bab 3

" Sayang,, !!" panggil Ghazzy saat matanya menemukan sosok Bia keluar dari pintu lift.

Ghazzy mendekat ketika melihat Bia tengah celingukan menemukan si empunya suara yang memanggilnya sayang.

" Mas,, " panggil Bia sembari mendekat ke arah Ghazzy yang juga tengah mendekat padanya.

" Aku mencarimu sayang. Aku telpon tapi gak diangkat. "

" Maaf Mas. Tadi aku sedang diperiksa dokter. "

" Lalu, gimana ? Cocok dengan golongan darah anak salah satu Ibu itu ?"

Bia menghela nafas panjang berusaha menenangkan emosinya.

" Kenapa ? Duduklah. "

Keduanya kemudian duduk di taman depan parkiran dimana motor Ghazzy terparkir disana.

" Aku gak sempet mendengar hasil pemeriksaan dokternya Mas. "

" Lhoo kok gitu ? Bukannya kamu mau mendonorkan darahmu sayang ? Ibu itu pasti sedih kamu kabur kayak gini. "

" Dua ibu di masjid tadi, ternyata hanya ART Mas. Mereka sudah menganggap anak majikannya seperti anak mereka sendiri. "

" Jadi yang sakit anak majikannya ?"

" Iya Mas. Kamarnya ada di ruang VVIP mas. Aku jadi insecure waktu masuk ke ruangan itu. Bahkan,, "

Bia menghentikan bicaranya karena takut keceplosan tentang bagaimana sikap anak sulung keluarga itu.

" Bahkan apa ?"

" Saking dekilnya penampilanku, dokternya bahkan meragukan kecocokan golongan darahku. Dan itu diperjelas dengan ucapan Anak sulung majikannya. Dia gak mau adiknya dapat pendonor darah dari orang miskin kayak aku. "

" Apa ? Terus hubungannya apa kaya sama miskin ? Toh, kita punya darah yang sama merah. "

" Itu kan pemikiran orang sehat kayak kita. Lha yang sakit kayak mereka ?? Mungkin takut ketularan miskin kali. " gurau Bia sambil tertawa.

" Kamu baik-baik saja sayang ?"

" Baik. Sangat baik. Mungkin kalo aku tetap berada disana. Aku akan ketakutan kalo darahku makin memperparah penyakitnya. Bisa-bisa aku di persulit."

" Alhamdulillah. Ya sudah. Kita pulang ya. "

" Iya Mas. Oh iya. Interviewnya gimana ? Sukses ? "

" Alhmdulillah. Ini masih tes pertama. satu minggu lagi dihubungi kalo lolos seleksi. "

" Alhamdulillah. Semoga rejekinya Mas. "

" Aamiinnn. "

*****

Al melemparkan jasnya dengan kesal diatas sofa. Kemudian mengendurkan dasinya. Dilemparkan satu vas bunga dimeja ke arah pintu sesaat sebelum pintu itu dibuka oleh asisten pribadinya.

" Dev,, Temukan wanita yang tadi menjadi pendonor darah untuk Zaskia. Bawa dia didepanku,,, paling lambat besok !!!" serunya marah.

" Baik Pak Al. "

" Suruh OB untuk membersihkan ruanganku. Aku akan pulang ke rumah. "

" Iya Pak. "

Al mengambil jasnya dan segera keluar dari ruangannya. Devan menelpon seorang OB untuk membersihkan ruangan Al. Setelah OB itu selesai dan keluar. Dia pun juga ikut keluar.

*****

Al menghabiskan makanan dan minumannya. Ada satu pesan dari Devan.

' Pak Al,, semua tentang wanita itu sudah saya kirimkan ke email anda. Apa perlu besok saya bawa mereka ke kantor ?'

' Aku akan mengabarimu nanti. '

Al tersenyum smirk. Kemudian segera menuju ruang kerjanya. Rumah mewah dua lantai yang di belinya tiga bulan yang lalu. Karena kondisi Kia yang tidak mungkin membawanya pulang pergi Kalimantan-Surabaya.

Lantai atas terdiri dari empat kamar. Satu kamar utama ditempatinya. Satu kamar untuk Mamanya. Satu kamar untuk Zaskia. Dan satu kamar kosong untuk tamu. Di lengkapi dengan satu ruang keluarga yang terdapat TV. Dan juga ada balkon untuk bersantai. Dan juga ruang kerja Al.

