Lampu padam. Hanya menyisakan cahaya lampu proyektor. Untung ruangan sudah gelap, jadi Dania bisa masuk tanpa ketahuan. Rio, teman sejawat yang baru kenalan kemarin malam, menyenggol lengan kiri Dania.
‘’Gilak awak. Hari pertama udah telat,’’ ucapnya berbisik.
Dania hanya membalas dengan meringis. Baru duduk lima menit, ia merasa itu adalah presentasi paling epic yang pernah dia lihat semenjak lulus kuliah dua tahun silam. Memakai motion graphic dengan sentuhan audio visual yang bikin melek sepanjang presentasi.
Di sisi kanan, sudah ada empat mentor yang nantinya akan men-training pegawai baru. Masing-masing untuk staff divisi copywriter, divisi design, divisi marketing, dan divisi audio visual. Nantinya divisi Dania, divisi copywriter bakal terus keep in touch dengan divisi marketing. Alias dengan si karyawan baru, Rio.
Dania melihat mentornya yang sedang hamil besar. dan menurut analisanya kemungkinan sudah mendekati persalinan.
Perusahaan ini memang salah satu perusahaan impian Dania semenjak lulus kuliah Sastra Inggris. Perusahaan Start Up yang terkenal di Asia. Bahkan, di daerah asalnya, Bandung ada dua cabang. Dania merasa betapa beruntungnya dia di masa muda karena diterima di salah satu cabang perusahaan yang tidak di Indonesia. Alhasil, ia bisa merasakan udara luar negeri.
‘’Welcome to Vietnam, Welcome to Raoyal’s Startup. I’m glad that you all came here and give the best to our company. Today, I’m not speaking in Vietnamesse because this year, we recruit some people around Asia. So, good luck and enjoy in this company,’’ kata Morris direktur utama Raoyal’s Start Up cabang Vietnam yang nantinya bakal menjadi bos Dania selama lima tahun ini.
(Selamat datang di Vietnam, selamat datang di Raoyal's Startup. Saya senang kalian semua datang ke sini dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Hari ini, saya tidak akan berbicara bahasa Vietnam karena tahun ini kita merekrut beberapa orang di sekitar Asia. Jadi, semoga beruntung dan bersenang-senanglah di perusahaan ini.)
Pada dasarnya, atmosfir perusahaan ini lebih enjoy dari pada yang pernah dibayangkan Dania. Mulai dari presentasi perkenalan perusahaan tadi yang terkesan menarik perhatian Dania. Lantai atas gedung, tepatnya di bagian roof top yang di desain untuk area santai bagi para staff dihiasi oleh taman-taman kecil dan rerumputan hijau, terlihat juga beberapa pohon di dalam pot besar sebagai penyejuk udara. Beberapa sofa empuk nan warna-warni pun menghiasi tempat bersantai itu menjadikan nuansa paling enak untuk ngegosip.
Bayangkan saja, dimana lagi coba perusahaan yang bisa menyediakan tempat ngegosip segini sip nya.
Sepertinya tak jarang juga pegawai di sini lebih memilih makan siang di roof top dari pada harus keluar gedung.
‘’Jom siang nanti coba makan di roop top,’’ celetuk Rio yang sedari tadi tak henti-hentinya memuji betapa hebat dia masuk perusahaan ini.
Dengan kebangsaan Malaysia dan bahasanya, membuat Dania dan Rio lebih mudah berkomunikasi. Alhasil, mereka lebih dekat dari pada staff lainnya. Meskipun bahasa inggris tidak membuat banyak perbedaan, tapi sesama rumpun memang bisa lebih akrab.
Morris akhirnya memisahkan mereka berdasarkan divisi. Dania dan Rio terpisah. Sudah saatnya mengakrabkan diri sesama anggota divisi. Kursi melingkar pun dipersiapkan. Divisi copywriter terdiri dari lima orang. Hanya Dania satu-satunya pegawai baru yang ber-gender perempuan.
Oh wow, bakal cuci mata tiap hari nih.
Begitu Dania melihat sekelilingnya, tidak ada satupun rekannya yang mengoleksi lemak di tubuh mereka. Kemungkinan mereka berusia di atas 25 tahun. Sementara di usianya yang masih 23 tahun bisa dibilang permata emas divisi ini. Ahaaayy!
Sekeliling ruangan sudah mulai hiruk-pikuk. Masing-masing mentor mereka sudah mendekati divisi lain. Sementara divisinya masih terbengong-bengong menunggu. Dania melirik rekanannya, sepertinya para lelaki menggiurkan itu enggan bersuara karena masing-masing mereka lebih memilih berdekatan dengan handphone mereka dari pada dengan Dania si permata divisi ini. Alhasil, dia pun juga lebih memilih bungkam. Toh, ia masih punya waktu mengakrabkan diri nantinya.
Bunyi nyaring sepatu pantofel mendekati. Dania menoleh dan melihat dari jauh laki-laki gagah tadi pagi menghampiri mereka.
Ternyata, jodoh nggak kemana, pekikny dalam hati sambil cengar-cengir.
Ternyata, kelakuan aneh Dania dilihat oleh rekannya yang berasal dari Negeri Tirai Bambu, Lee Nan. ‘’Ni hai hao ma?” dan Dania yakin dia menanyakan apakah ia baik-baik saja. Cengirannya yang tak jelas dan lebih mirip cicak gurun di kartun Oscar sukses buat Lee Nan tertawa dan membuat teman-teman se-divisi-nya melirik mereka.
Ternyata Lee Nan tak seserius dugaannya. Dania mulai berpikir bahwa mereka bisa menjadi sahabat karib dan teman makan bareng nanti.
“Maaf karena membuat kalian menunggu. Perkenalkan saya Keagan O'Malley. Saya manager copywriter. Berhubung supervisor kalian, Bu Mai mendadak kontraksi dan sepertinya sebentar lagi persalinan, saya menggantikan.” Terangnya panjang lebar sambil duduk di salah satu kursi yang telah dipersiapkan untuk mentor.
Dania melihat sekilas pelipis managernya berkeringat. Mungkin dia habis lari kesana kemari menolong Bu Mai.
Keagan melirik satu per satu calon staff-nya yang berjumlah lima orang. Begitu tatapan seluas samudra pasifik itu mendarat di mata Dania, Dania merasakan bulu kuduknya merinding. Teringat kelakuannya tadi pagi di lift. Ketika mendengar lelaki itu mengucapkan namanya dengan jelas, Dania nyengir.
Keagan, oh yes aku tahu namanya.
Lelaki yang ternyata satu lift tadi pagi itu berdarah campuran.
Dan oh, bahasa ibunya Indonesia. Mampus betul. Predikat karyawan teladan abad ini benar-benar pupus sudah. Kayak gali kuburan sendiri ini namanya. Memang dasar gesrek sih akunya. Pikir Dania.
Keagan melihat tajam ke arah Dania. Dia duduk tepat dihadapannya. Namun, meski jarak melingkar itu cukup jauh, hal itu cukup membuat oksigen diparu-parunya terasa teremas-remas. Mengecilkan jarak mereka berdua.
“Kamu. Ambil kertas ini dan bagikan pada rekanmu sekarang,” ucapnya tegas berwibawa dengan suara dalamnya.
Sedalam...come on shut up Dania! Kalau lo emang cuma bilang sedalam samudra pasifik, sebiru pasifik lah, pasifik, pasifik…tenggelam lo lama-lama. Hidup udah di ujung tanduk gini masih aja mengkhayal.
Secepat mungkin Dania mengambil kertas yang ada di tangan Keagan. Tanpa sengaja jarinya menyentuh tangan managernya. Spontan Dania melihat ke manik matanya. Keagan hanya menatap Dania tajam. Gelagapan, Dania langsung menarik kertas sialan itu dari tangannya. Lebih seperti menyentak dan langsung membagikan kertas tadi pada rekanannya yang tampangnya pada kepo semua.
Uwiiiii! Uwiiii! Sirine ambulan nyaring membahana! Hot News! Seorang Dania Daneswara putri tunggal perusahaan Start Up terkenal di Bandung bisa grogi wooiiii! Pekiknya dalam hati.
:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Patrish
aku saja baru nemu... betul Via.. bahasanya rapi.. enak dinikmati...
2023-04-18
0
eMakPetiR
Dania parah y, 🤣
2023-02-22
0
Adelia Yuswandari
Suka banget nih. Narasinya keren. Berasa baca novel-novel cetak chicklit gitu.
2022-10-09
0