RETAK

RETAK

ROBBY DAN KINAN

SEMUA peristiwa berawal dari sore yang mendung. Terlihat Kinan berlari -lari kecil melewati trotoar jalan menuju gang rumahnya.

Mendung gelap memaksa hujan turun dengan deras. Titik-titik air hujan seperti ribuan anak panah.

CLETAK! CLETAK! CLETAK!

Bahkan menghantam dinding mobil dengan suara yang mengerikan.

Robby yang berada di dalam kendaraan, melihat sekelebat sosok Kinan, langsung menghentikan kendaraannya.

Jarak antara Kinan dan rumahnya masih lumayan cukup jauh. Kendaraan yang sudah melaju kencang mendadak berhenti, memastikan sekelebat bayangan yang di lewatinya benar-benar Kinan, kekasih anak lelakinya Erlangga.

Robby dengan pelan dan hati-hati memundurkan mobilnya.

“Kinan!” Robby menurunkan sedikit kaca jendela, mengintip wanita yang basah kuyup di pinggir jalan itu.

“Masuk!” ajaknya memaksa.

Kinan yang memang tidak memiliki pilihan, masuk dengan kikuk karena baju yang sudah basah kuyup.

GLEK

Robby menelan ludahnya, menginterpretasikan sekilas bentuk tubuh kencang dan berisi gadis kecil itu.

Kinan termasuk dalam kategori ideal, tidak terlalu kurus tapi bisa di bilang kurus. Hanya sedikit berisi karena memang masih ABG belum terkontaminasi virus dunia lelaki. Atau, jikalau pun Kinan sudah pernah merasakan sentuhan laki -laki, itupun pasti hanya Erlangga.

Otak Robby menjadi urakan melihat pemandangan di sampingnya.

Siapa pun akan menelan ludah melihat lekukan di balik baju seragam putih abu-abu yang melekat ketat karena basah itu, tidak terkecuali dengan Robby.

Duren sawit yang masih legit itu mengerjapkan mata jenakanya plus menjilati bibirnya mesum.

Kilat dan petir sesekali datang mengerikan. Kinan selalu menutup telinganya saat momen itu datang.

“Ngapa? Serem ya?”

“Iya Om, serem!”

Robby masih ingat benar, saat Kinan berusia delapan tahun. Ketika itu Robby membawa Erlangga, Kinan dan mamanya yang kebetulan salah satu pegawainya juga tetangga sebelah rumahnya, pergi rekreasi. Dalam rangka merayakan hari ulang tahun Erlangga yang ke sembilan tahun.

Robby tersenyum geli saat mengingat hal itu.

“Kenapa Om, ketawa sendiri?”

“Om, ingat kejadian waktu itu, kamu yang takut petir melompat ke pangkuan Om.”

Ha ha ha...

“Sekarang nggak mau gitu lagi?”

Kinan tertawa sadar. Tubuhnya yang basah kuyup terguncang guncang, sembari sibuk dengan kedua tangannya untuk merapihkan susunan bajunya yang berantakan ke sana kemari.

“Sekarang kamu sudah besar! Nggak kerasa, Cepat ya?”

Robby membuang Pandangannya jauh ke depan, dia lebih berkonsentrasi pada jalanan.

Pikiran kotor yang hadir memaksa otaknya berfantasi keliling Dunia.

Uuuuuuiiiihffffxxx...!

Menyebalkan! Keluhnya dalam hati.

“Sekarang nggak mau lompat lagi kepangkuan Om?”

Robby mengulangi pertanyaan bodohnya. Berharap apa coba? Berharap Kinan duduk di pangkuannya? Astagfirullah alazim! rupanya otak Robby sudah tidak waras! Bisa -bisanya dia berfikir demikian, dan mengatakan pertanyaan memalukan seperti itu.

Kewarasan Robby sedang di uji. Tidak seperti biasanya Robby selalu santai menghadapi wanita.

Apa mungkin karena Kinan masih terlalu kecil sehingga Robby pikir sangat manis menggodanya.

Wajah malu-malu dan juga wajah blingsatan Kinan sangat imut di lihat mata.

Robby! pekiknya pada diri sendiri.

Astagfirullah alazim, bisa bisanya, Otak seorang Robby menjadi bajingan nggak karuan gara-gara ABG.

Kewarasan Robby tinggal lima puluh persen. Dari mana dia mendapatkan ide berbicara mesum seperti itu pada gadis kecil yang lebih cocok menjadi anaknya itu.

Otaknya terus melayang-layang tidak mau berhenti berfikir mesum.

Diam! Gertaknya pada hati yang hina.

Meskipun hanya sekilas cepat dia melirik pemandangan di sampingnya, fantasi kotor langsung menyebar seperti virus bakteri terus berusaha menghapus kesadaran iman.

Datang lagi, lagi, dan lagi!

Hah!

Hal itu lumayan membuat Robby gerah.

Wajah Kinan memerah. Bisa karena kedinginan atau karena malu, bisa juga karena tidak enak badan.

“Kamu tidak sehat? Kinan!”

Wait?

Pertanyaan yang baru saja di lontarkan oleh Robby. Benarkah sebuah pertanyaan yang tulus? atau sekedar keinginan untuk melihat pemandangan di sebelahnya lagi? sesuatu yang menguji imannya.

Indah di balik pakaian Kinan yang transparan itu, adalah sesuatu yang sangat nikmat!

Asem!

Lelaki macam apa yang berani mencuri pemandangan seperti itu? memanfaatkan keadaan. Dan selalu menciptakan kesempatan untuk melakukannya lagi.

Heeeeem!

Kinan, haiiii....😘😘😘

Terpopuler

Comments

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

numpang ngontrak disini deh

2023-01-12

1

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

kok kinan serem😱

2023-01-12

1

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

hati hati ntar dikira pedofil 🤣🤣🤣

2023-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!