NovelToon NovelToon

Meraki Pernikahan

Prolog

"Kau selalu pulang larut!!!" Pekik lantang Rhea, menatap suaminya dari atas tangga.

Theron mendongak mendapati Rhea yang tampak kesal. Theron melonggarkan dasinya, berjalan pelan menaiki anak tangga "cih" gumamnya tampak kesal.

"Selarut ini dan kamu berkeliaran, ini tak baik untuk anak yang ada di perutmu" Ucap Theron penuh penekanan, Theron melirik ke arah perut Rhea.

Rhea tersenyum getir "seolah-olah kau menghawatirkan anak ini!"Rhea mengusap lembut perut nya, tubuhnya bergetar.

Theron menghela napas pelan, berusaha bersabar " Kembali lah ke kamar mu" Perintah Theron menatap Rhea tajam.

Theron berjalan melewati Rhea begitu saja.

Air mata Rhea menetes deras "Aku benci laki-laki itu, Aku benci dia yang merusak hidup ku" Rhea menggenggam erat piyama nya.

Dua bulan yang lalu Rhea Evadne menjalankan aktivitasnya sebagai seorang siswi di Universitas ternama. Dia gadis yang baru menginjak usia 21 tahun dan baru menginjak semester lima, dia gadis yang periang dan sangat positif. Rhea menghabiskan sebagian besar waktu nya untuk belajar, dia ingin menjadi seseorang yang hebat kelak ketika dia lulus.

Cita-cita, harapan, dan impian semua terkubur begitu saja. Kejadian yang tak mengenakan menimpa gadis itu. Malam itu ketika dia hendak pulang sehabis membeli buku, seseorang menarik nya masuk ke dalam sebuah mobil yang terhenti di depan hotel megah. Semua terjadi begitu saja, Rhea tak mampu melawan tubuh lelaki yang jauh lebih besar darinya.

Rhea berusaha memberontak, meminta pertolongan pada sekitar. Tapi apa yang dia dapatkan, mereka acuh seakan tak pernah melihat kejadian di depan matanya. Rhea bergetar hebat, air mata menetes deras. Sekuat tenaga berusaha agar terlepas dari cengkeraman pria besar itu. Tangan besar yang mendekap mulutnya begitu kuat, hingga tak bercelah.

Pria besar mendorong Rhea masuk ke dalam sebuah kamar, hingga membuat Rhea tersungkur ke lantai. Ruangan yang tak memiliki penerangan, begitu gelap. Rhea dengan cepat bangun, mendobrak pintu yang terkunci dari luar.

"Siapapun tolong aku!! " Suara serak Rhea yang bergetar hebat.

Rhea memukul-mukul pintu dengan kuat, namun nihil tak satupun yang datang. Suara minta tolongnya yang mulai tak terdengar lagi, hanya isak tangis yang mengisi ruangan. Rhea duduk menelungkup dengan memeluk lututnya, tak tahu harus melakukan  apa "takut" Itu yang Rhea rasakan. Tak hentinya Rhea terisak menangisi nasib malangnya ini.

"Berisik!!" terdengar suara gelagar.

Seketika Rhea terdiam, berusaha menahan tangis nya sekuat tenaga "ada pria disini? " benaknya awas.

Di depannya bayangan besar tampak mendekatinya, sorot mata merah yang menyala terang.

"Jadi kau yang dibawa?" ucapnya bagai putus asa.

Rhea terdiam semakin terisak takut.

Pria besar dihadapan Rhea menggendongnya  dan dengan  kasar melempar nya ke kasur.

Pelecehan terjadi di sana, hal yang tak pernah Rhea bayangkan seumur hidupnya. Sesuatu yang buruk dan saat itu juga segala impiannya terkubur.

Esok paginya Rhea terbangun, dia tersentak mendapati dirinya di dalam kamar kos nya. Dia lega, mengira malam itu hanya sebagai mimpi belaka. Ketika dia berkaca, memandangi dirinya di depan cermin, tubuhnya di penuhi dengan tanda kecup di mana-mana.

