Chapter 3

Olivia terdiam sebentar menunggu perkataan selanjutnya yang keluar dari mulut kurang ajar pria itu.

"Apa kau mau mencobanya? aku yakin kau pasti akan lebih puas melakukan penyatuan dengan rudal balistik milik ku." sambung Dean lagi tersenyum sinis meremehkan Olivia.

Nyesek dan sakit

Dua kata itu menggambarkan bagaimana perasaan Olivia mendengar kalimat pelecehan yang keluar dari mulut Dean. Gadis itu berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh dari sudut matanya.

Ia mengangkat kepalanya menatap langit-langit toilet Club. Setelah merasa perasaannya lebih baik, Oliva menatap dalam wajah Dean.

"Aku tidak mengenali pria itu. Namun mengapa Ia mengatakan kalimat menyakitkan seperti itu. Apa aku terlihat serendah itu di matanya?" gumamnya dalam hati.

"Hahaha...." Oliva tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

"Apa hanya kalimat itu yang ingin kau sampaikan kepadaku?" tanya Olivia meremehkan Dean.

"Kalau memang hanya itu, lebih baik urungkan niatmu untuk menikmati tubuhku!"

"Karena itu hanya akan terjadi...." sambung Olivia menyeringai kecil menatap wajah merah padam Dean.

"Di dalam mimpimu!!"

"In your dreams!!"

"In your dreams bastard!!" teriak Olivia meluapkan amarahnya.

Dean tentu saja terkejut mendengar teriakan Olivia di depan wajahnya. Pria itu merasa gendang telinga berdenging mendengar suara teriakan nyaring Olivia.

Dengan kasar Dean mencium bibir merah Oliva. Pria itu emosi mendengar teriakan gadis itu. Sementara Olivia tidak mampu membendung air matanya sedari tadi ingin tumpah. Gadis itu menangis tanpa suara saat merasakan ciuman kasar Dean. Ia benar-benar merasa dilecehkan oleh pria itu, bukan hanya pelecehan secara fisik namun juga pelecehan secara verbal.

Rasa panas ditubuhnya membuat Olivia tanpa sadar ikut membalas ciuman kasar Dean meskipun masih terasa kaku.

Dean tersenyum sinis merasakan ciuman balasan Olivia. Pria itu itu tidak mau mengakui seberapa nikmat rasa manis ciuman kaku gadis itu.

"Ternyata Anda serendah ini! pura-pura menolak agar terlihat suci!!" sinis Dean menghapus bekas saliva di bibirnya.

Deg

Lagi-lagi hati Olivia nyeri mendengar kalimat penghinaan yang terucap dari bibir Dean. Olivia berusaha menahan emosinya untuk tidak menghajar mulut kurang ajar Dean. Olivia merasa terhina mendengar perkataan menjijikkan yang keluar dari mulut pria itu.

Olivia menatap tajam bola mata hitam tajam milik Dean. "Menurutku kau cukup tampan, tapi maaf.... Kau bukan tipeku!" telak Olivia dengan suara bergetar.

Olivia lalu meneliti penampilan Dean dari kepala hingga ujung kaki. "Pria ini memiliki wajah sempurna, tapi.... sangat disayangkan bahasa yang keluar dari mulutnya benar-benar tidak beretika!" batin Olivia menghapus jejak air matanya dari pipinya.

"Setelah hari ini, apa kau masih bisa berbicara sombong seperti itu. Kita akan lihat nanti." ujarnya tersenyum sinis. Dean mencengkeram pipi tirus Olivia hingga membuat gadis itu merintih kesakitan.

Dean tersenyum licik saat merasakan pantulan benda empuk dan lembek di dada bidangnya. Ia mengeratkan pelukannya agar tubuh Olivia semakin menempel ke tubuhnya.

Sementara Olivia berusaha melepaskan pelukan kuat Dean saat Ia mencium aroma parfum perangsang dari pakaian yang dikenakan pria itu.

"Sial! dia menggunakan parfum perangsang" batin Olivia. Gadis itu mulai merasa tubuhnya semakin panas dingin saat mencium aroma parfum dari kemeja yang digunakan Dean.

"Apa yang kau lakukan!! lepaskan!!!" bentak Olivia. Ia berusaha melepas dekapan kuat Dean di tubuhnya.

"Aku hanya ingin melakukan, apa yang ingin aku lakukan!!" bentak Dean. Ia mengangkat dagu Olivia sehingga berhadapan dengan wajahnya.

"Aku akan membuatmu menyesal." sinis Dean mencengkeram kuat dagu Olivia.

