Bab 3# Tidak Sesuai Ekspektasi Ibu Rani

Erika pulang ke rumah dengan menahan dadanya yang naik turun bergerumuh hebat.

Rasanya, Erika ingin sekali mengobrol empat mata dengan ibu mertuanya saat ini juga, tetapi ia harus memikirkan Icha yang tidak boleh menyaksikan terus menerus argumen pedas Ibu mertuanya.

"Sayang, Icha kan sudah makan. Sudah main juga. Jadi... Saatnya apa, Sayang?"

"Bobo ciang..."

"Pintar sekali!" Erika tersenyum sembari menarik pelan ujung hidung anaknya dengan gemas sembari tersenyum manis.

Setelah mencuci tangan dan kaki Icha, Erika pun membawa sosok mungil itu ke kamarnya. Mengeloni Icha sembari melantungkan nyanyian sholawatan. Tadinya, Icha sesekali menimpali sholawat itu dengan suara cadelnya, namun beberapa menit kemudian, Icha pun terlelap di dalam dekapan hangat kasih sayang Erika.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu tidur juga." Cup... Kecupan kasih sayang menyentuh kening Icha. Setelahnya, sisi sisi ranjang pun Erika beri bantal sebagai jaga jaga agar anaknya tidak terjatuh tatkala menggeliat atau bergerak dalam tidurnya.

Sedari tadi menahan nahan dadanya yang bergerumuh, akhirnya Erika berjalan mencari sosok ibu yang diagungkan oleh suaminya.

"Ibu kemana ya? Kok di kamar nggak ada?" Hanya kamar kosong yang ada di depan matanya. Pantas saja, tiga kali ketukan pintu sembari berseru tadi, malah nggak ada jawaban. Ternyata kosong!

Lanjut, Erika mencari Ibu mertuanya itu ke area dapur dan benar saja. Ibu Rani saat ini lagi makan.

Astagfirullah, lauk pauk dihabiskan semua tanpa menyisakan satu potong ikan goreng yang ia masak tadi. Hanya kuah sayur bayam saja yang masih terlihat di mangkuk itu.

"Kalau soal rasa masakan, Ibu memang akui keahlianmu," kata Ibu Rani ke Erika yang hanya menelan ludah pasrah saat ini. It's oke, ini hanya makanan, Erika ikhlas ridho meski perut nya pun pasti akan meminta jatah diisi. Tapi untuk suaminya, bagaimana coba? Mana bahan masakan di kulkas tidak ada stok.

"Jangan lupa dicuci langsung piringnya," titah songong si Ibu sembari menjilati sisa sisa sambel yang menempel di jari jarinya.

Erika membuang nafas lemah. Lalu menurut patuh menyusun alat bekas makan mertuanya. Rasa hormatnya ke Ibu Rani masih ada sampai saat ini. Tapi ia juga tidak tau, rasa sabar itu akan sepanjang apa? Manusiawi tak luput dari kata khilaf dan salah, bukan? Ia hanya takut nanti lepas kendali.

" Ibu, apa benar kata ibu Saida kalau Ibu memfitnah Erika selingkuh?" tanya Erika dengan nada bergetar karena menahan emosinya agar tidak meledak.

Belum ada jawaban, Ibu Rani beringsut ke arah wastafel untuk mencuci tangannya.

Erika mendekat sembari membawa piring kotor itu.

"Ibu kenapa tega memfitnah ku?"

Segera, Ibu Rani mendelik. Lalu menjawab ketus, "Itu bukan fitnah, tapi kenyataan. Kamu sering main ponsel sembari cengar cengir. Dan kata Ibu ibu jamiahan, itu tandanya sedang di chat mesra sama selingkuhannya."

"Astagfirullah, Ibu! Itu salah!" bantah Erika mulai tinggi intonasinya tanpa ia sadari. Ibu mertuanya dan para teman teman pengajiannya itu sepertinya percuma saja punya komunitas jamiahan, kalau ujung ujungnya hanya bergosip.

"Ibu nggak buta loh! Kamu memang sering bermain hape sembari momong Icha. Terus, kadang rumah berantakan pun, kamu abaikan. Asyiiiik saja mainan hape. Bagaimana Ibu nggak benci lihatnya!" omel Ibu Rani dengan menekan kata asyik.

Erika mengelus wajahnya, prustasi. "Bu, tolonglah, jangan menaruh posisi ku di pinggir jurang kehancuran. Aku takut fitnah ibu masuk ke kuping Mas Aldo, Bu." pintanya memohon.

"Memang itu yang saya mau..." batin Si Ibu menyahut sembari menyunggingkan bibirnya secara sinis.

Kalau ia ditanya, kenapa membenci Erika, maka jawabannya 'tidak tau'. Intinya, Ia tidak suka melihat Aldo terlalu memanjakan Erika yang tidak pantas untuk anaknya itu, pikirnya. Erika hanyalah anak yatim piatu dan dulunya penjaga toko buku yang dipersunting Aldo. Nggak ada untungnya sama sekali dirinya membesarkan anaknya itu, kalau kalau mendapat jodoh seperti Erika yang tidak bisa memberinya apa yang ia mau. Seperti, belanja bersama gitu. Ia juga mau moment itu layaknya cerita ibu-ibu pengajiannya, tetapi Erika ini tidak pernah ada niat baik untuk mengajaknya shoping. Gaji Aldo digenggam sendiri. Sedang ia, hanya diberi lima ratus perbulan. Kan kesal!