Napas Rhea tersengal, terduduk lemas di kasurnya. Dia terdiam mematung "apa ini sungguhan?" berkali-kali dia menyadarkan diri dan mengingat kejadian semalam.

"Tidak!!" Rhea histeris berlari ke kamar mandi, membiarkan tubuhnya terkena air yang mengalir. Rhea memeluk diri erat.

"Kotor!! Menjijikan!! " Rhea menangis terisak.

"Kenapa? apa yang harus Aku lakukan? " Rhea menyender pada tembok, menunduk pelan, tangannya mengacak kasar rambut nya. Pikiran nya kosong, dia seakan membenci dirinya sekarang.

Seharian Rhea berada di kamar mandi, dengan ditemani tangisannya. Perasaan yang amat menyesal menyelimuti dirinya.

Rhea tak pernah berpacaran dan sangat menjaga diri "bagaimana ini apa yang harus Aku katakan  pada Ayah dan Ibu?" lirih Rhea takut.

Rhea berusaha melakukan aktivitasnya seperti biasa, namun tak lagi menjadi gadis yang girang, membuat teman-teman kampusnya khawatir akan perubahan sikap nya. Apa lagi Rhea tak makan sup ayam yang menjadi makanan favoritnya,  menimbulkan pertanyaan besar.

Rhea juga menyadari perubahan besar pada dirinya, membuatnya mengingat kembali kejadian tak mengenakan malam itu. Rhea memberanikan diri untuk membeli test pack dan benar saja, garis dua.

"Hamil?!" Rhea membelalak tak percaya.

Rhea menunduk "Aku hamil?" gumamnya, perlahan air matanya menetes.

Tok..

Tok..

Rhea menggenggam test pack itu, dengan lesu membukakan pintu.

"Siapa?" tanya Rhea.

Rhea mendongak pelan, dia terkejut seorang pria yang tak di kenal berdiri didepannya. Buru-buru Rhea menutup pintu, namun di tahan olehnya.

"Pergi!! " pekik Rhea bergidik.

"Ada hal yang harus aku bicarakan denganmu" tukasnya.

Rhea semakin bergidik "tak ada, pergi!! " Suaranya menjadi serak, dia bahkan tak berani menatap pria itu.

"Ini mengenai malam itu"

Ucapan itu membuat Rhea terdiam, air mata Rhea menetes perlahan "menjijikan" gumam Rhea.

Pria itu menatap Rhea lekat, gadis didepannya benar-benar tampak frustasi.

"Maaf " Ucapnya menunduk.

Rhea mendongak tak percaya "kau pria brengsek itu!?" terbesit kebencian pada diri Rhea.

"Kau!! Puas kau telah menghancurkan hidupku!! " Rhea menyeka air matanya yang tak mau berhenti menetes.

" Maaf, aku akan menikahi mu" Ucap pria itu.

Rhea terkekeh "begitu mudahnya berucap, setelah semua perbuatan mu itu" Rhea begitu tertekan, pandangannya menjadi kabur, dia terjatuh pingsan.

Untungnya pria itu dengan cepat menangkap Rhea kedalam pelukannya "maaf, karena kesalahan ku kamu menanggungnya" Pria itu tampak merasa bersalah.

Test pack di genggaman Rhea terjatuh. Pria itu membelalak terkejut.

Rhea membuka matanya pelan, dia mendapati pria tadi masih di kosannya.

"Kita akan menikah" Tegas pria itu.

"Tak perlu" Rhea bangun dari kasurnya.

"Anak, kau mengandung anakku" Pria itu menatap Rhea tajam.

Rhea tak berucap, dia berjalan membukakan pintu.

"Keluar" Suruh Rhea.

"Kau harus menyetujui terlebih dulu" tekannya.

Rhea menjadi kesal "ini bukan anakmu!! " Pekik nya lantang.

"Anak? "

Rhea menoleh mendapati Ayah dan Ibunya.

"kapan kalian disini?-" Rhea gelagapan.

"Rhea apa semua itu, anak? dan lagi kenapa ada pria disini? " Ucap lantang Ayah nya.

