Jam pelajaran usai, lebih cepat dari biasanya. Membuat Intan memiliki cita-cita ingin main dulu sebelum pulang.
Ibu Intan tahu jam berapa dia pulang sekolah. Kesempatan emas bagi Intan untuk main lebih lama.
Teng! teng! teng!
"Yes!" anak-anak bersorak gembira mendengar bel sekolah berbunyi. Begitu pula dengan saya sebagai author pas zamannya sekolah. Hehe.
"Zaky, aku bareng dong pulangnya," rengek Monica yang tiba-tiba mendekati Zaky dan mengelus lengannya, berharap dia bisa mendapat tumpangan.
Zaky melihat Intan, dan dia melengos saja tanpa peduli dengannya.
"Kenapa anak itu?" pikir Zaky. Seperti cacing kepanasan.
"Zaky, boleh dong aku ikut pulang bareng!" lagi tanya Monica karena dalam beberapa saat Zaki diam tidak menjawab permintaan Monic.
"Oh maaf, aku ada kegiatan lain, jadi nggak pulang dulu. Maaf Monic!"
"Gak apa-apa, aku ikut saja sampai kamu selesai!" Monic sangat memaksa Zaky. Terlihat Zaky tidak menyukai gadis itu.
"Aku bareng sama Intan Monic. Maaf ya!" Motornya tidak jadi dia kendarai. Dia biarkan saja di dekat parkiran.
Zaky buru-buru membawa tasnya dan berlari mengejar Intan yang sudah jauh dari mereka.
"Yah! selalu Intan! Intan! dan Intan!" Monic melipat tangan di dada. Dengan wajah cemberut karena gagal mendekati Zaky.
"Awas saja si Intan Kalau sampai merebut Zaky dari ku! tapi mana mungkin. Gadis itu kan bukan seorang gadis. Dia hanya perempuan jadi-jadian!" ejek Monic sinis.
****
"Intan! tunggu aku!" teriak Zaky sambil berlari mengejar gadis yang terlihat buruk di mata guru dan sekolah itu.
"Maaf ya!"
Zaky berhasil mengejarnya dan menepuk bahu Intan. Lalu merangkulnya dengan satu tangan kanannya. Mengikuti langkah kaki Intan beriringan.
"Eh apa-apaan ini? buang gak tangan kamu dari bahuku! Cakep banget!"
"Haha, kamu cemburu ya, melihat Monic tadi?"
"Apa itu kata cemburu? aku gak ngerti!" Intan tetap saja berjalan tanpa memandang wajah Zaki yang terlihat menggodanya. Intan sama sekali tidak peduli dengan ucapan Zaky, yang terkadang membuatnya mual.
"Halah kamu pasti cemburu!" ledek Zaky mencet hidungnya yang mancung.
"Kebiasaan banget pencet hidung orang, maksud kamu aku cemburu sama ulet bulu itu?Gak ya, ngapain cemburu," Intan semakin mempercepat langkahnya.
Melihat di lapangan ada beberapa murid cowok bermain basket dia pun menghampiri dan ikut masuk bergabung bersama mereka.
Langsung saja Intan meraih bola basket dan mendribel-nya dengan kuat. Melemparnya dari jarak jauh. Supaya kekesalan di hatinya sedikit berkurang karena ulah Zaky ini.
Blung!
"Yes! masuk!" ungkap Intan genggaman tangan yang ia tarik ke bawah menunjukkan senangnya.
"Keren kamu Intan!" mereka sangat antusias Jika Intan masuk grup mereka.
"Wah, maaf ya! Lagi gak mood main basket! next lain kali aja, bye!" Intan menangkap bola yang memantul di depannya dan melempar Kembali pada salah satu pemain basket.
Hap!
"Intan, kamu habis ini mau kemana?" tanya Zaky masih ingin merangkul sambil berjalan dengan tangan kanannya.
"Ih apa sih ini, lepaskan nggak?" Intan membuang tangan Zaky.
"Yah, kamu kenapa sih? marah ya? atau masih cemburu?" Zaky menunjuk hidung Intan lagi.
"Zaky..!! awas ular!" teriak Intan menunjuk sesuatu yang tidak ada.
"Hah? mana? mana Intan? aku takut!" Zaky berlarian ke sana kemari dan berjingkrak-jingkrak menghindari hewan melata yang Intan maksudkan.
