Buugghh..
"Maaf aku tidak melihatmu" ucap seorang gadis berambut hitam panjang
"Taruh dimana matamu? apa aku sebesar ini tidak terlihat" bentaknya
"Aku sudah meminta maaf, lagi pula kau tidak terluka, maaf aku buru buru" Gadis tersebut pergi begitu saja
"Hei.. kembali" gadis tersebut tidak mendengarkan kata katanya
Sesampainya di kelas ternyata guru sudah memulai pelajaran, Gadis tersebut mengetuk pintu perlahan membuat seisi kelas menoleh menatapnya
"Maaf saya terlambat" lirihnya
"Masuk.. kau murid baru itu? " tanya guru dan sang gadis pun mengangguk
"Perkenalkan dirimu"
"Selamat pagi.. namaku Raina Rodrigues, semoga kita bisa berteman dengan baik" Gadis bernama Raina memperkenalkan diri
"Silahkan duduk di bangku yang kosong" Raina memilih bangku yang berada tepat di sisi jendela yang mengarah keluar
Empat pemuda baru saja masuk namun bukannya memberi salam pada guru sebaliknya mereka masuk seraya bersiul, para gadis mulai berbisik melihat kedatangannya
"Menyingkir" satu kata dari pemuda itu pada Raina
"Kenapa aku harus pergi? aku lebih dulu duduk disini" jawab Raina penuh penegasan
"Ini kursiku.. apa kau tidak melihat buku buku di bawah meja? " Raina sontak meraba buku tersebut dengan tangannya
"Ini.. cari kursi lain jangan menggangguku" Raina menjatuhkan bukunya dengan kasar di meja
"Berani sekali.. " Pemuda tersebut mengangkat kerah baju Raina hingga dia berdiri dan menyeretnya keluar kursi
"Miss.. " pekik Raina, guru menoleh namun kemudian berkata
"Kau cari tempat duduk lain Raina" Raina membelalakkan matanya mendengar perkataan gurunya
Dia ingin mengadu tapi gurunya sama sekali tidak merespon bahkan teman satu kelasnya pura pura tidak melihat kejadian itu, Raina menarik tasnya dari kursi dengan kasar hingga kursinya terjatuh menimpa kaki pemuda tersebut
"Arrrggghhh.. kau..." Raina menatapnya dengan sinis seraya pindah ke kursi baru
"Kurang ajar sekali.. apa dia tidak tahu siapa aku? "
"Sepertinya dia murid baru Sky" Jawab seorang temannya
"Beri dia pelajaran seperti biasa" titahnya lalu duduk
Sky, Eliezer, George dan Stuart keempatnya adalah anak anak orang hebat yang mendirikan sekolah tersebut, mereka menjadi semena-mena dan tidak pernah takut pada guru
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
Jam istirahat Raina pergi ke kantin dia belum memiliki teman sama sekali, di lorong sepertinya ada sesuatu yang menjegal kakinya hingga dia tersandung
Keempat pemuda tersebut keluar dengan tawa menyebalkan, rupanya mereka memasang tali untuk menjegal kaki Raina
Sky lewat begitu saja seraya tertawa menendang kakinya Raina, Raina benar benar kesal dia kembali ke kelas mengurungkan niatnya pergi ke kantin
Saat waktunya pulang kali ini Raina benar benar di buat dongkol oleh Sky dan pengikutnya, pasalnya mereka menempelkan lem membuat Raina tidak bisa berdiri dari tempat duduknya
Dengan susah payah Raina melepaskan diri lalu berjalan mendekati Sky yang sedang tertawa dengan teman temannya, Raina mengangkat botol minumnya dan menumpahkannya tepat di kepala Sky
Seisi kelas di buat melongo dengan keberanian Raina, Sky berdiri menatap Raina tajam
"Beraninya kau" Sky bangkit dan mencengkram kerah baju Raina
"Kau tidak tahu siapa aku? " Sky dengan geram menatap Raina, mata mereka saling menatap tajam
"Aku tidak tahu siapa dirimu dan tidak akan pernah mau tahu" tegas Raina
Menatap mata gadis itu membuat Sky tidak bisa berlama-lama menatapnya lagi, Sky menghempas cekalan tangannya kasar hingga Raina terdorong kebelakang