Rhea terdiam mematung tak berani berucap.

"Maaf sebelumnya, anak anda mengandung anak saya dan saya disini datang untuk menikahi anak anda" Ucapnya sopan.

Plak!!

Tamparan mendarat tepat di pipi pria itu "berani nya kau!! " tekan Ayah Rhea.

"Rhea apa itu benar nak? " Ibunya menatap nya lembut.

Air mata Rhea menetes "maaf, maafkan Rhea" Rhea berlutut di kaki kedua orang tuanya.

Seketika Ayah nya terdiam, dia tak percaya bahwa putrinya membuatnya kecewa seperti ini.

"Kau pelakunya" Ayah nya menarik kerah pria itu kuat.

"Putriku bukan wanita nakal, kau pasti penyebabnya!!" Ayah nya mendaratkan tinju di pipi pria itu.

"Benar" Pria itu tak mengelak.

Ayah Rhea tak bisa berkata-kata. Tak ada pilihan lain, Ayahnya hanya bisa menahan kecewa. Nasi sudah menjadi bubur, pernikahan tak terelakan.

Pernikahan memang  terjadi, namun Ayah Rhea tak bersimpati lagi padanya. Tatapan kekecewaan Ayahnya yang tak bisa di sembunyikan. Ayah nya bahkan membuang muka ketika bertatapan dengan Rhea, dengan begitu hubungan Rhea dengan sang Ayah terputus begitu saja.

Rhea Evadne (21 tahun) menikah dengan Theron Perseus yang berusia 29 tahun.

Sadar yang sulit

Rhea menatap langit dari kaca jendela kamarnya. Tangannya tak henti mengelus perutnya, dia bergidik. Tatapannya kosong, dia bagai orang yang tak memiliki tujuan hidup. Semua rencana masa depannya yang hancur tak tersisa, suaminya adalah pelaku dari hancurnya hidup Rhea.

"Kenapa ini terjadi? " gumam Rhea, mengigit bibir kuat "kenapa?" Rhea mengacak kasar rambutnya.

"Ini tak adil!! " pekik Rhea.

Rhea menatap perutnya "anak?" Dalam benaknya "haruskah melahirkan anak yang tak pernah dia harapkan dengan lelaki itu?, jika dia tak ada dalam perutnya dia tak akan menikah dengan pria itu" Rhea menunduk dengan tangis pecah.

"hidupku!! Aku harus hidup dengan pria itu" Rhea menarik kasar rambutnya, melempar bantal dan guling dia tak terima dengan semua yang menimpa hidup nya ini.

Terkadang pikiran-pikiran buruk terlintas "bagaimana jika terjun dari lantai atas atau menikam leher dengan pisau?" Ketika berdiam sendiri, Rhea menyadarkan dirinya kuat agar tak hilang kendali "anak ini tak bersalah, maaf" lirihnya menatap perutnya yang masih datar.

Rasa malu dan tanggapan orang-orang yang mengejeknya, selalu memenuhi isi kepalanya. Rasa iri melihat teman-teman yang melanjutkan pendidikan dengan seru, Rhea masih ingin hidup dengan bebas. Di tambah perlakuan dingin suaminya, seakan Rhea tak pernah ada. Theron menikahi Rhea sekedar menebus rasa bersalah dan menunggu kelahiran anak nya, dalam pikiran Rhea selalu saja buruk "setelah kamu lahir nak, lalu apa?. Apa Ibu mu ini akan diusir? " Rhea tersenyum kecut. Rasa khawatir dan cemas berlebihan menyelimuti dirinya, kebingungan, kecewa, benci, dan rasa bersalah.

"kemana Ibu akan pergi setelah kamu lahir? " Rhea semakin terisak "jika Ibu dibuang, apa Ibu akan membiarkan mu di ambil lelaki itu nak? " Rhea mengusap perutnya sendu.

