Terjerat Cinta Sang Kakek

Terjerat Cinta Sang Kakek

Bertemu Kembali

🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

💐 HAPPY READING 💐

Hari yang  indah di awali oleh pagi yang cerah.

Terlihat seorang wanita cantik yang baru bangun dari tidurnya.

“Huwaaaaa,” dia menguap, merenggankan semua otot - otonya, agar kembali rileks seperti biasanya.

Seperti biasa, pagi ini dia bangun dari tidurnya lalu mengerjakan aktifitas paginya.

Wanita cantik itu bernama Khanza Gerlicek, dengan tubuh yang terlihat begitu profesional, kulit putih, tinggi sekitar 170 dan berasal dari keturunan Turki Jawa itu, saat ini berada di Jakarta. Karena mendapatkan sebuah tugas rollingan dari Kantornya Pt Persero Indonesia dan hari ini adalah hari pertama dia bekerja di Jakarta.

Bukan dia pertama kali ke Jakarta, hanya saja dia sudah sering ke Jakarta, dan terakhir ke Jakarta itu dia dua tahun yang lalu. Begitu lama bukan.

Khanza adalah anak dari seorang dokter di Turki, namun dia memilih untuk mencari jati dirinya sendiri di Negara kelahiran Ibunya yaitu Indonesia. Meskipun dirinya harus jauh dari orang tuanya yang saat ini sedang berada di Turki, tapi tidak masalah baginya, asal dia bisa merasakan hidup yang benar - benar bebas.

Hari ini adalah har Sabtu, dan hari ini adalah hari libur, biasanya Khanza menghabiskan waktu liburnya untuk berbelanja mingguan atau lain - lainnya.

“Oke, sudah siap.” Ujar Khanza, ketika dia melihat cermin dan sudah siap dengan pakaian exercisenya.

Pagi ini, Khanza berencana untuk lari pagi sekitaran Bundaran HI, tempat yang cukup Viral di Jakarta.

Dan untuk mencapai tempat itu, Khanza harus memesan Ojol agar bisa segera sampai di sana.

“Lari 2 kilo meter sepertinya cukup.” Gumam Khanza, yang lalu mulai menstar paginya dengan berlari di sekitaran bundaran HI.

Khanza berlari tanpa memperdulikan sekelilingnya, dia benar - benar menikmati paginya dengan berolahraga santai.

***

“Huffftt,,, hufttt,” Khanza mulai mengatur nafasnya, ketika dia merasa larinya kali ini sudah cukup.

“Sepertinya aku akan beristirahat sebentar, dengan meminum Coffe,” ucap Khanza, setelah dia melihat sebuah Stand yang menjual Coffe.

“Hallo, bisa berikan Mocha panas satu.” Pintanya pada penjual itu. Lalu Khanza memberikan uangnya.

“Ini mbak,” penjual tersebut memberikan pesanan Khanza.

“Terima kasih.” Ucap Khanza dengan begitu ramah.

Dengan perlahan Khanza membalikkan tubuhnya, dan sepertinya dia melihat sosok yang tidak asing sedang berdiri dan berlari bersama keluarganya.

“Wow, i feel so lucky to meet you all,” gumam Khanza, yang tersenyum tipis lalu mendatangi keluarga tersebut.

“Brio, Vita,” sapanya, membuat sepasang suami istri itu menoleh ke arahnya.

“Hey Hallo,” timpalnya lagi, ketika Brio dan Vita menatapnya.

Brio menggelengkan kepalanya pelan, berusaha mengingat siapa wanita yang menegurnya ini. “Eh, Khanza,” ucap Brio merasa tidak yakin.

“Iya benar kok, Khanza kan.” Sambungnya lagi, lalu Khanza menganggukan kepalanya pelan dengan tersenyum manis.

“Iya aku Khanza, masa lupa sama aku, jahat banget.” Khanza berpura - pura memasang wajah kesalnya.

“Enggak lah, bagaimana bisa lupa, oh iya, kamu dulu tidak sempat berkenalankan dengan istriku, ini istriku ya Vita.” Brio memperkenalkan Vita pada Khanza.

Walaupun Khanza sudah pernah mengenalnya, tetapi Khanza hanya pernah melihat orangnya saja, tidak pernah menyapanya secara langsung.

“Khanza,” sapanya mengulurkan tangannya yang diterima dengan baik oleh Vita.

“Vita,” sapa Vita balik.

Namun fokusnya Khanza sebenarnya bukanlah mereka berdua, melainkan seorang pria paruh baya yang sedang terlihat menggendong cucunya itu.

“Eh, gimana kabar kalian ber dua? Sudah punya anak berapa?” Tanya Khanza berbasa - basi.

Brio tersenyum menanggapinya. “Baru satu kok, itu sedang di gendong kakeknya,” tunjuk Brio pada Jendra ayah dari Vita.

“Kalau kamu Khan? Apakah kamu sudah nikah?” Tanya Brio, dan di jawab gelengan kepala oleh Khanza.

“Belum, kamu kan tahu, pacaran dan nikah itu hanya buang - buang waktu saja.” Ucap Khanza, dengan tersenyum manis.

“Oh iya, kita mau Breakfast bareng Khanza mau gabung gak?” Tanya Vita, merasa tidak enak jika mengobrol di jalanan seperti itu.

“Ah, tidak usah, kalian saja, aku bisa Breakfast di rumah kok.” Tolak Khanza, merasa segan menganggu acara keluarga mereka.

Vita tersenyum, lalu mengambil alih Michel dari gendongan Papahnya. “Sudahlah, ayo gabung, ngapain kamu makan sendiri di rumah.” Ajak Vita lagi, dan sepertinya tidak menerima penolakan.

“Pah, kenalin ini Khanza, teman Brio yang waktu di ada di rumah sakit.” Ucap Vita, memperkenalkan Khanza pada Jendra Papahnya.

“Eh, Hallo Om, saya Khanza,” salamnya dengan menjulurkan tanganya.

“Papahnya Vita,” balas Jendra, namun tanpa senyuman. Membuat Khanza kikuk sendiri dibuatnya.

“Ayo Khanza, kita Breakfast bareng! Dan tidak ada penolakan ya! Sudah dua tahun tidak ketemu baru kamu mau kabur lagi!” Ajak Brio tidak ada penolakan.

“Baiklah,” sahut Khanza tidak ada pilihan.

Dan mau tidak mau Khanza mengikuti mereka dari belakang. Berjalan sejajar dengan Jendra Papah Vita, karena jalanan yang memang cukup buat dua orang saja, karena kalau sampai tiga orang, takutnya menghalangi jalan orang lain yang mau lewat.

Khanza yang berjalan di belakang, menatap Brio dan Vita yang terlihat begitu bahagia, apa lagi sekarang mereka sudah mempunyai buah hati, pasti rasanya sangat menyenangkan.

“Kamu yang waktu itu, memarahi saya karena tidak mau memaafkan Briokan.” Ucap Jendra tiba - tiba membuat Khanza menoleh singkat ke arah Jendra.

“Iya benar Om,” jawabnya, dengan singkat, Khanza merasa sangat kesal karena sejak tadi Om Jendra ini sudah dingin  kepadanya.

“Apakah kamu suka sama Brio?” Tanya Jendra lagi tiba - tiba, membuat Khanza, menghentikan langkahnya, dan menampilkan senyum juteknya.

“Kalau saya suka Brio om, saya pasti akan lebih dulu mengambilnya di saat Brio dan Vita sedang tidak baik - baik saja.” Jawab Khanza dengan penuh rasa emosi.

“Kan saya hanya bertanya saja, kenapa harus pakai emosi?” Jendra lagi - lagi berkata seperti tidak mempunyai perasaan bersalah saja.

“Masalahnya, Om nanya tapi seperti orang yang sedang mengintimidasi om, sadar gak sih!” Jawab Khanza semakin kesal. Lalu memilih untuk mempercepat langkahnya, merasa malas berbicara dengan Jendra.

“Heran, umur dia berapa sih, pemikiran masih kolot banget.” Umpat Khanza dengan kesal, merasa om - om seperti Jendra itu berpikir jika tidak akan ada yang namanya teman laki - laki dan perempuan. Padahal jelas - jelas Khanza hanya teman dari Brio, dan sama sekali tidak suka dengan menantunya itu.

Ketika Khanza kesal, nafas Khanza seperti beradu, dan dia terus menggigiti kukunya, atau tidak dia akan mengupas - ngupas kulit di sekitaran jarinya itu hingga berdarah.

Sedangkan Jendra yang ditinggal oleh Khanza, kini berusaha mengejar wanita itu untuk meminta maaf.

“Maaf ya,” ucap Jendra, setelah berhasil menyusul langkah Khanza.

“Maaf untuk apa Om?” Tanya Khanza, masih dengan rasa kesalnya.

“Maaf kalau omongan saya itu membuatmu kesal, dan kalau kamu merasa pertanyaan saya itu gak pantas.” Ucapnya meminta maaf, dengan memperlihatkan perasaan bersalahnya.

“Oke.” Jawab Khanza singkat lalu kembali berjalan meninggalkan Jendra yang hanya bisa menatap langkahnya yang kian menjauh.