Tangan Sky meraih botol minumnya lalu menumpahkannya ke atas kepala Raina, lalu botol kosongnya dia lempar ke wajah Raina
"Jangan ada yang bicara dengannya atau kalian akan tahu akibatnya" Ketika Sky keluar semua murid ikut keluar meninggalkan Raina yang mematung sendiri
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Kamarmu di lantai dua nomor 120" ucap penjaga asrama putri
"Baik terimakasih" Raina menaiki lift menuju lantai atas
Ketika menemukan nomor kamarnya dia membukanya tanpa tahu di dalam ada orang, Orang tersebut segera mengambil handuknya karena dia sedang berpakaian
"Ahh.. maaf aku kira tidak ada orang" Gadis itu tidak menjawab dia masuk ke kamar mandi
"Apa dia marah? " gumam Raina
Gadis tersebut keluar dari kamar mandi menggunakan kacamata besarnya, Raina tersenyum dia hanya membalas dengan tersenyum samar
"Apa kau keberatan aku tinggal di kamar ini? " tanya Raina, dengan cepat gadis itu menggeleng
"Aku pernah melihatmu di kelas, bukankah kita satu kelas? " gadis itu hanya mengangguk
"Kenapa kau tidak bicara? " tanya Raina, gadis tersebut mengambil secarik kertas dan menulis sesuatu
"Sky melarang kami bicara padamu" Raina terkekeh membaca surat tersebut
"Dia tidak ada disini, lagi pula apa yang kamu takutkan? dia sama sama manusia" Gadis tersebut menyembulkan kepalanya ke luar lalu kembali mengunci pintu
"Aku Rose.. aku tidak bicara denganmu karena takut dengan ancaman Sky" bisiknya
"Apa yang kalian takutkan darinya? jika kalian takut dia akan semakin menindas kalian"
"Kamu tidak tahu seberapa kejamnya dia, ketika mereka tidak suka dengan seseorang mereka akan menindas nya sampai mereka keluar dari sekolah bahkan ada yang sempat depresi ketika keluar dari sini"
"Apa? bagaimana tanggapan guru guru disini? " tanya Raina
"Sama seperti mereka menanggapimu saat di ganggu olehnya, tidak ada yang berani bicara" jawab Rose
"Kenapa harus takut dengannya? Apa kalian pernah coba melawan? " Rose menggeleng
"Jangan berurusan dengannya, sebaiknya kamu mengalah jika ingin bertahan disini" Rose memperingati Raina
"Apa kau pernah di tindas juga" Awalnya rose diam namun sesaat kemudian dia berani bercerita setelah Raina membujuknya
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Jadi dia hanya gadis miskin? dia masuk karena beasiswa? aku akan membuatnya melupakan beasiswanya itu, Beraninya dia melawanku di daerah kekuasaanku"
"Tapi sepertinya dia bukan gadis yang mudah menyerah" ujar Eliezer
"Cih.. mari bertaruh dia tidak akan bertahan sampai satu bulan disini" ucap Sky
"Sepertinya kau sangat membencinya? " George menyahut
"Sangat.. dia sudah berani melawanku"
"Hati hati benci dan cinta itu beda tipis " sahut Stuart
"Aku.. jatuh cinta pada gadis itu? jika dia satu satunya wanita di dunia aku lebih baik sendiri seumur hidup" ucap Sky dengan kesal
"Aku bertaruh mobil sport terbaruku jika aku kalah dan jika aku menang aku ingin mobil biru kesayanganmu" Eliezer mengulurkan tangannya pada Sky
"Baiklah aku setuju, aku yakin dia akan keluar secepatnya" Sky tersenyum jahat
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Itu keterlaluan.. kau tidak melaporkan hal ini? " tanya Raina
"Melapor pun percuma, mereka akan menutup mata dan telinganya dari pada berurusan dengan keluarga Harrison"
"Cih.. aku kesal sekali mendengarnya" Raina paling tidak suka dengan orang-orang yang suka menindas orang lain
"Aku akan membuat mereka melawanmu" batin Raina
Tok.. tok..