Rumah hangatnya dulu, kini tak ada lagi. Ayah nya tak mengizinkan dirinya pulang kelak memiliki masalah. Bahkan adik lelaki dan Ibunya tak mendapat izin menemuinya usai pernikahan dan sampai kapanpun. Tak ada tempat pulang untuk berkeluh kesah, tak ada tempat untuk mencurahkan isi hatinya yang tertinggal hanya noda buruk yang menjadi jejaknya.

"aku tak percaya kau seberani itu!" ucapan  Ayah nya yang masih terngiang dengan jelas. Anak yang di harapkan menjadi orang yang berhasil, hidup nya menjadi hancur lebur, merusak semua nama baik Ayah dan keluarga.

Theron memberikan uang dengan jumlah besar sebagai penebusannya, namun dengan tegas Ayah Rhea menolak. Dia tak terima dengan penghinaan besar yang Theron dan putrinya lakukan, jumlah yang Theron berikan, Ayah Rhea juga memiliki nya. Theron bahkan menambah jumlah dan menawarkan aset lain, namun lagi-lagi dia tolak dengan tegas "jangan kau pikir uang menyelesaikan segalanya. Sebagai Ayah Aku tak berhasil, Aku gagal" nyatanya Ayahnya begitu terpukul, dia merasa gagal dan tak mampu mendidik putrinya.

Semua memandang Rhea hina, seakan perbuatan itu dia lakukan dengan senang hati. Tak ada satupun yang bertanya detail kejadiannya, dia pelaku atau korban?. Rasa nya sesak ketika semua kesalahan dilimpahkan pada dirinya sendiri.

Kuat?! bohong jika Rhea kuat. Dia tak memiliki sandaran di kala membutuhkannya.

Rhea merebahkan tubuh dengan pelan ke kasur, berusaha keras agar tertidur.

Rhea dan Theron tidur terpisah, tentu saja tak mudah bagi Rhea menerima Theron yang melecehkannya. Dia trauma dan takut pada Theron, namun di hadapan Theron dia pura-pura berani.

Rhea bahkan tak tahu jelas apa pekerjaan Theron. Tatapan dan perawakan Theron yang mengerikan membuat Rhea tak banyak menanyakan persoalan diri Theron.

>>>>

Tok...

Tok..

"Nyonya saatnya sarapan" ucap bibi Sati dari balik pintu.

Bibi Sati dia art yang membantu mengurus pekerjaan rumah, usianya sekitar 62 tahun.

Rhea mengernyit, membuka matanya pelan "Aku akan turun sebentar lagi" pekik nya.

"baik nyonya" langkah kaki Bibi Sati terdengar jauh.

Rhea menghela napas pelan, Bibi itu sedikit misterius sama halnya dengan pemilik rumah dan semua keluarga Theron yang sempat dia temui. Rasa nya tempat ini tak aman dan menyiksa dirinya.

Rhea menganti bajunya dan segera turun kebawah, Bibi menyiapkan sarapan yang cocok untuk Ibu hamil. Tampa pikir panjang Rhea menghabiskan makanan dengan lahap.

Hari ini pun Rhea tak melihat suaminya, dia pergi tanpa bicara sepatah kata padanya "apa suami ku pergi bekerja?" tanya Rhea memecah keheningan.

Bibi terdiam, sejenak menghentikan aktivitasnya "benar nyonya" jawabnya lembut.

"Apa pekerjaan nya? " Rhea menatap Bibi lekat.

Bibi tersenyum lembut, menoleh ke arah Rhea "Sebaiknya untuk saat ini, nyonya tak perlu tahu" Bibi melanjutkan mencuci piring.

selalu saja jawaban yang sama ketika Rhea bertanya, banyak hal yang di sembunyikan darinya. Membuat Rhea yakin dia hanya di gunakan untuk melahirkan penerus keluarga ini "dia menyeret gadis yang jauh lebih muda darinya, lelaki itu!! " mata Rhea berkaca-kaca dia berusaha agar tak menangis.

