Pagi ini, seluruh penghuni bumi telah bersiap untuk melakukan kegiatan mereka masing-masing. Zahra yang sudah bangun sejak jam empat pagi, beralih ke dapur membantu mbok Ina menyiapkan sarapan untuk Tuan Muda mereka.
Bukan hanya mbok Ina, di sana juga terdapat seorang gadis yang beru di lihat Zahra bersama beberapa orang pelayan lainnya.
“Selamat pagi Mbok, " sapanya.
Seluruh penghuni dapur mengalihkan pandangan mereka ke arah Zahra, di saat tubuh gadis tersebut telah sepenuhnya berada di dalam dapur. Dengan senyuman hangat, mbok Ina menyambut kedatangan Zahra.
“Siapa? “ tanya Bita, gadis yang berdiri di samping Mbok Ina.
“Pelayan baru, ” ujar Mbok Ina yang di sambut anggukan kepala oleh Bita.
“Ndok bantu Mbok bangunin Tuan, ” pintahnya kepada Zahrah.
Bita yang mendengar hal itu, merasa tidak terima. Saat Zahra hendak melangkah menuju kamar Kenzo, tangannya dengan cepat di tahan oleh Bita.
“Biar aku saja, ” ujarnya.
“Mau kemana kamu? Sudah biarkan Zahra yang membangunkan Tuan, toh tugas utamanya di sini itu kok. ”
Setelah mendengar perkataan Mbok Ina, Bita dengan kesalnya melangkah pergi begitu saja meninggalkan pekerjaannya yang masih terbengkalai.
Sembari menggelengkan kepalanya menyaksikan tingkah konyol Bita, Zahra melangkahkan kakinya menuju kamar Kenzo.
Zahra mengetuk pintu namun, sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari dalam. Sangat terpaksa, wanita itu membuka pintu kamar Kenzo.
“Astaga, kebo banget jadi orang. Mana udah jam sembilan lagi, “ ucapnya setelah berhasil membuka pintu kamar lalu menyelonong masuk.
“Pak, bangun! “
“Pak, bangun! Tuan muda, Om, kakek, Jimin sayang! Ih gak, beda jauh bapak sama Jimin gantengan juga ayang aku, Jimin. “
“Aaaa Tuan Kenzo Bangun! “ teriak Zahra sembari menggoyangkan tubuh Kenzo.
Namun, usahanya sia-sia. Pria tersebut tetap saja terus terlelap dalam alam mimpinya. Tak kehabisan akal, Zahra bangkit dari duduknya lalu mengambil segelas air yabg berada di atas meja, lalu menyiram tepat di wajah Kenzo.
“Banjir yah, Astaga! “ panik Kenzo yang tersadar dari tidurnya.
Zahra yang melihat gelagat bosnya, hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Dalam sekejap, tawanya seketika berubah di saat Kenzo menatapnya dengan tatapan Dingin.
“Keluar! “ teriak Kenzo.
Seketika itu juga, Zahra dengan cepat meletakkan kembali air di atas meja lalu bergegas menuju pintu keluar.
“Lihatnya gak usah gitu juga kalik. " Ketus Zahra sembari melangkah pergi.
Namun, belum sempat kakinya menginjak ambang pintu Kenzo dengan cepat menarik tangannya hingga tanpa sengaja Zahra bertubrukan dengan dada bidang Tuannya.
“Mulut mu ini tidak bisa diam, selalu mengoceh dan itu membuat ku pusing. “
Zahra menelan salivanya kasar, saat tangan Kenzo dengan gilanya menyapu setiap inci bibir ranumnya.
“Hahaha Lucu deh Tuan, “ ujar Zahra mengalihkan rasa gugup yang tengah menguasainya saat ini.
Zahra berusaha keras mendorong tubuh Kenzo. Namun, usahanya sia-sia sebab semakin dirinya berusaha melepaskan diri, Kenzo justru semakin keras pula menahan pinggang rampingnya.
“Tu-tuan! Aku mohon lepaskan aku, “ mohon Zahra, yang seketika membuat senyuman di wajah Kenzo.
“Kenapa? “ tanya Kenzo yang semakin menarik tubuh Zahra bertubrukan dengannya.
Zahra yang merasa tidak nyaman dengan posisi tersebut, Menggunakan cara satu-satunya yaitu menetaskan air matanya.
Kenzo yang melihat hal itu, dengan kesalnya melepaskan wanita tersebut dan berlalu masuk kedalam kamar mandi.
“Bag sat, kenapa harus nangis sih. Jika wanita lain mereka sudah akan mende sah nikmat tadi. Arrrghhhh! “ umpat Kenzo sembari membayangkan wajah Zahra.
Dengan air mata yang masih membasahi pipinya, Zahra melangkah menuju ambang pintu yang di sana sudah menampakkan sosok Vino tengah bingung menatapnya.
"Hai Kak Vino, " sapa Zahra cengengesan.
“Kamu kenapa? “ tanya Victor saat tak sengaja melihat mata Zahra yang masih basah.
“Kejedot jendela balkon tadi. “
Yang di ucapkanya tidak sepenuhnya benar, mana mungkin Ia mau menceritakan secara detail kepada Vino. Bisa-bisa, Vino ilfil dengannya.
