.saya Sherly Tuan." Jawab Sherly gugup.
David tersenyum senang. Dalam pikirannya ia begitu bahagia melihat Sherly yang ternyata sangat cantik dan lembut. Lebih cantik dari foto yang ia lihat tempo hari.
Sherly melirik Bram yang masih diam tidak mengucapkan sepatah kata pun.
( " Ternyata aku salah. Aku kira Papa akan berubah pikiran ternyata tidak.) batin Sherly kecewa.
Ekspetasi nya salah kenyatannya tidak seperti yang ia pikirkan. Bram yang menangkap sekelebat ekspresi terkejut dari wajah Sherly segera meminta Sherly untuk duduk.
Sherly menuruti perintah Bram dan duduk di sebelahnya. Sherly mulai gugup tentang apa yang akan mereka bicarakan ia sudah menduga ini pasti mengenai pernikahan yang Bram bicarakan dengannya semalam yang membuatnya harus bertengkar dengan Bram.
David membuat Sherly mengalihkan pikirannya.
" Sherly aku senang kau mau datang. Aku harap kelak kau akan menjadi menantu dan istri yang baik buat keluargaku." kata David dengan senyuman lebar tersungging di bibirnya.
Namun Sherly menundukkan kepalanya ia tidak berani menatap wajah David yang terus tersenyum ramah padanya.
Sherly meminta penjelasan Bram tentang apa yang terjadi. Semalam sudah sangat jelas kalau ia menolak keinginan Bram untuk menikahkannya. Namun sekarang dihadapannya sudah ada David yang sepertinya sangat senang. Sherly yakin Bram pasti sudah membuat keputusan dan David menyetujuinya tanpa mempertimbangkan perasaan Sherly. Rasa kecewa itu kembali menyelimuti hatinya.
" Jangan banyak bicara. setujui saja apa yang Tuan David katakan. Jangan bikin Papamu malu." bisik Bram kepada Sherly yang membuat gadis itu semakin tidak senang. Ia sudah dapat menduga dengan apa yang akan Tuan David katakan padanya.
Beberapa jam yang lalu.
flash on
" Selamat datang Tuan David." kata Bram yang sudah berdiri dari duduknya. Yang sudah hampir 30 menit menanti kedatangan David.
" Langsung saja Bram. Aku tidak punya banyak waktu. Apa yang membuatmu ingin menemui ku. Apa kau sudah memutuskan tawaranku?" Tanya David tanpa basa basi.
" Sudah tuan. aku akan menikahkan putrimu dengan Tuan Muda." Jawab Bram dengan yakin.
David tersenyum puas.
" Bagus kau mengambil kesempatan yang bagus. Kita akan bicarakan pertunangan terlebih dahulu. Aku akan menandatangani kontrak kerja denganmu dan menganggap hutang mu lunas setelah kedua anak kita menikah nantinya." Jawab David senang.
" Bagaimana dengan Tuan Muda apakah beliau menyetujui pernikahan ini?" Tanya Bram penasaran.
" Bram kau tidak usah memikirkan hal lain. putra ku pasti tidak akan mengecewakan ku. kata David yakin.
" Baiklah tuan." Bram setuju dan menuruti apapun itu perintah David. Ia ingin segera keluar dari masalah yang membuatnya stress dan tertekan.
flash off
Sherly menatap lekat wajah Papanya.
( " Akhirnya aku di jual papaku sendiri") batin Serly sedih dan kecewa.
Ada sekelebat harapan Bram akan berubah pikiran namun ternyata itu salah.
Ia sama sekali tidak bisa mengatakan apapun lagi.
Namun bukan Sherly kalau tidak menolak permintaan ini. Gadis yang keras kepala dan teguh pendirian.
( " Apa aku harus menolaknya dan mengatakan langsung kepada Tuan David kalau aku tidak ingin menikah.") Batin Sherly lagi.
Sherly berusaha tenang dan ia menarik nafas sebelum bicara dan mengutarakan keinginannya. Setidaknya dengan berterus terang Sherly berharap David akan mengerti dengan keadaan Sherly.
Bram menatap tajam kearah Sherly. Ia tau apa yang akan Sherly katakan.
Sherly tidak mempedulikan apa yang di katakan Bram. Sebelumnya ia meminta ijin dengan sopan kepada David untuk membicarakan sesuatu. Dengan tatapan hangat dan senyum ramah David mempersilahkan Sherly untuk bicara. Tanpa menunggu waktu dan sery sudah tidak sungkan lagi ia langsung ke inti pembicaraan kalau ia menolak pernikahan ini.
Karena usianya yang masih sangat muda dan ia ingin mengejar cita-cita yang sudah lama ia impikan.