Sedangkan di lantai dasar. Ada kolam renang dan taman gantung di bagian belakang. Didepan garasi yang cukup untuk memuat tiga mobil. Satu dapur dan tiga kamar pembantu dan juga satu ruang tamu.

" Rabiatul Adawiyah. Bia. " desis Al setelah melihat file yang dikirim Devan ke emailnya.

" Dia bekerja sebagai buruh pabrik. Suaminya bernama, Abdul Ghazzy. Dulu, seorang operator crane. Dengan ijazah S1 teknik elektro ? Heemm,, rupanya sekarang pengangguran. Tunggu,, tunggu,, dia telah interview di perusahaanku ? "

Al kembali tersenyum smirk. Dia tahu bagaimana caranya menghindar dari nadzar Mamanya. Untuk menikahkan pendonor wanita dengannya.

****

Bia mengemudikan motornya dengan sedikit cepat saat menyadari ada mobil yang tengah mengikutinya. Bia tak hentinya bersenandung sholawat untuk menenangkannya.

* Kok mobilnya ngikutin terus sih. * batin Bia gelisah.

Ketakutannya semakin menjadi saat dia harus melewati jalan yang samping kanannya ada sebuah TPU. Meskipun jalan raya tapi jarang yang lewat sana karena bukan jalan utama.

* Bodoh,, kenapa tadi lewat jalan tembusan. Bukannya jalan utama. * batin Bia merutuki kecerobohnnya.

Tiba-tiba mobil itu melewatinya hingga dia kaget dan motornya oleng. Bia tidak bisa menstabilkan motornya hingga terjatuh.

" Awww,,, "

Bia mengibaskan telapak tangannya yang sedikit lecet. Kaki kirinya juga sedikit terkilir. Dia membetulkan posisi motornya yang terguling dengan susah payah karena harus menahan sakit di kaki kirinya.

" Ini untuk kompensasi kaki kirimu. " seru satu suara sembari melemparkan satu gepok uang di atas motornya. Sepuluh juta.

Bia menoleh. Saat melihat yang punya suara adalah Al anak Azalea dia hanya mendnegus kesal. Dia memiringkan motornya berpura-pura untuk mengecek motornya. Padahal agar uang itu terjatuh. Dan benar saja, uangnya terjatuh.

Setelah itu Bia hendak naik ke motornya tapi segera dicekal oleh Al. Kemudian menariknya ke pinggir jalan. Tentu saja motornya kembali jatuh.

" Apa yang kamu lakukan ?!" bentak Bia marah.

" Kamu harus jadi pendonor adikku. "

" Maaf. Aku sudah gak berminat. " katanya sambil menepis tangan Al yang mencekal pergelangan tangannya.

" Lepaskan tanganmu !!!" sergahnya risih.

Al memberikan kode pada Devan untuk mengambil uang yang terjatuh.

" Berikan pada anak buahmu. Suruh mereka membuang motor ini. "

" Apa ? tidak !!" seru Bia sembari hendak mengambil kunci motornya tapi segera ditarik oleh Al.

" Lepaskan !!! " hardiknya marah.

Tidak berapa lama ada dua orang laki-laki mendekat. Bia mengenal salah satunya, karena dia adalah tukang ojek di sekitar perumahan sahabatnya.

" Pak Tono !" panggilnya.

" Lhoo mbak Bia. Ada apa ini ?"

" Pak Tono,, tolong saya Pak. "

" Jangan ikut campur !!! " bentak Al dengan tatapan dinginnya.

" Tolong Pak Tono. " pinta Bia memelas.

Pak Tono hendak mendekat. Tapi tiba-tiba Al mencium Bia sejenak. Tentu saja itu menyurutkan langkah kaki Pak Tono.

" Maaf Mbak Bia. " ujarnya tak enak hati.

Bia yang kaget langsung mendorong tubuh Al untuk menjauh.

* Sialaan !!!*

" Pak To,,, " belum selesai Bia berucap telapak tangan kanan Al segera membungkam mulutnya.

" Maaf Pak. Istriku sedang cemburu. Tolong antarkan motornya ke tempat biasa. "

Pak Tono tertawa.

" Mbak Bia,, Mbak Bia,, punya suami yang tampan harus banyak bersabar Mbak. " guraunya.

" Terima kasih Pak. " ujar Al pura-pura.

Bia menggelengkan kepalanya sembari berusaha membuka tangan Al dari mulutnya.

" Mbak Bia saya bawa motornya ke rumah mbak Lily ya. Cemburunya jangan lama-lama Mbak. Kasihan suaminya. "

" Ini ongkosnya Pak. " kata Devan.

