ORANG DEWASA YANG MENJADI BODOH

Bodoh! Robby mengutuk Otak kotornya. Mengingat sosok gadis yang sedang di mainkan dalam drama imajinasinya adalah Kinan kekasih Erlangga anaknya sendiri.

Menjadi duda dalam jangka waktu yang lama, kadang membuat dirinya menginginkan banyak hal dari wanita.

“Kenapa hujan-hujanan?” tanya Robby mengaburkan suasana canggung.

Perasaan aneh tumbuh dengan cepat, dalam desiran normal lelaki dewasa yang kehausan.

“Kenapa nggak minta di jemput Erlangga?”

Eits!

Robby masih saja mencuri-curi pandang dengan ekor matanya.

Bra berwarna merah mencolok terlihat jelas menutupi gunung kembar ukuran 34 kurang lebih, dengan rendah-renda yang manis. Ukuran yang cukup montok jika di padu dengan badan kurusnya. Kinan juga memiliki pinggul yang sedikit berisi, tidak bisa di bilang Kuring atau kurus kering.

Heee...?????

Robby menyeringai, sedetail itu kah pemikiran otaknya.

Kinan terlihat malu-malu juga masam. Lelaki macam apa om Robby itu? pikirnya dalam hati. Orangnya pendiam tidak suka tersenyum apalagi menyapa. Hampir setiap hari bertemu tapi Om Robby tidak memiliki ekspresi sayang! Akrab atau bersahabat.

Misalnya, seperti rasa ayah pada anaknya, mertua pada menantu atau sekedar rasa sebagai tetangga. Benar -benar manusia yang tidak memiliki emosional! membosankan!

Kinan sering menghabiskan waktu bersama Erlangga. Bahkan bisa di bilang waktu Kinan sebagian habis di rumah duda itu.

Tapi, Robby tidak memiliki ekspresi wajah yang bersahabat. Wajahnya selalu sama tidak pernah memiliki perbedaan.

Kayak tablet murahan! Flat! Tidak pernah berkembang! Handphone saja memiliki perkembangan tapi Om Robby tidak. Keluh Kinan dalam hati kecilnya.

Orang sedingin itu, yang tidak suka bergaul dan berbicara, juga tidak suka Berbasa-basi. Wajahnya yang selalu tegang! Bisa -bisanya mamanya sangat menyukai orang seperti itu.

Heeeeh!

“Ngelamunin apa?” tegur Robby membuyarkan lamunan Kinan.

Robby mengerjapkan matanya lagi. Membuang pandangan ke depan. Mengaburkan suasana canggungnya dengan berkonsentrasi mengemudikan mobilnya.

Robby berusaha terus menerus untuk membuang jauh-jauh otak kotor yang terus saja melintasi kepalanya.

“Tadi...” Kinan menghentikan ucapannya. Dia menutupi tubuhnya bagian depan dengan tas sekolah. Menyadari bahwa lelaki di sampingnya tampak kikuk dengan keadaannya.

“Pakai.”

Robby dengan respect membuka jas kerjanya.

“Pergilah ke belakang, tutupi badanmu dengan ini.” Tanpa melihat dan mendapatkan persetujuan dari Kinan, Robby memutar mobilnya ke arah lain.

Secara naluriah, akal sehatnya menginginkan. Jika dia pulang dengan membawa Kinan dalam keadaan basah seperti itu. Akan menimbulkan banyak pertanyaan dari semua pihak.

Di tambah lagi dengan statusnya sebagai duren. Akan timbul spekulasi negatif dan banyak-pertanyaan yang tidak mengenakkan.

Semua orang tau bahwa Robby hidup sendiri, menduda cukup lama. Otomatis prasangka miring bahwa dia kelaparan dalam hal hubungan *** menjadi rahasia umum.

Mereka akan beranggapan bahwa dirinya memanfaatkan keadaan Kinan yang basah kuyup dan masih labil.

“Lho om! mau ke mana?” tanya Kinan tidak mengerti, mobil yang di tumpanginya melaju cepat ke arah yang berlawanan dari tujuan.

Robby hanya diam tidak menjawab. Dia sudah gelisah dengan isi kepalanya.

Tidak jauh dari lokasi perumahan mereka, Robby memarkirkan kendaraannya di halaman sebuah toko Baju.

“Kamu di sini saja, om mau belikan baju gantimu.”

“Loh, Om! bukannya lebih baik kita pulang?”

Robby sudah amblas masuk ke dalam toko baju, tidak mengindahkan protes Kinan. Tubuh Kinan yang setengah telanjang membuat hormon Testosteronnya naik ke level puncak.

Dia tidak ingin sinting sendiri karena sering mencuri pandang pada pemandangan yang tidak selayaknya di nikmati olehnya.

Meskipun cukup mudah bagi Robby mencari penyaluran, tapi sebisa mungkin dan sekuat yang bisa di lakukan, untuk tidak gila.

Wanita memang kebutuhan yang tidak bisa di hindari, tapi resiko yang di timbulkan juga sangat fatal.

Robby jenis laki -laki yang tidak ingin memiliki banyak cacat di mata umum. Males report! Katanya jika ada wanita yang mengejarnya.

Tidak memakan waktu lama, Robby sudah muncul dengan terburu-buru. Di tangan kirinya menenteng tas yang sudah pasti isinya pakaian. Di tangan kanannya dia sibuk dengan handphone.

“Ya ya ya, aku akan segera datang!” ucapnya dengan si penelepon.

Wajah Robby menegang. Sesuatu yang sedang terjadi membuatnya seperti terkena serangan panik.

“Ganti bajumu, nanti kamu masuk angin.” Lanjut Robby memberikan tas baju yang di bawanya, tanpa melihat Kinan.

Terlihat sekali bahwa Robby menghindari kontak mata dengan gadis kecil itu.

Serangan panik yang sedang melandanya membuat dia sedikit melupakan panas darahnya karena Kinan.

ROBBY, duren legit...hai...

Terpopuler

Comments

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman

saran ajja nih kak nobita
mending jngn pke cover cover lgi deh
biarkan para reader berimajinasi dgn tokoh kinan Erlangga dan robby

2023-02-12

0

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

sadis om di samain kya tablet murahan dan hpe

2023-01-12

1

EL SHADAY

EL SHADAY

dir ☝️

2023-01-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!