An Ancient Relique

An Ancient Relique

Nirwana Zehra

Malam yang dingin, hujan membasahi sebagian besar kota, membuat basah jalanan batu yang tertata apik di sebagian kota. Suhu saat ini hanya bergerak di angka satu derajat Celcius. Dingin dan hampir menyentuh titik beku.

Seorang pria berwajah pucat, tidur dengan gelisah di ranjang empuk dan lebarnya. Kamar yang cukup besar dengan penghangat ruangan yang membuatnya sama sekali tak kedinginan. Ia berbalik ke kanan dan ke kiri, dahinya berkerut dan keringat membasahi tubuhnya yang bertelanjang dada.

"Awaaas!!"

Pria itu terjaga dari tidurnya, untuk kesekian kalinya dia bermimpi yang sama. Seorang lelaki tampan dengan rambut panjang diserang dua wanita cantik dengan wajah serupa. Keduanya menyerang dari depan dan belakang. Satu wanita berpakaian slim suit memegang pedang panjang yang mengeluarkan cahaya kuning kemerahan sementara wanita yang lain memegang benda serupa pedang pendek yang terlihat unik.

"Siapa mereka, kenapa bayangan itu selalu hadir dalam mimpiku," gumamnya lirih seraya memijat keningnya yang basah oleh keringat.

Pria itu juga melihat kehancuran besar kaumnya dan juga tentara iblis yang bersekutu dengan lelaki yang terbunuh dalam mimpinya itu. Kehancuran massal yang mengubah jasad menjadi debu dalam sekejap.

"Siapa wanita itu sebenarnya, apa mereka kembar? Kenapa mimpi ini terus datang padaku ?" ujarnya bermonolog.

"Mimpi buruk lagi tuan?" lelaki lain dengan rambut hampir memutih seluruhnya mendekati si pria.

"Begitulah, mimpi yang sama selama beberapa hari terakhir. Tidakkah itu aneh Abraham?"

"Ya tuan, saya rasa juga begitu." Lelaki yang dipanggil Abraham itu mengulurkan segelas minuman berwarna merah pada tuannya. "Minumlah tuan Darren, semoga ini bisa membantumu tidur kembali."

Darren Constantin, keturunan ke empat belas dari Count Dracula yang kesohor menerima gelas itu dan menenggak habis cairan yang merupakan intisari kehidupan manusia, darah.

"Apa ada kabar dari Zurich?"

"Ya tuan, informan kita mengabarkan pencarian artefak kuno yang kita cari selama ini akan segera dilakukan."

"Bagus, pantau terus setiap informasi dari mereka dan pastikan kita mendapatkan artefak itu!"

"Baik tuan!"

Abraham undur diri dan meninggalkan Darren sendiri dalam gelap. Darren, membuka lebar jendela kamarnya membiarkan udara dingin yang membekukan tulang itu menusuk setiap pori-pori tubuhnya.

"Aku harus mendapatkannya, demi mengembalikan kejayaan para vampir!"

Matanya yang kemerahan terlihat berkilat diterpa cahaya rembulan. Taring kecil yang menghiasi deret giginya tampak mempertegas wajah tampan dan pucat Darren.

...----------------...

November 15, Zurich 

Hari yang sibuk di kota Zurich, seorang wanita memakai kacamata berlari di antara kerumunan orang yang berlalu lalang di pedestrian.

"Uups, sorry … maaf, oh my God … maafkan aku nyonya!" teriaknya sambil meliukkan tubuhnya dengan gesit.

Professor Nirwana Zehra, bergegas masuk ke dalam gedung pencakar langit tempatnya bernaung. Ditangannya ada tas besar berisi laporan penelitian sementara, tangan satunya lagi membawa kotak berisi kopi dan sarapan paginya.

"Oh mein Gott, ich bin spät dran!" (Oh my God aku terlambat!)

Kakinya mengetuk ngetuk lantai menunggu lift terbuka. Sekelompok lelaki berjas rapi juga menanti di depan lift, Nirwana tak sabar ia melirik ke arah jam yang melingkar di tangannya.

"Iiisssh, berapa lama pintu lift ini terbuka?" gerutunya dengan menahan geram, Nirwana yang tak sabar akhirnya memilih untuk menuju tangga darurat.

Dengan cepat ia menaiki tangga, bunyi sepatu yang beradu dengan lantai terdengar menggema di koridor tangga darurat. Ponselnya berdering, membuat Nirwana sedikit kerepotan dengan tangan penuh.

"Ya, Ich bin schon hier!" (Ya, aku sudah disini?)

Nirwana bergegas naik dan dengan nafas tersengal, ia berdiri di depan ruang rapat. Merapikan sedikit rambutnya yang berantakan lalu membuka pintu. Ia memaksakan senyum meski nafasnya masih setengah mati untuk kembali normal.

"Hai, maaf saya terlambat!"

Senyum masam tersungging di bibir tipisnya, Nirwana sedikit menunduk menghindari tatapan tajam dari peserta meeting lain. Beberapa profesor arkeolog ternama dari beberapa universitas andalan di seluruh dunia hadir disana. Nirwana satu diantara sekian banyak profesor yang diundang dalam pertemuan itu.

Seorang pria Eropa berwajah dingin menatapnya tajam tak berkedip ataupun senyum saat Nirwana mengangguk ke arahnya. Wanita itu dibuat canggung dengan tatapan mata bak elang hitam.

"Sombong sekali dia, aku baru melihatnya disini apa dia bagian dari sponsor?" gumamnya lirih.

