ISTRI YANG TERLANTAR
Seorang gadis duduk tenang namun wajahnya tampak gugup dengan gaun pengantin yang ia kenakan ,sesekali bibirnya tersenyum kala mendengar pujian-pujian yang terlontar kepadanya .
"ah ibu berlebihan,"ucap nya kala mendengar pujian dari seseorang yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya.Baru saja Mira memuji dan mengatakan cantik hingga membuat wajah wanita itu merona.
"sayang"
kali ini Mira bersuara dengan nada bergetar khas suara wanita lanjut usia namun juga suara yang menyiratkan akan kepedihan hati terdalam nya.
Bella mendongak ,kemudian tersenyum tanpa menyahut panggilannya ,ia begitu menanti kata apa yang akan calon mertuanya ucapkan .
"Ibu mohon, berikan kebahagiaan untuk putra ibu!"lanjutnya dengan mata berkaca-kaca,hatinya begitu perih ketika mengingat betapa menderita wajah putranya paska perjodohan yang telah di rencanakan nya.
"insyaallah bu, Bella pasti melakukan yang terbaik untuk suami Bella nanti"Senyuman itu seolah begitu tulus di tebarkan bibir tipisnya.
"Alvin sangat mencintaimu nak, berikanlah warna dalam kehidupan nya yang sekarang.
Ibu menyesal karna dulu telah menjodohkannya,Ibu tak tau akan menjadi seperti ini jadinya." jelas nya
namun kali ini air matanya lolos begitu saja.
Sudah tentu ,penyesalan itu menjalar membuat ulu hatinya merasakan sakit setiap saat.
Bella tersenyum,kemudian menghapus air mata Mira yang berhasil membasahi pipinya .
"Ibu jangan khawatir, mas Alvin pasti baik baik saja" ungkapnya mencoba menenangkan hati bertopeng kan wajah yang rapuh itu.
"terimakasih sayang,"ungkapan itu ,begitu tulus Mira ucapkan,bibir yang di dominasi lipstik berwarna merah itu melengkuh ,memberikan senyuman yang teramat ikhlas.
Setah lama mereka terdiam larut kedalam suasana nya saat ini,namun kemudian tersadar ketika Mira kembali mengingat apa tujuan ia menemui calon mempelai wanita.
Mira membantu Bella untuk berdiri kemudian mengangkat gaun panjang yang menjuntai ke bawah . Gaun putih itu tampak pas dan sangat cantik dikenakan modeol internasional ini.
Wanita itu tersenyum bahagia ,berjalan di tuntun oleh calon ibu mertua.
***
Hanna nampak sibuk membenahi kemeja yang di kenakan suaminya ,mengelap keringat pada suaminya dengan cekatan.
wajah nya nampak sedih, namun bibirnya tetap tersenyum menunjukan bahwa ia baik-baik saja .
Haruskah ia sakit,mengingat hikmah yang begitu besar atas apa yang akan terjadi pada menit selanjutnya.
Pasal nya pernikahan ini telah membuat hubungan nya dengan Alvin membaik.
Secercah harapan muncul ,ia hanya ingin menjadi wanita yang menjalankan kewajiban layaknya seorang istri pada umum nya.
Ia menatap suami nya,bibirnya melengkuh seolah ikhlas namun tidak sesuai kenyataan mengingat sorot mata nya menunjukan kepedihan yang teramat dalam.
"Tampan,"pujinya ,terlepas dari itu rasa sakit berdenyut di ulu hati nya siapa saja yang mendengarnya.
Pandangan nya menyita dua wanita yang baru saja muncul dari kejauhan ,degup jantung Hanna mendadak berpacu di atas rata-rata.
Bukan degup jantung jatuh cinta ,melainkan degup jantung sakit yang menguasai hatinya.
"Lihat ibu sudah datang, bersiaplah" ucapnya seraya tersenyum.
Tentu saja senyuman yang di paksakan terbukti ketika cairan bening mendadak muncul di kedua bola matanya.
"Apa bunda baik-baik saja" ragu-ragu Alvin bersuara menanyakan keadaan Hanna.
Ia menatap istrinya dengat tatapan perih namun tiba-tiba tubuh mungil itu ambruk seolah mengharapkan pertahanan pada hati yang telah larut dalam kesakitan.
"Bunda? ,mengapa kau baru mengatakannya pada saat keadaan ku seperti ini ,
apa kau merasa iba ,mencoba memberi kebahagiaan pada hatiku yang sedang menciut
bunda?, kenapa kau baru mengatakan nya sekarang ,setelah kau akan menjadi suami orang, apakah hatimu baru saja menerima bahwa aku adalah istrimu lantas kemana saja dulu kamu mas," batin Hanna meronta
"Acara akan dimulai ,Tuan Alvin apakah sudah siap ?"tanya penghulu sopan.
Setelah memberikan kesempatan seolah mengerti pada ke dua pasangan yang baru saja melepaskan pelukan nya.
Alvin hanya mengangguk mantap,melirik Hanna sebentar kemudian berjalan
mengekori penghulu yang baru saja memberi tahunya bahwa acara harus segera di mulai.
Bella duduk di samping Avin tampak bahagia ,senyuman nya sesekali terpancar menambah aura kecantikan nya semakin mempesona.
Ia tentu bahagia menikah dengan orang yang selama ini di cintainya ,tak peduli dengan status madu di keluarga barunya.
