Gadis Hasil Taruhan

Gadis Hasil Taruhan

Bab 1

Buugghh..

"Maaf aku tidak melihatmu" ucap seorang gadis berambut hitam panjang

"Taruh dimana matamu? apa aku sebesar ini tidak terlihat" bentaknya

"Aku sudah meminta maaf, lagi pula kau tidak terluka, maaf aku buru buru" Gadis tersebut pergi begitu saja

"Hei.. kembali" gadis  tersebut tidak mendengarkan kata katanya

Sesampainya di kelas ternyata guru sudah memulai pelajaran, Gadis tersebut mengetuk pintu perlahan membuat seisi kelas menoleh menatapnya

"Maaf saya terlambat" lirihnya

"Masuk.. kau murid baru itu? " tanya guru dan sang gadis pun mengangguk

"Perkenalkan dirimu"

"Selamat pagi.. namaku Raina Rodrigues, semoga kita bisa berteman dengan baik" Gadis bernama Raina memperkenalkan diri

"Silahkan duduk di bangku yang kosong" Raina memilih bangku yang berada tepat di sisi jendela yang mengarah keluar

Empat pemuda baru saja masuk namun bukannya memberi salam pada guru sebaliknya mereka masuk seraya bersiul, para gadis mulai berbisik melihat kedatangannya

"Menyingkir" satu kata dari pemuda itu pada Raina

"Kenapa aku harus pergi? aku lebih dulu duduk disini" jawab Raina penuh penegasan

"Ini kursiku.. apa kau tidak melihat buku buku di bawah meja? " Raina sontak meraba buku tersebut dengan tangannya

"Ini.. cari kursi lain jangan menggangguku" Raina menjatuhkan bukunya dengan kasar di meja

"Berani sekali..  " Pemuda tersebut mengangkat kerah baju Raina hingga dia berdiri dan menyeretnya keluar kursi

"Miss.. " pekik Raina, guru menoleh namun kemudian berkata

"Kau cari tempat duduk lain Raina" Raina membelalakkan matanya mendengar perkataan gurunya

Dia ingin mengadu tapi gurunya sama sekali tidak merespon bahkan teman satu kelasnya pura pura tidak melihat kejadian itu, Raina menarik tasnya dari kursi dengan kasar hingga kursinya terjatuh menimpa kaki pemuda tersebut

"Arrrggghhh.. kau..."  Raina menatapnya dengan sinis seraya pindah ke kursi baru

"Kurang ajar sekali.. apa dia tidak tahu siapa aku? "

"Sepertinya dia murid baru Sky" Jawab seorang temannya

"Beri dia pelajaran seperti biasa" titahnya lalu duduk

Sky, Eliezer, George dan Stuart keempatnya adalah anak anak orang hebat yang mendirikan sekolah tersebut, mereka menjadi semena-mena dan tidak pernah takut pada guru

...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...

Jam istirahat Raina pergi ke kantin dia belum memiliki teman sama sekali, di lorong sepertinya ada sesuatu yang menjegal kakinya hingga dia tersandung

Keempat pemuda tersebut keluar dengan tawa menyebalkan, rupanya mereka memasang tali untuk menjegal kaki Raina

Sky lewat begitu saja seraya tertawa menendang kakinya Raina, Raina benar benar kesal dia kembali ke kelas mengurungkan niatnya pergi ke kantin

Saat waktunya pulang kali ini Raina benar benar di buat dongkol oleh Sky dan pengikutnya, pasalnya mereka menempelkan lem membuat Raina tidak bisa berdiri dari tempat duduknya

Dengan susah payah Raina melepaskan diri lalu berjalan mendekati Sky yang sedang tertawa dengan teman temannya, Raina mengangkat botol minumnya dan menumpahkannya tepat di kepala Sky

Seisi kelas di buat melongo dengan keberanian Raina, Sky berdiri menatap Raina tajam

"Beraninya kau" Sky bangkit dan mencengkram kerah baju Raina

"Kau tidak tahu siapa aku? " Sky dengan geram menatap Raina, mata mereka saling menatap tajam

"Aku tidak tahu siapa dirimu dan tidak akan pernah mau tahu" tegas Raina

Menatap mata gadis itu membuat Sky tidak bisa berlama-lama menatapnya lagi, Sky menghempas cekalan tangannya kasar hingga Raina terdorong kebelakang

Tangan Sky meraih botol minumnya lalu menumpahkannya ke atas kepala Raina, lalu botol kosongnya dia lempar ke wajah Raina

"Jangan ada yang bicara dengannya atau kalian akan tahu akibatnya" Ketika Sky keluar semua murid ikut keluar meninggalkan Raina yang mematung sendiri

...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...

"Kamarmu di lantai dua nomor 120" ucap penjaga asrama putri

"Baik terimakasih" Raina menaiki lift menuju lantai atas

Ketika menemukan nomor kamarnya dia membukanya tanpa tahu di dalam ada orang, Orang tersebut segera mengambil handuknya karena dia sedang berpakaian

"Ahh.. maaf aku kira tidak ada orang" Gadis itu tidak menjawab dia masuk ke kamar mandi

"Apa dia marah? " gumam Raina

Gadis tersebut keluar dari kamar mandi menggunakan kacamata besarnya, Raina tersenyum dia hanya membalas dengan tersenyum samar

"Apa kau keberatan aku tinggal di kamar ini? " tanya Raina, dengan cepat gadis itu menggeleng

"Aku pernah melihatmu di kelas, bukankah kita satu kelas? " gadis itu hanya mengangguk

