Sherly keluar dari mobil tersebut dengan perasaan yang sangat sedih. Perlakuan Andrew benar-benar keterlaluan. Ia bahkan meninggalkan Sherly langkah Andrew begitu cepat.
Semua mata tertuju pada dua manusia yang tengah berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Ada yang mengagumi sosok Andrew dan ada yang memaki nya karena beberapa orang kesal dengan sifat Andrew yang playboy dan suka mempermainkan wanita. Sherly hanya bisa tertunduk malu saat ada seseorang yang berkata kalau ia adalah korban berikutnya. Sherly tidak berani mengangkat wajahnya. sehingga membuat Andrew sangat kesal dan kembali ia membentak Serly di hadapan orang banyak. Andrew meminta Serly untuk mengangkat wajahnya.
" Dasar tidak tahu diri. Harusnya Lo bahagia bisa jalan Sama pria setenar gue." ungkap Andrew dengan percaya diri.
Sherly hanya tersenyum singkat. Dalam hatinya ia mengutuk pria itu yang membuatnya benar-benar seperti mainannya yang bisa ia perlakukan sesuka hatinya.
Andrew kembali berjalan menyusuri koridor rumah sakit tersebut menuju ruang rawat inap Bram. setelah sampai di depan pintu Andrew meminta Sherly untuk masuk lebih dulu karena ia harus menerima panggilan telepon dari ponselnya. Sherly mengikuti apa yang jadi keinginan Andrew.
Melihat pintu terbuka tampak sosok cantik Sherly muncul dari balik pintu Bram tersenyum senang. Bram menyambut Sherly dengan bahagia dan mempersilahkan duduk di sebelah ranjangnya. Dina yang melihat tersebut begitu senang namun sekaligus sedih karena dua hal yang berbeda. satu sisi Dina bahagia karena hubungan Bram dan Serly sudah membaik seperti sedia kala. di sisi lain Dina sedih karena harus merelakan anak anak gadisnya menikah di usia yang masih sangat muda demi Bram dan perusahaannya.
Percakapan tersebut terhenti saat pintu kembali terbuka. Muncul sosok pria tinggi dengan garis wajah yang tegas daru balik pintu.
Bram yang mengetahui identitas Andrew segera membenarkan duduknya. Kemudian ia menyambut kedatangan Andrew dengan sangat bahagia. Bram tidak menyangka kalau Andrew akan menjenguknya.
" Selamat datang tuan, saya senang Anada datang menjenguk saya" kata Bram.
Sementara Andrew hanya tersenyum kecut ia memandang tidak suka kepada Bram yang sedang memerankan seorang ayah yang baik dan calon mertua yang senang calon anak menantunya datang.
Andrew tidak mempedulikan apa yang di katakan Bram ia dengan angkuh duduk di sofa panjang yang ada di kamar tersebut.
Dina yang mendengar suaminya menyebut nama Andrew langsung terkejut dan memberi salam kepada pria yang sudah duduk di sofa dengan gaya angkuhnya.
Dina tetap tersenyum manis pada pria tersebut meskipun Andrew sama sekali tidak mempedulikannya.
Sherly yang melihat jelas kejadian tersebut begitu marah dan kesal. Andrew bukan hanya berbuat tidak baik pada dirinya namun juga keluarganya. Dalam hatinya kembali ia memakai Andrew yang bersikap seperti itu. Ingin rasanya ia melempar pria ini ke planet yang paling jauh yang ada di antariksa. Akan tetapi ia hanya bisa berkata di dalam hati saja. Kenyataanya ia tidak bisa melakukan hal tersebut.
Andrew menatap wajah Bram yang tetap memasang senyum untuk tuan muda itu. ia bahkan rela duduk di lantai kalau itu yang bisa ia lakukan demi bisa menyenangkan hati manusia arogan tersebut.
Andrew kembali berkata kalau ia datang bukan karena kemauannya akan tetapi itu adalah paksaan David.
Andrew datang bukan hanya berkunjung melainkan untuk mengajukan syarat kepada Bram lebih tepatnya sebuah kesepakatan.