Lain lagi dengan Hanna ,ia hampir kehilangan akal saat menyaksikan detik detik suaminya akan melangsungkan pernikahan dengan wanita yang dulu di cintainya .
Antara sedih dan cemburu perasaan itu bersatu mengobrak abrik jiwanya .
Pikiran nya terasa berhenti,saat wali nikah mengucapkan kalimat-kalimat perjanjian pada tuhan .
Ia hampir tak bisa melanjutkan hidupnya saat akan melanjutkan apa yang akan di dengarnya kemudian .
"Saya terima nikah dan kawinnya Bellena binti Rayn Wijaya dengan maskawin tersebut tunai karna Allah"
suara itu di ucapkan dengan lantang oleh Alvin dengan satu tarikan nafas ,seketika membuat para saksi saling berpandangan
padahal hanya memusyawarahkan satu kata "sah"
"Bagaimana para saksi,sah?"
"sah"
kata katanya simpel,namun berhasil melukai hati Hanna yang kini duduk bersebelahan dengan Mira.
Ia menghapus air mata yang sempat menetes ,namun bibirnya kembali ia perlihatkan senyuman mencoba menunjukan bahwa ia wanita yang kuat.
Mira hanya mengusap kepala Hanna ,menyandarkan kepala Hanna pada pundaknya. memberi pertahanan pada tubuh Hanna yang mulai melemas.
"kau baik -baik saja putriku?"
tanya Mira dengan ketidak tegaannya
Hati wanita mana yang kuat menyaksikan
kejadian tersebut .
Meski beberapa pria menatap kagum,namun tak sedikit hati wanita yang teriiris karenanya."
Hanna hanya terdiam,namun dengan diam pun Mira mengerti akan persaan menantunya,
"Ibu jangan buang aku , Ibu jangan pilih kasih sama aku dan Bella"
kali ini Hanna bersuara, namun berhasil mengiris ngiris hati Mira.Ia sebagai wanita terlalu mengerti perasaan menantunya saat di posisi seperti ini
"itu tidak akan terjadi sayang , ibu menyayangimu seperti anak ibu sendiri "
"kuat kan hatimu sayang"ucap mira sambil mengelus ngelus menantunya ..
"kuatkan bu , bagai mana aku kuat menyaksikan sang suami menikah di hadapan ku ,tersenyum bahagia,kemudian mencium wanita yang kini sah juga menjadi isrteinya ,"
batin Hanna meringis
Bella dan Alvin menuju ibunya meminta restu, sambil berlinang ibunya mengusap kepala putranya
"Bertanggung jawablah putraku ,perlakukan istri-istrimu dengan adil.Kau jangan membeda-bedakan di antara mereka "pesan ibunya lirih.
"Bahagiakan suami mu Bella, jangan bersikap egois ,istri Alvin bukan hanya kamu"
pesan Mira pada Bela membuat hati Bela sedikit ta enak.
kini Alvin mematung , tidak tau apa yang hendak di lakukan di depan Hanna , lidah nya kelu,tenggorokannya tercekat
Ia terlalu kaku saat berhadapan dengan istri pertamanya
Hanna tersenyum ,namun bercak bening terlihat di kedua bola matanya
"Selamat mas , semoga kau bahagia .
perlaku kanlah kami dengan seadil adilnya "
ucap Hanna lirih " Hanna mencium tangan suaminya dengan lembut
deg..
jantung Alvin berdebar , ia tentu tahu apa yang saat ini di rasakan Hanna,
"saudariku Bella, selamat karna telah menjadi bagian dalam hidup kami ,ku harap kita bisa akur " meraih tangan Bella kemudian menciumi kedua pipinya.
Bella ambruk ,terhanyut kedalam pelukan Hanna ,"maafkan Bella mbak,Bella tidak bermaksud menyakiti hati mbak"ucapnya lirih.
"kau bohong Bella ,
kau tentu sengaja menyakiti ku ,karna telah menikahi suamiku" jawabnya dengan suara keterlukanya.
Bella mendongak,
"ternyata kau tidak seperti apa yang aku pikirkan Hanna,kita lihat saja siapa di antara kita yang bisa mendapatkan hati Alvin"ucapnya menantang.
kini suara nya sudah berubah , aura dingin nya mampu membuat Hanna khawatir .
"tentu dirimu Bella , bagaimanapun kamu adalah wanita yang di cintai suamiku" jawabnya datar.
Beralih pada Rayn Wijaya
"kau jaga putri papa ,Vin
jika terjadi sesuatu padanya kau yang akan bertanggung jawab"pesan nya di selubungi ancaman
Rayn wijaya awalnya memang tidak menyetujui pernikahan putri nya dengan Alvin ,alasan nya karna Alvin tentu sudah memiliki istri, namun karna pakasaan putri nya dan ia meyakinkan akan baik baik saja
Rayn akhirnya setuju.
Ellena hanya terdiam kala menatunya menyalami tangan nya ,jika keluarga Alvin tidak kaya tentu ia akan menolak mentah mentah kemauan putrinya.
novel pertama ku mohon kerisannya ya readrs ,biar lebih meningkat lagi karyanya
pembaca yang bijak akan selalu meninggalkan jejak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
like
favorit
2024-03-16
0
Anita
hah baru baca jantung rasa nya mau copot .
2023-07-28
0
sakura
..
2023-07-28
0