CINTA YANG BERBAHAYA
Di sebuah rumah sakit swasta
Seorang pria tampan sedang berbaring di atas ranjang kamar VIP rumah sakit. Pria itu men-scroll foto-foto seksi seorang model, yang baru masuk ke beranda Instragramnya.
"Cih.... murahan!" ucap pria itu geram. Pria itu tidak mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. Pandangannya tetap stay mengamati foto model berpakaian minim itu. Wanita itu terlihat sedang berpose seksi di depan kamera.
"Bukankah berpakaian terbuka seperti itu memancing mata jelalatan pria mesum di luar sana!" ucapnya mengerutu. Pria itu merasa pakaian yang dikenakan model itu terlihat terlalu minim sebanding dengan gaya sensualnya.
"Lihatlah.... kau masih bisa menikmati hidupmu. Bukankah lebih baik kau juga merasakan apa yang kurasakan dan anggota klan king yang lain?" sambung pria itu. Raut wajahnya berubah menjadi datar dan tak berekspresi.
"Aku akan membuatmu merasakan apa yang keluarga teman-temanku rasakan" gumam pria itu meremas ponselnya.
Pria itu menatap kosong ke atas langit-langit kamar inapnya. Ia merasa hatinya kosong, harus jauh dari klan king. Bersama klan king sejak kecil membuat pria itu merasa kesepian. Air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Takdir seperti apa yang akan aku jalani...." ucap pria itu dengan lirih. Dean memejamkan matanya karena terlalu lelah memikirkan nasib buruknya.
#
#
Di perusahaan fashion ternama
Seorang wanita cantik sedang berpose seksi di depan kamera fotografer. Ia merupakan salah satu model brand ambassador dan fashion ternama Fendi dan Chanel. Memiliki wajah cantik, kulit putih bersih dan tubuh yang tinggi nan langsing. Membuatnya dikagumi banyak pria dan wanita di berbagai belahan dunia.
Banyak pengusaha miliuner, biliuner maupun triliuner berniat mendekatinya, mengajaknya dinner ataupun melakukan kencan satu malam. Namun Olivia dengan tegas menolak ajakan mereka. Karena sedari kecil Ia sudah memiliki satu prinsip kuat. Jika ada pria yang ingin bersamanya, maka pria itu harus menikahinya terlebih dahulu.
"Kerja bagus Olivia...."
"Sekarang pekerjaanmu sudah selesai. Kau bisa mengambil cuti beberapa hari ke depan. Kau bisa beristirahat di rumah, pergi ke mall belanja atau bahkan pergi liburan ke luar negeri. Nikmatilah waktu kosong mu." ujar manajernya menatap wajah cantik Olivia. Ia sangat bersyukur bisa bekerja bersama Olivia, wanita baik, ramah dan apa adanya.
Wanita bernama Tania itu merupakan manajer sekaligus asisten Olivia. Wanita itu berusia 30 tahun, tentunya sudah memiliki suami dan seorang putra. Tania sudah bekerja kurang lebih 5 tahun bersama Olivia. Tugas Tania layaknya seperti manajer artis atau model biasanya. Mengatur jadwal pemotretan tanpa harus mencari pekerjaan untuk Olivia lagi.
Olivia sudah dikontrak menjadi model barang-barang branded original. Baik itu tas, sepatu dan pakaian-pakaian branded lainnya. Ia menjadi model tetap di dua perusahan fashion terkenal dunia sekaligus.
"Benarkah? aku sudah menunggu hari ini tiba setelah berbulan-bulan lamanya."
Gadis itu tersenyum hangat menatap manajernya. Wanita itu bertingkat layaknya seperti kakak dan ibu bagi Olivia.
Tania membalas senyuman Oliva sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke daftar jadwal pemotretan Olivia berikutnya.
"Ah...." Olivia menghela napas mendudukkan bokongnya di atas sofa di ruangan istirahatnya.
"Akhirnya aku bisa menikmati jadwal kosong ku...."ujarnya menghembuskan napasnya menatap sekeliling ruangannya.
"Selalu sama." batinnya
Olivia merasa tubuhnya sedikit pegal, akibat terlalu lama berdiri, berpose menggunakan beberapa gaya di depan kamera dalam waktu bersamaan.
Gadis itu berdiri dari duduknya setelah melihat langit semakin gelap. Olivia berniat pergi ke salon kecantikan, luluran, creambath, dan perawat lainnya. Ia merasa tubuhnya sangat kelelahan bekerja satu hari full.
"Aku balik duluan kak...." ujar Olivia mengambil tasnya di atas meja.
Tania hanya membalas ujaran Oliva dengan gumaman, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.
"Hem...."
Olivia melangkah keluar dari perusahaan fashion setelah mendengar gumaman sang manajer.
#
#
Keesokan harinya
Di Bandara
Olivia melangkah menuju ruang check-in keberangkatan sembari menarik koper kecilnya. Olivia biasanya akan ditemani oleh sahabatnya Dena, apabila pergi liburan. Namun tidak untuk kali ini, Ia akan menghabiskan waktunya berlibur sendirian di Spanyol.
Olivia sebentarnya sangatlah merindukan sahabatnya Dena. Sudah sembilan bulan lamanya mereka lost contact. Mereka terakhir bertemu saat sahabatnya memintanya bertukar profesi untuk sementara waktu.
