Sudah lima bulan Hanna tinggal satu rumah dengan madunya ,masalah semakin saja rumit .Barusan ia menampar Bella karna sudah habis kesabarannya,Ia hanya wanita yang juga tidak bisa menahan emosi ketika semuanya sudah di luar kendali .
"Bagaimana pun aku istrinya mas Alvin,mengapa ia bersikap semaunya kepadaku,"Tangan nya masih bergetar,mengingat untuk pertama kali nya ia menampar seseorang .Ia menyesal karena telah keterlaluan.
Ia mendarat kan tubuh nya di tepi ranjang mencoba menetralkan kaki nya yang semakin gemetar .Bercak bening melapisi kedua matanya di iringi rasa menyesal yang menjelema menjadi ketakutan yang melanda hatinya.Pasal nya ,wanita itu teramat menyesal .
Brakkk...
Alvin membuka pintu kamar Hanna dengan kencang ,bahkan tak peduli dengan kekagetan seorang yang berusaha merendam ketenangan.Mata Alvin melotot, sudah jelas .
Pancaran amarah yang mendominasi wajah nya membuat Hanna mengerti ,pria yang statsus nya menjadi suami nya itu telah siap melampiaskan amarah nya.
Hanna bergidik ketakutan mengingat suami nya sedang marah sudah tentu akan meninggal kan lebam pada tubuhnya .
Inikah balasan untuk seorang Hanna yang telah meluapkan amarah yang terpendam di hati terdalamnya meskipun lewat bahasa tubuh seperti menampar dan memang itu sedikit tak wajar .
Layak nya anak kecil yang di tinggalkan sang ibu,Hanna menunduk ketakutan .Siap tidak siap ia harus menerima hukuman atas apa yang barusan ia lakukan
"Apa yang kau lakukan pada istriku, hah?"
Sederet kalimat Alvin ucapkan dengan nada tinggi,suara nya menyebar ke seluruh ruangan beruntung tidak sampaik memecahkan gendang telinga wanita yang kala ini masih menunduk dalam-dalam.
"tanyakan saja kepadanya mas,!bukan kah istrimu telah menceritakannya kepadamu .
Untuk apa kau bertanya lagi kepadaku ,kalau kau tidak akan mempercayai ku sama sekali."
Entah ada keberanian dari mana ,Hanna menimpali meski masih dalam balutan kekhawatiran,tak ubahnya wanita itu seperti siap menerima amukan sang suami yang wajahnya telah merah menahan emosi .
"Hannaya,apa kau lupa kau ini siapa"?
Marah nya berapi-api ,mengingatkan status Hanna siapa sebenarnya.
"Aku istrimu bukan mas,?"
kali ini kata yang selalu ia pedam ,di hati terdalam nya telah lolos begitu saja.Seperti bongkahan batu yang berhasil di pecahkan
mengingat ia istrinya namun tak pernah di perlakukan menjadi seorang istri .
"*******"kali ini tangan Alvin mencengkram keras dagu Hanna.
"*******"ucapnya sambil menghempaskan cengkraman nya dengan kasar ,Tentu saja, mengingatkan posisi Hanna dalam kehidupannya .
"Hanna apa kau iri ,karna sekarang Bellena sedang mengandung anak ku?"
Kali ini suara Alvin terdengar melemah ,namun kekuatan nya sama saja ,mampu mengiris ngiris hati istrinya .
"jika saja kau lakukan itu kepadaku ,bukan kah aku akan mengandung anak mu juga ,"
kata itu masih mampu keluar meski tubuhnya mulai melemah menanggung sakit di hatinya
plakkk ..
luka yang Bella tinggalkam pun masih terasa ,kini tangannya menambah luka itu .
badan Hanna merosot ,darah segar terlihat mengalir di sudut pipi karena tamparan kerasnya, di tambah air mata Hanna mengalir bagai hujan deras membuat tubuhnya terlihat semakin kacau .
Masih beruntung tubuh mungil Hanna tidak terjatuh akibat tamparan keras barusan.
"Hannaya sejak kapan kau bersikap sekurangajar ini kepada suamimu ?" geram nya tak terima.
Saat dimarahi biasanya Hanna hanya terdiam menunduk,menuruti apa kata suaminya .Berharap suaminya akan sadar dengan kesabarannya .Namun semua itu sia-sia belaka padahal Hanna juga seorang yang memiliki batas kesabarannya .