Rhea kembali ke kamarnya, Hari ini dia jauh tak bersemangat. Rhea tak mendapat izin keluar dari rumah selangkah pun, sandi rumah dia bahkan tak tahu. Ketika sore Hari Bibi akan pulang dan mengunci pintu dari luar, pintu terbuka ketika Theron pulang dari hal yang mendesaknya. Rhea bagai tahanan yang terkurung di dalam rumah megah tanpa mengetahui alasan jelas dia diperlakukan seperti itu.

Bahkan jika di berikan pilihan, Rhea lebih memilih menikah dengan lelaki biasa namun  menghargai keberadaanya. Pernikahan saat ini tak pernah terbesit dalam mimpinya.

Begitu saja waktu yang Rhea habiskan begitu amat membosankan.

Ceklek..

Theron masuk ke dalam kamarnya, membuat Rhea tersentak. Dia meletakan kantong di atas meja Rhea "itu vitamin bagus untuk kesehatan, kamu harus meminumnya setiap hari tanpa terkecuali" ucapan yang bagai memerintah Rhea.

Pria tinggi memiliki dada bidang, bola mata merah, dan sorot mata tajam, benar-benar membuat Rhea bergidik. Setampan apapun dia, lelaki itu pria yang paling Rhea benci.

"Jika Aku memilih tak meminumnya bagaimana? " Rhea menatap suaminya kosong.

Dahi Theron mengkerut, dia berjalan mendekati Rhea "tarik ucapan itu" tekannya.

"atau jika Aku memilih tak melahirkannya?! " Rhea mengusap perutnya sembari menyeringai.

Theron mencengkeram kuat pundak Rhea, menatap tajam mata Rhea "jika kau berani, maka lihatlah orang yang kamu sayangi tak akan hidup tenang" bisiknya.

"jadi jangan mengancam ku" Suasana menjadi mencekam, Theron tampak begitu serius.

Rhea tertunduk "kenapa? kenapa kau merusak hidupku?!! " Rhea mengepal jemarinya, memekik menatap Theron yang berbalik meninggalkannya.

"Kau bajingan keji!! " Rhea histeris, dia benar-benar kacau.

Theron mendengar semua ucapan Rhea, dia terdiam sorot matanya begitu tajam, bagai siap menerkam mangsanya.

"anak itu harus lahir" gumam Theron berjalan meninggalkan kamar Rhea.

Si tubuh besar malam itu

"apa yang terjadi? " ucap Charles duduk dengan tak sopan di atas meja ruangan Theron.

"Sudah lah jangan di pikirkan" Theron duduk di kursinya.

Charles menaikan bahunya "yeah, suami istri memang sering bertengkar" tukasnya.

Charles datang bersamaan dengan Theron, namun Charles menuju ruangan Theron terlebih dulu. sebelum masuk dia mendengar Theron cekcok dengan istrinya, siapa yang tak tahu mereka menikah karena kecelakaan tak terduga.

Theron mengeluarkan dokumen "bagaimana dengan pihak Vantoni?" Theron memperhatikan dokumen dengan seksama.

"masih sulit di lacak" Charles mengeluarkan cerutunya, tangannya siap menyalakan korek api.

Tuk!!

Korek nya terlempar, Theron melempar buku tepat mengenai korek api Charles.

Charles menatap Theron sinis "apa-apaan?"

Theron merapikan dokumen nya "asapnya akan menyebar, tidak baik untuk istriku" jelas nya.

Charles menyibak rambutnya kasar, dia terkekeh "tak bisa di percaya, sekarang kau bersikap layaknya seorang suami yang baik"

"Aku tak butuh tanggapan mu" ketusnya.

"jelaskan saja hal yang perlu kau jelaskan" Theron menatap Charles tajam.

Charles terdiam, dia menjadi serius "malam itu kau terkena obat perangsang dan yang melakukannya Viona"

"kau sudah mengamankannya?" Theron tetap tenang.

Charles mengangguk "seperti yang kau minta"

Theron menghela napas "harus nya malam itu bukan gadis itu yang kau bawa?"

Charles acuh "bagaimana lagi, kau sendiri meminta agar wanita yang akan menemanimu memiliki latar belakang yang bersih" tukasnya.