Zahra tersenyum kecil, melangkah pergi meninggalkan Victor yang seolah tidak percaya dengan perkataan gadis tersebut.
Zahra yang sudah tiba di dapur, meminta izin kepada Mbok Ina untuk keluar sebentar.
Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa izinnya Sam Mbok Ina? Kenapa gak langsung ke Kenzo saja? Yah karena Mbok Ina adalah kepala pelayan di sana.
Setelah Mbok Ina mengijinkan, Zahra menentang tasnya yang berukuran kecil, lalu dengan sedikit berlari keluar rumah tersebut.
Kenzo yang sudah selesai berpakaian rapih, berjalan mendekati ranjangnya lalu mengambil dasi yang sudah di siapkan Zahra tadi.
“Kamu apakan Zahra? “ tanya Vino.
Tanpa memperdulikan pertanyaan Vino, Kenzo berlalu begitu saja menuruni anak tangga menuju meja makan.
Bita yang melihat kedatangan Tuannya tersebut, memancarkan senyuman manis. Namun sayang, Kenzo berlalu begitu saja tanpa memperdulikan dirinya.
“Ih lihat aja, Lo bakal klepek-klepek sama gue nanti, “ kesalnya sembari menghentakkan kakinya dan berlalu pergi.
“Kemana dia? “ batin Kenzo saat maniknya tak bisa menangkap sosok Zahra di sana.
Kenzo kembali melanjutkan sarapannya, lalu berangkat ke kantor.
Dalam lubuk hatinya, Ia ingin sekali melihat dan mendengar ocehan yang keluar dari mulut Zahra namun, gadis tersebut sama sekali tidak kelihatan.
...***...
Dengan sedikit berlari, Zahra memasuki gereja yang di sana sudah terdapat pendeta yang tengah berkhotbah. Di atas altar, pendeta melihat ke arah Zahra dan tersenyum baru kali ini gadis tersebut terlambat.
“Jadi, Apapun yang telah menimpah hidup kita biarlah mengalir begitu saja. Sebab, Allah tidak akan mencobai anaknya melebihi batas kemampuan setiap orang maka dari itu Ikhlaskan apapun itu, “ titah Pendeta Irfan mengakhiri kotbahnya.
Seluruh jemaat satu persatu meninggalkan gereja. Namun, Zahra masih tetap diam di tempatnya dan mencerna setiap kata yang di keluarkan oleh Pendeta Rina tadi.
“Aku mencintaimu, berkati aku selalu. “
Zahra melangkahkan kakinya keluar gereja sembari bersenandung kecil. Irfan yang melihatnya, bergerak cepat lalu mencekal lengan gadis tersebut.
“Apa kabar? “ sapanya hangat saat maniknya bertemu dengan wajah cantik Zahra.
“Pendeta, Aku baik. Bagaimana kabar anda? “
“Yah seperti yang kamu lihat, Sudah lama kita tidak bertemu. Kemana saja kamu? “
“Bisa saja pendeta, hahaha baru beberapa hari yang lalu kita bert-
Ucapan Zahra terpotong, saat ponselnya tiba-tiba berdering. Zahra mengambil ponselnya dari dalam kantong dan melihat nama Mbok Ina yang tertera di sana dan sudah hampir lima belas panggilan tidak di jawabnya.
“Maaf pendeta, lain kali kita akan mengobrol sampai malam sekarang saya harus pergi bye. " ucap Zahra sembari berlari meninggalkan Irfan yang hanya bisa pasrah menatap punggungnya.
“Yah kamu benar, lain kali kita akan mengobrol bersama dalam rumah kecil kita. “
Zahra dengan cepat meletakkan tasnya, lalu melangkah menuju dapur menemui mbok Ina yang di sana juga sudah terdapat sekitar sepuluh orang chef, dan beberapa pelayan.
“Zahra, setelah mereka selesai memasak makan siang buat Tuan Kenzo mau kan kamu mengantarkan ke kantor? “
Zahra mengangguk antusias, mendengar perkataan Mbok Ina. Sedangkan Bita, menatap kesal ke arah Zahra.
Setelah bekal makan siang Kenzo telah selesai di siapkan, Zahra membawa bekal tersebut menuju kantor Kenzo.
"Tuan galak aku datang. "
Zahra melewati lobby, lalu menuju ruangan Kenzo.
Kakinya terus melangkah hingga tiba di ruangan bosnya. Saat pintu telah di buka, matanya membulat sempurna menyaksikan kejadian di depannya. Yang di mana Kenzo tengah bercu mbu mesrah bersama seorang gadis yang sangat cantik dan sexy.
“Ma-maafkan aku, ” gugupnya, sembari meletakkan bekal tersebut dan berlari keluar ruangan Kenzo.
“Minggir Bang sat! “ bentak Kenzo kepada wanita tersebut.
Ia mengusap kasar wajahnya saat membayangkan bagaimana wajah Zahra ketika melihatnya tadi.
“ada apa denganku?! “ batin Kenzo.
:
:
:
bersambung......
Bagus gak sih 😭 jujur Jangan melibatkan perasaan biar aku tau cerita ini bagus apa gak 😪😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
ADE YAHYA
aku sih yes😁😁
baguslah klo gak bagus gak ada yg baca aku mh selalu ngehargain yg nulis,yg nulis kan butuh mikir gak asal iya gak😉
2022-12-28
1