Dina yang mendengar hal tersebut sangat terkejut.
" Apakah harus secepat ini " kata Dina.
Andrew yang mendengar apa yang dikatakan Dina tertawa kecil. Andrew menjawab dengan nada sombong.
" Iya calon ibu mertua. Apa aku harus menunggu sampai perusahaan suamimu bangkrut. Saya seorang pebisnis. Waktu saya sangat berharga dan harus di perhitungkan . saya tidak suka dengan hal yang tertunda." jawab Andrew dengan tegas dan penuh penekanan.
Mendengar hal tersebut Dina hanya bisa diam sementara serly hanya tertunduk dan memberikan dukungan kepada ibunya agar tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Sherly berucap dari bahasa tubuhnya yang dipahami Dina.
Bram mendengar hal tersebut langsung berusaha turun dari ranjang inapnya dan mendekati Andrew. Ia sudah tidak sabar dengan kesepakatan tersebut. Bram sama sekali tidak peduli dengan apa yang di rasakan dua perempuan di depannya tersebut.
" Apa yang bisa saya bantu tuan." kata Bram sopan.
Andrew segera melempar sebuah map yang berisikan surat perjanjian kepada Bram Andrew meminta Bram untuk segera menandatanganinya. Tanpa banyak pikir lagi Bram segera ingin menandatanganinya. Dina dengan cepat menghentikannya ia meminta suaminya untuk membaca isi kontrak tersebut.
Bram dengan kesal menghempaskan tangan Dina dan kemudian menorehkan tanda tangan nya di surat perjanjian tersebut.
hati Serly semakin hancur saat melihat apa yang dilakukan Bram saat itu.
Setelah selesai dengan apa yang diminta Andrew Bram segera menyerahkan map tersebut. kemudian ia kembali menanyakan kapan dananya akan cair karena ia ingin segera keluar dari masa sulit tersebut.
Andrew tertawa. Ia benar-benar tidak menyangka kalau Bram adalah laki-laki yang tampak dan egois. Ia sama sekali tidak peduli hal lain selain kepulihan perusahaanya.
Yang ada dipikirannya adalah uang,harta dan kekuasaan.
" Anda akan segera mendapatkannya ayah mertua setelah acara pertunangan dan setengahnya setelah aku dan gadis ingusan ini menikah." jawab Andrew dengan suara baritonnya.
Mendengar hal itu Bram merasa bahagia dan senang. Akhirnya ia mendapatkan apa yang sudah jadi keinginannya.
Sementara itu Sherly dan Dina merasa sedih dengan apa yang telah ia lihat. Ayah nya bahkan sangat bahagia meskipun ia sangat tahu kalau anaknya akan menghadapi kehidupan seperti di neraka.
Bram sama sekali tidak peduli akan lah tersebut yang terpenting apa yang jadi keinginannya telah ia dapatkan.
Andrew begitu senang dalam hati melihat apa yang terjadi pada Sherly. Ia tersenyum puas melihat penderitaan yang akan Sherly dapatkan darinya.
" ini akibatnya kalau lo nggak dengerin gue. " bisik Andrew yang membuat Sherly bulu kuduknya berdiri karena takut.
Sherly kembali menghibur dirinya dan Dina bahwa ia pasti akan bisa melewati semuanya dengan baik.
🌷🌷🌷🌷
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi Sherly memegang sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya dengan erat. Matanya terpejam karena takut. sementara Andrew menikmati momen itu dengan hati puas.
Tiba-tiba mobil berhenti. Sherly berlahan membuka matanya.
" Turun Lo" kata Andrew dengan nada tinggi membuat serly sedikit berjingkrak karena kaget.
" Disini?" tanya Serly yang melihat sekitar tampak masih jauh dari rumahnya.
Andrew menganggukkan kepalanya dan menatapnya tajam.
" Lalu saya pulang dengan apa Tuan?" tanya Sherly takut.
" Apa Lo nggak punya kaki buat jalan agh...!!!' bentak Andrew.