"apakah kau baru mengakuinya bahwa kau suamiku,tuan Alvin.?"Hanna tersenyum masam mendengar apa yang barusan Alvin katakan.
"arghhhh"
Alvin berteriak Frustasi
kemudian menjambak kerudung yang saat ini di kenakan Hanna .
"Aku membenci mu Hanna ,Aku membencimu."terang nya dengan nada penekanan .
melepaskan nya dengan kasar kemudian berlalu , meninggalkan Hanna yang kala ini sedang menangis .
"Segitu rendah nya kah aku mas, di hadapan mu .Sebegitu bencinya kah hingga kau memberikan banyak luka di hidupku"
Hanna membatin.
"Robbi begitu banyak kah kesalahanku"
ringis nya dalam hati ..
***
Dikamar Bella,
"Sayang mana yang sakit,apa kau baik- baik saja?,apa Hanna melukai calon bayi kita?."
Cecer Alvin menandakan kekhawatiran pada wanita yang kini menyadarkan tubuhnya ke dadanya .
"Aku baik-baik saja mas,jangan berlebihan."
jawab Bella sambil menekan-nekan dada sang suami dengan telunjuknya .
"Bukankah tadi Hanna menamparmu, apa masih sangat sakit,?"
tanyanya lagi cemas,tangan meraih dan mengangkat sibuk meneliti wajah istrinya kendati demikian ia tidak menemukan bekas apapun.
"Sudahlah mas ,ini tidak seberapa." jawabnya menenangkan,meraih tangan Alvin yang mencengkram dagunya kemudian melepaskan nya.
"mas tadi teriak-teriak sama mbak Hanna,
apa yang mas lakukan?
Mas tidak menyakitinya,kan?"
Bella melontarkan beberapa pertanyaan karena penasaran.
mendengar nama Hanna ,rasa menyesal kemudian sakit menyelinap berdenyut hebat di ulu hatinya,pasal nya ia terlalu keras menampar Hanna.
"wanita itu jangan terlalu di pikirkan ,karena dia pantas menerimanya."jelas nya munafik.
Karna ya,saat ini Alvin telah mengkhawatirkan nya.
"tidurlah sayang ,besok aku akan membawa dan melepaskan penat di pikiranmu." Pelannya kemudian mencium puncak kepala Bella dengan kecupan lembut.
"emhhh, baiklah selamat malam,sayang."
Bella berucap sambil memasukan tubuhnya kedalam selimut,sementara Alvin memeluknya dari belakang .Tak lupa kecupan selamat malam juga ia daratkan di pipi suami nya.
Tak lama setelah itu,suara nafas Bella terdengar sudah beraturan, persis seperti seorang yans sudah terlelap juga terlena akan tidurnya.Dengan sangat hati-hati Alvin turun dari ranjang meninggalkan istrinya tidur sendirian .
***
waktu menunjukan pukul sebelas,
rasa gusar Alvin muncul ketika melihat pintu kamar Hanna .
"dia apakah sudah tidur" fikirnya ..
mondar-mandir Alvin di depan pintu kamar Hanna , pada akhirnya
Cklekk...
dengan sangat pelan
pintu kamar Hanna ia buka
Gelap ,seperti itulah keadaan nya ,
namun masih terlihat ,seorang mengenakan mukena putih duduk bersimpuh ,tanpa menyadari keadaan nya .
isak tangis ,sesekali terdengar seolah mengiris hati Alvin yang kini duduk di tepi ranjang memperhatikannya .
"Tuhan apa yang telah aku lakukan?"
sekasar apapun Alvin,memang akan seperti ini jadinya menyesali perbuatan nya .
Ia memang tidak sekasar itu tapi pada Hanna ia tidak tahu mengapa tega melakukannya seperti ini .
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
pd saatnya pasti Alvin menyesal telah menyia²kan Hanna
2024-03-16
0
Nila
cepatlah Thor Hanna mengundurkan diri jadi istri Alvin. jangan biarkan jadi wanita teraniaya 🙏🙏
2023-05-01
0
perjuangan ✅
bagaimana hanna mau punya anak gk pernah di sentuh, dan si bella pasti itu bukan anak nya alvin..
2023-04-11
0