Dan ah, Erika itu pembawa sial dalam keluarganya. Suaminya meninggal, lalu rumah lamanya lepas terjual, pasti karena kesialan Erika. Itulah pikir sempit Ibu Rani. Erika pembawa sial!

"Ibu, Erika sering main hape itu karena kerjaan, Bu. Bukan selingkuh!"

"Halaah, alasan saja. Lagian kerja apa kamu? Cangkem mu itu kok pintar bohong?"

Astagfirullah...

"Erika jadi penulis, Bu. Lumayan buat tambah tambah menyambung isi dapur," sahut Erika kalem kalem mengkel dalam hati.

"Ibu nggak percaya! Kamu dan kita semua makan di sini itu karena duit jerih payah Aldo, bukan duitmu!"

Erika terdiam. Membalas perkataan Ibu mertuanya yang maha benar itu, pasti tidak akan ada ujung nya. Sampai mulutnya berbusa busa menjelaskan pun, maka akan tetap percuma karena si Ibu Mertuanya ini sudah memiliki asumsi sendiri.

Andai ia tidak punya perasaan, sudah ia jabarkan ini dan itu keuangan mereka yang menyedihkan. Gaji tiga juta dalam satu bulan cukup apa coba? Sedang lima ratus ribu, sudah seperti diwajibkan memberi mertuanya itu. Oke, Erika ikhlas. Meski bagaimana pun, Ibu memang tangguh jawab suaminya sebagai anak laki laki satu satunya.

Lebih lebih, ia punya cicilan pinjaman uang di bank sebesar delapan ratus lima ribu rupiah dalam jangkau dua tahun cicilan. Waktu itu, uangnya buat beli motor sang suami sebagai alat transportasi bekerja. Pikir Aldo, lebih baik ngutang di bank dari pada kredit motornya langsung. Rugi katanya!

Dan sambung menyambung, Erika auto mendapat dampak kesusahan ekonomi yang insyaallah ia selalu setia menjaga kehormatan suami dengan cara tidak mengeluh kekurangan di luar sana. Karena sebab itu, satu tahun yang lalu ada seorang teman sosmed-nya yang ngajakin kerja freelance. Kerja sambil momong anak adalah hal cerdasnya. Tetapi astagfirullah, ia malah difitnah. Sungguh menyakitkan untuk Erika.

"Assalamualaikum...!"

Ketegangan antara Erika dan Ibu Rani terganggu akan suara kepulangan Aldo.

"Waalaikumsalam...!" sahut Erika menyambut sang suami dengan nada baik. Ia tidak mau membuat pusing suaminya karena ketegangan tadi. Dan insyaallah Erika akan menceritakan pekerjaan freelance nya ke Aldo setelah suami nya ini sudah tidak lelah lagi. Daripada ada fitnah yang tidak tidak seperti tuduhan Ibu mertuanya yang mana mungkin mengerti sistem pekerjaan freelance itu seperti apa.

"Dek, aku lapar. Sediain makan ya." kata Aldo setelah Erika selesai mencium punggung tangannya.

Allahuakbar... Erika nyebut dalam hatinya sembari menepuk jidatnya. Tadi kan, semua lauk nya habis di makan mertunya. Bagaimana ini?

"Mas, aku masakin mie rebus, nggak apa ya?" Erika menunduk tatkala Aldo mentapnya penuh tanda tanya.

Sedang sang Ibu mertua diam diam tersenyum songong. Pasti ribut ini mah...ah serunya.

"Kamu nggak masak? "

Erika terdiam saat Aldo kembali berkata lagi.

"Ah, pasti uang belanjanya nggak ada ya? Maaf ya, pasti kamu pun lapar. Ini gajiku bulan ini. Semoga berkah ya!"

Mendengar pengertian suaminya, nyaris membuat Erika menangis haru. Tapi ia tahan tahan karena tidak mau dianggap lebay atau cengeng oleh mertuanya yang sedari tadi menjadi pendengar budiman.

"Ihh, kok nggak jadi ribut?!" Kesal Ibu Rani dalam hatinya karena apa yang ia lihat di depan mata tidak sesuai ekspektasinya.

Terpopuler

Comments

Irma Tjondroharto

Irma Tjondroharto

hemmmm...sebnre kenapa sih tuh orang...nyesel itu selalu diblkng ya...klo didpn apa ya?

2023-11-02

0

Ana

Ana

astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah
semoga Allah selalu melindungi, melapangkan hati Erika in sya Allah nanti Allah ganti dengan kebahagiaan tak terkira Aamiin

2022-12-15

0

anray

anray

sabar sabar sabar
mbah,bagiin sabarmu yo

2022-12-15

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!