PERCAKAPAN PAGI

Alvin tidak sama sekali terkejut saat mendapati Bellena sudah tidak perawan lagi. Lagi pula ia dulu pernah melalukan nya saat dulu mereka hanyut kedalam nafsu bersama setan yang mencampurinya.

Rupa nya ia tidak terlalu mempermasalah kan keperawanan .

Meski begitu Alvin tetap mencintainya ,apalagi saat Bella menjelasakn bahwa ini hanyalah sebuah kecelakaan.

Dengan mudah pula Alvin percaya kata-katanya.mungkin karana dia teramat mencintainya.

Memang cinta itu mempengaruhi kehidupan seseorang.

Karena cinta kadang seseorang lupa makan ,sakit ,sampai melakukan hal bodoh seperti bunuh diri.

Termasuk Alvin yang kini sudah di buta kan dengan cinta,tak lebih ia hanya sebatas seorang yang telah di perbudak oleh cinta.

Cinta itu sendiri tidak sepenuhnya salah dan akan baik jika kita menempatkan nya di tempat yang benar.

Sering berpikir,alangkah indah mereka yang berhasil menggapai cinta tuhan nya .

Dalam hidup nya tentu sudah meraih ketenangan sekali pun mereka masih tinggal di dunia yang teramat hina.

***

Hanna terbangun menggliat-gliat saat mendengar adzan subuh mengalun,membelai lembut gendang telinga nya.

ia sedikit terkejut melihat suaminya kini berada di sampingnya.

"Bukankah mas Alvin malam tidak tidur disini, aku tau betul bahkan saat jam tiga pun mas Alvin belum kembali kekamarku" pikirnya menerka-nerka.

Alvin memang balik kekamar Hanna setelah ,percintaan dengan Bella selesai.

sekitar pukul setengah empat pagi

tidak ambil pusing ,Hanna menggoyangkan tubuh suaminya perlahan.

"mas bangun,subuhan yu!"dengan suara lembut Hanna membangunkan suaminya,

Alvin terlihat mengerjap ngerjapkan matanya,

"sebentar lagi Bunda,mas masih sangat ngantuk."elak nya.

Ia membuka matanya sebentar kemudian kembali memejamkan nya.

"Ah, baikalah,"Hanna mencium kening suami nya.

Alvin sedikit mengangkat sudut bibirnya .Ia tersenyum mengingat sang istri baru pertama kalinya mencium dirinya

sementara Hanna pergi meninggalkan sang suami yang sedang melnjutkan safarinya

baru saja menyelesaikan kewajiban subuh,

cacing di perutnya sudah meronta-ronta minta di isi.

rupanya ia baru ingat kalau dari kemarin ia belum makan

ia bergegas kedapur ,mencari sesuatu yang bisa di makan.

Alhamdulillah,Hanna tersenyum riang kala menemukan roti tawar.

dengan cekatan ia memarut keju guna menaburi roti,

"selamat pagi bunda"Alvin memeluk Hanna dari belakang kemudian menciumnya.

"eh mas"Hanna nampak gugup

"ga jadi tidur lagi?"

"di bangunin Bunda jadi gak ngantuk,"

Hanna berbalik,meraih tangan suaminya kemudian menciumnya.

"Hanna minta ridho nya ya mas?" Hanna berujar tanpa melepaskan tangan suaminya

"Insyaallah "jawab nya sambil mengelus ngelus kepala istrinya

"mas, mau teh?" tanya Hanna sopan

sejenak Alvin berfikir,

"emhhh, boleh"jawabnya

"istriku ,apa kau malam tidur begitu nyenyak di pelukanku?" tanya Alvin sambil memeluk kembali pinggang istrinya

"drama apaan ini mas, bahkan ketika kau meninggalkan akupun aku tau" batin Hanna

meratap

"emhhh.. sepertinya lelehku yang membuatku tidur nyenyak".

Bela Hanna santai .

