Meraki Pernikahan

Meraki Pernikahan

Prolog

"Kau selalu pulang larut!!!" Pekik lantang Rhea, menatap suaminya dari atas tangga.

Theron mendongak mendapati Rhea yang tampak kesal. Theron melonggarkan dasinya, berjalan pelan menaiki anak tangga "cih" gumamnya tampak kesal.

"Selarut ini dan kamu berkeliaran, ini tak baik untuk anak yang ada di perutmu" Ucap Theron penuh penekanan, Theron melirik ke arah perut Rhea.

Rhea tersenyum getir "seolah-olah kau menghawatirkan anak ini!"Rhea mengusap lembut perut nya, tubuhnya bergetar.

Theron menghela napas pelan, berusaha bersabar " Kembali lah ke kamar mu" Perintah Theron menatap Rhea tajam.

Theron berjalan melewati Rhea begitu saja.

Air mata Rhea menetes deras "Aku benci laki-laki itu, Aku benci dia yang merusak hidup ku" Rhea menggenggam erat piyama nya.

Dua bulan yang lalu Rhea Evadne menjalankan aktivitasnya sebagai seorang siswi di Universitas ternama. Dia gadis yang baru menginjak usia 21 tahun dan baru menginjak semester lima, dia gadis yang periang dan sangat positif. Rhea menghabiskan sebagian besar waktu nya untuk belajar, dia ingin menjadi seseorang yang hebat kelak ketika dia lulus.

Cita-cita, harapan, dan impian semua terkubur begitu saja. Kejadian yang tak mengenakan menimpa gadis itu. Malam itu ketika dia hendak pulang sehabis membeli buku, seseorang menarik nya masuk ke dalam sebuah mobil yang terhenti di depan hotel megah. Semua terjadi begitu saja, Rhea tak mampu melawan tubuh lelaki yang jauh lebih besar darinya.

Rhea berusaha memberontak, meminta pertolongan pada sekitar. Tapi apa yang dia dapatkan, mereka acuh seakan tak pernah melihat kejadian di depan matanya. Rhea bergetar hebat, air mata menetes deras. Sekuat tenaga berusaha agar terlepas dari cengkeraman pria besar itu. Tangan besar yang mendekap mulutnya begitu kuat, hingga tak bercelah.

Pria besar mendorong Rhea masuk ke dalam sebuah kamar, hingga membuat Rhea tersungkur ke lantai. Ruangan yang tak memiliki penerangan, begitu gelap. Rhea dengan cepat bangun, mendobrak pintu yang terkunci dari luar.

"Siapapun tolong aku!! " Suara serak Rhea yang bergetar hebat.

Rhea memukul-mukul pintu dengan kuat, namun nihil tak satupun yang datang. Suara minta tolongnya yang mulai tak terdengar lagi, hanya isak tangis yang mengisi ruangan. Rhea duduk menelungkup dengan memeluk lututnya, tak tahu harus melakukan  apa "takut" Itu yang Rhea rasakan. Tak hentinya Rhea terisak menangisi nasib malangnya ini.

"Berisik!!" terdengar suara gelagar.

Seketika Rhea terdiam, berusaha menahan tangis nya sekuat tenaga "ada pria disini? " benaknya awas.

Di depannya bayangan besar tampak mendekatinya, sorot mata merah yang menyala terang.

"Jadi kau yang dibawa?" ucapnya bagai putus asa.

Rhea terdiam semakin terisak takut.

Pria besar dihadapan Rhea menggendongnya  dan dengan  kasar melempar nya ke kasur.

Pelecehan terjadi di sana, hal yang tak pernah Rhea bayangkan seumur hidupnya. Sesuatu yang buruk dan saat itu juga segala impiannya terkubur.

Esok paginya Rhea terbangun, dia tersentak mendapati dirinya di dalam kamar kos nya. Dia lega, mengira malam itu hanya sebagai mimpi belaka. Ketika dia berkaca, memandangi dirinya di depan cermin, tubuhnya di penuhi dengan tanda kecup di mana-mana.

Napas Rhea tersengal, terduduk lemas di kasurnya. Dia terdiam mematung "apa ini sungguhan?" berkali-kali dia menyadarkan diri dan mengingat kejadian semalam.

"Tidak!!" Rhea histeris berlari ke kamar mandi, membiarkan tubuhnya terkena air yang mengalir. Rhea memeluk diri erat.

"Kotor!! Menjijikan!! " Rhea menangis terisak.

"Kenapa? apa yang harus Aku lakukan? " Rhea menyender pada tembok, menunduk pelan, tangannya mengacak kasar rambut nya. Pikiran nya kosong, dia seakan membenci dirinya sekarang.

Seharian Rhea berada di kamar mandi, dengan ditemani tangisannya. Perasaan yang amat menyesal menyelimuti dirinya.

Rhea tak pernah berpacaran dan sangat menjaga diri "bagaimana ini apa yang harus Aku katakan  pada Ayah dan Ibu?" lirih Rhea takut.

Rhea berusaha melakukan aktivitasnya seperti biasa, namun tak lagi menjadi gadis yang girang, membuat teman-teman kampusnya khawatir akan perubahan sikap nya. Apa lagi Rhea tak makan sup ayam yang menjadi makanan favoritnya,  menimbulkan pertanyaan besar.

Rhea juga menyadari perubahan besar pada dirinya, membuatnya mengingat kembali kejadian tak mengenakan malam itu. Rhea memberanikan diri untuk membeli test pack dan benar saja, garis dua.

"Hamil?!" Rhea membelalak tak percaya.

Rhea menunduk "Aku hamil?" gumamnya, perlahan air matanya menetes.

Tok..

Tok..

Rhea menggenggam test pack itu, dengan lesu membukakan pintu.

"Siapa?" tanya Rhea.

Rhea mendongak pelan, dia terkejut seorang pria yang tak di kenal berdiri didepannya. Buru-buru Rhea menutup pintu, namun di tahan olehnya.

"Pergi!! " pekik Rhea bergidik.

"Ada hal yang harus aku bicarakan denganmu" tukasnya.

Rhea semakin bergidik "tak ada, pergi!! " Suaranya menjadi serak, dia bahkan tak berani menatap pria itu.

"Ini mengenai malam itu"

Ucapan itu membuat Rhea terdiam, air mata Rhea menetes perlahan "menjijikan" gumam Rhea.

Pria itu menatap Rhea lekat, gadis didepannya benar-benar tampak frustasi.

"Maaf " Ucapnya menunduk.

Rhea mendongak tak percaya "kau pria brengsek itu!?" terbesit kebencian pada diri Rhea.

"Kau!! Puas kau telah menghancurkan hidupku!! " Rhea menyeka air matanya yang tak mau berhenti menetes.

" Maaf, aku akan menikahi mu" Ucap pria itu.

Rhea terkekeh "begitu mudahnya berucap, setelah semua perbuatan mu itu" Rhea begitu tertekan, pandangannya menjadi kabur, dia terjatuh pingsan.

Untungnya pria itu dengan cepat menangkap Rhea kedalam pelukannya "maaf, karena kesalahan ku kamu menanggungnya" Pria itu tampak merasa bersalah.

Test pack di genggaman Rhea terjatuh. Pria itu membelalak terkejut.

Rhea membuka matanya pelan, dia mendapati pria tadi masih di kosannya.

"Kita akan menikah" Tegas pria itu.

"Tak perlu" Rhea bangun dari kasurnya.

"Anak, kau mengandung anakku" Pria itu menatap Rhea tajam.

Rhea tak berucap, dia berjalan membukakan pintu.

"Keluar" Suruh Rhea.

"Kau harus menyetujui terlebih dulu" tekannya.

Rhea menjadi kesal "ini bukan anakmu!! " Pekik nya lantang.

"Anak? "

Rhea menoleh mendapati Ayah dan Ibunya.

"kapan kalian disini?-" Rhea gelagapan.

"Rhea apa semua itu, anak? dan lagi kenapa ada pria disini? " Ucap lantang Ayah nya.

Rhea terdiam mematung tak berani berucap.

"Maaf sebelumnya, anak anda mengandung anak saya dan saya disini datang untuk menikahi anak anda" Ucapnya sopan.

Plak!!

Tamparan mendarat tepat di pipi pria itu "berani nya kau!! " tekan Ayah Rhea.

"Rhea apa itu benar nak? " Ibunya menatap nya lembut.

Air mata Rhea menetes "maaf, maafkan Rhea" Rhea berlutut di kaki kedua orang tuanya.

Seketika Ayah nya terdiam, dia tak percaya bahwa putrinya membuatnya kecewa seperti ini.

"Kau pelakunya" Ayah nya menarik kerah pria itu kuat.

"Putriku bukan wanita nakal, kau pasti penyebabnya!!" Ayah nya mendaratkan tinju di pipi pria itu.

"Benar" Pria itu tak mengelak.

Ayah Rhea tak bisa berkata-kata. Tak ada pilihan lain, Ayahnya hanya bisa menahan kecewa. Nasi sudah menjadi bubur, pernikahan tak terelakan.

Pernikahan memang  terjadi, namun Ayah Rhea tak bersimpati lagi padanya. Tatapan kekecewaan Ayahnya yang tak bisa di sembunyikan. Ayah nya bahkan membuang muka ketika bertatapan dengan Rhea, dengan begitu hubungan Rhea dengan sang Ayah terputus begitu saja.

Rhea Evadne (21 tahun) menikah dengan Theron Perseus yang berusia 29 tahun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!