Racun Cinta

🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

💐 HAPPY READING 💐

Khanza sama sekali tidak fokus hari ini, semua pikiran dan otaknya hanya terus menerus di penuhi dengan wajahnya Jendra.

Bukan dia tidak mau fokus, hanya saja dirinya tidak bisa menghilangkan bayangan Jendra dari otaknya.

“Gimana caranya supaya aku bisa ketemu dia lagi?” Tanya Khanza pada diri sendiri.

Dia sedang berpikir untuk mencari cara agar bisa bertemu dengan Jendra lagi.

“Apa aku ke rumahnya saja?” Ucap lagi, sembari memikirkan ide itu, apa layak atau tidak.

“Tetapi dengan alasan apa?” Khanza merasa kesal sendiri karena dia tidak bisa menemukan ide apa pun.

“Lagian aku juga tidak tahu rumahnya di mana? Kenapa aku tidak bertanya padanya tadi.” Khanza terus menerus berbiacara dengan dirinya sendiri. Berpikir bagaimana dia bisa bertemu dengan Jendra sang pujaan hatinya lagi.

Khanza terdiam, ketika dia menatap foto Jendra yang sudah dia pasang dengan rapi oleh bingkai yang menghiasinya.

“Salah tidak sih kalau aku suka sama kamu?” Tanyanya pada foto Jendra, yang sebenarnya dia juga tahu bahwa foto itu sama sekali tidak bisa menjawab.

“Tetapi, info yang tadi aku cari, kata mereka kamu belum menikah, berarti seharusnya Vita hanyalah anak angkat saja dong,”

“Apa jangan - jangan kamu mempunyai tambatan hati yang sudah meninggal, makanya kamu tidak mau menikah?” Khanza mulai terjebak dengan ansumsinya sendiri.

Hingga akhirnya dia lelah, dan membaringkan tubuhnya di Sofa. “Ahhhh, kenapa aku harus mikirin dia terus sih.” Kesalnya tidak jelas, padahal memang Khanza yang sejak tadi terus memikirkannya.

“Apa aku coba chat Brio saja ya? Untuk tanya alamat?” Tanyanya lagi.

“Sudahlah, lebih baik aku belanja saja untuk menenangkan pikiranku.” Ujar Khanza, yang lalu dirinya beranjak dari Sofa untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu, dan lalu ingin bersiap - siap pergi ke Mall berbelanja sendirian.

*****

Satu jam setengah waktu yang dia butuhkan untuk bersiap - siap, dan kini terlihat Khanza sudah berada di sebuah Gocar untuk mengarah ke Mall Grand Indonesia.

20 menit perjalanan, kini Khanza sudah sampai di Lobby Mall. Dia memang masih menggunakan Gocar saja, karena dia belum sempat ke Deller untuk membeli Mobil baru.

Dengan riang Khanza memasuki Mall tersebut, melirik ke kanan dan ke kiri, mencari barang yang mungkin akan dia sukai.

Tetapi pertama - tama dia ingin pergi ke Supermarket yang ada di Mall dulu untuk berbelanja mingguan.

Khanza berjalan ke sana dan ke sini melihat sayur sayuran , ikan, udang, ayam dan kebutuhan lainnya.

Sampai tidak terasa belanjaanya sudah hampir setengah keranjang, membuat Khanza akhirnya memilih stop berbelanja, karena takut dia tidak bisa membawanya nanti.

“Berapa mbak?” Tanya Khanza pada saat dia sudah berada di kasir.

“Totalnya 1 juta 3 ratus kak.” Jawab mbak kasir itu, dan lalu Khanza langsung memberikan sebuah kartu kepadanya untuk membayar belanjaanya itu.

“Pinnya kak?” Mbak kasir mempersilahkan Khanza untuk mengetikan pin untuk pembayaraan Debit tersebut.

“Khanza,” tegur seseorang yang tiba - tiba ada di belakangnya.

Khanza menoleh, ketika merasa ada yang memanggilnya. “Brio.” Sahutnya, ketika melihat sosok temannya yang tiba - tiba ada di sini.

Brio tersenyum melihat Khanza di sini. “Kamu belanja mingguan ya?” Tanya Brio ketika melihat troli belanjaan Khanza.

“Iya, aku baru datangkan semalam, jadi di rumah masih belum ada apa - apa,” jawab Khanza tak lupa senyum manisnya itu muncul.

“Lalu ini mau kemana? Udah mau balik?” Tanya Brio lagi.

Lalu Khanza menggelengkan kepalanya pelan, “kayanya belum deh, masih mau keliling terus mau cari cemilan deh kayanya, bosan soalnya di rumah sendirian.” Jawab Khanza, sembari melihat ke sekelilingnya.