"tapi dia seorang mahasiswa!!!" Theron berteriak.

Amarah Charles ikut menyulut "kau gila, malam itu kau meminta dibawakan seorang wanita dalam waktu cepat, dengan mencari tahu segala tentang wanita itu. Kau tak mau jika dibawakan wanita yang tak jelas, karena kau akan bertanggung jawab padanya yang kau sentuh malam itu. Hanya dia yang Aku jumpai malam itu, untung Aku membawa gadis baik-baik" . Malam itu Charles di minta untuk membawa seorang wanita oleh Theron. Orang yang dia lihat saat itu adalah Rhea, dia berada tak jauh dari hotel. Charles melihat Rhea yang hendak pulang sehabis membeli buku, Charles menarik nya masuk ke dalam mobilnya, membawa paksa Rhea ke hotel. Rhea yang mungil sulit melepaskan diri dari cengkerama Charles yang lebih besar darinya. Malam itu Theron Perseus terkena obat perangsang yang di berikan oleh Viona yang merupakan bawahan yang baru bergabung di organisasi nya, dengan alasan mencintai Theron. Napsu yang tak terbendung karena obat perangsang itu membuat Theron meminta membawakan seorang wanita untuknya, namun wanita tersebut harus memiliki riwayat jelas karena Theron akan bertanggung jawab, siapapun wanita yang di bawakan nya. Dalam waktu singkat Charles hanya menemuka Rhea yang kebetulan muncul hari itu. Charles memutuskan membawa Rhea. Charles dengan kasar memasukan Rhea ke kamar Theron yang gelap. Pintu yang terkunci dari luar membuat Rhea terkurung di kamar itu bersama Theron.

Theron mengacak kasar rambutnya "karena itu Aku merusak hidup seorang gadis" Theron mengepal jemarinya.

Charles menatap Theron yang tampak menyesal "Aku hanya membantumu malam itu" ucapnya ragu.

Theron melepaskan kancing di lengannya, dia bangun dari duduk. Sebuah buku di rak dia tarik, membuat rak itu bergemuruh terbuka. Di belakang rak terdapat ruangan rahasia yang biasa Theron gunakan.

Di Sana seorang wanita terikat dan seorang pria menjaga wanita itu agar tak kabur.

Theron mendekati wanita itu "anggota yang mengkhianati organisasi dan bermain-main denganku!! "

"akan berakhir mengenaskan" Theron menyeringai.

Charles tak ikut campur, dia berdiri agak jauh dari Theron. Dia tak mau mengotori baju yang ia kenakan.

Pria penjaga memberikan pistol pada Theron. Theron meraihnya mengarahkannya tepat di kepala wanita itu.

"Viona, kau siap mati?" Theron tersenyum manis.

Viona bergidik takut, air matanya menetes deras.

Theron melepas kain yang mengikat mulut Viona.

Viona bernapas lega, dia mendongak "dengar tuanku, Aku memiliki alasan melakukan itu" jelas nya cepat.

Theron menaikan alisnya.

"Malam itu anda lengah dan tak sadar, saya memberikan obat perangsang pada anda. Saya mencintai anda dan bermaksud mengisi tempat sebagai istri anda. Maafkan pikiran buruk saya tuan, saya akan menebus kesalahan saya" Viona menunduk dengan tangis pecah.

Theron menekan pelatuknya.

Dor!!

Viona tergeletak di lantai, dengan kepala di lumuri darah.

"bersihkan mayatnya, lakukan tanpa ada jejak" Theron mengembalikan pistol pada penjaga.

Penjaga itu mengangguk, dengan cepat melaksanakan tugasnya.

"ck, sungguh tak berbelas kasih" gumam Charles.

>>>

Cukup lama Rhea termenung, menenangkan diri, dan berusaha menerima situasinya sekarang. Sedih berlarut, tak baik untuk kesehatan janin.

Rhea mengepal jemarinya kuat, berjalan menuruni anak tangga "Aku ingin makan yang asam-asam" lirihnya.

Rhea membuka kulkas, di dalam kulkas di penuhi dengan segala buah dan sayur "lengkap sekali" gumam nya. Rhea mengambil buah manga yang belum matang, dia mengambil pisau ke dapur.

"dimana pisau nya? " Rhea mencari kemana-mana namun tak kunjung menemukannya.

"Kau tak berbelas kasih pada Viona yang sudah lama bergabung"

"Anggota yang berkhianat pantas mendapatkannya"

Rhea terdiam, rupanya malam ini suaminya di rumah. Dia pikir hanya dirinya yang di rumah, di tambah dia membawa seorang teman. Rhea seolah-olah tak mau tahu, dia tak menghampiri mereka dan kembali mencari pisau.

Prang!!!

Gelas kaca disudut bibir tak sengaja ter senggol dan terjatuh, Rhea buru-buru membersihkannya.

Theron yang mendengar sesuatu di dapur, bergegas kesana "apa yang kau lakukan? " ucapnya mendapati Rhea yang sibuk membersihkan pecahan gelas kaca yang berhamburan.

"memunguti pecahan kaca" jawabnya ketus "akan Aku ganti, ketika Aku sudah memiliki uang" lanjutnya datar.

Theron mendekat ikut memunguti pecahan kaca.

"tidak perlu, sudah selesai" Rhea menepis tangan Theron.

Rhea kembali mencari pisau, namun lagi-lagi tak ia temui.

Theron mengamati tingkah Rhea dari tadi "seperti nya dia tak takut lagi pada ku, seperti pertama kali berjumpa" benaknya.

"apa yang kau cari?" Theron menatap lekat Rhea.

"pisau, Aku ingin mengupas manga" tunjuk Rhea ke arah manga yang ada di wadah.

Theron mengeluarkan pisau yang selalu dia bawa, dengan cepat mengupas manga. Sekeras apapun mencari pisau tak akan di temukan, Theron meminta Bibi untuk menyembunyikan semua benda tajam yang berbahaya, bahkan dia sendiri tak tahu di mana di sembunyikan.

"dimana kamu menemukan pisau? " tanya Rhea terheran.

"sudah lah makan saja" suruh Theron.

Rhea  duduk di kursi dapur dengan lahapnya memakan manga muda, dia menyampingkan egonya dia benar-benar ingin menikmati manga itu.

"hubungan yang baik" tutur Charles yang ikut bergabung.

Saat melihat Charles, Rhea membelalak dia ingat betul. Charles pria yang membawa nya dengan paksa malam itu. Mendorongnya masuk ke kamar gelap, dimana semua hal yang tak diinginkannya terjadi di sana.

Rhea bergidik, perasaan marah, dan benci "Tidak!! pergi!! " lirih Rhea menunduk dengan air mata terjatuh "tidak lagi!!" gumam nya memeluk diri.

"apa ini, Aku tak bermaksud" Charles menjadi panik.

Theron mengangguk menatap Charles datar. Charles mengerti Theron meminta agar dia pergi dan tidak menakuti istrinya.

"Nona maafkan Saya" ucapnya sembari meninggalkan mereka berdua.

Saat melihat Rhea, barulah Charles merasa bersalah. Dampak dari perbuatan nya membuat seorang gadis begitu terluka "Aku pikir dia akan menerimanya dengan mudah, suami yang tampan dengan kekayaan yang melimpah" benak Charles. Nyatanya, Rhea begitu buruk dengan kejadian yang tak terlupakan seumur hidup nya.

Kenangan  buruk itu kembali muncul, Rhea mengepal kuat jemarinya.

"kau baik-baik saja" Theron berusaha menenangkannya.

Rhea dengan lesu beranjak dari duduk nya, berjalan ke kamar tanpa menoleh, dia mengabaikan semua ucapan Theron.

Sesak, dada Rhea kembali Terasa sesak. Penghinaan malam itu kembali terasa, menyelimuti tubuhnya. Perasaan jijik pada dirinya sendiri kembali muncul. Rhea menutup kamarnya, menguncinya rapat. Rhea terduduk di lantai, dengan tangis pecah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!