Nirwana mendekati pintu batu dengan ukiran unik di tengahnya. Sebuah lingkaran besar bermotif labirin terukir di tengah pintu. Hanya ada satu baris kalimat yang melingkar sesuai labirin. Kalimat dalam bahasa Latin Kuno.
Nirwana mendekati pintu makam dari batu perlahan, ia mengamati tulisan kuno yang terukir melingkar itu.
"Hhm, ini unik kalau di makam para Pharaoh ada peringatan untuk tidak membuka dan mengganggu jiwa yang bersemayam tapi disini sedikit berbeda. Tidak ada peringatan, hanya ... hhhm, kalimat apa ini?"
Nirwana mencoba memastikan dengan menyentuh relief tulisan, sementara Darren memperhatikan sekitar, matanya menangkap satu gerakan relief yang tak terlihat Nirwana.
'Makam tetua vampir tidak akan dibiarkan tanpa jebakan, apalagi jika benar didalamnya terdapat benda antik yang dilindungi.'
Nirwana semakin berjalan mendekati dan hampir menyentuh satu dari simbol kuno yang bentuknya mirip seperti lambang ankh terbalik dalam hieroglif tapi teriakan Nicole membuatnya terkejut.
"Profesor Nirwana! Syukurlah anda selamat!" Nicole diikuti asisten lainnya menuruni anak tangga dan mendekati Nirwana.
Rekahan tanah yang menghalangi jalan mereka lewati dengan sangat hati-hati. Nirwana sedikit kesal karena konsentrasinya terganggu.
"Nicole! Apa kata ku saat aku sedang sibuk?"
Nicole berpikir sejenak lalu menjawab,"Hhm, diam dan jangan ganggu!"
"Good, jadi sekarang diamlah!" Nirwana kembali melanjutkan membaca dengan wajah bersungut sungut membuat Darren tergelak.
"Apa ada yang lucu tuan Darren?" sindir Nirwana tanpa mengalihkan pandangan dari relief di depannya.
"No,"
"Good, jadi tolong diam dan jangan banyak mengeluarkan suara!"
"Ok, tapi aku peringatkan nona kau membaca huruf itu terbalik."
Nirwana tercengang dan ia menatap Darren, "Apa maksudmu? Bukankah ini huruf Latin kuno? Aku sudah membacanya dengan benar!"
"Itu memang Latin kuno tapi caramu membaca tulisan itu yang salah. Percayalah padaku, gunakan cermin!"
Nirwana tersenyum sinis pada Darren, ia tak percaya dengan ucapan lelaki yang baru saja ia kenal. "Oh, benarkah? Jadi kau mengerti bahasa latin?"
Darren mengedikkan bahunya dan menarik garis lengkung di bibir, "Sedikit,"
Nirwana tak mengindahkan ucapan Darren, ia melanjutkan membaca tapi kemudian berhenti ditengah. "Aneh apa maksudnya ini? Kalimatnya tidak beraturan."
"Hei, nona! Ambil ini!" Darren melempar kan kaca pada Nirwana.
"Darimana kau dapat?"
"Asisten cantikmu memberinya padaku!"
Nirwana menatap Nicole tapi yang ditatap malah kebingungan. Seingat Nicole ia tak pernah memberikan cermin pada lelaki asing yang ada didepannya itu. Darren mengerlingkan mata pada Nicole dan membuat gadis itu tergagap. Ia memaksakan senyum pada Nirwana.
Nirwana berdecak kesal, tapi ia mengalah dan mengikuti saran Darren. Kalimat pertama terbaca dengan mudah saat relief itu dihadapkan pada kaca.
"Disini terbaring yang maha agung dari para tetua …," Nirwana berhenti sesaat untuk berpikir.
"Septima generatio, keturunan ketujuh!" Darren menyambung membuat Nirwana mengerutkan dahi.
"Not bad, Darren!"
"Keturunan ketujuh dari bangsawan yang sangat ditakuti …," Nirwana melanjutkan lagi.
Bisikan aneh tiba-tiba saja kembali terdengar menembus dinding batu, membuat semua orang yang ada di ruangan itu saling berpandangan.
"Kalian mendengarnya?" tanya Nirwana setengah menoleh ke arah timnya.
"Iya, kami mendengarnya."
Nirwana menatap Darren yang wajahnya berubah tegang. Entah mengapa ia yakin pria tampan berkulit pucat disebelahnya itu mengetahui sesuatu. Darren yang juga memiliki pendengaran tak biasa mendengar pergerakan aneh dari balik dinding batu. Kewaspadaannya meningkat tajam, ia mengendus bahaya.
Nirwana kembali membaca tulisan yang terpahat di pintu makam, "Gutta sanguinis qui possede vivica eum." (Setetes darah bisa membangkitkannya)
Mata Darren menangkap gerakan cepat yang melesat ke arah Nirwana. "Awas!"