"benarkah begitu , tapi aku lihat kau sangat menikmati pelukan ku"

"Bella apakah sudah bangun mas,?"Hanna mencoba mengalihkan arah pembicaraannya.

Tentu saja ia akan terus dipojokan jika pembicaraan terus berlanjut

"Aku belum kekamarnya bunda, sebentar lagi aku akan periksa"

Hanna menuangkan air panas kedalam gelas, wangi th menyeruak memenuhui ruangan dapur ,saat Hanna mengaduk-ngaduk gelas

sekias Alvin memperhatikan istrinya,kemudian melepaskan pelukannya

"mas apa mau ini?"tanya Hannna sambil menunjukan roti dengan taburan keju di atasnya.

"mas tidak suka keju ,"jawabnya cemberut

"ah maaf ,aku tak tahu" sesalnya

"istri macam apa kamu Hanna tidak tahu apa yang tidak disukai suamimu"batin Hanna meratap

"tidak apa sayang"Alvin mengmbil tehnya berlanjut dengan mencium puncak kepala Hanna lembut.

"makasih Bunda" ucapnya kemudian pergi berlalu meninggalkan Hanna

"manis sekali mas sikap mu ,andai saja semua ini bukan sikap palsu ,aku pasti akan menjadi wanita terbahagia di bumi ini," batinnya meringis

HANNA POV

sudah jam enam ,

Aku belum melihat ibu, apa ibu baik-baik saja .

aku bergegas menuju kamar ibu,.ku lihat ibu sedang merapikan mukenanya .

pintu kamar ibu memang sedikit terbuka namun aku tetap mengetuknya .

Ibu menoleh ke arahku "masuklah,sayang perintahnya .

ku duduk di tepian ranjang, melihat mata ibu yang bengkak nya sama dengan ku sontak aku bertanya

"apa ibu baik-baik saja" tanyaku ragu

"sepertinya baik "jawaban ibu sekenanya

"ibu maafkan aku"ucapku tulus,sambil menggenggam tangan mertuaku .

"maaf untuk?"kali ini mertuaku menautkan alisnya

"tadi malam aku tidak membuka kn pintu untuk ibu" ucapku menyesal

"ibu mengerti sayang, maafkan putra ibu ya sayang"kali ini matanya terlihat berkaca-kaca

"justru Hanna yang minta maaf bu, Hanna tidak bisa membahagiakan putra ibu"jawabku tak enak hati .

"kau pasti sangat terluka na dengan pernikahan ini," kali ini mata nya tampak menerawang memandangku .

Ada rasa sesak kala mendengar pernyataan langsung dari mertuaku ,semunya memang lah benar.

tiga bulan pernikahan ku dengan Mas Alvin ,

tiga bulan juga aku merasa tersiksa.

perlakuan manis suamiku hanya baru baru ini, itupun hanya sebatas rasa ibanya kepadaku, mungkin juga rasa terimakasih nya karna aku telah mengizinkannya menikahi Bellena.

"andai saja saat itu ibu tidak memaksamu ,kau tentu tidak akan seperti ini"

tambahnya dengan suara menyesal.

Aku hanya tersenyum ,

"ibu jangan terlalu di fikirkan ,aku baik-baik saja"kali ini aku meyakinkan nya .

"lagi pula ini takdir Allah , tidak ada yang harus di sesali" ucap ku so kuat .

mendengar penuturan ku ,ibu hanya tersenyum .

"Baiklah kalau begitu,bantu ibu mengemasi barang-barang .Ibu akan pulang nanti siang"terang nya kemudian berdiri .

aku mengikuti nya berdiri .

"Ibu apa tidak terburu-buru"ucap ku sedih

" Jangan sedih sayang,

jika kamu rindu ibu berkunjunglah kesana , ibu ini sudah tua ,tidak baik juga jika sering sering kesini"terang nya ..

"Ibu sebaiknya sarapan dulu , Hanna sudah siapkan sarapan pagi untuk Ibu" ajak ku