"Kinan! Kita ke kantor Om dulu ya?” dengan buru-buru Robby memutar mobilnya, melintasi keramaian dengan cepat.
Robby bahkan tidak menunggu Kinan untuk setuju, padahal sudah terlihat membekap perutnya karena kelaparan.
Kinan terdiam, dia sangat kesal dalam hati. Kesal! karena dia sudah kelaparan, juga kesal dengan Erlangga yang meninggalkannya.
Perut kinan berteriak dengan kencang, seperti suara harimau mengaum.
Tolooooong! Tolooooong! Laaaaapaaaar! Lapaaaar!
Erlangga sialan! kekasihnya itu terus pulang setelah menunggunya cukup lama justru di usir olehnya.
Wajah Kinan merenggut membayangkan punggung Erlangga yang menjauh pergi.
Hanya karena kesalahan sepele Seharusnya Erlangga tidak begitu emosi.
Bukannya mengikutinya malah pergi begitu saja! Gerutu Kinan.
Padahal Kinan hanya merajuk sedikit saja, ingin rasanya memamerkan perlakuan Erlangga yang bucin dengannya pada semua orang.
Dasar Erlangga tidak peka! hanya karena alasan klisenya yang aneh.
Erlangga tidak mau berkumpul dengan ke empat sahabatnya.
Erlangga bilang teman-teman Kinan suka sekali meneleponnya diam-diam, juga suka menyentuhnya, meraba dan bermain-main di belakang Kinan.
“Biasalah yang seperti itu! namanya cewek lihat cowok." Jawab Kinan pada Erlangga yang beralasan. Namun, Erlangga tidak menerima argumen Kinan.
“Atas dasar apa mereka di katakan ‘biasa!’ itu isi otak kamu yang rusak!” Erlangga naik pitam karena jawaban itu dan pergi meninggalkan Kinan sendirian.
Perdebatan kecil yang jarang terjadi pada keduanya membuat Erlangga memilih pergi.
Erlangga memang selalu marah jika sudah membahas teman -teman Kinan. Sepertinya dia sangat phobia dengan sahabat Kinan.
Erlangga bahkan sangat membenci wanita yang bernama Yuni.
Wanita itu memiliki tingkat percaya diri tinggi, dia menganggap semua lelaki hanya sebatas ************ wanita. Jadi maksudnya Erlangga juga begitu? tepis Erlangga keras.
"Oh, tidak! Kinan, anak seusia kita, yang seharusnya membicarakan soal-soal ujian atau jadwal pelajaran. Yuni terlalu fulgar!" Kata Erlangga.
"Itu hak mereka, Er! kenapa sih kamu?"
“Setidaknya jika kamu mau jalan sama temanmu, kasih kabar dong! Jangan kamu biarkan aku seperti orang goblok, nunguin kamu!”
“Ya maaf, Er.”
Kinan lebih memilih bersama temanya dari pada mengikuti Erlangga pulang yang sudah menunggu di depan pintu gerbang sampai dua jam.
“Aku pulang! Nikmati saja harimu!”
Erlangga tidak pernah berkata kasar seperti itu pada kinan. Ini untuk pertama kalinya Erlangga marah sampai meninggalnya Kinan sendirian.
Tidak seperti biasanya, Erlangga paling tidak bisa melihat Kinan sedih, dia akan menggenggam tangan Kinan dengan lembut, itu caranya mengatakan maaf. Tapi, kali ini Erlangga tidak ingin melakukannya, Erlangga benar -benar tersinggung dengan kaliamat 'biasa' yang di lontarkan Kinan.
Kinan pikir dirinya hanya sebuah mainan yang bisa di download semua orang.
Meskipun kinan bersikeras, bahwa Erlangga tidak seharusnya meninggalkannya sendiri. Menurut Erlangga berkumpul dengan teman-teman Kinan hanya membuat migrennya kambuh.
Buang -buang waktu! Kebiasaan mereka yang suka toal-toel, Selfi narsis! tidak baik untuk Erlangga yang tertutup.
Namun begitulah sebuah hubungan, akan merenggang sebentar, lalu akur lagi. Marah sebentar lalu Sayang-sayangan lagi.
Terkadang putus hubungan dan Contact, tapi kemudian nangis-nangis ingin kembali.
Permainan cinta memang seperti itu, meskipun kisah cinta hanya ada di dunia fantasi. Menggelikan, terkadang jika sudah membicarakan soal cinta.
Jika boleh bertanya, dan jika ada jawaban pastinya, cinta itu jenis kosakata yang memiliki arti apa? perjuangan? bukan! Lalu, apa?
Cinta itu satu kata yang bisa membedakan antara ABG dan orang dewasa.
“Yang salah aku sih? Tapi...” Kinan menghentikan pikiran saling menyalahkan.
Sewajarnya Erlangga sangat kesal. Menunggunya hampir dua jam malah di usir.
Tapi, rumus wanita tidak pernah salah! selalu menjadi jurus pamungkas.
Kinan tetap tidak menerima jika Erlangga meninggalkan dirinya dan begitu tega padanya, sampai -sampai tidak mau mengangkat teleponnya.
Kinan mendekap tasnya yang juga basah, dia mengerang, rasanya ingin menangis.
Acara jalan -jalan sore bersama teman sekelasnya berantakan! setela mamanya Naira datang dengan emosi tinggi.
Wanita dengan usia kurang lebih 46 tahun itu bekerja di konvensi kecantikan. Memiliki temperamen keras! setidaknya, Kinan sering sekali mendapati Naira di marah sampai di pukul.
Bahkan terkadang hanya karena masalah sederhana dan sepele, Naira bisa mendapatkan pukulan keras, makian juga hinaan.
Heeeeh! mengingat ibunya yang seorang single parent, bekerja di rumah makan elite milik Robby.
Sebagai pelayan ibunya tetap sabar meskipun jarang memiliki waktu luang untuknya.
Ibunya tidak pernah mengeluhkan kenakalannya. Justru, ibunya selalu minta maaf terlebih dulu, Jika melakukan kesalahan.
Terlambat menjemputnya dari sekolah atau uang jajannya yang kurang, ibunya selalu merasa bersalah dan akan dengan lembut memohon Kinan untuk memakluminya.
Dalam diamnya Kinan merasa bersyukur, memiliki ibunya yang cantik dan penyabar.
Kinan melirik Robby yang masih sibuk dengan kemudi.
Mengapa mama tidak menikah saja dengan Om Robby.
?
😘 Erlangga, salam manis...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
meninggalnya atau meninggalkan nih kak🤭
2023-02-12
0
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
phobia kak nobita bukan pubia
perhatikan bahasa yg semestinya 🙏
2023-02-12
1
EL SHADAY
absen bang 😂
2023-01-15
1