Nirwana berdiskusi dengan beberapa profesor lain yang terlibat dalam meeting. Ia sangat antusias dengan apa yang akan menjadi tugas dan misi barunya. Setelah mengikuti penggalian di salah satu situs terbesar dunia namanya memang mulai diperhitungkan. Tapi Nirwana tak pernah berbesar hati, ia tetap rendah hati dan tidak sembarangan mengambil tawaran penelitian meski itu berasal dari lembaga penelitian ternama.
Nirwana memiliki insting tajam yang tak dimiliki para arkeolog lain. Kemampuannya menganalisa bukti dan literatur sejarah memang diatas rata-rata arkeolog lainnya. Nirwana bahkan bisa memecahkan teka teki sulit yang terkadang muncul dalam setiap peradaban kuno.
Di usianya yang masih terhitung sangat muda sebagai arkeolog, Nirwana mampu bersaing dengan profesor kelas dunia dan para penemu sejarah kepurbakalaan lain. Julukannya pun tak main-main "Nose of Anubis".
Julukan yang didapatkan setelah berhasil memetakan makam kuno di City of the Dead, dalam sejarah kuno Mesir. Prestasi yang bukan kaleng-kaleng lagi. Kutukan kuno, jebakan maut, bahasa yang lumayan rumit, serta misteri yang menyelimuti City of the Dead berhasil ditaklukan.
Kini waktunya misi baru, menemukan relik kuno yang konon dipercaya sebagai relik peninggalan klan vampir.
"Bentuk relik yang unik." gumamnya lirih, matanya tertuju pada sketsa yang digambar dengan bantuan Artificial Intelligence.
"Ada yang tahu untuk apa relik ini?" Nirwana bertanya pada timnya meski ia sebenarnya sudah mengetahui.
"Konon relik ini bisa digunakan untuk mengembalikan masa lalu." Nicole sang asisten menjawab disaat yang lain hanya termangu dan sibuk dengan pikiran berandai andai.
"Mengembalikan masa lalu? Ciih, naif sekali. Untuk apa mengembalikan masa lalu jika masa depan nyatanya jauh lebih baik." Nirwana menaikkan alisnya sebelah.
Matanya tertuju pada salah satu ornamen yang menghiasi relik. "Goblin?" jarinya menunjuk pada salah satu relief yang menghiasi sudut relik.
Anggota tim yang lain segera memperbesar gambar dengan lup pada gambar asli lalu membandingkannya dengan sketsa buatan AI.
"Yup, lengkap dengan taring kecilnya." Gery menjawab pertanyaan Nirwana.
Gery, mahasiswa terbaik di bidang arkeologi di kampus tempat Nirwana mengajar. Keahliannya di bidang ekofak (menganalisa benda dilingkungan seperti batuan, fosil, dan muka bumi) cukup mumpuni, ia juga mahir merekonstruksi artefak kuno meski dalam kondisi tak sempurna.
"Prof, para ahli kimia dan genetik sudah bergabung mereka menunggu di ruang meeting bersama ahli lain." Nicole memberitahukan pada Nirwana jika timnya sudah siap.
"Oke, Gery dan kau Nicole bawa yang diperlukan ke ruangan. Aku menyusul."
Nirwana perlu memastikan sesuatu sebelum ia memulai meeting. Kebiasaan yang selalu ia lakukan sebelum menjalankan misinya. Nirwana duduk terdiam menatap sketsa relik di depannya, matanya tak berkedip seolah meneliti setiap detail dari ornamen kuno itu. Ia menggenggam kalung bermata hijau kekuningan pemberian ibundanya.
Rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya seolah memberinya energi untuk membuka instingnya lebih tajam.
Nirwana tak menyadari ada kedipan merah samar yang tersembunyi di dalam ruangan. Kamera mini sengaja diletakkan seseorang disudut yang tepat hingga mampu menampilkan gambar Nirwana dan apa pun yang terjadi dalam ruangan itu dengan jelas di lain tempat.
"Apa yang dia lakukan?" humam Darren tanpa berkedip.
"Kalung itu memiliki kekuatan aneh. Energinya cukup kuat untuk melindungi manusia selemah dirinya."
"Tuan, apa perlu saya menyelidiki siapa nona itu lebih jauh?" Abraham bertanya pada Darren yang kini sibuk memainkan bola besi kecil di sela jemari lentiknya.
Darren tak menjawab, ia hanya menyeringai menunjukkan sepasang taring kecilnya. "Tidak, aku akan menyelidikinya sendiri. Abraham siapkan semuanya kita akan pergi ke hutan itu."
"Baik tuan!" Abraham undur diri meninggalkan Darren yang masih setia duduk dan memperhatikan Nirwana.
"Cantik,"
...----------------...
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, Nirwana dan timnya tiba di hutan Hoia Baciu. Kabut tipis yang menyelimuti hutan, ditambah cahaya matahari yang tidak terlalu bisa menembus hutan purba itu menambah kesan angker hutan yang mayoritas ditumbuhi vegetasi tanaman sub tropis pada umumnya seperti pohon Cemara dan tumbuhan semak. Perbedaannya di hutan ini batang-batang pohon melengkung dan mengarah pada sudut tertentu, aneh memang.
"Prof, anda yakin kita masuk ke dalam sini?" Nicole memastikan sebelum mereka melangkah lebih jauh ke dalam hutan.
Nirwana yang sesekali memperhatikan atas menjawab dengan santai. "Kamu takut? Ini bahkan tidak seseram Mesir, Nicole. Kau tahu kan mumi, serangan virus aneh, gelap, panas, lembab? Kita pernah mengalami yang lebih menegangkan."
Nicole melihat kearah kanan dan kiri serta belakang, ia terjebak kengerian yang diciptakan alam bawah sadarnya. Ucapan Nirwana benar dibandingkan saat berada dalam piramida Giza dan City of the Dead ini jauh lebih 'aman'. Benarkah itu? Nyatanya tidak.
Nirwana dan timnya tak menyadari bahaya yang sedang mengintai. Klan vampir di bawah pimpinan Darren nyatanya telah menyusup diantara anggota tim. Belum lagi penghuni tak kasat mata yang sedari tadi mengintai dari balik pohon dan minimnya cahaya.
Hutan Hoia Baciu dipercaya sebagai pusat kekuatan gaib, tempat dimana sang legenda Count Dracula diduga bersembunyi. Hutan ini juga dikenal sebagai segitiga Bermuda nya Transylvania. Tak ada penduduk yang berani mendekat apalagi rumor yang berkembang mengatakan siapa pun yang masuk tidak akan pernah bisa keluar.
"Prof, letak kastil tua itu sekitar enam puluh lima derajat dari pusat hutan … jika tidak salah perhitungan ini berarti ada di … depan sana!"
Gery memakai alat pelacak canggih yang terhubung satelit. Tangannya menunjuk ke arah kiri dengan sudut sembilan puluh derajat dari posisi Nirwana sekarang.
"Bagus! Ayo cepat sebelum malam tiba."
Mereka bergegas menembus hutan sesuai dengan arahan Gery, benar saja tak lama kemudian mereka tiba di sebuah kastil tua tak berpenghuni dengan semak belukar yang hampir menutupi sebagian kastil.
Nirwana tersenyum puas matanya berbinar bak menemukan harta karun seluas samudra, "Wow, indah bukan Nicole? Petualangan, kita mulai disini!"
"Pasang tenda! Kita mulai penelitian disini!" perintahnya pada anggota tim.
Nirwana bergerak cepat sebelum senja tiba. Ia meminta beberapa helper untuk membersihkan semak belukar yang menutupi sekitar. Tiga orang bertugas membuat jalan masuk ke kastil, sementara lima lainnya dengan cekatan membantu mendirikan tenda utama sebagai kamp penelitian.
Nirwana membawa dua puluh personil inti yang terdiri dari berbagai ahli di bidang ilmu masing-masing. Profesor muda itu dibantu Gery memetakan kembali wilayah kastil dengan menerbangkan dua drone pengintai. Salah satunya dilengkapi dengan infrared yang langsung terhubung dengan komputer canggih di tangan Gery.
"Pemetaan selesai prof! Semuanya sesuai dengan citra satelit yang kita dapat!" Gery puas dengan hasil kerjanya, ia mengarahkan layar pada Nirwana.