Darren menarik tubuh Nirwana, ia melindungi arkeolog cantik itu dengan tubuhnya. Puluhan bilah besi tajam menghujam tepat di depan pintu makam. Nyaris saja tubuh mulus Nirwana tertusuk besi tajam penuh karat. Kejutan tiba-tiba yang mengerikan itu membuat semua anggota tim tak terkecuali Nirwana menahan nafas.
"Oh my God, profesor Nirwana!" Nicole memekik histeris saat melihat pakaian Nirwana sobek terkena sabetan bilah besi.
Nafas Nirwana memburu akibat adrenalin yang melonjak tinggi, andai tak ada Darren tubuhnya pasti berakhir mengenaskan disana. "I'm ok, Nicole!" teriak Nirwana memastikan kondisinya.
"Bagaimana kau tahu ada jebakan?" Nirwana bertanya masih dalam pelukan Darren.
"Kau bertanya padaku? Aku pikir kau pintar nona?" senyum Darren yang menyebalkan membuat Nirwana berdecak kesal.
"Harusnya kau tahu, makam kuno tidak akan dengan mudah ditaklukkan. Kau sangat ceroboh!" lanjutnya lagi dengan tatapan sinis yang membuat Nirwana semakin kesal.
Nirwana melepaskan pelukannya lalu kembali bertanya, "Oh ya benarkah? Lalu bagaimana menurutmu tuan, apakah kita bisa masuk ke dalam sana atau malah terjebak dan menjemput kematian disini."
"Itu tergantung bagaimana kau membaca peringatan dengan baik!"
Nirwana tak percaya Darren meremehkan kemampuannya, ia mampu memecahkan misteri di City of the Dead yang memiliki tingkat kerumitan tinggi tapi lelaki tampan di depannya ini dengan santainya merendahkan kemampuan linguistiknya.
"Oh, jadi anda meragukan diriku tuan? Baiklah kalau begitu coba saja kau artikan tulisan itu!"
Nirwana menantang Darren, perdebatan keduanya membuat anggota tim lain bingung. Mereka bergantian memandang Nirwana dan Darren. Tak ada yang mau mengalah di antara keduanya. Nirwana kembali mendekati pintu batu, dan membaca ulang kalimat yang terukir disana tapi setiap terjemahannya di mentahkan kembali oleh Darren.
Nirwana kesal baru kali ini ia bertemu seseorang yang sangsi akan kemampuannya, Keajaiban terjadi saat tanpa sengaja tangan Nirwana menekan satu kolom batu di bagian sisi kiri pintu dengan ukiran unik menyerupai labirin mungil.
Suara batu yang bergerak dan bergetar terdengar begitu keras. Nirwana dan Darren mundur, menjauh dari pintu makam. Perlahan tapi pasti, pintu itu terbuka lebar menuju ke sebuah ruangan lain dari makam.
Nirwana berbinar, senyumnya merekah lebar, ia pun berteriak. "Endlich hat es geklappt!" (Akhirnya berhasil!)
Setelah pintu makam terbuka lebar, Nirwana berjalan mendekati sebuah peti yang terletak tepat di tengah ruangan. Ruangan besar dengan atap dome itu terlihat begitu luas. Satu celah besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk terletak persis tegak lurus di atas peti batu.
Darren menajamkan mata, ia mendekati peti batu itu dan memperhatikan ukiran di atasnya.
'Jadi ini makam tetua ketujuh yang dihukum Cezar?'
Bahasa latin kuno yang dikuasainya membantu Darren membaca siapa yang ditidurkan dan dihukum disana.
'Constantin ketujuh. Itu berarti kakek buyut ku? Yang aku tahu dia dihukum Cezar karena kesalahan fatal, tapi apa itu?'
Darren memutari peti batu kuno itu, membaca satu demi satu peringatan yang terdapat di luar peti. Matanya membulat saat melihat sebuah ukiran tentang relik kuno yang dicarinya.
'Aneh, jika dia dihukum kenapa ada ukiran relik ini? Apa barang itu sengaja disembunyikan disini untuk mengaburkan pencarian?'
Darren dibuat penasaran dengan makam itu, ia memastikan jika makam itu benar adanya dan milik tetua vampir yang notabene adalah leluhurnya. Simbol keluarga Constantin juga terdapat di salah satu sisi tersembunyi peti. Ia tercengang mendapati ukiran relik itu disisi kiri makam batu. Darren semakin yakin relik itu ada didalam peti.
Aku harus mendapatkan relik itu bagaimanapun caranya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Wati Simangunsong
darah suci mlik nirwana dong
2023-04-14
1
Namika
ketingglan banyak... lanjut lagiiii
2023-01-15
2
irva 😍
darren keturunannya erlangga kah
2023-01-08
5