“Hei dude, lets gonna party tonight.” Bisik Dania pada Lee Nan dari seberang kubikelnya.
(Hai gaiis, ayo pesta malam ini)
Lee Nan menatapnya sinis. “Kamu? Party? Come on. What's going happen to you?” ucapnya tak percaya.
(Kamu? Pesta? Ayolah. Apa yang terjadi?)
“Betulan. Ayo pesta malam ini. Di rumahku. Kalian hanya perlu datang meramaikan saja,” kata Dania setengah merajuk.
“Siapa saja?” tanyanya.
“Kita semua. Rio dari divisi marketing juga akan kuajak. Lebih ramai lebih seru,” ucap Dania antusias.
“Ada ceweknya?” katanya sambil mengedipkan mata.
“Ada dong,” kata Dania sambil merelaksasikan tubuhnya di kursi.
“Siapa? Dari divisi mana?” tanya Lee Nan bersemangat.
“Aku?” ucap Dania terkekeh.
“You are not a woman at all (Kamu, tuh buka cewek),” katanya sedikit berteriak sambil kembali menatap layarnya malas.
“Stttt!” Dania melirik ke belakang Lee Nan karena Pak Manager tepat di belakangnya. Hanya berjarak dua meter dengan meja besar dan kacamata bertengger di hidungnya menatap Dania.
Dia kembali menatap layar komputernya sambil sesekali meneruskan percakapan melalui telepon.
“Jangan rame-rame! Entar pak manager dengar bisa berabe,” tutur Dania.
“Kenapa? Nggak diundang?” tanya Lee Nan.
“Enggak lah! Hang out gini enak sesama karyawan. Kalau pak manager ikut nggak seru. Canggung!” ucap Dania sambil melirik ke belakang Lee Nan lagi.
“Justru kalau dia ikut pasti temen-temen cewek dari divisi lain ikut!” kata Lee Nan setengah memojokkan Dania.
“Ya iya sih. Tapi pokoknya entar malam datang. Harus!” kata Dania sedikit memaksa.
“Iyaa! Puas?!”
Dania hanya cengar-cengir kembali bersembunyi di balik kubikelnya sendiri. Dania melirik sekilas meja Pak Manager. Waduh, kemana dia?
“Dania.” Ucap Keagan dengan suaranya yang dalam dan ternyata sudah di sebelah Dania. Karena terkejut, sontak kursi beroda tempat Dania duduki sekarang tergelincir. Alhasil, dia hampir duduk di lantai sebelum tangan kokoh itu menghentikan roda kursi tergelincir lebih jauh lagi. Menggenggam erat sandaran kursi dan mendorong kursi Dania.
“Buka proyek yang baru kamu kerjakan kemarin,” perintahnya tegas masih memengang sandaran kursi Dania.
Setelah membenahi posisi duduknya di tempat duduk, Dania langsung membuka window di komputernya dan masuk ke folder tempat biasa dia menyimpan beberapa proyek copywriting perusahaan yang bekerja sama dengan kantor Dania untuk di kerjakannya. Telapak tangan Dania langsung sedingin es. Padahal biasanya ia tahan dengan AC dengan suhu 16 derajat celcius sekalipun.
"Bagian ini," dia menunjukkan pembukaan pada bagian perkenalan perusahaan. "Saya itu maunya soft selling. Bukan hard selling seperti ini. Saya kan sudah bilang. Image perusahaan kita itu bisa mendapat klien bukan dari cara memaksa seperti ini." omelnya lagi.
"Lalu bagian penutup. Jangan pernah pakai emoticon. Kamu kira sedang chatingan dengan pacar," ucapnya senewen. "perbaiki lagi atau tidak ada makan siang untukmu. Saya tahu kamu sedang bersiap menggosip dengan temanmu," tuturnya dingin.
DEG! Bagaimana bisa makhluk satu ini tahu betul apa yang akan Dania lakukan nanti siang dengan Rio. Apalagi mereka memang berniat menggosip tentang dirinya. Kemarin malam, Rio hanya berbicara singkat mengenai betapa terkenalnya Keagan di divisi marketing. Setiap dia kesana, wanita-wanita cantik nan bohay selalu mencuri pandang dari balik meja mereka.
"Yes, sir!" ucap Dania lantang. Lee Nan melihat melalui bilik kubikelnya. Dia hanya tertawa mengejek. Dania melihat ketiga rekannya lain juga sama-sama tertawa.
Kenapa sih mereka? Bukannya takut, mereka juga bisa membuat kesalahan yang sama, tapi malah senang begini. Tunggu aja giliran mereka salah aku langsung joget india.
🍃🍃
"Rio kamu dimana?" ucap Dania sedikit berteriak di telepon karena siang ini di rooftop sedikit berangin.
"Ya, ya cepat! keburu istirahat siang habis, nih!"
Tak lama kemudian Rio datang. Ternyata ke empat rekan sedivisinya juga mengintili Rio dari belakang. Dan ternyata mereka sudah kenalan dan lebih dekat semenjak acara makan-makan sebelum mulai kerja dulu. Karena Rio tahu mereka akan sedivisi dengan Dania, dia langsung mendekati para handsome. Katanya, siapa tahu dia bisa menjadi mak comblang. Secara Rio memang pria casanova yang supel.
"Gimana sih. Mau nggosip masa ramai-ramai gini," ucap Dania.
"Lagian makan berdua mana asik sih, Nia," kata Rio disertai anggukan para handsome. "Nih aku bawain es krim," imbuhnya. Mendadak Dania senang bukan main karena dihadiahi es krim kesukaannya.
Celotehan riang mengisi rooftop hari itu. Biasa, karyawan baru kalau mulai kerja seolah nggak punya beban. Happy terus setiap saat. Dania menekannya sekali lagi kepada mereka semua untuk hadir di pestanya nanti malam.
Sebetulnya tidak ada hal khusus ketika merencanakan party dadakan itu. Dania hanya merasa malamnya sepi. Ia hanya butuh pengalihan pikiran semenjak telepon dari Kevin pagi itu.
Kevin on calling
Kevin : Hai babe, whatsup?
Dania : Kan kamu yang telepon aku. Lagi di mana?
Kevin : Biasa lagi di lapangan.
Dania : Tumben telepon? Masih ingat aku?
Kevin : Duh, ngambeknya kumat.
Dania : Habisnya kamu nggak ada waktu buat aku lagi.
Kevin : Nggak usah ngambek nggak jelas gitu lah. Capek aku kamu gitu terus. Enak sih ya temen kerjanya laki-laki semua. Bisa cuci mata terus.
Dania : What are u talking about?! (Kamu ngomong apa, sih?!)
Kevin : Sudah ah, kamu di telfon marah-marah terus.
Kevin pun memutus kontak begitu saja.
🍃🍃
"Sir, saya pulang dulu," ucap Dania sungkan karena rekanannya yang lain masih sibuk berkutat di depan layar komputer mereka. Padahal hari sudah menunjukkan pukul 16.00 yang artinya heloo, ini sudah jam pulang kantor!
Keagan melirik Dania dari balik kacamatanya. "Mau kemana kamu buru-buru?" ucapnya dengan nada kesal. "Kamu nggak lihat rekan kamu masih banyak kerjaan sementara kamu berleha-leha lalu minta pulang cepat! bla .. bla .. bla!"
Duh, mulai ngomel. Sepersekian detik Dania sudah tidak bisa mencerna perkataan Keagan. Dia hanya melihat gerakan bibir itu semakin lama semakin cepat. Oh, harus tepat nih alasannya! Tepat sebelum Keagan melanjutkan ceramah tanpa jeda iklan itu..
"Saya menstruasi pak! Lupa bawa pembalut" ucap Dania dengan cepat memotong percakapan satu arah Keagan.
Seperti dugaan Dania, Keagan langsung mancep kayak bebek.
"Ya sudah pulang sana! Mengganggu pemandangan saja!" usir Keagan seraya menepiskan tangannya. Dia memperbaiki letak kacamatanya.
"Lagian saya nggak malas-malasan, sir. Semua proyek sudah saya kerjakan dan kirim ke surel anda. Jangan lupa di cek. Besok kita revisi!" ucap Dania nyengir sambil ngacir secepat mungkin dari kantor.
Biarlah besok apa kata besok. "DANIA!" Teriak Keagan. Dania hanya meringis. Masak yang punya pesta nggak on time. Entar apa kata tamu undangan dong?
🍃🍃
Segala kebutuhan untuk pesta kecil sudah selesai dipersiapkan. Makanan melimpah karena hari ini Dania hanya mengundang teman laki-laki daripada perempuan. Dia tidak mau canggung di antara wanita lainnya. Dania sudah mengeluarkan keripik dan minuman soft drink dari kulkas. Karena budaya timur tidak memperbolehkan minum minuman beralkohol, Dania harus selalu mengingatkan teman-temannya untuk tidak membawa minuman beralkohol kemari.
"Gila kamu, ya. Habis kamu pergi Keagan bawaannya marah-marah terus ke kita." Ucap Lee Nan.
"Kalau mau jatuhin bom, kita kasih tau juga biar bisa pergi sama-sama. Gini kan kita korbannya. Tega." Kata Roki menimpali sambil bersungut-sungut.
"Yaa maaf deh. Tapi makasih sudah datang ya," ucap Dania mempersilahkan masuk.
Loudspeaker mulai dinyalakan. Ada yang karaoke atau cuma makan-makan sambil lesehan. Walau cuma pesta kecil-kecilan, tapi pada dasarnya mereka semua heboh. Katanya sudah lama nggak makan banyak dan gratis. Kulihat Rio sudah bersiap nyanyi. Sebagai penggembira Dania cuma joget-joget sambil bawa marakas. Secara suaranya fals, hehe. Untung apartemen ini agak kedap suara.
Ting Tong!
Bel berbunyi. Dania langsung meminta teman-temannya untuk tidak terlalu berisik.
Jangan-jangan Keagan?!
Dania mengintip dari balik lubang pintu. Terkejut, Dania langsung membuka pintu. Teman-temannya mengintili dari belakang.
"KEVIN?!"
"Jadi gini kelakuan lo?"
"Ada apa?" ucap Dania bingung. Berbalik kulihat ke arah pandangan mata Kevin. Teman-temannya, pakaiannya tidak lagi utuh. Dania lupa mereka terlalu senang hingga membuat pakaian mereka untuk dijadikan properti pesta.
Oh my godness!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
eMakPetiR
jangan2 Keagan ada hubungan ma Kevin..
2023-02-22
0
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
wah Dania tercyduk 😱😱🤭😂😂🤣
2022-04-18
0
Sagara Banyu
😀😀😀😀😀
2022-01-14
0