"Apa bisa kita mulai profesor Nirwana?" 

Suara lantang seorang lelaki paruh baya akhirnya mengalihkan pandangan Nirwana ke depan. Dengan cepat, Nirwana pun mengangguk.

"Baiklah, kita mulai presentasi kali ini. Silakan tuan Anthony!"

Lelaki dengan wajah berbintik dan kacamata tebal bernama Anthony berdiri di depan podium. Ia memulai presentasi nya tentang penemuan-penemuan baru yang diduga peninggalan peradaban Rumania sekitar abad ke 12 dan 13 Masehi. Slide demi slide diputar disertai pendukung pemetaan wilayah dan citra satelit. 

Anthony menjelaskan maksud dan tujuan ekskavasi untuk menegaskan penelitian tentang kepercayaan kehidupan setelah kematian. Nirwana mengerutkan kening, sejuta pertanyaan muncul dari slide terakhir. Bukti penemuan kerangka manusia dengan rongga mulut yang terbuka paksa dan diganjal kayu atau sejenis besi.

"Tunggu, penelitian ini menyangkut tentang vampir, dracula, or sejenisnya?" Nirwana menyela membuat semua peserta menatap ke arahnya.

Anthony menoleh ke arah pria yang berdiri di sudut ruangan, lalu menjawab. "Benar, kami sedang mencari bukti pendukung keberadaan mereka. Selama ini kita tahu mereka ada dan hanya didasarkan mitos, buku-buku sastra dan cerita urban legend. Jadi kami …,"

"Stop! Ini benar-benar diluar ekspektasi saya, mencari bukti vampir ada itu sudah dilakukan berpuluh tahun yang lalu. Semua bukti mengarah dan mendukung adanya kepercayaan bahwa vampir itu ada, lalu buat apa kita mencarinya lagi?! Ini sangat membuang waktu dan tenaga!" lagi-lagi Nirwana mengecam.

Anthony menarik nafas dalam, ia menatap Nirwana lalu mengubah slide terakhir.

"Ini adalah foto citra satelit terbaru yang kami dapatkan baru-baru ini. Sebuah kastil tua yang belum terjamah para peneliti tersembunyi di hutan larangan di pedalaman Cluj Napoca"

"Hutan Hoia Baciu, aku pernah mendengarnya!" sambung Nirwana lirih, tatapannya tak lepas dari slide terakhir. instingnya mengatakan sesuatu yang besar tersembunyi disana.

Anthony menatap Nirwana sejenak lalu kembali lanjutkan. "Kami mencurigai disanalah artefak kuno peninggalan para klan vampir disembunyikan."

"Artefak ini sangat berarti bagi klan vampir dan konon kabarnya ia bisa mengembalikan masa lalu yang hilang. Jika benar artefak itu ada disana maka, ini akan jadi penemuan terbesar sepanjang sejarah." lanjutnya lagi mengakhiri presentasi.

Nirwana terperangah, ia memang pernah mendengar rumor tentang artefak itu. Jauh semasa ia masih duduk di tingkat dua para guru besar dan pembimbingnya juga sempat menceritakan artefak kuno yang memiliki kekuatan ajaib.

"Kali ini, kami menunjuk profesor Nirwana sebagai ketua tim. Kami yakin dengan kemampuan dan ketajaman insting anda. Bagaimana profesor Nirwana?"

Nirwana menarik sudut lengkung di bibirnya, matanya berbinar, dan wajahnya merona kemerahan dan tanpa berpikir panjang ia pun menjawab.

"Tentu tuan Anthony, itu kehormatan untuk saya!"

...----------------...

Di sebuah rumah mewah nan megah, Darren duduk di kursi kebesarannya. Ia menikmati segelas cairan merah kental, senyum tersungging di bibirnya. Darren menatap lekat ke arah monitor layar besar di depannya. 

Pertemuan di Zurich terpantau jelas seperti siaran live televisi. Ia memperhatikan wanita yang sedari tadi berkomentar, siapa lagi jika bukan Nirwana.

"Siapa gadis itu?" ia bertanya pada Abraham tanpa mengalihkan pandangan.

Sang asisten dengan cekatan membuka file yang ada di hadapannya. "Nirwana Zehra, profesor muda di bidang arkeolog spesialis pencarian artefak kuno, dia memiliki ketajaman insting yang tidak diragukan lagi. Terlibat dalam beberapa penggalian penting di dunia termasuk Piramida Giza baru-baru ini. Lulusan terbaik dan memiliki julukan … nose of Anubis?" Abraham mengerutkan kening, ia tak percaya ada julukan aneh seperti itu apalagi julukan itu ditujukan untuk seorang gadis cantik.

"Apa? Hhm, menarik!" senyum Darren mengembang lagi, ia menenggak habis darah dalam gelasnya itu.

"Dekatkan kamera padanya!" perintah Darren dari mikrofon mini yang menempel di telinga informannya.

Sang informan memperbesar gambar Nirwana agar terlihat jelas dari layar Darren. Abraham menoleh ke arah Darren yang tersenyum menatap wajah cantik Nirwana. Baru kali ini ia melihat tuannya begitu antusias. Entah karena pencarian artefak kuno itu atau memang Darren menginginkan Nirwana menjadi miliknya.

"Aku ingin melihat seberapa istimewanya dirimu, Nirwana."

Terpopuler

Comments

bahasa mana ini ? Perancis ?

2024-06-09

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

hadir

2023-04-14

1

kangsemen

kangsemen

first☝🏻lanjuut~

2023-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!