Sebatas Pengantin Pengganti
‘‘Jadilah pengantin pengganti dalam pernikahan putriku, Aninda. Maka balas budimu pada keluarga kami akan lunas!’’
Inda menatap wanita paruh baya di hadapannya dengan tatapan terkejut. Dia tidak percaya pada telinganya sendiri. Bagaimana mungkin ia akan menikah, lebih tepatnya, menggantikan Lista, si pengantin asli yang sudah menghilang pergi entah kemana.
"Tet-tapi, Nyonya? Bukankah lebih baik memundurkan hari pernikahan daripada menyuruh orang lain menggantikannya?" Inda mencoba melawan perintah Marien dengan takut.
Marien menatap Inda dengan kesal. "Memang kamu pikir semudah itu menunda hari pernikahan?! Yang dinikahi putriku adalah konglomerat loh, Aninda! Kami akan malu kalau tuan Jose tahu pengantinnya tidak ada di hari pernikahan. Memangnya kamu mau mengganti rugi segala yang sudah dikeluarkan tuan Jose untuk pernikahan sebesar ini?!’
’
Inda menggeleng dengan kepala tertunduk. "Tapi menggantikan pengantin wanita menikah bukan hal baik."
"Tau apa kamu tentang pernikahan!? Aku menawarkan kesepakatan yang bagus untukmu yang nyatanya sangat! Merugikan keluarga kami. Asal kamu tau saja, pengeluaran untuk kehidupanmu selama sepuluh tahun ini bukan sedikit, ya!”
“Jadi, ini adalah tawaran yang seharusnya kamu ambil, kalau mau lepas dari budi baik yang sudah kami berikan padamu sampai sedewasa ini. Aku hanya memintamu menikahi tuan Jose dan hidup bersamanya untuk sementara waktu di bawah pernikahan putriku.”
“Karena aku juga tidak sudi melihatmu yang jorok, kunyel seperti sampah bersanding dengan tuan Jose yang tampan gagah, terlebih idaman para gadis seusiamu!"
Inda menghela nafas mendengar makian Ibu angkat yang memang selalu memperlakukannya sangat buruk itu. Inda mengangkat kepalanya, dan dalam waktu singkat wajahnya tidak selesu dan semenderita saat menunduk. ‘‘Baik, Nyonya, kalau seperti itu rencana Nyonya. Aninda bisa turuti,’’ ucap Inda menyetujui segala rencana yang sang ibu angkat bicarakan, karena ditawari balas budi. Terlebih pernikahan yang akan dihadapinya bukanlah pernikahan permanen.
Sudah sepuluh tahun dia tinggal sebagai anak angkat yang diperlakukan seperti pembantu. Meski ia hanya dijadikan pembantu yang pantas direndahkan, namun ia bersyukur karena jika bukan karena keluarga kaya itu mengangkatnya sebagai anak, maka mungkin hidupnya akan sekacau saat dia bangun di sebuah rumah kayu, tanpa mengingat apapun yang terjadi sebelum itu. Bahkan siapa dirinya pun ia tidak tahu.
Marien senang dan lega setelah Inda menyetujui keinginannya. ‘‘Seperti yang kita tau, besok hari H pernikahan. Bentuk tubuhmu dan Lista ada kesamaan. Jadi tidak perlu fitting baju. Aku akan menyewa perias terbaik untuk membuatmu mirip semirip–miripnya dengan putriku yang cantik.”
“Tapi jangan pikir aku sedang memujimu. Karena semua yang tengah kulakukan hanya demi nama baik keluarga kami dan putriku yang berharga!’’
Inda mengangguk. Dia menghela nafas saat wanita paruh baya itu pergi dari kamar miliknya yang dahulu adalah gudang. Kamar sederhana yang menjadi tempat istirahatnya tiap malam selama sepuluh tahun ini.
‘Bagaimana ya? Apa benar tawaran nyonya Marien? Dia tidak berusaha menipuku kan?’ gumam Inda berpikir saat ia sudah menutup pintu dan berbaring di kasur lusuh yang tak pernah terganti dari awal dia tinggal di rumah ini.
Jujur, Inda ragu. Meski ia telah menyetujui keputusan nyonya Marien. Tetap saja ia merasa kalau nyonya Marien punya niatan lain. Apalagi selama sepuluh tahun dia mengenal wanita itu. Sifatnya yang sombong dan bermuka dua cukup membuat Inda takut kalau nyonya Marien akan mengingkari janjinya.
Lista Dehandra, putri tercantik di keluarga Dehandra itu menghilang tadi pagi dan keluarga sudah mencarinya di segala tempat secara diam–diam.
Pernikahan antara pebisnis terkaya di negeri ini dan keluarga dermawan menjadi topik hangat senegara ini. Banyak awak media meliput berita dua keluarga yang menjalin hubungan melalui pernikahan salah satu penerusnya.
Pasti akan gawat kalau berita tentang hilangnya pengantin wanita sampai bocor ke publik.
Inda cukup tau siapa dirinya di rumah ini.
Menurut lebih baik daripada membangkang. Sudah banyak perbuatan baik yang diterimanya selama sepuluh tahun tinggal di rumah ini. Dan tawaran balas budi, siapa yang bisa menolak. Seperti yang dikatakan nyonya Marien, ia harus balas budi atas semua kebaikan yang dilakukan keluarga itu padanya.
Sekarang, ia mendapat cara termudah untuk balas budi pada keluarga yang menghidupinya selama ini. Bahkan hanya perlu menggantikan menikah. Mau tidak mau Inda harus menurut.
Toh dia tidak secantik dan semenarik Lista, si putri tercantik di keluarga Dehandra. Pasti tuan Jose, si pengantin pria tidak akan selera melihat keburikan Aninda jika pria itu tau siapa pengantinnya sebenarnya.
Hari H.
Inda menatap pantulan tubuhnya di cermin. Dia terlihat sangat cantik berbalut gaun putih panjang yang mahal. Dia senang melihat penampilannya. Namun sayang, gaun putih dan pernikahan tidak ditujukan untuknya. Ini hanya rekayasa yang dibuat nyonya Marien. Demi putrinya dan nama baik keluarga.
‘‘Huh, ternyata wajahmu bisa diajak kerja sama juga ya. Tidak perlu lelah juga mengubah penampilanmu, terlebih wajahmu sama persis seperti putri cantikku,’’ ucap Marien dengan sinis.
Nyatanya, kata-kata Marien adalah kalimat sindiran kalau wajah Inda hanya pantas meniru. Tapi bagi Inda, kata–kata sindiran itu hanya sebatas angin lalu, sesuatu yang tidak perlu dipikirkan apalagi membuat pusing kepala.
‘‘Senyumlah, karena putriku suka senyum. Tidak seperti dirimu, mayuun terus!’’ sindir nyonya Marien lagi.
Inda tidak mengerti apa yang perlu di senyumkan lagi. Inda sudah menunjukkan senyum terbaiknya meski dengan hati penuh kekhawatiran, tentang masa depannya setelah menikah dengan pria yang bahkan tidak dikenalnya. Meski pernikahan ini hanya sementara.
‘‘Apa kamu tidak tau seperti apa buruknya dirimu dengan senyummu itu?’’ tanya nyonya Marien kesal.
Wanita bertubuh langsing dan terlihat seperti gadis seusia Inda itu berdiri di hadapan Inda dan membentuk senyum pada kedua sudut bibir Inda yang dioleskan lipstik merah muda.
‘‘Senyumlah seperti ini. Ingat hal–hal indah dalam kepalamu supaya tetap tersenyum. Pernikahan ini akan dihadiri bintang tamu dan banyak awak media. Mereka tidak sabar melihat bagaimana pernikahan putriku dan tuan Jose. Hanya saja digantikan olehmu untuk sementara ini!’’ ucap Marine lagi.
Benar saja, wajah Inda menjadi terlihat sangat cantik karena senyuman itu. Senyuman yang menambah nilai penampilannya hari ini. Sayangnya pernikahan yang akan dilangsungkan hari ini bukan untuknya. Bahkan mungkin yang disanjung bukan Aninda Antari melainkan Lista Dehandra.
‘‘Sebentar lagi acara akan dimulai. Apa ada barangmu yang tertinggal? Ah aku ingat, kamu kan gadis miskin. Pasti tidak punya barang bawaan. Aku punya tas. Ini, kuberikan untukmu. Baik–baik lakukan peranmu sebagai pengantin hari ini. Jangan kecewakan kami.’’
‘‘Terimakasih nyonya Marien.’’
Marien menatap aneh Inda yang sungguh bersyukur hanya karena diberikan tas kecil. “Hanya diberi itu saja sudah banyak tingkahnya!” ledek Marien. “Ayo keluar! Banyak orang sudah menunggu di gedung!”
Inda mengikuti dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Elisa Nursanti Nursanti
kasihan sekali aninda 😦
2023-02-09
2