Sherly hanya bisa menarik nafas panjang. Ia keluar dengan perasan sedih, kesal bercampur aduk.
setelah Sherly keluar mobil Andrew melaju kencang meninggalkannya seorang diri di tengah jalan untung saja ia membawa hp dan dompet kalo tidak bisa mati jalan kaki ia pulang kerumah.
Sherly menoleh ke kanan dan ke kiri tidak ada satupun angkutan umum yang lewat ataupun taksi. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kaki. sampai beberapa meter sebuah mobil mewah berhenti di sebelahnya berjalan.
Tin..Tin....!!!
Bunyi klakson mobil tersebut. Sherly tidak tahu siapa yang ada di dalam mobil tersebut. Sampai sang supir turun dari mobil itu.
Supir tersebut membuka pintu penumpang dan mempersilahkan Sherly masuk. Seorang laki-laki tersenyum ya itu adalah Alex teman kuliah Sherly.
" Ayoo.... masuk..!!c" kata Alex lembut.
Sherly tersenyum kaku. Ia ragu untuk masuk kedalam. Sherly berusaha menolak ajakan Alex untuk mengantarnya pulang. akan tetapi pria itu tetap memaksa dan menarik tangan Sherly masuk kedalam mobil.
Sherly pasrah saja. ia pikir daripada jalan kaki tidak salahnya menumpang itu yang terbesit di benaknya. Alex sangat senang karena Sherly mau di antar meskipun dengan cara dipaksa olehnya.
Sherly meminta Alex untuk mengantarnya ke sebuah mini market yang tak jauh dari rumahnya. Itu adalah alasan agar Alex tidak mengetahui dimana ia tinggal. Karen Sherly tahu kalau selama ini Alex dengan terus terang mengatakan kalau ia menyukainya dan akan mengejarnya sampai Sherly mau menerima nya.
Selama perjalanan Alex selaku mencuri pandang ke arah Sherly seraya tersenyum.
Sherly berusaha tidak mempedulikan apa yang dilakukan Alex padanya.
Sherly mengalihkan pandanganya ketempat lain.
Sampai pada tujuan Sherly mobil Alex pun berhenti. Serly keluar mobil tersebut dan mengucapkan terima kasih pada Alex akan tetapi Alex tidak kekurangan ide.
Ia menawarkan diri untuk menemani Sherly belanja. walaupun sudah menolak Alex bersikeras mengantar Serly yang akhirnya Sherly hanya menarik nafas saat tangannya sudah di tarik paksa oleh Alex.
Di dalam mall tersebut Serli berjalan pelan menyusuri tumpukan buku yang berjejer rapi. Alex yang tampak tenang mengikutinya dengan senyum di wajahnya.
Alex bahkan membantu Sherly untuk mengambil buku yang tidak bisa ia jangkau dengan tangannya. Mata mereka sempat bertemu beberapa saat sampai Sherly lebih dulu memalingkan wajahnya.
Setelah semua buku yang ia butuhkan sudah ada di tangannya Sherly berjalan ke kasir untuk membayar nya. Namun lagi-lagi Alex menawarkan diri untuk membayar semua tagihan tersebut. Sherly yang sudah tidak bisa lagi menolak hanya diam menerima semuanya. Sementara itu Alex tersenyum bahagia.
Setelah dari toko buku Alex mengajak Sherly untuk melihat pakaian dan tas bermerek namun Sherly sama sekali tidak ingin memilih salah satu pakaian dan tas tersebut. Alex tetap saja memaksanya dan membelikan apa yang menurutnya bagus di pakai oleh Sherly.
Alex laki-laki yang baik ia bisa mencairkan suasana sampai akhirnya Sherly mau bercanda tawa dengannya. Sherly tersenyum mendengar ocehan Alex dan beberapa lelucon yang ia lontarkan kepada Sherly.
🌷🌷🌷🌷
Tanpa mereka sadari sejak masuk kedalam mall tersebut sepasang mata menatap mereka dengan penuh amarah. Ia berjanji tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi lagi. darahnya mendidih menatap Sherly dan Alex yang tersenyum senang.
" Liat aja nanti apa yang bakal gue lakukan" gumamnya dengan hati yang kesal dan marah menyaksikan pemandangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments