Club

Di club, Theron memutar-mutar gelas minumannya. Tangan kirinya sibuk menyentuh dagunya. Suara musik kencang menghidupkan suasana club, kerlip lampu menghiasi club. Orang-orang sibuk menari dengan gaya mereka, mengikuti alunan musik.

"kau tampak murung" seorang pria berkaca mata menepuk kuat pundak Theron.

Theron melirik sinis ke arahnya "Diam lah Daniel" tekan Theron.

Daniel Adonis 27 tahun, pemilik Club sekaligus teman Theron.

Daniel menyentuh bibirnya sembari menatap Theron tak percaya "tak bisa di percaya, akhirnya aku memiliki kesempatan melihatmu terpuruk" Daniel terkekeh.

Theron mengarahkan pistol nya tepat di wajah Daniel. Daniel menelan ludah, kedua tangan terangkat ke atas "aku hanya bercanda" ucapnya dengan keringat bercucuran.

Theron meletakan pistol nya di meja, kembali tenang.

"namun jika kau memiliki masalah kau bisa menceritakannya padaku" Daniel duduk tepat di kursi samping Theron.

"beritahu aku agar wanita tak marah lagi!" tegas Theron.

Daniel menyeringai "istrimu?" tebaknya.

Theron mengangguk "siapa lagi" ketusnya.

Daniel menahan tawa "benar pria yang tak pernah peduli wanita berakhir mempedulikan istrinya"

"kau sungguh membuatku kesal" Theron mencengkeram kuat gelasnya.

"nah, wanita sangat suka di manja tapi hal yang paling di sukai uang, berbelanja, dan uang" ucap serius Daniel.

Theron memukul kencang mejanya, membuat Daniel terkejut.

"uang tak membuatnya senang" Theron menatap Daniel tajam.

Daniel tampak berpikir "wanita yang aku jumpai selalu menginginkan uang" tuturnya sembari mengingat-ingat "ah, mungkin cinta" Daniel menjentikkan jarinya.

Theron semakin mencengkeram kuat gelas kaca hingga pecah.

"Tapi sepertinya istrimu membutuhkan seorang teman, melihat dirimu yang sekeras ini dia akan engan bercerita padamu" Daniel menelan ludah, sungguh tatapan Theron begitu mencekam "ku rasa Ada yang memanggil ku" Daniel bergegas meninggalkan Theron, tak mau menjadi objek kemarahan Theron selanjutnya.

"cinta?" Theron menunduk "apa itu penting?" gumamnya "orang sepertiku tak boleh mencintai ataupun di cintai" Theron beranjak dari duduk, dia masuk ke sebuah ruangan.

Club di siang hari, sungguh tak biasa. Tujuan Theron ke Club untuk melakukan sebuah transaksi bersama dengan seorang bandar. Club yang di kelola Daniel merupakan tempat yang di gunakan untuk melakukan banyak hal rahasia dan tak sembarang orang bisa bertransaksi disini.

"ah, Theron rupanya anda sudah datang" seorang pria yang berumur mendekati Theron dengan ramah.

Theron memandang pria itu datar.

"wajah tertekuk yang tak pernah aku lihat, menarik" pria tua menyeringai.

"berisik sekali" tekan Theron, dia semakin pusing mendengar celoteh pria tua itu.

Pria itu memperlihatkan sebuah lukisan wanita pada Theron "sesuai perjanjian" pria tua mengulurkan tangannya meminta Theron memberikan hal yang dia mau.

"Biar ku lihat dulu" Theron mengamati lukisan dengan seksama, namun dengan cepat pria tua menyudahi Theron untuk melihat lukisan.

"kau kira bisa membodohi ku?" Theron menggulung lengan bajunya.

Pria tua gelagapan "apa yang salah?" ucapnya pura-pura tak tahu.

Theron mendekat, suara sepatunya yang berdecit menggelegar di ruangan, tatapan tajam berhasil membuat lawan ciut.

"jelas lukisan ini palsu" Theron tersenyum manis.

Dor!!

Pria tua tergeletak tak bernyawa.

"lagi-lagi kau membunuh di tempat ku" Daniel menghela napas, menyender pada pintu menatap Theron dengan gelengan.

"bersihkan" Theron melempar sekantung uang pada Daniel.

Daniel menangkapnya, seketika ekspresi Daniel berumah, dia ful senyum "dengan senang hati" Daniel sibuk menghitung jumlah uang yang Theron berikan, kali ini jumlahnya lebih besar dari sebelumnya.

"kali ini pun aku tak berhasil menemukannya" Theron mengusap jasnya yang terkena muncratan darah dengan sapu tangan.

Theron berbalik berjalan meninggalkan mereka begitu saja. Theron mengeluarkan ponselnya, dia menekan nomor, tertera nama Anna di layar.

>>>

Dor!!

crack!!

Kaca jendela Rhea retak, untungnya Rhea tak berada di kamarnya dia sibuk menonton tivi di ruang tamu.

Bibi sati menyadari hal itu, dia dengan sigap mengamati sekitar "dia datang" gumam bibi sati.

Ceklek!!

Pintu terbuka seorang gadis dengan riasan glamor, rambut berwarna-warni masuk ke rumah, Dia sibuk memainkan pistol di jemarinya. Dia bertatapan dengan Rhea, buru-buru dia menyembunyikan pistol nya.

Gadis itu menaikan satu alisnya "ah istri kakak" tunjuknya dengan senyum merekah.

Rhea menoleh kebelakang.

"Dia sepupu tuan, nyonya" Bibi sati bagai tau pertanyaan Rhea.

Rhea kembali menatap gadis itu, tanpa ragu gadis itu bergabung meloncat di sofa Rhea. Rhea berkedip beberapa kali, dia sedikit bingung.

gadis itu meraih tangan Rhea dia mengguncang tangan Rhea dengan semangat "Anna Gristina" ucapnya memperkenalkan diri.

"ah, Rhea Evadne" jawab spontan Rhea.

"kita berbeda empat tahun aku 17" jawab nya.

Rhea mengangguk, dia canggung dengan situasi saat ini.

Anna menoleh ke samping sembari mengangguk kecil "jarang sekali kaka meminta sesuatu dan aku akan melakukan tugasku dengan baik" benak Anna.

"apa rencana mu kaka cantik" Anna menatap Rhea berbinar.

"aku tak memiliki rencana" jawab nya datar.

Anna tampak terkejut "itu tak bisa, kaka cantik harus menikmati semua uang kaka ku" Anna sampai beranjak dari duduk, menghalangi Rhea menonton tivi nya, dia mengeluarkan black card nya "yeah, sebenarnya ini milik kaka ku" gumam Anna terkekeh.

Saat Theron menghubungi Anna dengan sigap Anna datang menemui Theron di club yang di kelola Daniel. Lokasi Anna dan Theron berada di kota berbeda, menerima perintah Theron merupakan keinginan Anna dari dulu yang berarti dia memiliki potensi besar hingga di percaya seorang Theron. Theron meminta Anna menemani Rhea, bersama Anna akan aman bagi Rhea, disamping itu Rhea bisa rehat sejenak dengan Anna, dan mungkin berkeluh kesah yang sulit Rhea ceritakan pada Theron, sesama perempuan tentunya mampu saling menguatkan. Theron memberikan black card nya pada Anna semua itu untuk Rhea. Anna Gristina dia merupakan mata-mata tingkat elite, kemampuannya tak di ragukan lagi.

Rhea menatap Anna terheran "aku tak ingin apapun" tatapan Rhea tampak kosong.

Anna menganga tak percaya dengan yang dia lihat "apa kaka ku memperlakukanmu dengan buruk?" Anna tampak kesal "katakan padaku, aku akan memukuli kakak sarkas itu" Anna memukul telapak tangannya, sebagai bentuk kekesalannya.

Rhea terkekeh "kau anak yang lucu"

Anna menyentuh kedua pipinya "cantik sekali" gumamnya. Ketika Rhea tersenyum dia begitu menawan.

Anna melirik perut datar Rhea "nah, ku dengar kaka tangah mengandung.Bayinya pasti akan lucu" Anna mengelus perut Rhea.

Rhea tersenyum getir "benar" lirihnya.

Anna memukul kepalanya pelan, dia harus berhati-hati dengan ucapan yang mungkin akan menyakiti perasaan Rhea, bukan Rahasia lagi baginya. Rhea korban dari kakak nya, Rhea harus mendapat tempat bersandar agar perlahan luka dan rasa takut menghilang dan perlahan mampu berdiri kuat tanpa rasa benci akan masa lalu buruk itu "Mari, jalan-jalan!!" pekik Anna semangat.

Terpopuler

Comments

Liam

Liam

anjr full senyum, mata duitan 😂

2022-12-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!