Cinta Untuk Vita
Di sudut kota yang ramai dan padat, ada dua sejoli yang memadu kasih, mereka tengah berbahagia karena hanya tinggal satu langkah lagi menuju hari pernikahan nya.
Mereka Zovita dan Defa, yang sangat antusias membagikan kartu undangan kepada kerabat dan saudara.
Zovita dan Defa sudah 3 tahun berpacaran, melewati suka duka sebagai pasangan kekasih di tengah kota besar, karena satu pekerjaan yang mempertemukan mereka sampai akhirnya mereka menjadi pasangan kekasih.
Defa akhirnya melamar Zovita dan mengajak untuk melangsungkan pernikahan, tentu bagi seorang perempuan sangat bahagia karena di ajak ke jenjang yang lebih serius.
Zovita dan Defa memilih tanggal pernikahan dan mempersiapkan semua nya.
Setiap malam Zovita selalu membayangkan hari-hari indah itu, saat dirinya berada di pelaminan, dan menjadi seorang pengantin dengan gaun yang sangat cantik.
Zovita adalah anak sulung, tinggal hanya bersama ibu nya, karena sejak dia berusia 5 tahun kedua orang tua nya bercerai, sementara Ayah nya telah memiliki keluarga baru. Dari pernikahan baru nya, ayah Zovita memiliki dua anak namun Zovita jarang bertemu dengan ayahnya, karena semenjak ayah nya menikah lagi Zovita merasa tidak pernah di perhatikan.
Suatu hari, di malam yang mencekam di rumah Zovita, saat Zovita dan Ibu nya tengah terlelap tidur dan bermimpi indah, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menyelinap lewat jendela rumah nya, lelaki itu mencongkel jendela rumah Zovita.
Zovita mendengar suara teriakan minta tolong dari kamar sebelah, tepat di kamar Ibu nya.
Zovita ketakutan, namun khawatir kepada ibu nya, Zovita segera beranjak keluar dari kamar nya dan berlari ke arah suara teriakan Ibu nya, tiba di kamar Ibu nya, Zovita syok melihat Ibu nya sudah tergeletak berlumuran darah dengan seorang lelaki, bertubuh tinggi, besar di samping nya memegang sebilah pisau.
Zovita hampir pingsan dan mencoba menghampiri tubuh Ibu nya, tapi lelaki itu terus menatap Zovita.
"Aaaaa," teriak Zovita.
"Ibu!!! tidak!! siapa kamu? kamu apakan ibuku bajing*n?" Zovita terus berteriak yang membuat lelaki itu panik, karena takut terdengar tetangga sebelah.
"Tolong!!! tolong!!!"
Zovita terus berteriak berharap ada yang datang menolong nya.
Lelaki itu semakin kesal, melihat Zovita terus berteriak, lalu dia menghampiri Zovita.
"Apa yang kau mau? pergi!!!pergi!!!" ucap Zovita dengan suara yang bergetar, takut dan hancur melihat ibu nya sudah tergeletak.
"Tolong! tolong!"
Lelaki itu terus melihat ke arahnya, Zovita perlahan mundur, namun kaki nya terasa lemas untuk berlari, dia ingin berlari tapi dia terlalu syok dengan pemandangan di depan nya.
Dengan refleks, lelaki itu meraih tubuh Zovita dan membekap mulutnya, Zovita kesulitan bernafas dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya, tubuh Zovita di tarik dan di seret lalu Zovita di banting sekuat tenaga ke atas tempat tidur nya.
Lelaki itu berniat untuk melepaskan Zovita, tapi dia tergoda oleh bau aroma seorang gadis yang hanya menggunakan daster tidur yang tipis.
"Tidak, jangan! jangan! aku mohon lepaskan aku!" pinta Zovita.
Niat jahatnya muncul, dengan tangan yang masih membekap mulut Zovita, dia perlahan membuka baju yang di pakai Zovita.
"Mau apa kau brengs*k? tolong! tolong! mphhhh." Zovita terus berteriak, tapi langsung di tutup oleh tangan besar dan hitam lelaki itu.
Sekuat tenaga Zovita melawan, terus memberontak namun tenaga nya sangat lemah dan tidak berdaya, Zovita menangis sejadi-jadi nya.
Lelaki itu dengan beringas memperkosa nya tanpa ampun, dan tak peduli dengan permohonan Zovita yang meminta di lepaskan, dia hanya peduli dengan nafsu liarnya.
Semakin memberontak, lelaki itu semakin kasar layaknya seekor beruang yang sedang melahap mangsa nya, Zovita kehilangan kekuatan untuk melawan, karena lelaki itu terus menerus menampar wajahnya sampai kehilangan kesadaran nya.
Tubuh Zovita tergeletak di kasur itu dengan kain daster yang sudah robek, tempat yang acak-acakan dan sedikit luka, lelaki itu segera pergi begitu saja meninggalkan tubuh nya.
**
Saat tersadar dan membuka mata nya, Zovita kaget dengan suara ricuh di luar kamar nya, dan melihat tubuh nya yang di tutup dengan selimut tebal, dengan pakaian yang sudah sobek-sobek membalut tubuh nya.