Tapi sepertinya Zaky menyadari gadis nakal itu hanya bergurau saja padanya. Karena hewan itu tidak ada di manapun.
"Awas ya kamu Intan!" geramnya berlari mengejar Intan yang sudah berlari menjauhinya.
"Kamu mau kemana?" tanya Zaky, langkah kaki Intan menuju kantin sekolah.
Dan benar saja, kakinya telah berhenti di depan kantin sekolah.
"Dih, kamu gak mau pulang? nanti Emak-mu nyari!" pesan Zaky yang turut duduk di samping Intan yang sudah santai menyandarkan punggungnya di kursi kantin.
"Mbak! Mie ayam 2 mangkuk!" teriaknya pada penjaga kantin.
"Dih, emang habis kamu mie ayam 2 mangkuk?"
"Buat kamu satu, emang kau pikir aku babi hutan?" masih sinis. Intan rupanya ada perasaan cemburu pada Monic. Dan sudah di tebak Zaky jika wanita itu sedang cemburu.
"Cie.... Gak mau ngaku? kamu cemburu kan?" ledek Zaky tanpa habisnya.
"Apa sih!?"
"Boleh saya bergabung?" seorang guru pria muda yang sudah tidak asing ikut duduk bersama mereka.
Sorot matanya mengarah Intan, membuat Zaky tidak rela di buatnya.
'Duh, apaan sih. Aku kok merasa tidak terima Pak Reno mendekati Intan, ah tidak, pasti ada alasan lain dia bergabung bersama kita.' Zaky berbicara tanpa suara.
"Silahkan, Pak!" Intan dengan sengaja memasang wajah paling manis, sengaja ia tunjukkan untuk membuat Zaky cemburu.
"Siang, kenapa kalian tidak langsung pulang?" Reno yang usianya sama mudanya dengan mereka bertanya dengan menyelidik.
"Malas, Pak! masih pagi juga untuk pulang. Nanti sampai rumah malah disuruh Emak masak buat nanti sore, gak mau aku. Nanti kulitku terbakar, mukaku melepuh," Intan mengerucutkan bibirnya.
"Dasar kamu anak bandel!"
"Ini mie-nya, silahkan!" Seorang penjaga kantin membawa 1 nampan berisi 3 mangkuk. Berserta minumannya.
Setelah beberapa menit lamanya, mereka telah menghabiskannya.
"Intan, kamu sebenarnya anak yang manis," ucap Pak Reno. Belum melanjutkan bicaranya, Intan menyela.
"Ya jelas donk, Pak. Intan gitu lho!" dengan mengangkat kerah Hem yang ia kenakan dengan sombong.
"Tapi,-"
"Eh ada tapinya. "
"Kamu siswi yang memiliki predikat murid paling bandel di antara temanmu lainnya," lanjut Pak Reno.
"Ah, Bapak juga tahu itu, sudah menjadi karakteristik ku di sekolah," jawab Intan dengan bangganya.
"Kamu bangga dengan predikat buruk itu? asal kamu tahu Intan, para guru-guru pengajarmu sudah lepas tangan pada wali kelasmu, dengan terpaksa Miss Imel tidak akan menaikkan kamu ke kelas 3," jelas Pak Reno dengan serius.
"Hah? benarkah itu, Pak? jangan biarkan donk, Pak. Kasihani saya, saya sudah pernah tidak naik satu kali di SMA ini, masa tidak dinaikkan lagi, ?" ucap Intan dengan sedihnya.
Intan menggoyangkan tangan Pak Reno di atas meja, berusaha membujuk Pak Reno untuk membantu dia naik kelas.
"Semua itu terserah kamu sendiri, kalau kamu tidak bisa berubah, itu akan terjadi. Jika kamu mau berusaha untuk merubahnya, kamu akan naik kelas, Intan," Pak Reno menjelaskan u.
"Baiklah, Pak Reno yang tampan dan baik hati," Ucap Intan.
"Kita akan tunggu perubahan itu Intan Ayu Cahyani jujur kami sayang padamu," ucap Reno dengan tersenyum. Sementara Zaky diam sedari tadi menahan api cemburu.
"Ya sudah, mari kita pulang;" Reno bergegas pergi dari sana.
"Aku ambil motorku, tunggu aku digerbang ya?" pinta Zaky, intan hanya diam tidak bersuara. Melanjutkan minum es di gelas yang ia genggam.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Langit biru
lanjut.. recommended
2023-01-02
2