Intan, Gadis Tomboy

Intan, Gadis Tomboy

Bab. 1. Hukuman

Pagi itu di ruang kelas 2 IPA...

Teng teng teng... bel sekolah berbunyi tanda masuk kelas ... jam pelajaran pertama matematika.

Intan belum terlihat batang hidungnya. Zaky sangat khawatir kalau terjadi sesuatu pada sahabatnya yang aneh. Meski dia seorang perempuan namun kelakuannya bak pria.

Tiap hari pekerjaannya selalu telat, satu minggu telat 4 kali. Sampai guru BK kehabisan kertas untuk merekap nama Intan di buku konselingnya. Wali kelas pun sudah bosan menegur gadis itu.

Apalagi orang tua Intan, mereka sudah angkat tangan dan bendera putih telah dikibarkan, pada anaknya yang suka membuat malu mereka. Bukan malu karena nilai saja tapi malu juga pada perilakunya di sekolah. Sampai mereka ingin memutuskan agar Intan untuk kawin saja dari pada malu dan mencoreng kartu keluarga. Bisa-bisa bantuan PKH dari pemerintah tidak akan turun gara-garanya. Hehe.

Zaky melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.10 menit. Dan Intan tidak terlihat juga. Miss Imelda masuk kelas kurang dari sepuluh menit yang lalu.

"Kemana sih anak itu, bodoh banget tiap hari harus telat. Apa gak bosen tiap hari dapat hukuman Miss Imelda?" Zaky membuka bukunya dan melihat ada pekerjaan rumah yang sudah dikerjakan. Dan boleh menebak pasti jika dia masuk sekarang belum mengerjakannya.

"Huft!" keluh Zaky.

"Hari ini siapa yang absen?" tanya Miss Imelda, melihat bangku depan kosong, sudah menduga tanpa bertanya lagi Intan Ayu Cahyani, siswi malasnya minta ampun. Sering bolos, telat, suka pura-pura lupa saat ada pekerjaan rumah.

"Selamat pagi Miss Imelda, maaf saya telat Miss. huft huft," terlihat Intan dengan nafas naik turun setelah maraton. Suara sengal tidak teratur.

Gadis itu merasa sangat tidak bersalah, berjalan saja melewati gurunya sebelum dipersilahkan.

Miss Imelda dengan matanya yang menyorot langkah Intan sampai dia meletakkan tasnya di meja dengan keras.

bug!

"Siapa yang suruh kamu duduk? berdiri!" nada suara yang penuh penekanan ditujukan untuk Intan dengan wajah yang tidak terlihat cerah.

"Eh, maaf Miss hehe!" Intan cengar-cengir tanpa dosa. Menyatukan kedua tangannya dengan harapan memohon agar pagi ini dia tidak dihukum lagi. Rasanya Dia sangat lelah akan hukuman Miss Imelda yang tiap hari ditujukan padanya. Sepertinya Miss Imelda sangat menyayangi Intan hingga hukuman pun tidak luput untuknya, begitu pikir Intan.

"Maaf maaf! maju ke depan!" teriaknya. Siswa yang lain menutup mulutnya menahan tawa melihat tingkah Intan yang tiap hari konyol. Intan memang gadis yang cantik, jika dilihat dari ujung sendok, namun dia sering membuat orang menggelengkan kepala melihat kelakuan buruknya.

Zaky sebenarnya kasihan melihat gadis itu dihukum lagi. Tapi tidak mungkin saat ini dia menjadi hero untuk Intan. Apa dia akan menggantikan hukuman untuk Intan?

"Berdiri di pojok dinding dengan satu kaki dan jewer telingamu secara berseling!" perintah Miss Imelda kepada Intan dengan raut wajah yang sangat menyebalkan, begitu yang di lihat oleh Intan kada gurunya .

"Tidak ada hukuman lain apa," kata Intan lirih membuang muka ke samping, agar tidak terdengar gurunya.

"Apa kamu bilang?" teriak Miss Imelda, ternyata mendengar ucapan Intan yang pelan. Emosinya mulai menambah saat Intan membangkang.

"Tidak Miss, tidak bilang apa-apa!" Intan dengan kedua tangannya saling menjewer. Belum lima menit berjalan kakinya terasa lelah.

"Pekerjaan rumah kumpulkan!" perintah Miss Imelda pada para siswa. Dengan menaikkan kacamata yang dipakai karena mulai turun ke pangkal hidung. Biasa kalau hidung pesek, buat mengganjal Framenya saja tidak bisa. Pikir Intan dengan sering melihat ke arah Miss Imelda. Dan sedikit tertawa yang di sembunyikan.

"Haha, coba punya hidung mancung seperti hidungku," gumam Intan percaya diri tingkat tinggi. Tanpa sadar satu kakinya diturunkan.

Miss Imel meliriknya, "Ada apa, Bu?" Intan tidak tahu akan kesalahannya.

"Siapa suruh kakimu diturunkan?" tanya Miss Imel.

"Hehe, capek Miss!" jawab Intan dengan menggaruk garuk rambut yang tidak gatal melepas tarikan dari telinganya.

"Sama Intan, Miss Imel juga capek tiap hari memberikanmu hukuman! bisa tidak kamu datang tepat waktu?"

"Sepertinya bisa Miss," Intan masih tersenyum-senyum dengan jawabannya sendiri. Merasa tidak siap untuk tidak terlambat.

Bagaimana tidak terlambat bangun tidur saja lewat pukul 06.00 pagi. Ibu Intan sampai harus mengguyur wajahnya untuk membangunkan anak itu. Sama seperti kerbau. Pemalas!

Intan mengingat kejadian tadi pagi, Ibu Minah mengguyur tubuhnya sekalian mandi hingga kasurnya basah kuyup. Saat lagi indah-indah nya bermimpi berpacaran dengan pria berkulit putih, bermata sipit, dari negara Korea. "Kim Taehyung, oh....kekasihku," Lalu ada gadis yang mendorongnya masuk kolam, lalu terbangun Eh ternyata ibunya membangunkan dengan tidak baik membuat senam jantung. Asem !

"Intan! kau mendengarkan ucapan Miss Imel!" wali kelas Intan yang berusia tidak lebih dari 30 tahun itu nampak geram lama-lama melihat tingkah laku Intan. Lama-lama sudah terlihat tidak wajar. Bisa-bisa tua mendadak berhadapan dengan anak itu. Bukan anak , lebih tepatnya anak kerbau.

"Ya Miss, dengar kok!" Intan sama sekali tidak menampakan kesedihannya di hadapan Miss Imel dan teman-temannya. Setiap hari seperti itulah Intan. Selalu terlihat gembira dimanapun dia berada.

"Entah Intan, bagaimana lagi Ibu menyikapi sikap dan perbuatanmu setiap harinya. Jika kamu tidak berubah juga, mungkin kamu tidak akan naik kelas!"

"Apa Miss? jangan dong Miss Imel, saya sudah bertelur di kelas ini satu tahun, saya tidak ingin mengulangi lagi," Intan menurunkan kedua sudut bibirnya. Dan mencoba memasang wajah yang paling buruk, agar Miss Imel mengampuninya, dan menaikkan Intan ke kelas 3.

"Aku tidak bisa menolongmu, itu kamu sendiri yang harus merubahnya! jika dalam satu tahun di kelas ini kamu tidak ada perubahan, terpaksa kamu akan mengulangi lagi," jelas Miss Imel.

"Yaa.... Miss Imelda," keluh Intan.

Miss Imelda tidak lagi mau bicara pada satu siswi yang nakalnya di luar batas. Kembali Dia memeriksa hasil pekerjaan murid-muridnya. Sesekali mengontrol Intan yang tanpa pengawasan menurunkan kakinya.

Zaky kasihan melihat keadaan Intan sekarang bagaimana caranya agar Intan terhenti dari hukumnya.

"Miss, maaf izin ke kamar kecil!" ucap Zaky berdiri dan memegangi celananya.

"Baru mulai pelajaran! kamu sudah minta izin keluar!"

"Ya Miss, sudah kebelet banget!"

"Ya sudah cepat!"

"Terima Kasih Miss Imel," Zaky berjalan keluar kelas dan bertemu dengan guru BK yang terlihat sangat sibuk dan butuh bantuan. Pekerjaan di kantornya belum selesai, dan biasanya para siswi membantunya di waktu jam istirahat.

"Permisi Pak, ada yang bisa di bantu?" Zaky masuk keruangan Pak Reno.

"Memang kamu tidak ada jam pelajaran?"

"Bukan saya Pak, itu Miss Imel lagi ada waktu buat membantu Bapak," Zaky membuat kebohongan pada gurunya. Warning tidak untuk ditiru!

Pak Reno berpikir, apa benar yang dikatakan Zaky. Bukankah sekarang ada jadwal mengajar di kelasnya.

Terpopuler

Comments

Langit biru

Langit biru

MCnya ini bikin ngakak.. seru..

2023-01-02

1

Iin Romita

Iin Romita

si tomboy yg meresahkan

2022-12-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!