Mendengar apa yang dikatakan Sherly Bram begitu marah dan membentak Sherly dengan nada tinggi. Nafasnya naik turun karena menahan marah. Ia tidak mengira kalau Sherly akan mengatakan hal tersebut di depan David. Itu Kana menghancurkan rencananya.
" Tidak Papa aku harus bicara sekarang juga. Aku akan katakan sebenarnya." jawab Sherly. Dengan tegas. Tanpa mau mendengarkan permintaan Bram. Ia ingin semuanya jelas dan tidak ada paksaan. Ia tidak ingin menikah tanpa cinta dan paksaan.
Bram semakin murka dan menahan marahnya .ia ingin menghentikan Sherly namun hasilnya nihil. Gadis keras kepala itu akan tetap dengan pendiriannya. Sherly berharap David akan memahaminya dari sudut pandang sebagai seorang ayah.
Sementara Bram sudah berusaha keras menahan Sherly untuk tidak melanjutkan perkataannya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Dugaan Sherly salah besar. David yang tadinya terlihat ramah langsung merubah mimik wajahnya menjadi dingin dan datar. Wajah yang tadi hilang bagaikan asap yang terbang dan menghilang tertiup angin.
David yang mendengar hal itu begitu kesal. Wajah ramahnya seketika menghilang.
David berdiri dari duduknya dan meminta kejelasan tentang apa yang di katakan Sherly padanya. David tidak menyangka kalau Bram telah membohonginya. Awalnya ia sudah merasa senang karena rencananya sudah berhasil dan kesepakan telah di sepakati.
Bram mengatakan kalau Bram telah membuat Sherly menyetujui pernikahan ini.Kenyataanya berbeda.
" Maafkan aku Tuan. Sherly masih terlalu muda untuk memahaminya. Perjanjian masih tetap terjadi tidak ada yang berubah." pinta Bram yang memohon kepada David untuk mengerti.
" Tidak Papa aku..."ucapan Sherly terhenti saat mendengar teriakan Bram yang marah.
" Hentikan Sherly semuanya tetap seperti sebelumnya kau harus menikah dengan Tuan Muda." potong Bram dengan tatapan mata tajam.
Sherly semakin sedih. Kenapa ayahnya begitu tega pada dirinya. Hatinya semakin hancur lebur. Bagaikan abu.
David menarik nafas dalam-dalam. Dan bangkit dari duduknya kemudian melangkah pergi.seraya berkata.
" Bram selesaikan ini. Aku tunggu kau besok. kalau tidak semuanya akan tinggal nama seperti kataku." kata David dengan tegas dan menatap tajam ke arah Bram.
Melihat Tuan David pergi dengan marah. Bram semakin kesal. ada rasa takut dan khawatir bila David berubah pikiran dan itu tandanya kehancuran sudah di depan mata.
" Apa kau puas sekarang aghh? Apa kau ingin aku bangkrut.? dasar anak tidak tau balas Budi." hardik Bram begitu murka.
" Pa.. aku hanya tidak ingin masa depanku hancur karena aku menikah dengan pria yang tidak aku cintai" Isak Sherly.
" Dengar Sherly. Papa melakukan ini semua demi kau dan ibumu." Bentak Bram kepada Serly yang sudah duduk lemas dan menangis.
"Tidak... ini demi ego Papa." Kata Serly pilu.
" DIAM.... KAU ANAK TIDAK TAU BALAS BUDI 18 TAHUN AKU MEMBESARKAN MU SEBAGAI ANAKKU BAHKAN AKU MENGANGGAP MU SEBAGAI ANAK KANDUNGKU. HARI INI AKU MEMINTA BANTUAN MU KAU MENOLAKNYA." Hardik Bram dengan begitu kesal
mendengar itu semua Sherly begitu terkejut.Apa yang Bram katakan. Ia benar-benar hancur mendengar apa yang dikatakan Bram padanya. Kenyataan pahit itu membuat Sherly terdiam seribu bahasa. Dengan sekuat tenaga ia kembali mengendalikan dirinya agar tidak jatuh. Ia berusaha mencerna dengan baik kata Bram tadi.
Sherly kembali meminta penjelasan dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia berharap apa yang di dengarnya salah. Sherly menangis dan berteriak kalau itu semua tidak benar. Ia meminta ayahnya untuk menarik kata-kata yang begitu menyakiti hatinya tersebut.
" YA... KAU BUKAN ANAK KANDUNGKU." Teriak Bram begitu marah nafasnya naik turun dan....
Bugg.....!!!
Bram tersungkur di lantai.
Suasana tiba-tiba berubah menjadi hening. Bola mata Sherly membulat sempurna saat melihat Bram sudah tersungkur di lantai.
Serly yang melihat Bram tiba-tiba pingsan begitu panik. Ia seperti kehilangan nyawanya.
" Papa...." teriak Sherly dengan air mata yang mengalir deras...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments