" Bia,, !! " pekik Azalea saat melihat Bia masuk ke ruangan VVIP.
Okta dan Amy melihatnya tersenyum senang. Bahkan Azalea sudah memeluk Bia sekarnag.
" Apa kabar Tante ?" tanya Bia sembari melepaskan pelukannya.
" Tante ?? Kamu itu sudah menjadi menantu Mama. Harusnya kamu panggil Mama. "
" Haahh,, bagaimana Tante bisa tahu ?"
" Apa Devan yang memberi tahu Mama ?" ujar Al kesal.
" Tentu saja. "
Al mendengus kesal kemudian duduk dan langsung membuka laptopnya.
" Dasar anak egois. Bukannya membawa Bia pulang dulu. Lihat saja dia bahkan belum mengganti seragamanya. " omel Azalea.
" Kan Mama sudah bahagia melihat dia datang kesini."
" Bia,, woowww,, akhirnya si kulkas itu bisa membawamu kemari." sahut dr. Leon saat keluar dari kamar Kia.
" Tidka usah menyindir. "
" Gimana keadaan Kia ?" tanya Al.
" Bia,, apa kamu sedang sehat sekarang ? "
" Sehat dokter. "
" Tidak. Lakukanlah pemeriksaannya besok. Biarkan menantuku istirahat terlebih dulu. "
" Menantu ?? Hahahaha,,, semoga kamu kuat satu rumah dengan kulkas ini Bia. " gurau Leon.
Bia hanya menatap dokter Leon tidak percyaa. Sepertinya baru kemarin dia melihat ekspresi dingin dokter Leon padanya.
" Apa yang Mama bilang. Leon memnag seperti itu pada orang yang baru dikenalnya. " bisik Azalea saat melihat tatapan heran Bia.
" Eeh,, Tante. "
" Mama Bia. Panggil Mama. "
" I,, iya Ma. " jawab Bia gugup.
" Bia. Datanglah lusa. Aku ingin memastikan dulu tubuh Kia siap menerima donor darimu. "
" Baik dokter Leon. "
" Panggil aja Om. Aku adik Mamamu. "
" Gak enak Dokter Leon. "
" Ya sudah. Aku pulang dulu. " ajak Al sambil membawa laptopnya.
" Amy. Ikutlah bersama mereka. Bantu Bia dirumah."
" Baik Nyonya."
" Ma tidak perlu. Aku sudah menyiapkan orang untuknya. "
" Aku gak percaya orangmu. "
" Whateverlah. "
Amy menggandeng Bia seolah ingin menjelaskan banyak hal.
*****
" Non Bia. Silahkan masuk. " ujar Amy mempersilahkan.
" Aku sudah menyuruh orang untuk membawa barang-barangmu kesini. Ada di kamar atas. "
" Barang-barangku ?"
" Baju-bajumu ."
" Tidak perlu. Aku bisa pulang kerumahku sendiri."
" Dan membiarkan kamu kabur. "
" Kabur ?" gumam Amy tidak mengerti.
" Apapun yang kamu dengar nantinya. Pastikan tidak sampai ke Mamaku. Kalo sampai itu terjadi. Aku akan pastikan keluargamu hancur. " ancam Al.
" Biaa,, Biaaa,,, !!"
" Non. Dipanggil tuan Al. "
" Iya Bu. saya kesana dulu. "
" Biaaaaa,,, " teriak Al lagi.
Ingin rasanya Bia segera lari menuju kamarnya Al. Tapi kaki kirinya kembali terasa ngilu.
" Biaa,,, Bi,,,"
" Ada apa sih. "
" Kenapa lama sekali. Dasar lemot."
" Ada apa ?" tanyanya tanpa masuk kekamar Al.
" Bawa barang-barangmu. Aku gak mau satu kamar. "
" Tentu saja. " jawab Bia ketus.
Kemudian dengan kesal masuk ke kamar Al dan menyeret kopernya. Tanpa melihat kedalamnya langsung hendak keluar tapi Al tiba-tiba menutup pintunya.
Bia menatap tajam kearah Al. Dan dia kaget saat melihat Al sudah tidak memakai kemejanya. Tubuh atletisnya terlihat disana. Bia tetap menatap Al heran.
" Apa maksudnya ini. "
" Kamu mau pergi begitu saja. Kamu yakin itu kopermu. Bukannya koperku ?"
Bia menoleh dan melihat kopernya. Dan ternyata memang itu kopernya. Ketika Bia hendak mendongak tiba-tiba Al mengecup bibirnya singkat.
" Selamat datang dirumahku. " bisik Al sembari meniup telinga Bia yang masih tertutup hijab.
" Sinting !" ejeknya sambil memdorong tubuh Al menjauh.
Al menarik tubuh Bia hingga ke pintu. Mencengkram dagunya keras.
" Kamu yang membuatku sinting dengan pernikahan ini. Aku akan pastikan kamu lebih sinting daripada aku. Kamu akan merasakan akibatnya."
" Apa salahku ? Kenapa menyalahkanku karena tindakanmu yang gegabah. "
" Jangan pernah melaporkan apapun pada Mamaku. Atau aku hancurkan pernikhanmu. "
Bia mendorong tubuh Al dengan sekuat tenaga. Hingga dia mundur beberapa langkah.
" Tidak ada yang boleh tahu tentang pernikahan kita. Apalagi teman-temanku. "
" Oke. Tapi kamu juga harus janji tidak akan menyentuhku. " tegas Bia.
" Kamu pikir kamu itu secantik apa. Kamu pikir , bisa membangkitkan hasratku ? "
" Syukurlah kalo gitu. Aku bisa tenang sekarang. "
Bia kembali menarik kopernya dan keluar dari kamar Al dan membantingnya dengan keras.
" Biaaaaa !!!"
Dengan tertawa Bia membawa kopernya turun dari tangga.
" Lhoo non. Kenapa ?" tanay Amy yang sedang memasak.
" Bu Amy. Itu kamar siapa Bu ?"
" Kamar saya Non. "
" Satunya ?"
" Kosong Non. "
" Ya sudah. Aku tidur disana aja. "
" Jangan Non. Di atas aja. Di kamar tuan. "
" Gak mau. Disini aja Bu Amy. "
" Tapi Non. "
" Bu Amy. Tolong panggil aku Bia saja. "
" Tapi Nona istri tuan. "
" Istri kontrak Bu. "
" Tetap Istrinya tuan. "
" Ya sudah terserahlah Bu Amy."
" Panggil Bibi aja Non. "
" Ya sudah Bi. Aku mau ke kamar. Mau mandi. "
" Tapi, kamar Nona di atas. "
" Ini perintahku yang pertama Bik. Aku mau tidur di kamar itu. "
Amy nampak menghela nafas.
" Baiklah. Non bisa mandi dulu. Biar saya rapikan dulu kamarnya. "
" Terima kasih Bik."
***
Al tersenyum melihat perdebatan Amy dan Bia didapur melalui cctv dilaptopnya.
" Setidaknya dia benar-benar jujur tidak menginginkan harta Mama." ujarnya.
Al meraba bibirnya yang sudah dua kali mencium paksa Bia.
* Bibirnya manis, lama-lama aku bisa candu ini. Sadarlah Al. *
Al menelpon Reiga asisten pribadinya selain Devan. Bahkan Mamanya tidak tahu tentang Reiga. Karena sejak dulu dia tahu Devan pasti akan melaporkan gerak geriknya pada Mamanya.
" Apa jadwalku besok Ga ?"
" Besok ada kunjungan selama dua minggu di Singapura Bos. "
" Dua minggu ? Apa keberangkatannya tidak bisa ditunda ? Adikku akan operasi. "
" Tidak bisa Bos. Bahkan bisa molor sampe satu bulan bos. Karena kita sudah terlalu sering mencancelnya. Banyak program kerja yang terbengkalai."
" Baiklah. Siapkan berkasnya. Oh iya. Carikan aku pengawal wanita dan pengawal laki-laki. "
" Untuk Nona Bia Bos ?"
" Iya. Tetap awasi Ghazzy dan Devan disana. Pastikan mereka hanya mendengar kabar baik tentang Bia. "
" Baik Bos. "
" Pastikan nanti malam pengawalnya sudah siap. "
" Baik bos. Tentang resign Nona Bia. Sudah deal Bos. Kata pengacara kita, Pesangon Nona Bia sudah ditransfer ke rekening nona Bia. "
" Lalu, apa kamu sudah menyiapkan rekening atas nama Bia ?"
" Sudah bos. Juga kartu kredit. "
" Bagus. "
****
Al celingukan sembari melihat seisi rumahnya. Ini sudah masuk waktu makan malam. Tapi Bia kenapa belum memanghilnya.
" Tuan. Maaf. Saya siapkan makan malamnya Tuan. "
" Tidak usah Bik. Dimana Bia ?"
" Masih sholat isya Tuan. "
" Setelah sholat suruh dia menemuiku di taman belakang. "
" Baik Tuan. "
Al segera beranjak dari dapur menuju taman.
" Non Bia sudah selesai shoalt ? " tanya Amy saat masuk ke kamarnya.
" Sudah Bi. Ada apa ?"
" Tuan menyuruh Non menemuinya di taman belakang"
" Tamannya di sebelah mana ?"
" Dibalik kamar Non Bia. "
" Baiklah. Aku akan kesana. "
" Kakinya sudah tidak apa-apa Non ?"
" Sudah mendingan Bik. Terima kasih. Pijatan Bibik mantap."
" Terima kasih. "
Bia keluar kamarnya dengan piyama panjang berwarna merah. Dan masih menggunakan jilbab.
Bia melihat Al sedang berenang di ujung sana. Dia hanya berdiri dengan melihat ponselnya. Ada chat dari Ghazzy yang mengabarkann sudah sampai dirumah dinas. Yang nantinya ditempati bersama Devan.
Cipratan air membuatnya mendongak.
" Ada apa memanggilku ?"
" Duduklah dulu. Aku selesaikan renangku satu putaran lagi. "
" Oke. "
Al melanjutkan berenang lagi. Tapi Bia tidak duduk. Dia kembali asyik chat dengan Ghazzy. hingga tersenyum sendiri.
Al yang tadi mengira Bia tengah melihatnya berenang dan akan memuji tubuh atletisnya menjadi marah saat melihat Bia tidak juga beranjak dari tempatnya berdiri. Rasa diabaikan membuat Al segera keluar dari kolam renang dan sengaja mengibaskan rambutnya yang ternyata panjang sebahu didepan Bia.
" Ehh,, apaan sih. " keluh Bia.
" Kenapa tidak menuruti perintahku. Kamu ada dirumah ini, jadi harus menuruti perintahku. "
Bia menelan salivanya melihat tatapan dingin Al. Kemudian dengan menunduk menuju kursi ditaman.
" Ada apa ? Aku mau istirahat. Aku masih masuk malam. "
" Tidak usah. Aku sudah mengirim pengacara untuk mengurus resign mu. Dan mereka sudah tranfer pesangonmu ke rekeningmu. "
" Apa ?!" seru Bia kaget hingga berdiri.
Dia langsung mengecek m-bankingnya. Ada seratus juta masuk ke rekeningnya.
" Kok langsung main resign sih. " ujarnya kesal.
Ada laki-laki dan perempuan masuk ke taman. Dengan menggunakan stelan hitamnya.
Al merapatkan bathrobnya. Kemudian mendekat ke arah Bia.
" Perkenalkan nama kalian. "
" Saya Wimpi. "
" Saya Randy. "
" Tugas kalian menjaga dan mengawal kemanapun Nona Bia pergi. " kata Al sembari membungkam mulut Bia dengan tangan kanannaya.
" Kalian boleh pergi. Bik Amy akan menunjukkan kamar kalian. "
" Baik Tuan. "
Al melepaskan bungkamannya.
" Kebiasaan. " gerutu Bia sembari mengusap bibirnya kasar.
Entah kenapa Al melihatnya membuat nafsunya bangkit.
* Ahh,, sialan. Gak mungkin karena dia. *
" Aku akan pergi keluar negeri untuk bisnis. "
" Berapa lama ?"
" Satu bulan. "
Al melipat tangannya di dada. Tidak suka dengan ekspresi sennag yang ditunjukkan Bia.
" Baiklah. "
" Sepertinya kamu senang sekali. "
" Tentu saja. " ucap Bia keceplosan. Hingga dia menuttup mulutnya sendiri.
" Aku akan pastikan pengawal menjagamu dengan ketat. " kata Al sembari mendekat ke arah Bia yang juga semakin mundur.
" Terserah kamu. Sudah kan bicaranya. Aku mau telpon Mas Ghazzy. " kata Bia pura-pura hendak menelpon.
Entah apa yang membuat Al semakin marah mendengar panggilan Mas untuk Ghazzy diucapkan Bia dengan mesranya.
Al merebut ponsel Bia dan membuangnya ke kolam renang.
" Aaahh,, ponselku. "
Bia yang kaget membuat tubuhnya oleng hingga kakinya terpeleset dan jatuh ke kolam rennag.
" Aaawww,,, " pekiknya saat merasa kakinya kembali nyeri.
" Salah kamu sendiri kan. " kata Al sambil tertawa.
Bia semakin lemah saat kakinya terasa semakin sakit. Hingga dia pingsan.
" Bi,,Biaaa,, Bia,,, !!!"
Al membuka bathrobnya kemudian menceburkan dirinya ke kolam renang dan menarik tubuh Bia dan membawa ponsel Bia menuju tepi kolam renang.
" Panggil dokter Leon. " seru Al pada Amy saat menggendong Bia menuju kamarnya.
Al melepaskan piyama Bia dan menggantinya dnegan sweater tebal miliknya kemudian menyuruh Amy untuk mengambilkan celana dan juga jilbb Bia. Al berkali-kali menelan salivanya saat mengganti baju Bia.
Bibir Bia sudah sedikit membiru karena kedinginan. Tanpa pikir panjang, Al segera mencium bibir itu hingga dia lupa si empunya tengah pingsan saat ini. Suara ketukan dipintu membuat Al tersadar. Dia menghapus bekas salivanya yang ada dibibir Bia. Kemudian segera menuju pintu dengan masih menggunakan bathrob.
" Apa yang terjadi ?" tanya Leon sambil memeriksa kondisi Bia.
" Dia hanya kaget. Apa dia belum makan ?"
Al sontak melihat Amy. Dan hanya mendapat gelengan kepala.
" Al,, apa yang kamu lakukan hah ?! Lusa dia harus mendonorkan darahnya. "
" Aku tidak tahu Om. "
" Maaf Tuan. Kaki nona Bia sakit. Karena itu, minta istirahat aja. "
" Sakit ? Kenapa ?" tanya Leon.
" Saya tidak tahu Tuan Leon. "
Leon memeriksa kaki kiri Bia. Al menepuk dahinya.
" Aah,, jatuh dari motor. Tadi pagi dia jatuh dari motor Om. " seru Al.
" Kamu gak bawa istrimu ke RS ?"
Al menggeleng lemah.
" Dasar kulkas !!!" umpat Leon kesal.
" Kaki kirinya retak Al !!!" geram Leon.
" Bawa ke rumah sakit sekarang. "
" Harus sekarang Om ?"
" Kamu mau kakinya diamputasi karena infeksi ?!"
" Baiklah. Baiklah. "
" Aku tunggu di rumah sakit. "
" Iya. Bik. Suruh Wimpi dan Randy bersiap-siap. "
" Baik Tuan. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments