Dada Olivia terasa sesak mendengar perkataan pedas dan menyakitkan Dean. Setetes air mata terjatuh dari sudut matanya. Ia menatap dalam kedua bola mata Dean.
"Apa pria itu bukan dia?" batinnya bertanya-tanya menyelami tatapan tajam dan datar pria itu. Air mata mulai mengalir deras dari sudut matanya. Mata Dean terlihat tidak berbohong saat mengucapkan kalimat itu.
"Jadi.... Siapa yang tidur denganku tadi malam?" tanya Olivia dengan suara bergetar.
"Tato mahkota...." lirihnya pelan sembari menatap teliti tubuh Dean.
"Aku harus memastikan perkataan pria ini." ucap Olivia menyakinkan dirinya. Ia berusaha menghentikan air matanya yang sedari tadi terus-menerus mengalir keluar dari sudut matanya.
"Cih...."
"Mana mungkin kau tidak tahu siapa yang tidur denganmu. Sedangkan kau terlihat sangat agresif saat melakukannya di atas tubuh pria lain." sinis Dean melangkah melewati Olivia.
"Apa aku meluapkan sesuatu?" ucap Olivia. Ia berusaha mengingat-ingat kilasan kejadian tadi malam. Namun dia sama sekali tidak bisa mengingat sepenuhnya, apa yang terjadi tadi malam. Ia hanya ingat dengan tingkah agresif nya akibat aroma parfum perangsang yang Dean gunakan.
Dean menatap tajam kearah wanita yang sudah sah menjadi istrinya. Jika di tanya apa dia bahagia menikah dengan wanita itu. Maka jawabnya tidak, dia tidak akan mau menikahi wanita itu, jika bukan karena Ia memiliki tujuan.
"Aku ingin kembali, namun rasa bersalah ini masih membekas sampai sekarang." lirih Dean menatap kosong ke dalam air laut.
#
#
Sementara Olivia masih terdiam dan tidak bergeming mendengar perkataan Dean. Ia berusaha mengembalikan ingatannya ke malam tadi. Karena terlalu lama bergelut dengan lamunannya, tanpa Olivia sadari kapal yang mereka tumpangi mulai berlayar ke tengah laut.
"Bagaimana jika aku hamil?" lirihnya menatap sendu ke area perutnya. Ia lalu mengelus lembut perut ratanya.
"Seminggu ini merupakan masa suburku!" sambungnya.
"Bagaiman jika aku benar-benar hamil?" gumamnya menatap kearah Dean.
Sementara Dean juga sedang meratapi nasibnya mengingat kejadian pengeboman mansion klan king.
Mereka bergelut dengan pikiran masing-masing.
#
#
***Flashback On****
Dean menatap nanar punggung tegap Jack semakin menjauh masuk kedalam terowongan, yang sebelumnya juga dilalui nyonya mudanya. Dean ikut berlari kearah yang berlawanan untuk menyelamatkan dirinya dan anggota klan king yang lain.
"Mundur!!! kalian cepat keluar dari mansion!! lindungi diri kalian dari ledakan" teriak Dean. Ia berlari kencang menyelamatkan dirinya.
BOOOOOMMMMM
DUAR
Ledakan dahsyat itu membuat pendengaran Dean berdenging. Ia melompat ke kolam renang untuk menetralkan tubuhnya dari rasa panas dan bahan kimia yang tercemar di udara.
Ia merasa tubuhnya bergetar menahan rasa sakit bercampur perih di tubuhnya. Meskipun tidak terlalu parah namun tubuhnya tidak sanggup untuk berdiri.
#
#
Salah satu anggota klan king juga juga ikut masuk ke dalam air untuk menyelamatkan dirinya. 30 menit kemudian mansion dan pohon-pohon yang tadinya masih rimbun sudah berubah menjadi gersang. Dean menatap nanar ke runtuhan bangunan mansion klan king.
"Nyonya muda, Jack, Rain" lirihnya menatap kosong kearah runtuhan itu. Wajah Dean terlihat sangat pucat, namun Ia masih sempat-sempatnya memikirkan keadaan orang lain.
Tak beberapa lama Dean pingsan tengelam kedalam kolam renang. Anggota klan king yang melihat bosnya pingsan di dalam kolam renang, langsung menarik tubuh besar Dean lalu mengendong menjauh dari bekas ledakan itu. Setelah beberapa jam melangkah, mereka tiba di jalan raya yang cukup sepi dan belum ada kendaraan yang melintas.
Sebuah mobil berhenti di dekat mereka. "Apa yang terjadi kepada kalian?" tanya seorang wanita muda menuruni mobilnya.