Seseorang menghampirinya.
"Vita, kamu sudah sadar? kamu yang sabar ya, Vita, saya turut berduka dengan apa yang kamu alami," ucap seorang wanita paruh baya, sekaligus tetangga sebelah rumah Zovita.
"A-Apa? S-saya tidak mengerti bu? apa yang terjadi padaku?" sahut Zovita, karena dia pikir kejadian semalam hanya sebuah mimpi.
Dia tidak percaya.
"Tidak!! tidak!!" teriak Vita dan melempar semua yang ada di sekeliling nya, dia menangis histeris dan teriak tanpa henti, dan siapa pun yang akan menghampiri nya akan dia maki.
"Pergi!! pergi!!! jangan mendekat, kalian pergi!" Zovita terus berteriak histeris.
"Ibu!! Ibu!! Kamu dimana Ibu?"
Zovita terus berteriak dengan penampilan nya yang acak-acakan seperti orang gila, dia terus menangis dan menjambak rambut nya sendiri.
Beberapa polisi masuk.
"Vita, kita akan mengurus jenazah Ibu mu kamu yang tenang dulu ya," kata tetangga Zovita dengan sabar yang terus menenangkan nya.
"Jangan!!! Kalian jangan bawa pergi Ibu ku!!! " pinta Zovita seperti anak kecil yang sedang merengek.
Lalu polisi muncul, mencoba menjelaskan semua nya kepada Zovita, dengan penjelasan dari polisi Zovita baru sadar bahwa dia benar-benar tidak bermimpi.
Wajahnya kini tertunduk lesu, malu dengan apa yang dia alami, bahkan dia mengunci diri di kamar nya seharian setelah para pelayat pulang dan jenazah Ibu nya di makam kan.
Zovita menatap langit-langit, berfikir bahwa hidup nya sudah tidak ada artinya lagi, sudah tidak ada yang bisa di harapkan dari nya dan impian nya untuk berdiri di pelaminan kini sudah pupus.
"Ibu!!! Ibu!!!"
Zovita terus memanggil nama Ibu nya.
Dia baru ingat kepada sosok laki-laki yang sama sekali tidak dia lihat dari pagi, Zovita memikirkan kemana Defa? kenapa Defa tidak melihat nya? apakah Defa sudah tau dengan kondisi nya? dia bertanya-tanya, padahal dia butuh sosok nya.
Tok... Tok... Tok
Terdengar suara ketukan pintu kamar nya.
Zovita menoleh, apakah itu Defa?
Zovita beranjak segera membuka kunci pintu kamar nya, namun dia kecewa karena ternyata bukan Defa, melainkan Ayah nya.
"Vita!!!!" Ayah Zovita menghampiri nya dan segera memeluknya, air mata nya tak bisa di bendung lagi.
"Jangan bersedih, sayang! ada Ayah disini, di depan banyak saudara, ada paman, bibi juga," ucap Ayah nya mencoba membuat zovita tenang.
"Aaaaaaaaa, Ayah!!! kenapa ini terjadi kepada ku Ayah?" celetuk Zovita dengan tangis nya.
Tubuhnya langsung tersungkur di lantai, rasanya tidak sanggup lagi untuk bangun.
"Kamu yang sabar, maafkan Ayah, Vita, tidak ada saat...," ucap Ayah nya tidak sanggup lagi untuk meneruskan ucapan nya, hanya air mata yang terus membanjiri pipi nya.
" Ibu yah, Ibuuuu!!"
Tangis Zovita semakin pecah.
"Ayo kita makan! kamu belum mengisi perut mu dari pagi, nanti kamu sakit, Vita," ajak Ayah Zovita sembari menuntun tubuh Zovita bangun.
"Tidak, Ayah, aku tak mau makan apapun, biar saja lah. Aku sudah tak ingin lagi berada di dunia yang kejam ini," timpalnya, Zovita sudah tidak punya harapan lagi, tidak ada rasa lapar, karena kondisi nya yang sangat menyakit kan.
"Oh ya, tadi Defa memberi kabar sedang ada di luar kota, katanya dia tidak bisa melihat mu saat ini," ujar Ayah Zovita, Pak Irwan.
Zovita kesal mendengar nya, karena sepertinya Defa berbohong dan dia tahu Defa tidak sedang keluar kota, mungkin Defa malu untuk melihat nya.
"Pergi, Ayah! biarkan aku sendiri, jangan ganggu aku!" Zovita mendorong Ayah nya keluar dari kamar dan segera mengunci pintu kamar nya lagi.
Zovita menghempaskan tubuh nya ke kasur dan terus berteriak sekencang kencangnya di bawah bantal.
Di luar kamar masih terdengar suara orang yang sedang berbincang, saudara dan kerabat dekat nya, namun pandangan Zovita kosong, dia hanya melihat ke arah cermin dan menatap dirinya, dia menangisi keadaan nya sendiri.
"Kamu kotor Zovita! kamu lemah, kamu bodoh Zovita, menjijikan!!! " Zovita terus bergumam dan berbicara sendiri, kadang seperti tertawa tapi tiba-tiba menangis histeris.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments