Cinta Yang Salah
Pesta pernikahan telah usai dengan megah di salah satu ballroom hotel ternama di Jakarta. Sepasang pengantin yang tengah bahagia terpancar dari senyum mereka yang tak luput dipandang mata. Tak hanya sepasang pengantin saja, namun dua keluarga juga turut bahagia dengan pernikahan mereka. Senda gurau senantiasa telontar dari mereka.
Setelah para tamu undangan serta kerabat dekat pulang ke kediaman mereka masing-masing, kini tersisa sepasang pengantin bersama kedua pasang orang tua mereka, serta beberapa karyawan pihak hotel dan WO yang sedang merapikan tempat pernikahan mereka.
"Danar, mama papa dan mertuamu malam ini langsung pulang ya? Kami tidak menginap di sini. Cukup kalian saja untuk segera beristirahat. Mama tahu, pasti kalian sudah sangat lelah setelah acara pesta ini. Danar, kamu harus jaga Devina dengan baik ya! Jangan buat Devina kelelahan". Canda mama Sinta yang berada di samping suaminya papa Doni.
"Iya ma. Mama papa dan ayah ibu, kalian tenang saja. Aku dan Devina akan segera istirahat. Kami juga sudah merasa lelah. " Ucap Danar sambil melihat satu persatu orang tua dan mertuanya.
"Ya sudah kalau begitu, kami pamit pulang ya. Danar, Devina selamat berbahagia ya sayang." Ujar Mama Sofi seraya memeluk putri tercinta mereka.
Setelah mereka berpamitan pulang. Danar dan Devina pergi ke kamar yang telah direservasi sebelumnya. Malam ini adalah malam terindah mereka. Malam yang selalu dinanti setiap pasangan telah meresmikan hubungan mereka. Namun, tanpa mereka sadari inilah awal derita dan terkikisnya kebahagiaan yang selama ini membersamai perjalanan cinta keduanya.
Kamar president suit yang luas, disulap menjadi kamar pengantin yang syahdu. Lilin aromaterapi beberapa di letakkan di sudut ruangan dan di meja kecil sebelah kasur. Kasur king size dilengkapi sprei putih yang dihiasi kelopak bunga mawar merah, dan dua handuk putih di tengah membentuk angsa berciuman. Sungguh romantis, itu kesan pertama kali yang Devina rasakan. Namun juga membuatnya menjadi gugup dan berdebar.
"Sayang, aku mandi dulu ya. Sudah gerah dan lengket ini." Ucap Danar sambil mendaratkan kecupan di kening Devina
"Iya sayang. Aku juga mau membersihkan wajahku dari makeup ini." Dengan tersipu Devina menjawab ucapan sang suami karna kecupan itu.
Mereka memang tak pernah pacaran yang melebih batas. Sekedar cium pipi ataupun kening. Di zaman sekarang memang jarang sepasang kekasih yang pacarannya seperti itu. Kebanyakan sudah melebihi batas bahkan sampai hubungan suami istri. Itu kenyataan. Tapi tidak bagi Danar dan Devina. Saling jatuh cinta untuk pertama kalinya. Dan saling menjaga dan menghormati privasi. Kuno, itu prinsip mereka. Entah ajaran orang tua atau memang itu mau mereka.
Seraya menunggu Danar yang tengah mandi, Devina duduk di depan meja hias yang tersedia di kamar tersebut. Menghapus makeup sebelum mandi dan mengganti gaun pengantinnya dengan baju rumahannya. Tidak banyak baju yang mereka bawa, karna hanya dua malam mereka akan menghabiskan malam pertamanya di hotel.
Lima belas menit berlalu, Danar pun telah selesai melakukan ritual mandinya.
Ceklek
Pintu kamar mandi pun terbuka. Terlihat Danar keluar hanya berbalut handuk putih sepinggang dan selutut. Menampakkan perut ratanya yang liat. Sambil berjalan menuju sang istri, tak lupa tangan kirinya mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kecil yang tersedia. Devina yang menghadap cermin hias, terpaku menatap Danar berjalan menuju ke arahnya. Debaran jantung yang tak menentu, membuat Devina gugup kala Danar semakin mendekatinya.
Cup
Kecupan di kepala Devina yang Danar lakukan, mampu membuatnya mematung tak berkedip. Apalagi kulit dada Danar secara langsung mengenai kepala dan tengkuk lehernya.
"Kenapa sayang? Muka kamu memerah gitu?" Danar belum menyadari bahwa sang istri tengah malu karna aksinya. Sambil meletakkan kedua tangannya di pundak sang istri yang sedang duduk di depan meja hias.
"A-a-aku... Gak apa-apa sayang" Ucap Devina dengan gugup wajah yang memerah, sedikit menunduk menyembunyikan kegugupan nya. Dan Danar mulai menyadari perubahan sikap sang istri yang tengah malu menatapnya.
Karena untuk pertama kalinya Devina melihat secara langsung dada seorang pria, apalagi pria yang amat dicintainya.
"Hmmm,, Apakah kamu terpana sayang?" Bisik Danar di telinga Devina yang membuatnya tiba-tiba meremang.
Hembusan nafas Danar begitu terasa di telinga dan leher Devina, menambah sensasi geli yang menggetarkan untuk pertama kalinya. Devina hanya mampu memejamkan matanya, saat hembusan nafas itu semakin terasa di area leher dan tengkuknya.
"Sa..sa..sa..sayang, aku mau mandi dulu." dengan gugup Devina membalas ucapan sang suami.
Terus menunduk dan berlari kecil, Devina menuju kamar mandi. Tingkah sang istri membuat Danar terkekeh bahagia.
'Sungguh menggemaskan dan membuatku semakin mencintaimu sayang.' Batin Danar dengan senyuman di bibirnya.
Tiga puluh menit, Devina habiskan di dalam kamar mandi untuk berendam dan menghilangkan rasa lelahnya. Segar dan wangi kini yang ia rasakan. Namun, ada yang terlupa dari Devina, ia lupa membawa piyama tidurnya yang telah ia siapkan di atas kasur. Karena terburu-buru dan gugup dengan perbuatan sang suami, ia melupakan hal itu. Memakai baju yang tadi ia pakai, tak mungkin karena sudah terkena keringat walau sesaat. Devina sangat menjaga kebersihan, apalagi untuk tubuhnya sendiri. Terpaksa ia keluar kamar mandi mengenakan bathdrop yang tersedia.
Keluar kamar mandi hanya dengan bathdrop serta handuk yang berada di kepalanya untuk membungkus rambutnya yang basah. Tampilannya membuat laki-laki yang tengah duduk di pinggir ranjang seketika berdiri. Menatap sayu dan terpana akan sang istri. Hasrat lelaki yang terpendam, kini tersulut hanya karena tampilan wanita cantik yang sudah menjadi istrinya beberapa waktu lalu. Wanita cantik yang begitu ia cintai.
Devina berjalan perlahan ke arah ranjang untuk mengambil piyama tidurnya. Sedangkan Danar masih terpaku menatap sang istri yang terus berjalan ke arahnya. Saat sang istri telah sampai di ranjang dan mengambil bajunya untuk berganti hendak berbalik, tiba-tiba tangannya dicekal sang suami untuk menghadapnya.
"Mau kemana sayang?" Ucap Danar dengan suara yang serak dan berat. Tangannya satunya ia gunakan untuk merengkuh pinggang sang istri agar merapat padanya.
"A..a...aku..mau..ganti baju sayang." Dengan gugup dan gemetar Devina menjawab tanpa berani menatap suaminya.
"Kenapa harus ganti? Bukankah ini malam pertama kita? Bolehkan sayang, aku memilikimu seutuhnya?" Ujar Danar dengan mata sayu menatap sang istri dan nafas yang berat.
Devina hanya bisa menganggukkan kepalanya. Tanpa berani menjawab dan menatap sang suami. Dengan perlahan Danar menuntun sang istri ke tempat peraduan cinta kasih mereka. Malam yang indah bagi dua insan yang saling melebur menjadi satu. Saling mengukuhkan cinta dan memuntaskan hasrat yang terpendam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-05-01
0