Bab. 2. Zaky Anak Pandai

Pak Reno guru muda tampan rupawan, karirnya bagus, guru favorit di SMA Negeri Sentosa 55 Jakarta ini baru lulus Sarjana Pendidikan.

Para Guru muda atau tua pun hampir hilang kesadaran saat bertemu dan berdekatan dengan Pak Reno Wijaya. Pasti terpesona melihat ketampanan pria itu.

Pesona nya membuat hati para emak-emak kalang kabut sendiri. Kali ini Zaky memiliki ide untuk menghentikan hukuman Intan dari Miss Imelda. Dengan cara ini Miss Imelda akan lupa dengan hukuman yang diberikan kepada Intan, minimal 1 jam pelajaran.

"Miss Imelda sekarang ada jadwal pelajaran mengajar di kelas kamu, tidak mungkin dia membantu saya saat ini, sudahlah lebih baik kamu pergi, karena sekarang masih jam pelajaran," Pak Reno melanjutkan kembali pekerjaannya dan menyuruh Zaky keluar ruangan.

"Ya sudah Pak, kalau tidak Percaya. Sebentar lagi beliau akan datang ke ruangan Bapak, Zaky permisi!" ucap Zaky menutup kembali pintu ruangan Pak Reno Wijaya.

Zaky kembali lagi ke kelasnya. Melihat Intan dengan kasihan, tapi bagaimana lagi, itu resiko yang harus dia tanggung sendiri karena perbuatannya. Coba dia jadi anak yang manis seperti anak-anak pada umumnya. Pasti dia akan suka pada gadis itu, eh suka? tidak mungkinlah.

"Miss Imelda, maaf Miss Pak Reno butuh bantuan Miss untuk mengerjakan banyak tugasnya. Tapi jika Miss tidak sibuk. Begitu kata Pak Reno," kata Zaky dengan hati ketar ketir, bagaimana pun juga membohongi guru ini bukan perilaku yang baik.

Miss Imelda menarik kaca mata yang dia pakai, dan segera menyimpannya. Kelihatan sekali dia, sangat antusias bertemu dengan Pak Reno.

Membuka beberapa lembar buku matematika, "Coba kalian kerjakan buku paket halaman 45 sampai 48, nanti Miss Imelda kembali kesini lagi untuk memeriksa pekerjaan kalian. You understand?" suara riuh serentak menjawab pertanyaan sang teacher. Miss Imelda merapikan bukunya dan menumpuknya di sudut meja.

Dalam hati sangat gembira karena mereka bisa saling mencontek tanpa ketahuan Miss Imelda.

Miss Imelda berdiri dan melirik Intan yang masih berdiri di pojok ruangan dengan satu kaki, " Kamu Intan! jangan duduk sebelum saya kembali keruang ini!" tunjuk nya pada Intan setengah mengancam.

"Baik Miss," Intan menjawab tanpa melihat wajah gurunya. Sebenarnya Miss ingin memarahinya, tapi waktunya sangat berharga jika untuk Pak Reno seorang. Jarang-jarang dia bisa berduaan bersama guru tampan itu.

Setelah beberapa menit Miss Imelda keluar kelas...

Intan Segera menurunkan kakinya, menghentikan hukuman nya, dia segera berjalan dan duduk di bangkunya. Menoleh pada Zaky, "Sobat, makasih banget ya. Pegal sekali kaki ku berdiri," keluhnya.

"Oke, sudah kewajiban seorang sahabat bantu sahabatnya, lain kali datanglah lebih awal. Kamu sih tiap pagi selalu telat, tidak dikeluarkan dari sekolah ini saja masih untung kamu!" Zaky mengedipkan sebelah matanya memberi peringatan .

Mereka mulai mengerjakan tugas yang diberikan Miss Imelda. Zaky anak yang pintar di kelasnya. Tidak satu dua yang menginginkan jawaban dari Zaky.

"Zak, bagi jawaban dong!" Pinta Tirta teman sebelah bangkunya. Baru memulai soal mereka sudah celingukan minta jawaban.

"Ya nih, aku juga!" Sean teman depan bangku Zaky menoleh kebelakang melihat hasil jawaban Zaky.

"Kalian ini sama saja! soal mudah sulit gak bisa mengerjakan sendiri. Pantas saja saat ada ujian kalian mendapatkan nilai 0. Model gini sekolahnya!" keluh Zaky pada mereka.

"Udah, kamu jangan nyindir aku!" Intan merobek satu lembar bukunya, meremasnya jadi bentuk bulat dan melempar ke arah Zaky dan mengenai kepalanya.

