Anak-anak Panti

Seperti hari-hari biasanya, setelah selesai menyiapkan air hangat untuk Kenzo dan membersihkan seluruh kamar tersebut, Zahra langsung menuju dapur membantu mbok Ina.

“Sudah selesai, “ ujar Mbok Ina sembari menatap Zahra yang tengah meletakkan hidangan terakhir di atas meja.

“Mbok ***-

“Sana pergi! Tapi ingat pulangnya sebelum jam tiga sore, “ ujar Mbok Ina memotong pembicaraan Zahra.

Zahra yang mendengar hal tersebut, mengangguk antusias dan bergegas menuju kamarnya.

Dengan perlahan namun pasti, Zahra mulai memasuki kamar mandi lalu membersihkan dirinya.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, gadis tersebut melangkah menuju lemari memilih beberapa pakaiannya yang berada di sana.

Pilihannya jatuh pada celana jeans dan kaos serta hoodie bergambar bt21.

“Ayang Jimin, Aku datang. “ ucapnya sedikit berteriak sembari berjalan keluar menuju gerbang rumah Kenzo.

Di saat Zahra sudah menghilang dari halaman rumah Kenzo, justru Kenzo baru saja memasukkan mobilnya kedalam halaman rumahnya.

Yah benar, Kenzo baru saja balik sebab semalam ada beberapa hal yang harus Ia selesaikan malam itu juga.

Kenzo melangkahkan kakinya menuju ambang pintu, yang di sana sudah terdapat para pelayan dan beberapa anak buahnya yang menyambut kedatangan.

Dari awal kakinya menginjak ke dalam rumah, matanya terus mencari sesosok gadis yang sama sekali tidak di lihatnya.

“Kemana dia? “ gumamnya yang masih bisa di dengar oleh Vino.

“Kata Mbok Ina, dia sedang ada urusan penting. Sudah, ayok masuk! “ pintah Vino yang sudah berlalu mendahului bosnya.

Kenzo tersenyum pahit setelah mendengar perkataan Victor. Dirinya berpikir, jika pulang cepat bisa mencari keributan dengan gadis itu. Tapi nyatanya, keadaan tidak berpihak padanya.

Dengan langkah cepat, Ia berjalan menuju kamar.

Ekspresi wajah yang masam, seketika berubah saat melihat kamarnya yang begitu rapih dan bersih.

Kenzo lalu melepaskan dasinya dan berjalan ke arah kamar mandi membersihkan dirinya.

Setelah selesai, Ia berjalan menuju ranjang dan hendak meletakkan handuk di atas ranjang namun, pikirannya tertuju kepada ocehan Zahra.

“Shit! Aku bisa gila. “ ujarnya sembari meletakkan handuk di keranjang lalu merangkak naik ke atas ranjang dan menutup tubuhnya menggunakan selimut.

...***...

Sembari bersenandung ria, Zahra melangkahkan kakinya masuk kedalam Super market dan membeli beberapa ciki serta cemilan lainnya.

Ia berjalan menelusuri jalanan kota hingga masuk ke salah satu gang kecil.

Gadis tersebut dengan bahagianya berjalan hingga tiba di ujung yang di sana terdapat sebuah rumah yang kecil namun, memiliki banyak sekali penghuninya.

“Kak Zahra! “ teriak seorang bocah berusia lima tahun menghampirinya.

Zahra merentangkan kedua tangannya menyambut anak-anak yang berlari ke arahnya.

“Hahahaha ayok masuk, Kaka ada sesuatu buat kalian, “ ujarnya sembari menuntut anak-anak tersebut masuk kedalam rumah.

“Zahra, “ ucap seorang wanita tua saat melihat kehadiran Zahra di teras rumah pantinya.

“Bunda, “ titah Zahra bangkit dan memeluk erat wanita yang bernama Rika tersebut.

“Kenapa baru kesini, kamu sibuk yah nak? “

“Iya Bun, sekarang Zahra udah kerja jadi yah lumayan sibuk. “

Rika hanya tersenyum sembari mengangguk antusias.

Dirinya ikut bahagia jika saat ini, Zahra telah memiliki pekerjaan setidaknya hal tersebut bisa membuatnya melupakan kepergian kedua orang tuanya.

“Jadi, dimana kamu bekerja? “ tanya Rika lagi.

“Awalnya kan Bunda, Zahra ngelamar tuh di Sagara grup terus di tolak. Nah waktu Zahra udah nyampe di lift, di suruh masuk ke ruangan direkturnya gak taunya Zahra di terima. Tapi, Zahra di tempatkan di rumah Tuan Kenzo jadi pelayan pribadinya. “

Rika hanya bisa mengangguk mendengar cerita Zahra.

“Yah ngak apa toh, lagian kan bagus biar kamu juga di jagain kan?! “ ujar Rika yang dengan segera di angguki oleh Zahra.

