Inda menundukkan kepalanya dan hanya melihat gaun panjang yang tengah dikenakannya menginjak karpet merah. Kepalanya ditutup oleh kerudung pernikahan.
Di sebelah kirinya ada Ibu angkat sedang di sebelah lain, terdapat Ayah angkat yang menemani dan selalu mensupportnya meski tau Inda hanya menjadi pengantin pengganti dalam pernikahan yang akan dilaksanakan saat ini.
Iring iringan pengantin dan lagu khas pernikahan menghiasi keadaan ramai orang. Jangan lupa ada banyak mata melihatnya di sini. Termasuk kamera awak media yang menayangkan langsung acara pernikahan bak acara kemerdekaan.
Cahaya dari lampu kamera terlalu silau untuk Inda yang tidak pernah memasuki tempat umum sebagai bintang acara.
Entah sudah berapa langkah, hingga saatnya Ibu angkat membisikkan, ‘‘Berhenti.’’ Inda berhenti dan tiba–tiba tangannya ditarik ayah angkat untuk dipegang seorang yang lain.
Dari balik kerudung pengantinnya, Inda melihat seorang lelaki sangat tampan dengan tangan besarnya yang hangat. Seketika membuat mata Inda membulat, dadanya berdegup kencang. ‘Apa ini suamiku nantinya? Em, tidak. Suami kakak angkatku?’ tanyanya dalam hati.
Gandengan tangan antara Inda dan pria bertangan besar itu membuat Inda bertambah gugup. Wajah dingin pria itu membuat Inda merasa, pria ini bukan orang sembarangan.
Inda tidak pernah melihat Jose sebelumnya. Karena selama ini, ia tinggal di dapur menyiapkan teh saat pria itu mendatangi rumah keluarga Dehandra.
Teh akan dikirim ke depan oleh pelayan lain karena nyonya Marien tidak ingin Inda melihat bagaimana tampannya pria yang akan menjadi suami Lista, putri tersayangnya.
Namun karena keadaan, maka mau tidak mau Marien membuat Inda akhirnya dapat melihat Jose.
Jose menarik pelan tangan Inda, perlahan kaki perempuan itu menaiki pelaminan. Doa berkat oleh pendeta, dan pengucapan janji suci oleh Jose berlangsung lancar. Tinggal Inda, gadis itu terlalu kagum pada pria di sampingnya sampai lupa akan kata–kata yang dihafalnya semalaman.
’’Em, saya…’’
Inda berusaha mengingat kata–katanya. Keringat bercucuran dari keningnya. Ia tidak fokus. Apalagi lelaki itu sedikit melihat ke arahnya dengan kesal.
‘‘Saya mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah.’’
Selama mengucapkan janji suci, suara Inda bergetar karena kegugupan yang dirasanya.
Hanya saja, ada rasa lega dalam diri Inda setelah selesai mengucapkan janji itu. Namun tetap saja, Inda merasa apa yang tengah dilakukannya adalah sebuah kesalahan.
Ia melihat pria yang telah menjadi pasangan ... Ah, entahlah. Inda tidak tau Jose pasangannya atau bukan. Dalam catatan sipil, jelas nama kakak angkatnya tercantum. Namun dia yang menyebutkan janji suci, di depan pendeta dan seluruh orang di dalam gedung mewah bak istana ini.
Inda terkejut saat tangan besar pria itu menyentuh pinggangnya. Merapatkan tubuh mereka hingga Inda merasa deg-degan. Gadis itu bahkan bisa mendengar deru nafas pria itu dari balik kerudung pengantin yang dikenakannya menutup sampai ke bawah dada.
Jose mengangkat kerudung pengantin wanitanya, perlahan mendekat dan mencium kening Inda dengan lembut.
Entah bagaimana Inda menjelaskan suasana hatinya saat ini. Seumur hidup, Inda tidak pernah berdekatan dengan lawan jenis. Pria lain selain ayah angkat dan lelaki di rumah keluarga Dehandra.
Dan bisa dikata, i kali pertamanya. Inda sampai terbengong seperti orang bodoh yang tidak tau melakukan apapun. Pipinya sampai memerah, lebih menonjol dibanding blush on yang dipakaikan pada pipinya.
***
‘‘Kamu hampir menghancurkan semuanya, Aninda! Semua harapanku… impian keluarga kami, hampir kau lenyapkan!’’ teriak nyonya Marien kesal pada Aninda setelah acara pernikahan selesai. Tentu di ruangan yang hanya berisi Inda, nyonya Marien, ayah angkat dan beberapa orang di keluarga besar Dehandra.