*To qBe Continue. **

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*

*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘

**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*

*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*

Terpopuler

Comments

Vonny

Vonny

kok kayak aku sih 🤣

2023-03-27

0

Devia Ratna

Devia Ratna

good

2023-01-01

0

Dewi Rohmawati

Dewi Rohmawati

baru baca ud seru...mdh2an sllu mntaap y kryany...SEMANGAT💪💪😇❤

2022-12-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Kembali
2 Punya Ibu Tiri
3 Panggil Aku Abang
4 Menjadi Detektif Cinta
5 Racun Cinta
6 Playboy Cap Kadal Buntung
7 Nasi Uduk Nasi Kebuli
8 Masa Lalu Jendra
9 Masa Lalu Jendra Part II
10 Masa Lalu Jendra Part III
11 Tahta Menjadi Tolak Ukur
12 Kehancuran
13 Penderitaan Gadis Itu
14 Awal Mula Penyesalan Itu Terjadi
15 Masa Lalu Berakhir Cukup di Situ
16 Pendobrakan Hati
17 Cinta Beda Usia
18 Sebuah Pelukan
19 Cosplay Menjadi Suami Istri
20 Masalah Khanza Dengan Keluarganya
21 Masalah Runyam di Keluarga
22 Perjodohan yang Telah Diatur
23 Tinggal di Tempat Jendra
24 Keangkuhan Vita pada Khanza
25 Jangan Sakitin Khanza Kalau Tidak Mau Dengan Dia!
26 Pembelaan Khanza Pada Brio
27 Depresi Khanza
28 Pertemuan Awal
29 Kelas Business
30 Seharian Bersama Khanza
31 Kenangan Buruk Bersama Khanza di Masa Lalu
32 Karena Khanzalah Aku Bisa Baikan dengan Vita
33 Memikirkan Tentang Khanza
34 Menjalani Hubungan
35 Susu, Jahe, Telur.
36 Panggilan Telpon di Pagi Hari
37 Syarat dari Khanza
38 Kebersamaan di Kapal Pesiar
39 Perkelaihan Brio dan Vita
40 Khanza yang Mabuk Laut
41 Kepergok Khanza
42 Hubungan Toxic
43 Persiapan Pernikahan yang Mendadak
44 Janji Suci
45 Kehamilan Khanza & Gadis Lain
46 Perceraian
47 Sakit yang Mendalam
48 Bekal Terakhir Untuknya
49 Masa Depan yang Suram
50 Menenangkan diri
51 Luapan Amarah Jendra
52 Tidak Mendapatkan Belaan Dari Vika
53 Nasehat Yoshua
54 Konflik Memanas
55 Karma Yang Berlaku
56 Keluarga Khanza
57 Kedatangan Jendra
58 Ketegangan Suasana Yang Tak Terduga
59 Kemarahan Riza
60 The Ending
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bertemu Kembali
2
Punya Ibu Tiri
3
Panggil Aku Abang
4
Menjadi Detektif Cinta
5
Racun Cinta
6
Playboy Cap Kadal Buntung
7
Nasi Uduk Nasi Kebuli
8
Masa Lalu Jendra
9
Masa Lalu Jendra Part II
10
Masa Lalu Jendra Part III
11
Tahta Menjadi Tolak Ukur
12
Kehancuran
13
Penderitaan Gadis Itu
14
Awal Mula Penyesalan Itu Terjadi
15
Masa Lalu Berakhir Cukup di Situ
16
Pendobrakan Hati
17
Cinta Beda Usia
18
Sebuah Pelukan
19
Cosplay Menjadi Suami Istri
20
Masalah Khanza Dengan Keluarganya
21
Masalah Runyam di Keluarga
22
Perjodohan yang Telah Diatur
23
Tinggal di Tempat Jendra
24
Keangkuhan Vita pada Khanza
25
Jangan Sakitin Khanza Kalau Tidak Mau Dengan Dia!
26
Pembelaan Khanza Pada Brio
27
Depresi Khanza
28
Pertemuan Awal
29
Kelas Business
30
Seharian Bersama Khanza
31
Kenangan Buruk Bersama Khanza di Masa Lalu
32
Karena Khanzalah Aku Bisa Baikan dengan Vita
33
Memikirkan Tentang Khanza
34
Menjalani Hubungan
35
Susu, Jahe, Telur.
36
Panggilan Telpon di Pagi Hari
37
Syarat dari Khanza
38
Kebersamaan di Kapal Pesiar
39
Perkelaihan Brio dan Vita
40
Khanza yang Mabuk Laut
41
Kepergok Khanza
42
Hubungan Toxic
43
Persiapan Pernikahan yang Mendadak
44
Janji Suci
45
Kehamilan Khanza & Gadis Lain
46
Perceraian
47
Sakit yang Mendalam
48
Bekal Terakhir Untuknya
49
Masa Depan yang Suram
50
Menenangkan diri
51
Luapan Amarah Jendra
52
Tidak Mendapatkan Belaan Dari Vika
53
Nasehat Yoshua
54
Konflik Memanas
55
Karma Yang Berlaku
56
Keluarga Khanza
57
Kedatangan Jendra
58
Ketegangan Suasana Yang Tak Terduga
59
Kemarahan Riza
60
The Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!