“Eh Bun, mana Devan? “ tanya Zahra yang sedari tadi tidak menemukan keberadaan seorang anak kecil yang sangat disayanginya.

“Nyari’in aku yah, “ ucap bocah tersebut dari balik pintu.

Zahra sedikit terkekeh, lalu menghampirinya dan menghujani seluruh pipi Devan dengan ciuman hangatnya.

“Devan kangen tau sama kak Zahra! “ teriak Devan setelah berhasil mencubit hidung Zahra dan berlari ke halaman rumah.

“Awas kalian yah. “ ujar Zahra yang sudah berlari mengejar anak-anak tersebut.

“Bahagia selalu sayang, “ gumam Rika yang melihat kegembiraan di wajah Zahra.

Setelah puas bermain dengan anak-anak panti, Zahra memutuskan untuk menarik nafasnya yang terkuras habis saat berlari tadi sembari duduk di sofa.

Ia sedikit melirik jamnya yang jarum jamnya mengarah tepat di angka tiga. Dengan bergegas, Zahra masuk kedalam rumah mengambil tasnya sekalian pamit pada Rika.

“Bun, Zahra harus pulang sekarang. Nanti, minggu depan Zahra kesini lagi, “ ucapnya sembari mencium telapak tangan wanita yang selama ini, selalu mendengarkan keluh kesahnya.

Zahra berbalik lalu mengecup satu persatu kening setiap anak di sana. Namun, saat tiba di hadapan Devan, Zahra mengecupnya di pipi bocah kecil tersebut setelah itu Ia berlari meninggalkan tempat tersebut.

“Jangan lupa kembali! “ teriak Devan mengiringi langkah Zahra.

Kenzo yang tersadar dari tidurnya, melangkahkan kakinya menuju balkon dan melihat seisi bumi sudah di kuasai oleh gelapnya.

Pria tersebut melangkahkan kakinya berjalan keluar kamar, menuju dapur. Tetap saja, matanya tak menemukan sosok Zahra berada di sana.

“Kemana Dia? “ tanya Kenzo kepada Mbok Ina.

Mbok Ina tersenyum lalu menunjuk ke arah kolam yang berada di belakang taman. “ Di sana Tuan. “

Kenzo berjalan mengikuti arah tangan Mbok Ina, sampai tiba di kolam yang di sana terdapat Zahra yang tengah sibuk dengan ikan-ikan.

“Ngasih makan ikan tuh siang hari, bukannya malam! “ cerocos Kenzo dengan sedikit berteriak menghampiri Zahra.

“Gitu yah, “

Zahra meletakkan kembali makanan ikan yang berada di tangannya, lalu berjalan menjauh dari tempat tersebut. Namun, baru selangkah tangganya langsung di cekal oleh bosnya itu.

“Kemana saja kamu seharian penuh? “

Zahra sedikit menelan salivanya kasar, saat tatapan Kenzo tidak bisa di kondisikan lagi.

“Apa dia tau, aku pulangnya telat? “ batin Zahra.

Ia tau Kenzo akan murka, sebab ketika dirinya tiba di kediaman Kenzo waktu sudah menunjukkan jam enam malam yang artinya seluruh gerbang rumah sudah di tutup.

Al hasil, Ia harus menelpon mbok Ina dan membukanya pintu belakang.

“Jawab! “ bentak Kenzo saat tidak mendapat jawaban dari gadis di hadapannya itu.

“Bi—biasa aja dong ngomongnya! A—aku tadi pergi ke suatu tempat. Ah kepo deh Tuan, “ ujar Zahra penuh ketakutan.

Kenzo semakin mengeratkan cekalan tangannya pada lengan Zahrah, saat jawaban gadis tersebut tidak sesuai dengan apa yang di maunya.

“Bohong, “ ujar Kenzo.

“An jing banget nih bos! “ batin Zahra.

“Ih apa sih Tuan, Aku jujur tau. mana ada cewek Kiyowo seperti aku bohong, “ ucap Zahra dengan mengedipkan kedua matanya, sembari tersenyum manis.

Saat cekalan di lengannya terasa longgar, dengan cepat Zahra Mendorong tubuh Kenzo dan berlari meninggalkan pria tersebut.

"Kalau aku bohong memangnya kenapa?! "

Zahra yang sudah sekitar sepuluh kaki jauh dari Kenzo, menantang pria itu. Ya, kan kalau dekat nggak mungkin.

Kenzo yang menatap kepergian Zahra, sembari menyunggingkan senyumnya melihat tingkah laku wanita itu.

“ Lucu,gemes, manis, “ ujarnya sesaat, sebelum akhirnya Ia ikut melangkah pergi dari kolam menyusul Zahra.

:

:

:

bersambung......

⚠️Sudah segitu aja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!