“Kalau gitu tunggu aku deh, udah lama kita gak ngobrol intents kan.” Balas Brio, yang meminta Khanza untuk menunggu sebentar. Karena dia masih berurusan dengan kasir.

Khanza menyeritakan keningnya sejenak. Lalu kembali melihat sekelilingnya, mencari Vita sosok istri Brio. Namun dia tidak menemukannya.

“Ayo,” ajak Brio, ketika dia sudah selesai dengan pembayaraannya.

“Vita tidak ikut?” Tanya Vita, senbari mengikuti langkah Brio.

“Tidak, tadi Michel sedang tidur, jadi Vita tidak ikut, sedang aku ingin mencari buah - buah segar, untuk snacknya Michel.” Jawab Brio, memperlihatkan belanjaannya pada Khanza.

“Ohhh, okey.” Balas Khanza lagi, lalu ke duanya berjalan masuk ke dalam Starbucks yang ada di sana.

“Gimana pekerjaanmu Khan?” Tanya Brio, ketika mereka baru saja duduk sembari menunggu pesanan mereka.

Kembali Khanza menyeritkan keningnya bingung mendengar pertanyaan Brio. “Bukannya kamu baru menanyakan pertanyaan itu tadi pagi ya?” Tanya Khanza, membuat Brio terkekeh merasa bahwa dirinya kembali mengulang pertanyaan. Terbukti bahwa dia sama sekali tidak mempunyai bahan untuk berbicara.

“Jadi -“

“Io, kamu masih ingat tidak kalau aku mengatakan kepadamu sesuatu yang penting?” Tanya Khanza tiba - tiba, membuat kalimat Brio berhenti sejenak.

“Hal penting apa?” Tanya Brio bingung.

“Tentang mertua mu,” jawab Khanza dengan kesal, karena Brio bisa - bisanya melupakan akan hal itu.

Brio tersenyum mendengar kalimat Khanza itu. “Kenapa memangnya dengan mertuaku?” Tanya Brio lagi dengan senyumnya. Berpura - pura tidak tahu apa yang sedang dibahas oleh Khanza

“Bisa - bisanya kamu melupakan apa yang sudah aku katakan kepadamu dua tahu lalu.” Jawab Khanza dengan ekpresi datarnya. Membuat Brio rasanya ingin tertawa melihatnya.

“Memangnya kenapa Khanza?” Tanya Brio lagi.

Lalu Khanza menjawabnya dengan gelengan kepalanya merea enggan untuk membicarakan Jendra lagi.

“Aku bisa membantumu untuk dekat dengan Mertuaku.”  ucap Jendra tiba - tiba, membuat Khanza kembali menampakkan senyumnya.

“Benarkah? Bagaimana caranya?” Tanya Khanza dengan antusia.

“Memangnya kamu masih suka sama dia? Bukannya dulu kamu cuman kagum saja katanya?”  Tanya Brio kembali, memancin Khanza untuk mengatakan perasaannya yang sebenarnya.

“Aku sendiri juga tidak tahu, sebenarnya apa yang aku rasain, aku bilang aku tidak suka, tapi aku senang kalau lihat dia, sampai terbayang - bayang terus. Mau bilang gak suka juga, gak ada indekasi yang bisa membuktikan kalau aku tidak suka sama dia.” Jelas Khanza, mengatakan semuanya pada Brio.

“Tapikan mertuaku sudah punya Cucu Khan? Kamu masih mau sama pria yang sudah bercucu? Dia itu kakek - kakek loh? Kalaupun kamu menikah dengannya, ya kamu berarti juga akan menjadi nenek - nenek meskipun usiamu muda.” Brio mencoba memberikan peringatan kepada teman wanitanya ini.

Dia merasa kasihan kalau Khanza yang masih muda, cantik dan bertalenta itu, harus berjodoh dengan mertuanya. Padahal jelas - jelas Khanza bisa mendapatkan pria yang lebih segala - galanya dari pada Papah mertuanya.

“Ya gak masalah dong, yang jelaskan dia jadi milik aku.” Respon Khanza, seperti tidak perduli dengan status Kakek dan Nenek yang akan mereka sandang nantinya.

Brio menggelengkan kepalanya pelan, merasa bahwa Khanza sudah benar - benar terkena racun cinta oleh mertuanya.

*To qBe Continue. **

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*

*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*

Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘

**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*

*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

😄😄😄 Khanza dah terlanjur cinta sama Jendra

2023-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Kembali
2 Punya Ibu Tiri
3 Panggil Aku Abang
4 Menjadi Detektif Cinta
5 Racun Cinta
6 Playboy Cap Kadal Buntung
7 Nasi Uduk Nasi Kebuli
8 Masa Lalu Jendra
9 Masa Lalu Jendra Part II
10 Masa Lalu Jendra Part III
11 Tahta Menjadi Tolak Ukur
12 Kehancuran
13 Penderitaan Gadis Itu
14 Awal Mula Penyesalan Itu Terjadi
15 Masa Lalu Berakhir Cukup di Situ
16 Pendobrakan Hati
17 Cinta Beda Usia
18 Sebuah Pelukan
19 Cosplay Menjadi Suami Istri
20 Masalah Khanza Dengan Keluarganya
21 Masalah Runyam di Keluarga
22 Perjodohan yang Telah Diatur
23 Tinggal di Tempat Jendra
24 Keangkuhan Vita pada Khanza
25 Jangan Sakitin Khanza Kalau Tidak Mau Dengan Dia!
26 Pembelaan Khanza Pada Brio
27 Depresi Khanza
28 Pertemuan Awal
29 Kelas Business
30 Seharian Bersama Khanza
31 Kenangan Buruk Bersama Khanza di Masa Lalu
32 Karena Khanzalah Aku Bisa Baikan dengan Vita
33 Memikirkan Tentang Khanza
34 Menjalani Hubungan
35 Susu, Jahe, Telur.
36 Panggilan Telpon di Pagi Hari
37 Syarat dari Khanza
38 Kebersamaan di Kapal Pesiar
39 Perkelaihan Brio dan Vita
40 Khanza yang Mabuk Laut
41 Kepergok Khanza
42 Hubungan Toxic
43 Persiapan Pernikahan yang Mendadak
44 Janji Suci
45 Kehamilan Khanza & Gadis Lain
46 Perceraian
47 Sakit yang Mendalam
48 Bekal Terakhir Untuknya
49 Masa Depan yang Suram
50 Menenangkan diri
51 Luapan Amarah Jendra
52 Tidak Mendapatkan Belaan Dari Vika
53 Nasehat Yoshua
54 Konflik Memanas
55 Karma Yang Berlaku
56 Keluarga Khanza
57 Kedatangan Jendra
58 Ketegangan Suasana Yang Tak Terduga
59 Kemarahan Riza
60 The Ending
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bertemu Kembali
2
Punya Ibu Tiri
3
Panggil Aku Abang
4
Menjadi Detektif Cinta
5
Racun Cinta
6
Playboy Cap Kadal Buntung
7
Nasi Uduk Nasi Kebuli
8
Masa Lalu Jendra
9
Masa Lalu Jendra Part II
10
Masa Lalu Jendra Part III
11
Tahta Menjadi Tolak Ukur
12
Kehancuran
13
Penderitaan Gadis Itu
14
Awal Mula Penyesalan Itu Terjadi
15
Masa Lalu Berakhir Cukup di Situ
16
Pendobrakan Hati
17
Cinta Beda Usia
18
Sebuah Pelukan
19
Cosplay Menjadi Suami Istri
20
Masalah Khanza Dengan Keluarganya
21
Masalah Runyam di Keluarga
22
Perjodohan yang Telah Diatur
23
Tinggal di Tempat Jendra
24
Keangkuhan Vita pada Khanza
25
Jangan Sakitin Khanza Kalau Tidak Mau Dengan Dia!
26
Pembelaan Khanza Pada Brio
27
Depresi Khanza
28
Pertemuan Awal
29
Kelas Business
30
Seharian Bersama Khanza
31
Kenangan Buruk Bersama Khanza di Masa Lalu
32
Karena Khanzalah Aku Bisa Baikan dengan Vita
33
Memikirkan Tentang Khanza
34
Menjalani Hubungan
35
Susu, Jahe, Telur.
36
Panggilan Telpon di Pagi Hari
37
Syarat dari Khanza
38
Kebersamaan di Kapal Pesiar
39
Perkelaihan Brio dan Vita
40
Khanza yang Mabuk Laut
41
Kepergok Khanza
42
Hubungan Toxic
43
Persiapan Pernikahan yang Mendadak
44
Janji Suci
45
Kehamilan Khanza & Gadis Lain
46
Perceraian
47
Sakit yang Mendalam
48
Bekal Terakhir Untuknya
49
Masa Depan yang Suram
50
Menenangkan diri
51
Luapan Amarah Jendra
52
Tidak Mendapatkan Belaan Dari Vika
53
Nasehat Yoshua
54
Konflik Memanas
55
Karma Yang Berlaku
56
Keluarga Khanza
57
Kedatangan Jendra
58
Ketegangan Suasana Yang Tak Terduga
59
Kemarahan Riza
60
The Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!