" Ada yang mengetuk pintu " Rose hendak membukanya namun Raina melarangnya
"Biar aku saja" Pintu terbuka namun tidak ada siapapun disana hanya ada sebuah kardus tergeletak di bawah
"Apa ini milikmu? " tanya Raina namun rose menggeleng
Raina membuka kotak tersebut membuat Rose seketika terlonjak, Seekor tikus mati dengan berlumuran darah
Raina tahu siapa yang melakukan semua ini dia tahu dalangnya, Raina mengganti bajunya dan bergegas keluar membawa kotak tersebut
"Raina mau kemana? " tanya Rose
"Aku akan memberikan kotak ini pada pengirimannya" Rose hanya diam membiarkan Raina dia tidak ingin terbawa dalam masalah Raina, sudah cukup selama ini dia di bully di sekolah oleh Sky dan teman-temannya
"Kau tidak boleh masuk" penjaga asrama laki laki melarang Raina
Tiba tiba handphonenya berdering seseorang menelponnya sesaat kemudian penjaga tersebut memperbolehkan Raina masuk
"Dimana kamar Sky? " tanya Raina
"Lihat lantai tertinggi disana itu kamar para tuan muda" jawab penjaga tersebut
"Cih.. tuan muda" gumam Raina seraya berjalan masuk
Sky melihat Raina melalui teropong miliknya dia sudah menduga Raina akan menemuinya ketika dia mengirimkan bangkai tikus tersebut
Bukannya mengetuk pelan Raina menggedor pintunya dengan kencang terkesan tidak sabaran, Ketika pintu terbuka Raina menerobos masuk mendorong Kotak tersebut ke tubuh Sky
" Kamu merindukanku? "
"Ambil sampahmu, kau kira aku takut? dugaanmu salah" ucap Raina seraya berbalik pergi
"Mau kemana nona? " Sky menarik Raina dan menjatuhkannya di sofa menempelkan bibirnya
"Arrrggghhh.. dasar brengsek" Raina menendang perut Sky, Sky meringis seraya tertawa memegangi perutnya
"Apa fotonya sudah di ambil? keluarlah" Teman temannya keluar dengan kamera di tangan mereka
"Kalian bajingan.. " Raina hendak memukul Sky namun dia lebih dulu menangkap tangan Raina dan mendorongnya keluar
Raina yang terduduk di bawah langsung di seret penjaga asrama keluar atas perintah Sky, Sky melihat hasil fotonya dan menyuruh Stuart mengeditnya agar terlihat seperti Raina yang memaksanya
"Tunggu berita hangatnya besok" gumam Sky dengan tawa jahatnya
Keesokan harinya
Baru saja Raina membuka pintu kelas satu ember air jatuh tepat di atas kepalanya, Semua murid tertawa saat Raina mengusap wajahnya kasar
Raina melangkahkan kakinya masuk sedalam kelas dan tiba tiba teman temannya melempari Raina dengan plastik yang di isi tepung, sontak membuat tubuh Raina menutupi wajahnya
Sky tertawa paling kencang meskipun dia tidak melempari Raina namun gadis itu tahu siapa dalang di balik semua ini, Raina berjalan terburu buru mendekati Sky tangannya mengusap seluruh tepung di tubuhnya lalu mengusapkannya ke wajah Sky yang sedang duduk
Sky berdiri seketika mengusap wajahnya dengan tissu semua Murid di buat melongo dengan tingkah Raina yang berani
"Beraninya kau... " Sky berdiri menatap tajam kearah Raina
"Aku tahu siapa dalang di balik semua ini, asal kau tau.. aku tidak takut sedikitpun meski satu sekolah merundung ku" Tegas Raina
"Kau gadis miskin yang masuk ke sekolah elite karena bantuan beasiswa, apa kau butuh uang untuk bertahan hidup disini? jika kau membutuhkannya aku akan menerimamu sebagai pelayanku"
"Jangan bermimpi tuan muda, aku memang tidak punya harta tapi itu lebih baik karena otak dan hatiku tidak miskin sepertimu" Jawab Raina
"Kau... " Sky menunjuk wajah Raina
"Ya.. aku? " Raina mengejek Sky dengan menunjuk dirinya sendiri
"Kau tidak akan bertahan lebih dari satu bulan disini" ucap Sky penuh kemarahan