‘
‘Mam-maaf, nyonya. Inda hanya... kagum pada tuan Jose,’’ jawab Inda ketakutan.
‘‘
Kagum? Hahaha, kagum!’’ beberapa orang dalam ruangan itu tertawa bersama nyonya Marien.
Ke
cuali Javen, ayah angkat Inda yang tidak bisa berbuat banyak karena bisu. Javen Dehandra sangat sedih dengan sifat istrinya yang memang merajai keluarga Dehandra seperti seorang ratu yang pantas dihormati dan ditaati.
‘‘
Ingat ya, Aninda Antari. Jangan taruh hatimu pada tuan Jose, karena sampai kapanpun dia hanya menjadi milik Lista, putriku! Jangan pernah melakukan persetubuhan karena pernikahan ini adalah milik Lista, bukan dirimu. Kalau sempat-sempatnya melakukan hal menjijikan itu, maka jangan harap balas budimu pada keluarga kami berakhir!’’
Dalam-dalam, Inda menahan sakit hatinya. Ya, dia tahu. Dia hanya sebentar ada di sisi pria yang baru mengucapkan janji suci di altar pernikahan. Ia berharap akan melakukan yang terbaik untuk pernikahan sebentarnya. Namun ancaman dari ibu angkat sungguh mencekik. Kini Inda merasa ia harus berganti haluan, dia akan menahan diri dari rasa cinta, maupun hubungan suami-istri jika diminta sekalipun. Inda harus membalaskan budi atas segala yang dilakukan keluarga Dehandra padanya selama sepuluh tahun ini. Ini kesempatan terbatas, dan Inda tidak mau melewatkannya.
‘‘Mengerti?’’ tanya Marien pada Inda dengan berbisik.
‘‘Em, iya nyonya, Inda akan melakukan yang terbaik!’’ balas Inda ketakutan.
‘‘Bagus! Sudah seharusnya seperti itu!’’ ucap Marien senang.
Inda menunduk dan berpikir banyak hal dalam kepalanya. Apa yang akan terjadi dalam pernikahan sementara ini, dan seperti apa perlakuan suami kakak angkat yang akan dititipkan sementara padanya itu. Inda belum mengenal Jose entah seperti apa dia.
‘Ini hanya sementara!’ Inda menguatkan hatinya.
Sebuah genggaman terasa di tangannya. Ayah angkat yang bisu hanya memperlihatkan senyum padanya. Genggaman tangan itu seolah mengatakan, ‘‘Kamu harus kuat, Inda. Kamu pasti bisa!’’
Inda membalas senyum dengan memeluk ayah angkatnya, keduanya saling membalas pelukan. Marien melihat pemandangan seperti ini merasa kesal karena selalu merasa tersaingi oleh anak angkatnya sendiri.
‘‘Sudah kukatakan berkali-kali, jangan dekat-dekat dengan suamiku!’’ Marien berusaha melepas pelukan itu dengan memukul keras bahu Inda.
Ini membuat Inda meringis, ‘‘Auh!’’ air matanya mengalir deras. ‘‘Maaf ya, nyonya Marien yang terhormat! Ini hanya pelukan kasih sayang bukan yang aneh-aneh!’’ teriak Inda kesal seraya menyeka air matanya.
‘‘Memang siapa yang tau kalian punya hati yang mencintai sebagai pasangan!’’ balas Marien.
‘‘Aku sudah membantu nyonya Marien untuk menggantikan pernikahan putri tercinta nyonya. Sekarang, apa tetap kekerasan balasan dari semua yang sudah kulakukan?’’ tanya Inda tidak habis pikir dengan sikap pencemburu Marien atas pelukan pemberi kekuatan yang dilakukan Inda dan Ayah angkatnya sendiri.
‘‘Hah! Baru seperti ini saja kamu sudah macam-macam dengan keluarga kami. Apa kamu pikir menggantikan Lista menikah dengan Jose akan menjadi awal yang baik?’’ bibi Vanesha, bibi angkat Inda angkat bicara.
Inda mengalihkan pandangannya serta melihat wanita bertubuh gemuk itu mendekat padanya. ’‘Sayangnya tidak, Aninda yang malang, asal kamu tau saja. Jose Friden adalah lelaki kejam yang tidak akan membiarkan orang mempermainkannya, maka hati-hati bersanding dengannya, ini adalah awal yang buruk, lebih buruk dari yang kamu alami selama ini,’’ lanjut bibi Vanesha dengan senyum jahatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Elisa Nursanti Nursanti
kasihan inda hidup disarang srigala betina
2023-02-09
0