"Berani banget lo nampar cewek gue?!" tanya Raka dengan nada dingin dan tatapan yang mengintimidasi.
Seketika semua menjadi hening, hampir semua yang melihat berkeringat dingin melihat apa yang dilakukan Raka. Berbading terbalik dengan Zylva. Zylva malah mengeluarkan senyum miringnya saat melihat nametag cowok di depannya tersebut.
"Akhirnya ketemu Raka Alkairo Kavindra" batin Zylva.
"Kenapa diam aja?!!!" cowok itu meninggikan suaranya sedikit tapi di ruang tertutup dan hening tersebut membuat suaranya menggelegar.
"Buat apa takut? Bukannya dia juga manusia? Sama-sama kebuat dari tanah?"
Mendengar jawaban Zylva, darah Raka semakin mendidih dibuatnya. Duakk!!!! Raka meninju tembok tepat disamping kepala Zylva sampai tangannya mengeluarkan darah. Dan dihadiahi senyum miring oleh Zylva.
"Meleset." ucap Zylva dengan ekspresi meremehkan.
"Gue masih beri lo belas kasihan karena lo cewek! Tapi..." Raka menggantung kalimatnya. Namun Zylva sudah bisa menebak apa yang akan Raka katakan. "Kalau lo sekali lagi usik cewek gue, gak peduli lo cewek atau cowok. Gue habisi lo!" sambung Raka dengan tangan yang menunjuk-nunjuk Zylva tepat didepan muka Zylva.
"Gue udah bilang sama cewek lo, gue gak suka ditunjuk tepat di depan muka" Zylva menjepit hidungnya dengan dua jari seolah mencium bau yang tidak sedap. "Tangan kalian berdua tuh bau tai!" imbuh Zylva yang semakin membuat Raka geram.
"Kenapa? Emosi? Mau pukul gue? Sini" Zylva menawarkan pipinya sendiri. Sedetik setelahnya Zylva berdiri tegak lagi. Tangannya meraih handphone dari sakunya yang kemudian menggunakannya utuk mendorong Raka menjauh darinya.
"Radius 1 meter, tubuh lo penuh kuman dari bunga bangkai sekolah ini"
Zylva benar-benar puas melihat ekspresi kesal, marah, geram, dan heran yang bercampur aduk dalam komuk Raka. Hanya satu dipikiran Raka. 'Tergolong spesies apa cewek didepannya ini? Dia satu-satunya cewek yang gak takut dia bully'
"Lo pengen pukul gue kan? Persis kayak gue mukul cewek lo?" ucap Zylva menantang Raka. "Tapi ada syaratnya, pakai sarung tangan dulu. Biar kuman di telapak tangan lo gak nempel di pipi gue" sambung Zylva yang kemudian berjalan mendekati pintu kelasnya dan mengambil hand sanitizer yang ada di samping pintu untuk membersihkan pergelangan tangannya yang dipegang Raka. Lalu dengan santainya masuk kedalam kelas seolah tidak terjadi apa-apa.
Seketika keadaan menjadi ricuh lagi, mulai dari murid laki-laki ataupun perempuan semua menggosipkan Zylva yang berani melawan Raka. Bahkan Raka sampai dibuat kalah argumen saat berdebat dengan Zylva.
"Bubar kalian semua!!" bentak Raka supaya murid-murid tidak menggosipkan dirinya.
Semua langsung bubar.
Didalam kelas, Zylva tersenyum kemenangan karena mendengar bentakan Raka tadi.
"Ingat baik-baik Raka, Lo yang bunuh semua keluarga gue. Dan itu yang akan gue lakuin ke Lo." batin Zylva dengan menyungging senyum miring yang menyeramkan.
Drap! Drap! Drap! Dua orang gadis menghampirinya dengan napas tersengal-sengal.
"Gila lo Zyl, untung lo gak di apa-apain!" ucap Jessy panik.
"Gue salut sama keberanian lo, sekolah ini butuh murid kayak lo. Temanan sama gue ya? Gue Amel, temennya Jessy." gadis disamping Jessy tersebut mengulurkan tangan kepada Zylva mengajak berteman. Dan langsung disambut baik oleh Zylva.
"Gue Zylva." sahutnya singkat disertai senyum manis di bibirnya.
Didetik yang sama, tapi dilain tempat. Tepatnya di mansion keluarga Jjoxaviel. 4 laki-laki mengawasi pergerakan saudara perempuannya dari sebuah layar komputer.
"Good baby girl..." ucap Matthew memuji adiknya tersebut dengan tatapan bangga.
"Bukannya dia kemari untuk balas dendam? Kenapa malah berurusan sama orang gak penting gitu?" komentar Gibran yang tidak tahu apa-apa dan langsung mendapat bogeman di pipi kiri dari kakaknya.
"Dia Raka goblok! Makannya jangan kudet jadi orang!"