"Dan kau akan menerima setiap perlakuan buruk mu padaku selama aku masih sekolah disini" Raina tahu Sky tidak akan membiarkannya hidup tenang, Raina akan membalikkan keadaan dimana Sky akan merasakan tindakan usilnya pada Raina
Sky pergi dengan kesal menabrak bahu Raina hingga gadis itu mundur beberapa langkah, Raina menjulurkan lidahnya ke arah Sky yang berjalan semakin jauh
Tatapan para murid berbeda beda ada yang menatap takjub yaitu para murid yang suka di bully oleh sky juga ada yang menatapnya sinis yaitu tatapan dari para gadis yang menyukai Sky
"Raina.. " Rose memanggil Raina ketika di luar kelas
"Maaf aku tidak menolong mu, aku takut mereka akan kembali merundung ku" lanjut Rose
"Tidak apa apa.. aku bisa menghadapinya sendiri, kau hanya perlu bicara denganku saat dikamar" jawab Raina
"Terimakasih"
"Untuk apa berterima kasih? aku harus membersihkan ini di toilet" Raina berlalu menuju toilet
Raina masuk ke dalam toilet wanita namun saat dia masuk Sky sudah menunggunya di balik pintu, Sky menarik Raina dan mengungkungnya dari belakang hingga tubuh Raina sedikit mencondong di depan cermin
"Apa yang kau lakukan? menyingkir atau aku akan berteriak" ancam Raina
"Silahkan.. mereka akan tahu jika kau masuk ke dalam toilet pria diam diam"
"Apa maksudmu? bukankah kau yang masuk toilet wanita? " pekik Raina
"Lihatlah.. siapa yang salah" Sky menunjuk pintu memang benar pintu itu bergambar toilet pria
"Kau... ini ulah mu? " Raina menginjak kaki Sky lalu menendang kakinya hingga Sky terjatuh meringis kesakitan
"Rasakan itu" Raina segera kabur keluar
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Bagaimana keadaan Raina disana pa? mama khawatir dia tidak pernah pergi jauh dari rumah" lirih Sherina
"Anak itu keras kepala, apapun yang dia mau harus dia dapatkan " jawab Arga sang suami
"Dia anak kita satu satunya, apa papa tidak bisa membujuknya? "
"Bagaimana cara membujuknya teleponnya saja tidak pernah dia hidupkan, sekolah itu juga ketat kita tidak bisa sembarangan masuk atau menaruh orang kepercayaan kita di dalam"
"Bukankah hari libur dia bisa pulang? " tanya Sherina
"Iya.. kita tunggu saja siapa tahu dia pulang"
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Hei anak baru" empat orang gadis menghalangi langkah Raina saat keluar dari toilet setelah membersihkan diri
"Ada apa? "
"Kau mencari gara gara dengan Sky, apa kau tidak tahu siapa dia? " ucapnya penuh kesombongan
"Tidak tahu dan tidak ingin tahu, kalian sama pelajar sepertiku apa yang harus aku takutkan darinya? kau tidak perlu ikut ikutan memikirkan Masalahku dan Si gila itu, gunakan saja otakmu untuk menghafal mata pelajaran"
"Satu hal lagi katakan pada tuan muda pujaan kalian itu kenapa dia sangat membenciku, apa salahku padanya" jawab Raina lalu pergi menerobos mereka yang menghalanginya
"Dari keluarga kaya mana gadis itu? " tanya ketua geng tersebut
"Entahlah.. Mari kita cari tahu asal usul nya" Salah seorang temannya mengajak mereka ke kantor untuk mencari biodata Raina
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
Malam malam pintu kamar Raina dan Rose di ketuk seseorang, awalnya mereka mengacuhkannya namun semakin lama orang itu mengetuk semakin keras
"Kenapa kau bisa masuk asrama putri? "
"Aku bisa melakukan segalanya, Jadi ini kamarmu? sempit sekali" Sky mendorong Raina lalu menerobos masuk ke dalam kamar, Rose yang ketakutan menggulung diri dengan selimut berpura-pura tidur
Ketiga temannya mengalihkan penjaga asrama untuk memberi akses Sky masuk ke dalam, penjaga asrama putri adalah orang kepercayaan ibunya dia tidak akan secara terang-terangan masuk kesana karena bisa bisa dia di hukum oleh ibunya
"Pergi.. apa kau tidak tahu malu masuk ke kamar seorang gadis? "
"Cih... Aku kesini hanya untuk mengatakan sesuatu padamu" ucap Sky
"Cepat katakan"
"Keluar dari sekolah ini atau fotomu saat mencium ku akan tersebar" Raina tertawa mendengar ucapan Sky
"Apa ada yang lucu? "
"Foto yang mana? kau yang tiba tiba mencium ku dan kau bilang aku yang menciummu? terserah kau saja, sudah pergi sana dan ingat ini baik baik aku tidak akan pernah keluar dari sini sebelum aku lulus dengan nilai tertinggi" Raina mendorong tubuh Sky keluar lalu mengunci pintunya
"Huh.. menyebalkan, dia pikir dia siapa? aku mencium dia? untuk apa aku tidak tertarik sama sekali" gerutu Raina
"Kau mencium Sky? " Raina terlonjak saat tiba tiba Rose bangun
"Woaahh.. kau membuatku terkejut" pekik Raina
"Jawab pertanyaanku" Rose berpindah ke ranjang Raina
"Bukan aku.. dia yang tiba tiba mencium ku setelah itu mengusir ku" Jawab Raina
"Daebak.. banyak wanita yang ingin dekat dengannya tapi kau malah mendapatkan ciumannya, ohh.. aku iri" Raina melongo mendengar perkataan Rose
"Kau iri padaku karena di cium orang yang telah merundung mu, Apa kau gila?" Raina terheran heran
"Dia memang menyebalkan dan berlagak berkuasa tapi jujur dia sangat tampan dan populer, perhatikan matanya, alisnya, hidungnya, bibirnya yang merah muda" ucap Rose dengan membayangkan wajah Sky
"Astaga... aku tidak mengerti jalan pikiran kalian, sana kembali tidur jangan menggangguku" Raina mendorong pelan tubuh Rose
"Dia bukan tipe mu? lalu seperti apa tipe pria idamanmu? " tanya Rose
"Aku tidak peduli dia tampan atau jelek, miskin atau kaya aku hanya ingin pria baik dan setia bukan bajingan tengil" Jawab Raina
"Tapi.. jika Sky baik dan setia apa dia juga tipe mu? " goda Rose
"Yang penting dia pria " Jawab Raina membuat Rose terkekeh
"Tampan? Apa mata mereka sudah rusak? Mereka suka pria tampan meskipun dia bajingan sangat sangat gila" gumam Raina
"Tapi bagaimana jika foto itu tersebar? Ah.. aku yakin dia yang akan malu karena dia yang menindihku, mereka juga punya mata bukan? tidak mungkin mereka salah menilai " Begitu banyak yang dia pikirkan hingga matanya tidak kunjung terpejam
"Sudah jangan di pikirkan.. Mungkin dia hanya menggertak" Ucap Rose saat melihat Raina gelisah terus berguling-guling
"Siapa yang memikirkan dia? aku hanya rindu kedua orang tuaku" jawab Raina terpaksa berbohong
Setelah beberapa hari Raina berada di asrama, terjadi masalah di keluarga Raina
"Ada apa pa? " tanya Sherina
"Kita harus memperketat penjagaan, black Panther sekarang sudah berani menyerang perusahaan kita"
"Lalu bagaimana? aku Khawatir dengan Raina" Lirih Sherina
"Perusahaan masih bisa terselamatkan, kita sebisa mungkin jangan berkomunikasi dengan Raina untuk menghilangkan kecurigaan mereka.. Jangan sampai siapapun tahu kita mempunyai anak"
"Aku kesal kenapa Raina tidak menurut saja untuk tinggal di dalam rumah, Bagaimana jika mereka mengetahui keberadaan Raina? " Sherina berjalan mondar-mandir seraya menggigiti kukunya
"Diamlah jangan membuatku tambah pusing, Raina akan baik baik saja selama kita diam dan para pelayan kita setia" Arga mendudukkan istrinya seraya mengelus pundaknya
"Raina" lirih Sherina
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Lihat.. dia tidak tahu malu" semua siswa menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan
"Tidak tahu malu"
"Apa dia tidak punya kaca? "
"Beraninya dia memaksa mencium Sky"
"Sky yang malang"
"Rupanya dia ingin menjadi populer dengan berpura-pura menjadi musuh Sky"
"Dasar jelek"
Raina menatap mereka dengan tatapan bingung seraya melangkahkan kakinya, Saat melewati mading Raina membulatkan matanya melihat foto yang tertempel disana
"Apa ini? " Raina mencabut foto yang terpasang disana
Foto itu menjadi terlihat seperti Raina memaksa Sky, Sky berada di bawah kungkungan Raina yang mencengkram baju Sky
"Jadi seperti itu.. " Raina meremas foto tersebut dan membuangnya ke tempat sampah
Raina berjalan santai menuju ruang kelasnya meski pun di setiap langkahnya tatapan semua orang seperti ingin memakannya hidup hidup, bahkan ada yang melempar kertas juga botol kosong ke arahnya
Sesampainya di kelas Raina duduk di kursinya dengan elegan tanpa menghiraukan cacian serta kelakuan temannya yang mengusiknya, Sky menatap kesal kearah Raina yang tidak melakukan apa apa atau bertanya apapun tentang foto itu
"Kenapa dia diam saja? kenapa dia tidak merespon" gerutu Sky
"Kenapa jadi kau yang kesal? " ledek Stuart
"Kenapa dia masih baik baik saja? " cicit Sky
"Mentalnya kuat sekali, Sky mobilmu akan menjadi milikku" ucap Eliezer seraya tertawa kecil
"Kau harus memikirkan strategi yang membuat dia tidak ingin tinggal di sekolah ini" ucap George
"Hei jangan memprovokasi dia, biarkan gadis itu disini agar aku mendapatkan mobilnya" sergah Eliezer
"Kau.. " Sky mendorong kepala Eliezer dengan jari telunjuknya sementara Eliezer hanya tertawa
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
Raina baru saja membawa makan siangnya dan duduk di sebuah kursi, Veronica dan gengnya tiba-tiba duduk di meja yang sama dengan Raina
"Kau senang? " Raina tidak menanggapinya dia masih menyuap makanan ke mulutnya
"Apa kau bisu? " Raina mengambil gelas dan meminum airnya hingga setengah air berkurang dari gelasnya
"Kau pantas mendapatkan ini" Veronica menyiramkan jus yang di pegangnya ke piring Raina
Ffyyuufftthh
"Ohh.. maaf aku tidak sengaja" Ucap Raina saat menyemburkan air di mulutnya tepat ke wajah Veronica
"Kau.. " teriak Veronica membuat semua murid di kantin menatap mereka
"Hei kenapa kau marah? Kau sengaja menumpahkan air di piring ku sementara aku tidak sengaja menyembur mu" ucap Raina
"Kemari.. aku akan membuat kepalamu botak" Raina menepis kasar tangan Veronica yang hendak menjambak rambutnya
"Jangan bersikap kasar nona, malu dengan kastamu yang kau bilang kalangan atas" Raina pergi mengambil minumannya yang tinggal setengah
"Kau.. aaarrgghh.. aku kesal" Veronica menghentak hentakkan kakinya
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Mau kemana mereka? " Raina mengikuti langkah para murid yang berlari menuju gedung belakang sekolah
Raina menerobos kerumunan melihat apa yang sedang mereka tonton, Raina begitu terkejut melihat Rose dan seorang pemuda berlutut di hadapan Sky juga teman temannya
"Ada apa ini? " Raina maju membuat Rose menggeleng agar Raina jangan ikut campur
"Hooooh.. Lihat siapa yang datang? apa kau ingin mencari korban baru untuk di cium? " ledek Sky
"Apa yang kau lakukan? apa kau tidak tahu ini tindakan kekerasan kau bisa masuk penjara" pekik Raina, Raina membangunkan Rose serta pemuda itu
Lutut Rose lecet dan berdarah mungkin karena di dorong sementara wajah pemuda itu babak belur, Raina mendekat berjalan perlahan menghampiri Sky
"Apa salah mereka? apa kau memang suka menyiksa seseorang tanpa sebab? " tatapan Raina seolah sedang menyalakan api peperangan
"Lihat.. kau lihat? mereka menumpahkan ice cream di sepatuku" Sky mengulurkan kakinya, mencengkram rambut bagian belakang Raina dan menekan kepalanya hingga membungkuk
