My Posesif Bos
Dengan tergesa-gesa, Zahra Jasmine Zulkifli berlari menuju ruang HRD. Dirinya membuka kasar pintu ruangan HRD dan meletakkan berkasnya di atas meja.
“Sa—saya mau datang wawancara, ” ucapannya.
Zahra dengan nafas terengah-engah, mendudukkan bokongnya di kursi yang berada tepat di depan Maria. Maria adalah seorang HRD dari Sagara grup perusahaan yang sangat terkenal di seluruh penjuru kota.
“Maaf waktu wawancara sudah habis. "
Maria bangkit dari duduknya hendak berjalan menuju ambang pintu. Namun, tangannya di cekal wanita di hadapannya.
“Ayolah Buk, kasi saya satu kesempatan, " ujar Zahra sembari memohon kepada Maria.
Namun, wanita tersebut berlalu begitu saja tanpa memperdulikan permohonan Zahra. Apa kalian berpikir gadis itu akan menyerah?! Oh tentu saja tidak, Ia terus mengikuti Maria sampai ke depan pintu sang Direktur utama.
"Buk, saya mohon buk. izinkan saya ikut wawancaranya, " mohon Zahra tak menyerah.
“Kamu mau pergi atau saya panggil satpam?! “ ucap Maria yang seketika membuat langkah Zahra terhenti.
Dengan penuh kekecewaan, Zahra membalikkan tubuhnya dan berlalu meninggalkan Maria yang masih setia menatap dirinya. Yah jika saja ojek online tersebut ngebut, mungkin kesempatan untuk menjadi seorang karyawan di perusahaan Sagara sudah terwujud.
“MARIA! “ teriakan tersebut mampu menyadarkan Maria dari lamunannya.
Dengan dihantui rasa takut, Maria melangkah masuk kedalam ruang kerja sang bos. Matanya membulat, saat mendapati ruangan tersebut bak kapal pecah.
“Sudah kau temukan, orang yang ingin menjadi pelayan di rumah? ” tanya sang Bos yang tidak lain Ialah Kenzo Fabiandi Sagara, Direktur utama Sagara grup yang terkenal dengan sikap dingin, angkuh dan arogannya.
Maria tidak berani mengeluarkan sepatah katapun, hanya kepalanya yang mampu menggeleng saat ini.
“Dasar tidak berguna! ” teriak Kenzo lagi, yang semakin membuat bulu kuduk Maria berdiri.
“A—ada Tuan, tapi dia lulusan SMA nilainya juga tidak terlalu bagus, " ucap Maria sembari berjalan kearah Kenzo, dan menunjukkan data milik Zahra.
“Terima dia. ”
Maria yang tidak bisa membantah ucapan sang Bos, melangkahkan kakinya mengejar Zahra yang mungkin sudah di telan bumi.
“Apes banget gue, ” gumam Zahra, mengerutuki dirinya sendiri.
Dengan pontang-panting, gadis tersebut terus melangkah hingga tiba di lift. Saat dirinya hendak masuk tiba-tiba tangannya di tahan oleh Maria.
“Kamu di terima. ”
Zahra yang tidak percaya, menepuk keras kedua pipinya. Yah jika bukan mimpi, setidaknya sekarang Ia sudah harus sadar.
“Ikut saya ke ruangan Tuan Muda. "
Maria melangkah mendahului Zahra, yang masih mencoba menyadarkan dirinya dari mimpi.
“Ah, ikut aja deh. "
Zahra sedikit berlari mengimbangi langkah Maria, hingga keduanya tiba di ruangan Kenzo. Saat kakinya menginjak ambang pintu, Kenzo menghentikan kegiatannya lalu bangkit dan berjalan ke arah sofa.
“Jadi, kamu mau bekerja disini? “ tanya Kenzo, saat Zahra sudah tiba di hadapannya.
Zahra hanya mengangguk antusias mendengar perkataan Kenzo, dengan sedikit senyuman di bibir ranumnya.
"****! bibirnya kenapa begitu menggoda? " batin Kenzo dengan tatapan yang tertuju pada bibir gadis itu.
“Berapa usiamu? " tanya Kenzo berusaha fokus.
“Dua puluh satu tahun. "
Kenzo mengangguk, lalu memberi isyarat dan seorang pria dengan tubuh yang gagah memasuki ruangan tersebut. Mata Zahra seolah di hipnotis, yang membuatnya tidak berani berkedip.
“Pekerjaanmu di rumah, dan kamu akan tinggal di rumah ku. Vino, bawa dia ambil barang-barangnya. "
Zahra yang mendengar hal itu, membulatkan matanya. Ia berpikir akan bekerja di kantor, tapi dugaannya salah. Dan ini, mengapa Ia harus di antar.
“Tidak! “ serkah Zahra yang seketika membuat pandangan seluruh penghuni ruangan tertuju padanya.
“Kamu tidak mau bekerja? “ ucap Maria sedikit pelan namun, bisa di dengar semua orang.
“Ma—mau banget tapi, jangan ke rumah Zahra biar Zahra sendiri saja. Cukup kasih alamat tempat saya bekerja nanti saya kesana sendirian.”
Kenzo menyuruh Vino sekretaris pribadinya, menuliskan alamat lalu memberikan kepada Zahra.
Zahra mengambil kertas tersebut meremasnya kuat-kuat, lalu menaruhnya dalam kantong bajunya.
“Kenapa harus di remas seperti itu? ” tanya Kenzo bingung dengan perbuatan gadis di hadapannya.
“Hehehehe biar di kira uang, jadi gak akan di buang. "
Maria dan juga Vino berusaha menahan tawa keduanya, melihat kelakuan Zahra apa lagi dengan entengnya Ia menjawab.
"Kalian berdua, mau saya pecat? " titah Kenzo menatap Vino dan Maria.
“Jika besok pagi kau telat semenit saja, jangan harap bisa mendapatkan pekerjaan di manapun! “ ancam Kenzo pada Zahra.
"Iya deh iya, " ujarnya tak perduli.
"Kau menantangku? "
"Bukan begitu Pak, saya hanya menjawab saja, " ujar Zahra menjelaskan maksud dari perkataannya.
"Pakai pakaian yang pantas, " ucap Kenzo memperingatkan.
"Iya bawel amat! " ketus Nara.
Maria dan Vino menelan kasar salivanya melihat keberanian gadis di hadapan mereka. berbeda dengan Zahra, yang seolah tidak takut kepada Kenzo dirinya malah tersenyum manis kepada pria itu setelah mengomelinya.
“Sudahkan pak wawancaranya, saya pamit dulu.”
Zahra melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari calon Bosnya tersebut.
Lagi dan lagi, Maria dan Vino di buat takjub dengan keberanian Zahra. Pasalnya baru kali ini ada yang berlalu begitu saja dari hadapan Kenzo,tanpa menunggu ucapan Kenzo selesai.
“Gadis aneh, ” gumam Kenzo yang terus menatap kepergian Zahra.
Tak hanya sampai disitu saja, Vino dan Maria kembali menatap takjub akan perubahan sikap Kenzo yang berubah dalam beberapa menit saja.
"Tunggu apa kalian? Keluar! "
Kedua insan itu tak berkata lagi, keduanya berlari keluar dari ruangan itu setelah nada tinggi Kenzo menembus dinding telinga mereka.
Zahra keluar dari gerbang Sagara grup sembari tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, keinginannya untuk bekerja di perusahaan tersebut akhirnya terwujud.
...***...
Di lain waktu.
Kenzo meletakkan sembarang tasnya, lalu berjalan menghampiri Zahra yang tengah memasak di dapur.
“Dia siapanya kamu, Huh?! ” tanyanya dengan nada yang terdengar seperti orang yang tengah marah.
“Oh, temen Pak. " ujar Zahra setelah melihat ponsel Kenzo, lalu kembali melanjutkan kegiatan memotong ayam.
“Bohong! “ bentak Kenzo, di saat Zahra tidak menghiraukan.
“Apa sih pak? Dia Cuma temen biasa, lagian saya bukan pacar bapak kenapa saya harus menjelaskan secara detail. “
Kenzo yang mendengar perkataan Zahra, terdiam seribu bahasa. Bener juga kata gadis tersebut, mereka tidak punya hubungan yang spesial selain bos dan asisten mengapa dirinya harus marah.
Meski begitu Kenzo menepis jauh-jauh tak bisa di pungkiri sebab hatinya seolah tidak terima jika Zahra mendekati pria lain selain dirinya.
"Tetap saja kau tidak boleh mendekati pria lain! " ketus Kenzo.
Zahra menghentikan kegiatannya, berbalik menatap pria gila itu.
"Apa kamu! " nantang Kenzo.
Zahra menganga tak percaya dengan tingkah kekanak-kanakan Bos gilanya itu.
“Kamu hanya milikku, punyaku tidak boleh ada yang memilikimu selain diriku. “
Kenzo melangkah pergi, tanpa memperdulikan Zahra yang ingin memasaknya bersama sup ayam..
"Dasar tidak waras! " teriak Zahra histeris.
:
:
:
🌾🌾🌾
Gak jelas banget kan cerita ini 😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
ADE YAHYA
aku mampir aku udah like,komen,favorit,hadiah juga😄
2022-12-28
0