"Bagus, kita akan memulainya besok pagi!"
Dua drone telah kembali pada Gery, Nirwana berjalan mendekati kastil yang hampir runtuh sebagian. Tak ada rasa takut yang menyelimutinya meski ia menyadari ada sesuatu yang aneh menyelimuti kastil itu. Kelebatan bayangan hitam sesekali tertangkap ekor matanya.
"Ya, ya tempat yang penuh misteri tidak akan lepas dari hal aneh yang mengikutinya." gumamnya dengan senyuman masam.
Setelah beristirahat semalaman, Nirwana merasa segar dan sangat bersemangat. Usai makan pagi ala kadarnya, ia memimpin tim pembuka untuk masuk ke dalam kastil.
"Kita mulai penelitian pagi ini, sasaran kita mencari bukti dan benda bersejarah yang luput dari pantauan. Ingat selalu waspada dan berhati-hati karena kastil ini usianya sudah sangat tua. Jangan terpisah dan usahakan tetap dalam kelompok!" teriaknya lantang sebelum memasuki kastil.
"Kenakan masker dan lapisi tangan kalian dengan sarung tangan!" ia kembali mengingatkan timnya tentang pengamanan dan keselamatan diri.
Berbekal santer besar di kepala, kamera yang melekat di bahunya, sabuk berisi peralatan penggalian mini miliknya, dan juga tongkat untuk menghalau binatang berbisa, Nirwana masuk ke dalam kastil. Beberapa orang mengikutinya di belakang, dua helper berbekal parang tajam membuka jalan bagi Nirwana.
"Gery, kita kemana?" tanya Nirwana pada Gery melalui mikrofon kecil di telinga.
"Ada ruang bawah tanah yang tersembunyi tepat di bawah lorong profesor saat ini." sahut Gery dengan kacamatanya memperhatikan layar monitor dengan proyeksi tiga dimensi.
"Bawa kami kesana," perintah Nirwana tegas, matanya awas memperhatikan sekitar. Berjaga dari serangan binatang dan makhluk lain yang mungkin saja terjadi.
Gery membimbing Nirwana menuju ruangan bawah tanah. Dengan perlahan Nirwana melangkahkan kaki menuruni anak tangga. Lembab, licin, ditambah aroma spora yang menyengat. Untung saja Nirwana tak lupa mengenakan masker pada setiap misinya, ini dilakukan untuk mencegah masuknya virus purba yang mungkin tak sengaja terhirup oleh dirinya dan tim.
"Oke, sekarang kau ada didepan makam itu prof. Tugasmu membukanya tapi berhati hatilah dengan jebakan." Gery menuntaskan arahannya.
"Yup, as usual!"
Nirwana berjalan mendekati makam yang konon di dalamnya terdapat peti yang bertatahkan batu permata. Susunan batu di lantai sedikit mengusiknya. Makam kuno itu diperkirakan ada di depannya, tapi ia tak yakin bisa mencapai makam itu dengan mudah.
"Bebatuan ini aneh, Gery bisakah kau melihat dari kameraku?!"
"Yup, sangat jelas sekali!"
"Bagaimana menurutmu pola lantai ini?"
Gery memperhatikan sejenak, lalu berkata "Jebakan, mam!"
"Hhhm, kau benar. Aku akan memastikannya!"
Nirwana melemparkan batu besar ke arah lantai dengan pecahan batu terbesar. Batu itu tepat mendarat di tengah. Untuk beberapa detik tak ada yang aneh tapi kemudian bunyi gerakan dalam tanah dan lantai batu yang berubah pola membuat semuanya tercengang.
Lubang besar menganga berjalan dengan cepat ke arah posisi Nirwana. Arkeolog muda itu sontak terkejut dan menghindar, tapi terlambat, tubuhnya hilang keseimbangan saat lubang besar itu membuat jarak antara dirinya dan tim.
"Oh, tidaaak!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
bukankah mereka sedang meeting ya ? 🤔
2024-06-09
0
yang perlu diwaspadai dalam misi pencarian di bangunan kuno memang jebakannya.
2024-06-09
0
tapi virus purba biasanya bersembunyi dan terperangkap di lapisan gletser.
2024-06-09
0