"Apa ini sebanding dengan tumpahan ice cream itu? kau keterlaluan" ucap Raina seraya menepis tangan Sky
"Aku keterlaluan? aku hanya meminta mereka membersihkannya" Jawab Sky
"Apa tidak bisa bicara baik baik? apa harus dengan kekerasan? " Rose berusaha menarik tangan Raina. Namun, gadis itu tak bergeming
"Kau mau menggantikan mereka? kalau begitu bersihkan sepatuku" Sky menarik tangan Raina hingga Raina berlutut
Raina bangkit berdiri menatap wajah Sky tepatnya menatap matanya, menatap mata Raina membuat Sky memalingkan wajahnya pemuda itu tidak bisa menatap mata Raina lebih lama
"Bersihkan" ucap Sky
"Baiklah" Raina menginjak sepatu Sky lalu dengan sengaja mengoleskan lelehan ice cream dengan sepatunya, bukannya bersih namun lelehan ice cream tersebut malah meluber kemana mana
"Wooaahh"
"Dia berani sekali"
"Baru kali ini Sky di permainkan seperti ini"
"Bukankah itu gadis yang mencium Sky? "
"Dia tidak tahu malu sekali" para murid membicarakan Raina
"Kau.... " Teriak Sky
"Hei.. kau hanya menyuruhku untuk membersihkannya tapi tidak jelas harus membersihkannya dengan cara seperti apa" Sky mencengkram kerah baju Raina dan menariknya hingga mereka berjarak begitu dekat
"Apa kau ingin mencium ku lagi? ayo cium aku" bisik Raina
Wajah Sky memerah entah karena malu atau karena terlalu marah cengkraman tangannya mengendur seraya memalingkan wajahnya kearah lain
"Ayo pergi" Titah Sky
Keempat pemuda tersebut meninggalkan tempat membuat semua murid takjub dengan Raina, Rose dan pemuda tadi menghampiri Raina
"Kau baik baik saja? " tanya keduanya
"Aku baik, ayo obati luka kalian" Raina membawa keduanya ke ruang kesehatan
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Sky apa yang dia katakan padamu? " tanya Stuart
"Kenapa kau tidak bisa diam? dia tidak mengatakan apapun, aku hanya malas meladeninya " Jawab Sky
"Tapi kenapa sepertinya kau menjadi tersipu saat dia membisikkan sesuatu? " tanya George
"Mungkin dia mengatakan ' ayo cium aku' wajah mereka begitu dekat tadi" Tebak Eliezer seraya tertawa bagaikan seorang cenayang yang bisa menebaknya
"Omong kosong apa yang kau katakan? " Ucap Sky
"Hei Sky mau kemana? " Teriak teman temannya memanggil Sky yang berjalan dengan kesal entah kemana
...🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝🥝...
"Kau berani sekali " ucap Rose
"Mereka harus di lawan, mereka semena-mena karena kalian diam saja " jawab Raina seraya mengobati lutut Rose
"Aku berterima kasih padamu, jika tidak ada dirimu aku pasti sudah menjilat sepatu Sky"
"Tidak masalah.. siapa namamu? " tanya Raina
"Aku Reno, Aku ucapkan terimakasih sekali lagi padamu"
"Apa kalian sering di perlakukan seperti ini? apa masih ada anak lain? " tanya Raina
"Sky akan merundung siapapun yang tidak dia sukai, mau orang tersebut salah atau tidak dia dan semua murid disini akan merundung mereka" tutur Rose
"Keterlaluan sekali, kenapa kalian tidak melawan? " ucap Raina
"Sky adalah juara karate di sekolah, dia populer, anak keluarga terpandang siapa yang berani padanya" ungkap Reno
"Jangan terlalu berurusan dengan dia, aku sudah pernah bilang murid disini ada yang pernah depresi, banyak yang keluar karena tidak sanggup dengan tingkah Sky"
"Sudah lapor polisi? " tanya Raina
"Tidak akan berhasil.. mereka pernah melapor namun tidak ada hasil"
"Sekejam itu kah dia? aku jadi penasaran.. " gumam Raina
"Jangan berurusan dengannya, sebaiknya kau menghindar ketika bertemu dengannya" ucap Rose
"Aku semakin ingin melihatnya kalah" Batin Raina
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!