"Aduh! sakit Intan!"

"Hah, sakit mana kalau aku lempari batu?" jawab Intan kesal. Seperti harga dirinya direndahkan oleh Zaky.

Zaky terkekeh melihat Intan cemberut, melihat model gaya rambutnya yang asal di ikat tanpa di sisir, astaga... bukan kriteria Zaky.

Terlihat Intan menggulung lengan bajunya ke atas, dan membuka satu kancing baju di bawah lehernya. Menarik bajunya keluar, terlihat tidak rapi dan terkesan seperti gadis urakan.

"Huft!" Zaky mengelus dada melihat kelakuan Intan yang sangat di ambang batas. Tapi dia nyaman berteman dengan-nya. Dia supel, ceria, dan menghadapi semua persoalan dengan tawanya yang riang. Dia gadis yang menyenangkan, tapi kadang juga menyebalkan.

"Oh ya, Apa benar Pak Reno membutuhkan bantuan Miss Imelda untuk membantu dalam pekerjaannya? aku rasa ini hanya akal-akalan kamu saja untuk membebaskan aku dari hukuman yang diberikan Miss Imelda," Intan mengambil pencil di tasnya lalu menyelipkan di telinga.

Tiap gerakan Intan, Zaky perhatikan dengan detail, "Lihatlah dirimu, seperti tukang bangunan aja, menyelipkan pensil di atas telinga gitu!" ledek Zaky sambil mengerjakan tugasnya.

"Bisa diem dikit gak!" Intan menarik pensil itu dari telinganya lalu melempar ke arah kepalanya lagi.

"Maaf maaf Intan, jangan marah lagi aku cuma bercanda." Zaky mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya sambil tersenyum. Sementara Intan melengos tidak memperhatikan Zaky lagi.

Satu jam lamanya akhirnya waktunya Miss Imelda memasuki kelas, terlihat sosoknya dari kaca bening jendela, Intan buru-buru berlari menuju pojok dinding tempat semula dia mendapatkan hukuman, kakinya tersandung kaki meja hingga kesakitan, "Mampus, sakit banget. Setelah ini pasti bengkak, Aduh!"

krekk! suara pintu terbuka.

"Sudah selesai?" tanya beliau pada muridnya, yang tampak tenang pada bangkunya masing-masing. Meski sebelumnya sangat gaduh Karena sibuk mencari contekan.

"Sudah Miss..." jawab mereka serentak.

Miss Imelda melirik Intan, 'Kasihan juga anak itu dari tadi aku hukum,' Miss Imelda merasa menjadi wali kelas yang kejam pada anak didiknya.

"Intan, duduklah!" perintahnya.

"Baik Miss, terimakasih," Intan segera menurunkan kakinya, dan berjalan kembali ke tempat duduknya.

"Kumpulkan pekerjaan Kalian satu per satu!"

Salah satu berdiri dan mengumpulkannya di meja Miss Imelda, pengajar mata pelajaran matematika itu mengoreksi jawaban nya.

"Bagus Zaskia!"

Zaky maju dan memberikan buku tulis yang di beri sampul coklat pada wali kelas nya, "Ini Miss."

Miss Imelda memeriksanya, dan semua jawaban benar. Zaky tidak bisa diragukan lagi. Dia memang anak yang cerdas.

"Bagus Zaky," pujinya dengan memberi nilai a+ untuk Zaky yang tiap semester mendapat juara satu.

Murid yang lain pun maju. Sean, murid yang mengisi jawabannya Sama persis dengan milik Zaky.

Miss Imelda melihat dan meneliti tiap kata dan angka tidak jauh beda dengan hasil pekerjaan milik Zaky.

"Sean? kamus mencontoh hasil pekerjaan Zaky ya!" teriak Miss Imelda.

"Saya mengerjakan sendiri Miss!"

"Bohong kamu! kamu kurang pintar. Kalau niat menjiplak hasil pekerjaan orang! kasih modifikasi dong! jangan di contoh semua kata titik komanya gitu!"

Miss Imelda langsung saja menerima nilai c+ untuk hasil Sean, "Intan. Pekerjaan itu tolong kau jadikan pekerjaan rumah. Kerjakan dengan baik!"

"Baik Miss! ya sudah. Lainnya kumpulkan di meja! Sean nanti bantu bawa semua ke kantor Miss! Selamat pagi!"

"Pagi Miss Imelda!"

Terpopuler

Comments

Langit biru

Langit biru

enak ya di hkum Tan, setan,,..eh intan

2023-01-02

2

Iin Romita

Iin Romita

Dari teman jadi demen

2022-12-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!