" Gak usah Pak. Saya ikhlas menolong Mbak Bia. "

" Tidak apa-apa Pak. Terima saja. " Jawab Al.

" Gitu ya Mas. Makasi. Permisi. "

Setelah dua laki-laki itu pergi, Al melepaskan bekapan pada mulut Bia. Tapi tidak pergelangan tangannya.

PLAAKKKK,,,

Bia mendaratkan telapak tangannya ke pipi Al yang masih tersenyum smirk sembari meraba bibirnya.

" Apa maumu ?!" tanya Bia dengan mengelap mulutnya dengan kasar.

" Kesepakatan. "

" Aku gak tertarik. Lepaskan !"

" Aku akan menerima suamimu bekerja diperusahaanku kalo kamu bersedia menjadi pendonor untuk adikku. "

* Perusahaannya ? Perusahaan Dewandaru ?? Tadi pagi Mas Ghazzy bilang, perusahaan itu telah menerimanya bekerja. Apa itu karena laki-laki ini ? *

" Gimana ?"

" Tidak perlu. Suamiku sudah diterima kerja. "

" Perusahaan Dewandaru kan. "

Bia menatap tajam pada Al.

" Aku ownernya. Tentu saja aku tahu siapa pegawaiku." jawabnya sombong.

" Lepaskan !!" seru Bia tanpa menghiraukan Al.

" Aku bisa saja mengcancelnya kalo kamu mau. "

Al mengeluarkan ponselnya. Menelpon Devan yanh tengah berada di dalam mobil. Mengubah panggilan menjadi loud speaker.

" Halo Devan. Bagaimana dengan pegawai baru itu ?"

" Pegawai baru atas nama Abdul Ghazzy. Jam sepuluh akan ke kantor untuk tanda tangan kontrak Pak. Apa ada yang salah Pak ?"

" Sepertinya begitu. "

" Apa perlu saya revisi Pak ?"

" Batalkan. "

" Baik. Saya akan menghubungi Pak Ghazzy sekarang. "

" Jangan. " ujar Bia melemah.

* Hanya untuk menjadi pendonor. *

" Baiklah. Aku jadi pendonornya. " jawab Bia lemah.

Al tersenyum menang.

" Devan. Gak usah direvisi. Suruh dia datang kekantorku jam delapan nanti. "

" Baik Pak. "

" Sekarang, lepaskan aku !" seru Bia saat melihat Al memasukkan kembali ponselnya.

" Kamu harus ikut ke kantor. Aku akan memastikan kamu gak kabur. " jawabnya sambil menarik Bia menuju ke mobilnya.

" Kamu jangan ngawur. Aku harus pulang."

" Tidak !!" bentaknya hingga Bia terlonjak kaget.

Al mendorong Bia ke kursi belakang. Dia sendiri duduk di kursi depan. Mobil segera melaju menuju kantornya. Kondisi Bia yang pulang kerja semakin merasa ngantuk merasakan hawa dingin di mobil itu. Tak berapa lama dia tertidur.

Episodes
1 bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37.
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 116
117 bab 117
118 bab 118
119 bab 119
120 bab 120
121 bab 121
122 bab 122
123 bab 123
124 bab 124
125 bab 125
126 bab 126
127 bab 127
128 bab 128
129 bab 129
130 bab 130
131 bab 131
132 bab 132
133 bab 133
134 bab 134
135 bab 135
136 bab 136
137 bab 137
138 bab 138
139 bab 139
140 bab 140
141 bab 141
142 bab 142
143 bab 143
144 bab 144
145 bab 145
146 bab 146
147 bab 147
148 bab 148
149 bab 149
150 bab 150
151 bab 151
152 bab 152
153 bab 153
154 bab 154
155 bab 155
Episodes

Updated 155 Episodes

1
bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37.
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 116
117
bab 117
118
bab 118
119
bab 119
120
bab 120
121
bab 121
122
bab 122
123
bab 123
124
bab 124
125
bab 125
126
bab 126
127
bab 127
128
bab 128
129
bab 129
130
bab 130
131
bab 131
132
bab 132
133
bab 133
134
bab 134
135
bab 135
136
bab 136
137
bab 137
138
bab 138
139
bab 139
140
bab 140
141
bab 141
142
bab 142
143
bab 143
144
bab 144
145
bab 145
146
bab 146
147
bab 147
148
bab 148
149
bab 149
150
bab 150
151
bab 151
152
bab 152
153
bab 153
154
bab 154
155
bab 155

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!