"Ih kok gantengan dia daripada gue?" Gibran berkomentar lagi.
"Hahh...." Varrel menghela napasnya. "Mendingan lo diam Bran daripada kena bogeman lagi." ujar Varrel yang sudah capek dengan pertengkaran kakak beradik tersebut.
"Tapi kenapa tuh cowok bego banget ya, bisa sebucin itu sama cewek spek lontong sate?"
Seketika semua menatap ke arah Reygan, karena tak biasanya Reygan melontarkan pertanyaan tidak penting seperti itu.
Matthew menyeringai seolah tahu sesuatu, kemudian menatap Varrel dan bertanya "Kasih tahu gak?"
Varrel menggeleng pelan "Gak usah, nanti bocor" ucap Varrel kemudian menyesap vapenya.
"Oke, gak gue kasih tahu"
"Pakai No Drop aja. No bocor-bocor" sahut Gibran ngawur dan dihadiahi bogeman lagi dipipi kanannya.
"Sialan lo Rel kereta!" umpat Gibran sambil mengelus-elus dua pipinya yang dapat bogeman mentah dari Reygan dan Varrel.
"Ngomong lagi gue genjreng kepala lo Bran" ancam Reygan.
"Ehee, peace brother" ucap Gibran lagi sambil mengacungkan dua jarinya sebagai tanda mengajak damai yang hanya dibalas raut wajah datar berkharisma oleh Reygan dan Varrel.
10.00 AM
Kita kembali ke SMA Cempaka Putih. Yap saat ini adalah jam istirahat. Semua murid mengisi istirahatnya dengan kegiatan yang mereka sukai. Termasuk Zylva dan dua teman barunya.
Saat ini mereka sedang menyantap soto ayam di meja kantin sekolah, tepatnya yang paling sudut karena permintaan Zylva. Namun tiba-tiba...
AKHHH!!!!
Suara jeritan terdengar dari meja kantin bagian tengah. Itu adalah suara jeritan seorang gadis yang baru saja disiram kuah bakso panas. Dan tentu saja itu mengusik Zylva yang sedang makan.
Zylva memperhatikan apa yang akan dilakukan si Gadis pembully kepada korbannya.
"Lo! Berani banget deketin pacar gue!" gadis yang mengenakan cardigan oranye itu menjambak rambut gadis yang sudah basah berlumur kuah bakso.
"T-tapi gue cuma lihat Raka, Cy"
PLAKK!!!
"BILANG AJA LO SUKA SAMA COWOK GUE KAN?!!!" bentak Lucy setelah menampar gadis malang itu.
Zylva menggelengkan kepalanya melihat perbuatan Lucy yang sangat bucin kepada Raka. Begitu pula dengan Raka yang sangat bucin kepada Lucy.
"Ckckck... the real of bucin couple" ucap Zylva sambil memasang ekspresi sangat jijik dengan apa yang dia lihat. Didetik berikutnya Zylva beranjak dan berjalan mendekati meja tempat pembullyan itu.
"Fix, dia dewi penyelamat kita" gumam Amel.
"Gue heran, nyalinya terbuat dari apa?" komentar Jessy yang masih tidak habis pikir dengan keberanian yang dimiliki Zylva.
Mereka berdua memilih mengikuti Zylva yang sudah ada di dekat gadis korban bully Lucy tersebut.
"Pergi ke kamar mandi, terus olesin salep ke muka lo" perintah Zylva kepada korban bully tadi.
"Ma-makasih..." ucapnya, lalu lari terbirit-birit meninggalkan kantin.
Lucy menatap tajam Zylva yang menggagalkan aksi bullynya. Tak mau kalah Zylva juga menajamkan netranya menatap mata Lucy. Dua gadis itu beradu tatapan sengit.
"Masalah lo sama gue apa sih?!! Kenapa dari tadi lo selalu gangguin gue?!"
"Gue gak suka pembully" jawab Zylva singkat.
"Tapi gue gak bully lo!"
"Ya terus? Lo tetep pembully kan?"
Zylva mengambil tiga langkah kedepan sehingga jaraknya dengan Lucy semakin terkikis. Mungkin jarak mereka sekarang hanya satu langkah.
Zylva mendekatkan mulutnya ke teliga Lucy. "Salah lo bukan hanya sebagai pembully, tapi karena lo orang kesayangan Rakampret. Lo juga masuk blacklist gue!" bisiknya tepat di teliga Lucy. Kemudian Zylva melangkah mundur menjauhi Lucy sambil tersenyum miring dan tentunya berhasil membuat Lucy semakin marah.
Setelah sekitar 15 langkah, baru Zylva berbalik dan berjalan membelakangi Lucy.
"Karena, semua orang kesayangan Raka bakal masuk blacklist gue"
...***...
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
sasa
nexttt
2022-12-22
1