Satu Hati Dua Cinta
Bia mencium punggung tangan Ghazzy selesai mereka bermunajat untuk diberikan kemajuan ekonomi dan juga segera diberikan momongan.
15 tahun usia pernikahan mereka. Tapi mereka belum juga diberikan momongan. Bermacam usaha dari yang medis maupun non medis sudah mereka coba tapi sampai sekarang belum juga membuahkan hasil.
Sebenarnya beruntung karena masing-masing keluarga tidak pernah menuntut mereka untuk diberikan anak. Karena masing-masing keluarga tahu betul usaha apa saja yang telah mereka coba. Ini hanya murni karena kerinduan mereka hadirnya sang buah hati.
" Besok ke dr. Gita jam berapa ?" tanya Ghazzy.
" Sekitar jam sembilan Mas."
" Kamu gak capek sayang, kan kamu baru pulang kerja."
" Inshallah gak Mas. "
" Maafkan aku sayang. Belum bisa memberikan kehidupan layak untukmu. "
Ghazzy semakin menunduk menyesal. Bia hanya tersenyum. Kalimat yang sudah sering di dengarnya dua tahun terakhir ini. Karena Ghazzy terkena PHK efek dari pandemi. Perusahaan ditempatnya bekerja sudah hampir bangkrut.
Andai saja Ghazzy di PHK dengan pesangon yang memadai. Mungkin cukup untuk sekedar bisnis kecil-kecilan. Tapi, perusahaan Ghazzy hanya mampu mencicil pesangonya dua juta selama empat tahun. Awal cicilan memang rutin terkirim di rekening Ghazzy sejumlah dua juta. Tapi masuk ke pertengahan tahun, perusahaannya makin pailit dan hanya bisa transfer pesangon satu juta.
Jumlah yang sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Meskipun Bia juga masih bekerja di sebuah pabrik makanan. Akhirnya dari gaji bekerja Bia mereka bisa membayar semua tanggungan cicilan.
" Mas,, ini sudah jalanNya kayak gini. Kita gak boleh mengeluh ya. Mungkin Allah udah siapin rejeki lain untuk kita. "
" Sampai sekarang aku masih belum mendapat pekerjaan sayang. "
" Sabar dulu Mas. "
Ghazzy mengusap kepala Bia kemudian mencium keningnya.
" Istirahatlah. Nanti aku bangunkan kalo udah waktunya kerja. "
Bia hanya mengangguk kemudian beranjak menuju kamarnya. Sedangkan Ghazzy kembali melanjutkan mengajinya.
Pabrik tempat kerja Bia terbagi tiga shift. Pagi, siang dan malam. Minggu ini Bia kerja malam. Ghazzy bukan hanya diam saja. Dia ikut tetangganya menjadi kuli bangunan. Meskipun dia seorang lulusan S1 teknik elektro. Dengan ijazah S1 nya, dari sepuluh perusahaann yang dia lamar. Belum ada satupun yang merespon. Ghazzy tahu diri, karena memang usianya sebenarnya tidak termasuk kategorinya.
****
Jam tujuh pagi, Bia sudah pulang kerja dan memasak untuk makan hari ini. Setelah sarapan, Bia mandi dan bersiap untuk ke RS Harapan untuk bertemu dr. Gita. Dokter SPOG yang menjadi tempatnya konsultasi untuk promil.
" Gak ngantuk sayang ?"
" Nanti pas di RS, aku akan menyempatkan tidur sembari menunggu antrian. "
" Ya sudah. Kita berangkat sekarang. "
" Mas sudah bilang Pak Timan kalo libur dulu hari ini ?"
" Iya sudah. Malah Pak Timan bilang, masuk siangnya aja. Setengah hari. "
" Lalu ?"
" Lihat nanti saja. Biasanya kan sampai siang kontrolnya. "
" Iya juga sih. "
" Berangkat sekarang aja. Biar dapat nomor antrian lebih awal. "
" Ayo. Mas. "
Bia naik diatas motor Suprafit lama milik suaminya. Ghazzy langsung aja melajukan motor itu ke RS Harapan.
Sesampainya disana. Meski belum banyak yang datang di poli dr. Gita. Tapi nomor yang didapat Bia sudah yang paling buncit. Nomor lima belas. Keduanya hanya terkekeh melihat nomor antrian yang dibawa Bia. Akhirnya mereka duduk didepan poli dr. Gita.
Bia menyandarkan kepalanya ke bahu Ghazzy saat merasa kantuk sudah menyerangnya. Ghazzy sedikit merendahkan posisi duduknya agar Bia lebih nyaman bersandar.
Sekitar jam 12 siang, nomor Bia akhirnya dipanggil. Ghazzy membuka matanya saat seseorang menepuk lengannya.
" Udah di panggil dokter Mas. " jawab perawat yang membangunkannya. Saat Ghazzy bertanya dengan matanya.
" Oh iya sus. Sayang,, sayaang,, bangun. Udah dipanggil dr. Gita. " kata Ghazzy sambil mengusap kepala Bia yang terbungkus hijab.
Bia mengerjapkan matanya dan membersihkan matanya dari kotoran. Lalu merapikan bajunya sebelum masuk.
" Selamat siang Bu Bia. Masuk malam ya. " sapa dr. Gita sambil tertawa.