"Sakit.... Aku tidak mengenalmu! jadi kenapa kau harus membuatku menyesal dan menyakitiku seperti ini!" bentak Olivia. Ia berusaha menahan rasa perih akibat cengkraman kuat dari tancapan kuku jemari Dean yang menancap di pipinya.

Dean terdiam lama menatap bola mata teduh milik Olivia. Tanpa sadar pria itu mendekatkan bibirnya ke leher jenjang wanita itu. Dean merasakan desiran aneh dihatinya, saat mengigit kecil leher jenjang Olivia.

"Mengapa kali ini rasanya lebih nikmat dibandingkan yang pertama?" ucap Dean dalam hati.

Jantung Olivia berdetak kencang saat merasakan hembusan hangat napas Dena di leher jenjangnya. Bulu kuduknya tiba-tiba berdiri dan tubuhnya menjadi panas dingin.

Tanpa sadar pria itu melepaskan cengkeramannya dari Olivia. Ia menatap lagi wajah Olivia kemudian Dean kembali menautkan bibir mereka.

Olivia berusaha melepaskan diri dari ciuman agresif Dean. Tetapi tangan Dean terlalu kuat menekan tengkuknya.

Dean menikmati tautan itu, tanpa sadar pria itu semakin memperdalam ciuman mereka. Panas dingin di tubuh Olivia semakin menjadi saat Dean memperdalam ciuman mereka.

"Mengapa rasanya senikmat ini." batin Dean melepas ciuman mereka.

"Aku mohon lepaskan aku...." lirih Olivia sudah tidak mampu menahan rasa panas di tubuhnya. Ia merasa tubuhnya semakin bergairah saat Dean menciumnya kesekian kalinya.

"Kau harus ikut aku keluar dari sini!" sentak Dean menarik kuat pergelangan tangan Olivia.

Pria itu juga sepertinya sudah tidak sanggup menahan gairahnya. Entah mengapa ciuman Olivia lama kelamaan terasa nikmat dan berbeda dari sebelumnya. Ciuman itu terkesan manis sekaligus mampu menggetarkan hatinya.

Olivia hanya bisa menuruti perkataan Dean, tanpa ada niat membantah atau melarikan diri. Karena Ia sudah tidak mampu membendung rasa panas di tubuhnya.

#

#

Di kamar hotel

Olivia menatap takut dengan tatapan tajam yang Dean layangkan kearahnya. Tak beberapa lama seorang pria masuk ke dalam kamar hotel itu.

"Lakukan!" perintah Dean. Ia kemudian keluar dari kamar itu setelah mematikan lampu di kamar itu.

#

#

Pagi hari

Olivia cukup terusik dengan sinar matahari yang masuk melalui gorden jendela kamar hotel.

Enghh

Suara lenguhan seorang wanita memenuhi kamar hotel itu. Olivia mengucek-ngucek pelan kedua matanya untuk memastikan penglihatannya.

Deg

Olivia langsung terduduk untuk memastikan kamar yang di tempati-nya.

"Aku tidur di kamar siapa?" gumamnya sembari memulihkan ingatannya tentang kejadian semalam.

Mata Oliva melotot mengingat apa yang terjadi kemaren malam. Ia mengalihkan pandangannya ke sampingnya, seorang pria terlihat masih tertidur nyenyak membelakanginya. Ia melihat sebuah tato mahkota menempel di punggung sebelah kiri laki-laki itu. Karena terlalu terkejut, tanpa sadar kakinya menendang punggung pria itu.

"Argh!! sial!" maki pria itu mengelus bongkongnya tanpa menatap Olivia.

"Sial! apa aku benar-benar tidur dengannya?" tanya Olivia dalam hati. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

Sementara pria itu mengeram kesal dengan tindakan kurang ajar Olivia. Kepalanya sedikit berdenyut akibat terbentur langsung dengan lantai.

Olivia langsung beranjak dari atas kasur, menghiraukan suara kesakitan pria itu.

Ia melangkah menuju kamar mandi menahan sakit dibawah sana.

"Apa pria itu sudah mengambil mahkota berharga yang ku jaga selama bertahun-tahun?" tanya Olivia dengan lirih. Air mata sudah membanjiri wajah bantalnya.

...***Bersambung***...

Terpopuler

Comments

Embun Kesiangan

Embun Kesiangan

⚘penyemangat🙏

2022-12-30

0

Embun Kesiangan

Embun Kesiangan

enaknya tambah jotosan dikit, Liv wkwkwk maaf y thor🙏😅reader jd gragas gini✌abis ceritanya seru... lanjut up semangat thor

2022-12-30

0

Riyas Warman

Riyas Warman

😔😔 kasihan kamu Olivia

2022-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!