"Nona, tolong antar kami ke rumah sakit." ujar anggota klan king menatap penuh harapan kearah wanita itu.
"Silahkan masuk" ucapnya sembari membukakan pintu penumpang.
Setibanya di rumah sakit, wanita itu langsung memanggil petugas untuk membantu anggota klan king mengangkat tubuh Dean.
"Hey Via, apa kau memiliki pasien baru?" tanya seorang wanita bernama Claudia kepada teman seprofesinya. Mereka baru seminggu yang lalu dipindah tugaskan ke daerah itu. Ini merupakan pengalaman pertama mereka bekerja sebagai karyawan tetap.
"Kau benar Cla. Barusan aku menemukan seorang pria pingsan di gendong pria lain di tengah jalan." terangnya sembari melangkah menuju ruangan UGD.
"Kalau begitu, selamat berjuang. Ini merupakan pasien pertamamu." ujar Claudia memberikan semangat kepada Via.
Dean mengalam koma beberapa bulan setelah dokter mengidentifikasi beberapa masalah di jaringan kulitnya. Via dengan telaten merawat dean hingga Ia sadarkan diri.
"Terima kasih dokter Via, bos saya sangat beruntung bisa di rawat langsung oleh dokter profesional seperti anda beberapa bulan ini" ujar anggota klan king berterimakasih.
"Ini sudah menjadi tugas dan kewajiban saya sebagai dokter." ujar Via tersenyum ramah.
"Kalau begitu saya permisi." ujarnya melangkah meninggalkan ruangan itu.
#
#
Cklek
Seorang pria sebaya Dean membuka pintu ruangan rawatnya. Ia tersenyum tipis melihat Dean sudah sadar dari komanya.
"Bos, anda sudah sadar?" tanya anak buah Dean sembari melangkah mendekati ranjang dorong rumah sakit yang di tempati Dean.
"Apa kau yang membawaku kemari?" tanya Dean menghiraukan pertanyaan anak buahnya. Ia cukup penasaran dengan keadaan ketua klan king dan juga mengapa Ia bisa berada di rumah sakit tanpa yang lain disisinya.
Bagaimana keadaan ketua dan tuan muda apa mereka sudah kembali? dan bagaimana dengan bos dan juga Rain? apa mereka selamat? bagaimana juga dengan nona muda? mengapa aku bisa koma selama ini?
Kalimat-kalimat pertanyaan itu sedari tadi sudah bersarang di otak pintarnya.
"Iya, bener bos." ucap bawahannya sembari meneliti raut wajah pucat Dean.
Walaupun raut wajah Dean sekarang masih terlihat pucat, tapi itu terlihat lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Karena di hari kejadian itu, tubuh Dean terlihat seperti kaku dan ada beberapa luka cukup serius di beberapa bagian tubuhnya.
"Apa ada yang terjadi selama aku koma? bagiamana dengan ketua apa Ia sudah kembali? nona muda, bos dan juga Rain?" tanya Dean kepada anggota klan king kepercayaannya.
"Rain ikut koma akibat tragedi itu bos. Untuk tuan Jack...."
"Dia sudah sembuh setelah seminggu di rawat di rumah sakit. Banyak anggota klan king yang tewas dan juga...."
"Sampai sekarang.... nyonya muda belum juga di temukan. " ujar anggota klan king gugup.
Ia menatap kosong kearah jendela kamar rawat yang ada di sebuah kanannya.
"Apa ketua sudah kembali?" tanya Dean penasaran.
"Ketua sudah kembali dengan tuan muda, hanya saja ketua akhir-akhir ini semakin kurusan. Nyonya besar dan tuan besar merasa perihatin melihat kondisi ketua." jelasnya lagi.
Memang beberapa bulan ini, Ia terus memantau aktivitas greyson dan keluarganya.
"Tom...." lirih Dean. Rahang Dean tiba-tiba mengeras saat mengingat nama penghianat itu. Suara pemberitaan di televisi mengalihkan pandangan tajam Dean. Ia melihat wajah seseorang yang sangat di bencinya terpampang nyata di layar televisi.
"Kau tidak boleh bahagia diatas penderita orang lain." ucapnya sinis
"Kau cari tahu tentang wanita itu." tunjuk Dean kearah televisi.
"Baik bos." ucap anak buahnya. Ia kemudian berlalu keluar dari ruang rawat Dean.
****Flashback off***
...***Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🌸⚘Sayõnarã_Que3nza ⚘🌸
Nyonya muda selamat, jack dan rain juga...
2022-12-21
1
Queensland
Dean lagi Khilaf Olivia 😌
2022-12-21
1