“Oh, begitu. Mari nona ikut kami.” Dengan ramah ke dua pelayan itu membawa Kinan masuk ke dalam kamar hotel yang berada di lantai sepuluh.
“Waaaah...” lagi-lagi Kinan di buat takjub dengan kamar itu.
“Ini ruangan pribadi tuan Robby?" Kinan clingak-clinguk, memperhatikan keadaan kamar dari punggung pelayan itu.
"Silahkan nona membersihkan diri, dan hubungi kami jika membutuhkan sesuatu."
“Ok,” dengan bahagia yang tidak di buat -buat Kinan menautkan jari nya membentuk lingkaran oke.
Kinan mengitari ruangan elite itu, membuka semua ruangan. Lalu menelungkupkan tubuhnya di kasur empuk.
Berguling-guling, dan dengan sangat senang menghirup aroma maskulin khas laki-laki.
Kinan tau aroma yang begitu hangat itu aroma parfum papanya Erlangga.
“Mandi ah, badanku lengket.” Kaki kurus Kinan lincah melangkah menuju kamar mandi yang memiliki ukuran ruang tamu di rumahnya.
Ck ck ck ck ck
Kinan berdecak kagum, kamar mandi atau tempat terapi kesehatan? pikir Kinan takjub.
Berbaris manis di rak dinding minuman beralkohol dengan berbagai macam merek. Pasti dengan harga yang fantastis! Kinan menebak.
Bisa jadi harga minuman keras yang berbaris di dinding itu jauh lebih mahal dari baju barunya yang paling bagus. Atun bisa jadi harganya lebih mahal dari rumahnya.
Ada berbagai macam makanan ringan, permen jahe! juga botol bertuliskan vitamin penambah stamina.
Nyam nyam nyam nyam...
Kinan mengunyah beberapa makanan yang ada.
Rasa manis permen mengikat lidahnya, Seperti jelly kenyal -kenyal manis buah.
Kamar mandi orang elite sungguh di luar nalar. Ini kamar mandi atau ruang santai? apa ruang tamu? atau ruang rapat. Selain perlengkapan sehari -hari ada juga tertumpuk kertas -ketas berkas. Bisa di bilang kamar mandi plus-plus.
Kaca seukuran badan Kinan melebar setengah meter ke samping, menghadap bathtub.
Mungkin, tempat Santai, berendam sambil minum-minum, nonton TV, atau sambil tiduran. Aneh -aneh saja! orang kaya.
Sebelum Kinan menengelamkan tubuhnya di bathtub, menikmati sensasi mandi dengan air hangat. Kinan menghubungi pelayan untuk mengantarkan beberapa makanan yang biasa di pesan Robby.
Perutnya yang sudah memohon pertolongan, tidak bisa di ajak kompromi lagi. Tapi, Kinan tidak tau makanan apa saja yang tersedia di hotel itu.
Jadi, ini ruangan pribadinya Om Robby? Ada beberapa peralatan perawatan laki-laki lengkap.
Pisau cukur, handbody, parfum, juga ada banyak alat kontrasepsi.
Aish...? apaan ini? hiiih...
Alangkah enak jadi orang kaya, memiliki segalanya.
Cukup lama Kinan berendam, akhirnya lelah juga.
TING! TING!
Suara bel berdering, tanda pesanan datang. Kinan beranjak dari bathtub menyambar kimono kebesaran yang memang sudah nyaman tersangkut di sebelah kaca.
Makanan ala orang kaya terhidang rapi di atas meja. Pelayanan hotel ini luar biasa terampil. Tanpa di perintahkan mereka sudah menyusun makan malam plus minuman.
“Apa ini yang selalu di nikmati Om Robby?” tanya Kinan pada pelayan.
Ke-dua pelayan itu hanya tersenyum. Sebagai bentuk iya tanpa kata-kata.
Masih dengan kimono kebesaran Kinan ngeloyor masuk satu ruangan yang terbuka.
Tempat terbuka itu menghadap luasnya lautan rumah -rumah, dan luasnya langit dengan keindahan bintang.
Hujan deras mengikis awan menghadirkan langit indah dengan seribu penghuni. Pendar-pendar bintang yang berkeliaran, saling bertukar tempat, sangat indah. Selain pemandangan itu, ada satu meja dengan dua kursi berada di sudut ruang terbuka sedikit ke tepi menempel dinding. Tempat itu mengakses pemandangan gedung -gedung menjulang yang berada di sebrang.
Ada perlengkapan olahraga di ruang terbuka itu.
Bisa di bilang tempat ruang pribadi Om Robby ini adalah tempat santai sambil olahraga.
Apa mungkin Om Robby membawa wanita ke sini? Kinan mulai berpikir sesuatu yang baru. Tante-tante atau sekretarisnya. Mungkin...? tiba-tiba Kinan merasa hatinya bergetar, rasa tidak suka ada orang lain dekat dengan lelaki itu.
"Apa hakku? memang dia siapaku?"
Kulkas mini berada di ujung ruang. Kinan menghampirinya, dan meminum beberapa air mineral.
GLEK GLEK GLEK
Pantas saja rumah Om Robby sederhana, ternyata dia memiliki tempat semewah ini.
Haaaaaah segar!
Kinan merasa begitu nyaman setelah mandi, minum air dingin dan menikmati hidangan makan malam.
Sembari terus mengitari seluruh ruangan, memberikan nutrisi pada kekepoannya.
GLEK GLEK GLEK
Segelas air mineral menyegarkan tenggorokannya lagi.
Tengorokan tiba-tiba kering, mengharuskan Kinan untuk terus menenggak air.
Air liurnya selalu meretas keluar mencoba membantu membasahi tenggorokan. Namun kekeringan semakin menjadi, ada gerah dan perasaan yang membuat buku kuduknya meremang.
“Waaah! Keren! Keren! Keren!” Ujar Kinan mengomentari penampilan ruang pribadi Robby.
Kinan merasa badannya memanas, tidak tau apa sebabnya, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.
"Mungkin karena panas."
****
love Kinan😘....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
nath_e
minyak mas panda 😎
2023-01-25
1
Sri Bekti Sri
nengok bentar biar Sudh di buang ,,
2023-01-13
2
Darrel🐈🐈
aduh kinan kalau minum. liat2 dong main sosor aja😅😅
2022-12-26
3