Olivia memiliki dua profesi tanpa sepengetahuan orang-orang di sekelilingnya. Karena dua kepribadian itu terlihat sangat berbeda. Baik dari segi gaya berpakaian, ekspresi wajah, karakter ataupun dandanan. Bahkan terkadang, orang-orang di sekitarnya merasa kesulitan membedakan dua orang di dalam satu tubuh dan jiwa.
Olivia mendudukan bokongnya di atas kursi tunggu sembari memainkan ponselnya. Ia belum sadar, kalau sedari tadi seorang pria terus-menerus menatapnya dengan sinis. Rasa benci dan dendam terlihat jelas di sorotan matanya. Tatapan pria itu terlihat seperti predator yang ingin menerkam mangsanya. Tatapan tajam seperti elang itu seperti mampu menembus tubuh lawannya.
Tak beberapa lama Olivia mendengar suara pemberitaan penerbangan negara tujuannya.
"Diinformasikan kepada seluruh penumpang tujuan keberangkatan Amerika menuju Madrid - Spanyol, dipersilahkan memasuki pintu keberangkatan"
Olivia mematikan ponselnya saat mendengar pemberitahuan keberangkatan. Gadis itu kemudian melangkah menuju pintu keberangkatan. Ia melangkah sembari menarik koper kecil miliknya.
Sementara seorang pria yang tidak dikenal yang memiliki poster tubuh tinggi, tegap dan kekar, diam-diam ikut berdiri mengikuti langkah Olivia, ketika mendengar informasi keberangkatan penerbangan tujuan Madrid-Spanyol. Pria itu langsung mengenakan kacamata hitam yang sedari tadi bertengger di kantung jasnya. Sorotan mata hitam gelap pria itu terlihat seperti seekor predator yang ingin menerkam mangsanya.
#
#
Di Hotel Marbella Spanyol
Olivia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur kamar hotel. Ia baru saja tiba di hotel Marbella beberapa menit yang lalu. Hotel Marbella memiliki keindahan pemandangan pantai yang luas.
Dari balkon hotel Marbella, Olivia bisa menikmati pemandangan pantai secara langsung. Apa lagi Ia merupakan wanita yang sangat menyukai suasana senja di pesisir pantai. Tentu saja Olivia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan manajernya.
"Baiklah.... sebentar malam, aku ingin bersantai di restoran dekat pesisir pantai. Sekalian cuci mata lihat turis-turis ganteng." ucap Olivia tersenyum lebar.
Olivia melangkah menuju balkon melihat keindahan pantai dari lantai 20. Gadis itu memejamkan matanya menikmati angin sejuk bercampur hangat dari atas balkon.
"Akhirnya.... aku bisa bersantai, meskipun hanya berlibur sendirian." monolog Olivia tersenyum lepas.
#
#
Sementara disisi lain
Seorang pria bernama Dean juga ikut menyewa satu kamar hotel untuk beberapa hari. Ia memesan kamar yang berada di samping kamar Olivia. Pria itu akan bermain cantik dengan rencananya. Ia tidak mau rencana gagal.
Dean melangkah menuju balkon kamar inapnya. Ia melihat Olivia sedang menikmati suasana indah di pesisir pantai. Pria itu menatap sinis kearah Olivia.
Hatinya berdesir melihat senyuman manis Olivia.
"Jaga hati mu Dean! jangan sampai hatimu menguasai pikirkan mu! ingat apa tujuanmu datang ke sini. Ingat bagaimana gadis itu mengkhianati Tuan mu! menghancurkan hati orang-orang yang selama ini dekat denganmu. Para anggota klan king yang tewas, Rain yang koma dan Nona muda yang masih hilang sampai hari ini." bisik iblis di telinganya. Bisikan iblis itu tentu saja mempengaruhi pikiran pria itu.
"Lupakan semua Dean. Mulai sekarang, hiduplah dengan baik. Lupakan masa lalu. Lupakan rasa benci dan dendam di hatimu. Ikhlas adalah jalan terbaik untuk merelakan sesuatu yang sudah tiada."
"Dengarkan kata hatimu Dean. Karena benci dan cinta itu hanya beda tipis. Kau akan terluka saat mengetahui kenyataan yang sebenarnya." bisik sang malaikat berusaha menghalau bisikan iblis di kepala Dean.
"Mengapa hati dan pikiranku tidak sejalan!" ucapnya kesal.
#
#
Malam hari
Dean duduk di teras balkon sembari menatap langit malam. Hatinya seakan-akan marah dengan rencananya, namun tidak dengan pikirannya. Ia sudah gelap mata ingin menyakiti dan menghancurkan hidup Olivia. Pria itu menatap lurus kearah gelapnya pantai di malam hari.
"Aku akan membalasnya dengan cara yang lebih kejam. Aku tidak akan membiarkannya hidup bahagia dibalik penderitaan orang lain. Dia bisa menjalani hari-harinya dengan bahagia sekarang. Sementara orang-orang yang terluka menderita seumur hidupnya." monolog Dean dalam hati. Kejadian pahit masa lalu masih terngiang-ngiang di Ingatannya.
...***Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Embun Kesiangan
keren😍cinta seorang model terkenal nih
2022-12-30
0
Riyas Warman
masih sama 😁
2022-12-26
0
Riyas Warman
di ganti atau revisi kah Thor 🙏🏼🙏🏼 soalnya dicari mau baca yang awal kok gak ada dibuka buka ternya berubah sampulnya 😁🙏🏼 yang penting semngat berkarya
2022-12-26
0