" Iya dokter. "
" Langsung aja ya Bu. Silahkan naik. Saya USG dulu. "
Dr. Gita memeriksa kondisi rahim Bia dan menjelaskan sedikit pengetahuan tentang rahim pada Ghazzy meskipun diketahui Bia pasti gak ngerti.
" Seperti yang sudah saya sering bilang Bu Bia. Kondisi kalian saat ini benar-benar normal. Tapi karena usia pernikahan yang sudah lebih dari sepuh tahun. Saya lebih menyarankan untuk program bayi tabung."
Keduanya saling mamandang sekilas. Kemudian tersenyum pada dr. Gita.
" Terima kasih dokter. Kalo kami nanti udah siap semuanya. Pasti kami akan menemui dr. Gita." jawab Bia tenang.
" Saya tunggu ,, sangat menunggunya. "
" Terima kasih dokter. Kami permisi dulu. "
" Silahkan Bu Bia. "
***
Bia menatap Ghazzy yang sedang menatap kosong kedepan.
" Mas,, kepikiran yang dibilang sama dr. Gita ?" tanya Bia ragu.
Ghazzy menghela nafas kemudian mengangguk.
" Bayi tabung ? Darimana kita akan mendapatkan biayanya ? Sedangkan untuk sehari-harinya kita aja sudah cukup memusingkan. "
" Itu,, kita pikirkan nanti ya Mas. Maafkan aku karena belum bisa memberikan anak pada Mas. "
" Kamu ngomong apa sayang. Tentu saja kita pikirkan nanti saja. Kita mampir sholat di masjid ya. "
" Oke. Makasi ya Mas. "
" Sama-sama sayang. "
*****
Ghazzy menatap bingung ke arah istrinya yang nampak sedang melihat ke arah dua wanita baya yang tengah berdoa disampingnya.
" Sayang,, udah ??" panggilnya.
Bia berdiri kemudian beranjak menuju Ghazzy dengan sesekali masih melihat ke arah dua wanita baya yang tengah berdoa tadi.
" Ada apa sih. Kok kelihatannya kamu lagi bingung. Kamu mengenal Ibu itu sayang ?"
Bia tersenyum kemudian menggeleng.
" Lha terus ? Kenapa lihat mereka sampai segitunya ?"
" Tadi aku dengar sedikit doa mereka Mas. "
" Eehh,, gak baik nguping doa orang."
" Bukan pas habis sholat Mas. Tadi, obrolan mereka sebelum sholat. "
" Memangnya apa yang mereka doakan. "
" Kayaknya mereka lagi butuh darah. Entah buat anak Ibu yang mana. "
Ghazzy nampak manggut-manggut. Ibu-ibu yang dibicarakan Bia sudah selesai sholat dan berdiri tidak jauh dari tempat Ghazzy dan Bia duduk.
" Kalo di PMi dan rumah sakit ini kosong. Gimana nasib anak kita ?"
" Kenapa darah golongan A ini, sulit sekali didapat. "
Ghazzy dan Bia sontak saling bertatapan kaget. Karena keduanya tahu kalo golongan darah Bia adalah golongan darah A.
" Apa aku boleh bantu Mas ?"
" Kalo fisikmu gak kuat dan gak lagi sakit ya gak apa-apa sayang. "
" Ayo kita bilang ke Ibu itu Mas. "
" Baiklah. "
Keduanya berdiri dan mendekat kearah dua orang Ibu yang tengah menghapus air mata mereka.
" Assalamualaikum Bu. " sapa Bia.
" Waalaikumsalam Nak. Ada apa ya. Apa kalian mengenal kami ?"
" Ohh gak Bu. Tapi tadi,, eehm,, maafkan saya karena saya tadi sempat mendengar obrolan Ibu."
" Aah,, iya Maafkan kami juga. Mungkin kami mengganggu. "
" Tidak apa-apa Bu."
" Begini Bu, kata istri saya tadi. Ibu sedang mencari golongan darah A ?"
" Iya Nak."
" Kebetulan istri saya ini golongan darahnya A Bu. "
" Benarkah ? Alhamdulillah. " seru Ibu yang memakai jilbab hitam.
" Mbak ini, golongan darahnya nersus Positif apa negatif. " tanya yang Ibu yang tidak memakai jilbab.
" Wahh,, saya lupa Bu. Bisa dicek dulu biar tahu Bu. "
" Aahh,, iya,, iya,, bener. Bisakah kita menemui dokter sekarang ?"
" Baiklah Bu. "
" Sayang, aku ada panggilan tes. Tapi via telpon nanti jam satu. Aku tunggu disini sebentar ya. Setelah wawancaranya selesai aku susul kesana. "
" Alhamdulillah. Iya Mas. Good luck ya. " ujar Bia sambil mencium punggung tangan suaminya untuk berpamitan.
Kedua Ibu itu hanay mengangguk sopan pada Ghazzy.
" Nama saya Rabbiatul Adawiyah Bu. Panggil saja Bia." kenal Bia saat mereka berada di lift.
" Saya Amy. Panggil saja Bu Amy. Ini Bu Okta."
" Salam kenal Bu. "
Langkah Bia semakin berat saat kedua wanita itu membawanya ke bangsal VIP rumah sakit.
Penampilan Bu Amy dan Bu Okta sangat terlihat sederhana. Gimana anaknya ditempatkan di bangsal VIP ?? Batin Bia kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-02-20
2
Xyylva Xyylva
mampir thor
2022-12-23
1