"Kenapa kau tidak bicara? " tanya Raina, gadis tersebut mengambil secarik kertas dan menulis sesuatu

"Sky melarang kami bicara padamu" Raina terkekeh membaca surat tersebut

"Dia tidak ada disini, lagi pula apa yang kamu takutkan? dia sama sama manusia" Gadis tersebut menyembulkan kepalanya ke luar lalu kembali mengunci pintu

"Aku Rose.. aku tidak bicara denganmu karena takut dengan ancaman Sky" bisiknya

"Apa yang kalian takutkan darinya? jika kalian takut dia akan semakin menindas kalian"

"Kamu tidak tahu seberapa kejamnya dia, ketika mereka tidak suka dengan seseorang mereka akan menindas nya sampai mereka keluar dari sekolah bahkan ada yang sempat depresi ketika keluar dari sini"

"Apa? bagaimana tanggapan guru guru disini? " tanya Raina

"Sama seperti mereka menanggapimu saat di ganggu olehnya, tidak ada yang berani bicara" jawab Rose

"Kenapa harus takut dengannya? Apa kalian pernah coba melawan? " Rose menggeleng

"Jangan berurusan dengannya, sebaiknya kamu mengalah jika ingin bertahan disini" Rose memperingati Raina

"Apa kau pernah di tindas juga" Awalnya rose diam namun sesaat kemudian dia berani bercerita setelah Raina membujuknya

...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...

"Jadi dia hanya gadis miskin? dia masuk karena beasiswa? aku akan membuatnya melupakan beasiswanya itu, Beraninya dia melawanku di daerah kekuasaanku"

"Tapi sepertinya dia bukan gadis yang mudah menyerah" ujar Eliezer

"Cih.. mari bertaruh dia tidak akan bertahan sampai satu bulan disini" ucap Sky

"Sepertinya kau sangat membencinya? " George  menyahut

"Sangat.. dia sudah berani melawanku"

"Hati hati benci dan cinta itu beda tipis " sahut Stuart

"Aku.. jatuh cinta pada gadis itu? jika dia satu satunya wanita di dunia aku lebih baik sendiri seumur hidup" ucap Sky dengan kesal

"Aku bertaruh mobil sport terbaruku jika aku kalah dan jika aku menang aku ingin mobil biru kesayanganmu" Eliezer mengulurkan tangannya pada Sky

"Baiklah aku setuju, aku yakin dia akan keluar secepatnya" Sky tersenyum jahat

...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...

"Itu keterlaluan.. kau tidak melaporkan hal ini? " tanya Raina

"Melapor pun percuma, mereka akan menutup mata dan telinganya dari pada berurusan dengan keluarga Harrison"

"Cih.. aku kesal sekali mendengarnya" Raina paling tidak suka dengan orang-orang yang suka menindas orang lain

"Aku akan membuat mereka melawanmu" batin Raina

Tok.. tok..

" Ada yang mengetuk pintu " Rose hendak membukanya namun Raina melarangnya

"Biar aku saja" Pintu terbuka namun tidak ada siapapun disana hanya ada sebuah kardus tergeletak di bawah

"Apa ini milikmu? " tanya Raina namun rose menggeleng

Raina membuka kotak tersebut membuat Rose seketika terlonjak, Seekor tikus mati dengan berlumuran darah

Raina tahu siapa yang melakukan semua ini dia tahu dalangnya, Raina mengganti bajunya dan bergegas keluar membawa kotak tersebut

"Raina mau kemana? " tanya Rose

"Aku akan memberikan kotak ini pada pengirimannya" Rose hanya diam membiarkan Raina dia tidak ingin terbawa dalam masalah Raina, sudah cukup selama ini dia di bully di sekolah oleh Sky dan teman-temannya

"Kau tidak boleh masuk" penjaga asrama laki laki melarang Raina

Tiba tiba handphonenya berdering seseorang menelponnya sesaat kemudian penjaga tersebut memperbolehkan Raina masuk

"Dimana kamar Sky? " tanya Raina

"Lihat lantai tertinggi disana itu kamar para tuan muda" jawab penjaga tersebut

"Cih.. tuan muda" gumam Raina seraya berjalan masuk

Sky melihat Raina melalui teropong miliknya dia sudah menduga Raina akan menemuinya ketika dia mengirimkan bangkai tikus tersebut

Bukannya mengetuk pelan Raina menggedor pintunya dengan kencang terkesan tidak sabaran, Ketika pintu terbuka Raina menerobos masuk mendorong Kotak tersebut ke tubuh Sky

" Kamu merindukanku? "

"Ambil sampahmu, kau kira aku takut? dugaanmu salah" ucap Raina seraya berbalik pergi

"Mau kemana nona? " Sky menarik Raina dan menjatuhkannya di sofa menempelkan bibirnya

"Arrrggghhh.. dasar brengsek" Raina menendang perut Sky, Sky meringis seraya tertawa memegangi perutnya

"Apa fotonya sudah di ambil? keluarlah" Teman temannya keluar dengan kamera di tangan mereka

"Kalian bajingan.. " Raina hendak memukul Sky namun dia lebih dulu menangkap tangan Raina dan mendorongnya keluar

Raina yang terduduk di bawah langsung di seret penjaga asrama keluar atas perintah Sky, Sky melihat hasil fotonya dan menyuruh Stuart mengeditnya agar terlihat seperti Raina yang memaksanya

"Tunggu berita hangatnya besok" gumam Sky dengan tawa jahatnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!