Akhir Sebuah Perselingkuhan
Wina adalah dokter spesialis bedah termuda di rumah sakit H. Tak hanya cantik dan memiliki body goal idaman semua wanita, dia juga pandai. Karena kepandaiannya, dia sering diajak oleh dokter2 senior ketika melakukan operasi tak jarang pula ia menggantikan jadwal operasi dokter yang tiba2 berhalangan.
Wina memiliki seorang kekasih tampan, tinggi, dan cerdas yang menjabat sebagai CEO Perusahaan S. Hubungan mereka sudah berlangsung sekitar 1 tahun, tapi entah mengapa belum ada pembicaraan serius dari mereka berdua mengenai hubungan mereka. Dion yang selalu ingin menghabiskan waktu bersama kekasihnya harus sabar menunggu jadwal praktek Wina selesai, terkadang tak jarang kencan mereka batal karena Wina ada operasi dadakan pasien kecelakaan.
"Bos, ini ada undangan reuni kemping ke bogor, ikut gak" tanya Soni asistenku yang kebetulan temen seangkatan di kampus.
"Pengen sih ikut, tapi Wina mau gak ya, kan loe tau sendiri dia sibuknya kayak apa" jawabku.
"Ya kalo Wina gak bisa ikut, kan bisa sama gua bos, gitu aja kok repot" kata Soni.
"Ya nanti kutanya Wina dulu, bisa apa gak" balasku.
Akupun melihat jam dinding, jadwal praktek berakhir sebentar lagi langsung saja kuambil gawaiku kupencet gambar aplikasi hijau. Beberapa kali dering barulah tersambung.
"Sayang, weekend ini anak2 ngadain reuni ke Bogor, kamu mau ya ikut " ajak Dion.
"Maaf kak, hari sabtu aku ada praktek pagi, gimana kalo minggunya aja, hari minggu aku free" balas Wina.
"Gimana kalo kita berangkat sabtu siang aja setelah kamu praktek jadi kita masih bisa ikut acara meski kita gak berangkat bareng rombongan anak2" usul Dion.
"Boleh kak, kalo gitu selepas aku praktek kita langsung berangkat aja biar sampe sana gak kemalaman" jawabnya.
"Oke kalo gitu kamu sebelum berangkat praktek siap2 bawa baju ganti, besok sabtu siang aku jemput kamu terus langsung berangkat ke Bogor" ucapku penuh semangat.
"Siap kak" balasnya.
"Ahh, akhirnya aku bisa liburan ama Wina, susah sekali ngatur jadwal dengannya melebihi ngatur jadwal ama CEO aja" keluhku setelah panggilan kami terputus.
Hari ini aku sengaja lembur supaya besok sabtu dan minggu tidak ada lagi yang mengganggu acara reuni sekaligus kencanku sama Wina. Aku sengaja mengajak Wina ikut reuni karena aku tau Wina paling suka berkemah, apalagi acaranya di bukit Alesano karena disana kita bisa menyaksikan gemerlap kota Bogor di malam hari dan paginya kita bisa melihat pemandangan matahari terbit yang sangat cantik.
Dan keesokannya aku sudah menyiapkan tenda untuk kemping dan peralatan lainnya lalu kumasukkan semua ke dalam mobil. Aku memakai celana pendek selutut dengan kaos berkerah yang warnanya senada dengan hoodie milik Wina tak lupa sepatu kets dan kacamata hitam melengkapi outfitku hari ini. Akupun berangkat menuju rumah sakit untuk menjemput Wina setelah makan siang.
"Sayang, aku udah didepan rumah sakit, kamu selesai praktek jam berapa?" tanyaku.
"Bentar lagi kak, ini udah beres2 mau keluar" jawabnya.
"Oke kalo gitu aku tunggu di mobil" ucapku singkat.
" Baik, 5 menit lagi aku keluar " kata Wina sebelum menutup telpon.
Setelah 5 menit, kulihat Wina keluar sudah membawa ransel dan tas. Penampilannya sangat cantik dengan celana jeans dan sweater hoodie dan rambut yang diikat keatas menampilkan leher jenjangnya membuatnya terlihat semakin seksi. Akupun turun melambaikan tanganku dan diapun menghampiriku.
"Maaf kak, kalo agak lama" sesalnya.
"Untuk bidadariku yang cantik ini, seribu tahun pun aku rela menunggu" rayuku.
"Ishh gombal banget, ayo kita berangkat, semoga gak kena macet" ajaknya.
Kamipun berangkat, perjalanan dari sini ke Bogor sekitar 1 jam 40 menit dan untungnya tidak ada kemacetan meski weekend sehingga kami sampai disana masih sore.
Setelah memarkirkan mobil kami berjalan menuju ke arah perkemahan, kulihat sudah banyak tenda2 berdiri milik anak2, akupun mulai memasang tenda untuk kami. 20 menit kemudian tenda sudah berdiri. Aku mengajak Wina memasukkan barang barang kami ke dalam tenda. Setelah itu aku keluar mencari Soni dan teman2 lainnya guna menanyakan rincian acaranya.
"Son, mana ketua rombongannya, terus habis gini acaranya apa?" tanyaku pada Soni yang sudah sampai lebih dulu.
"Itu si Pablo ketuanya, katanya sih acara dimulai habis makan malam, ada games lalu lanjut dengan api unggun baru besoknya kita sama ke air terjun setelah liat sunrise" jawabnya.
"Oh gitu, oke dah nanti kalo sudah mulai acara aku keluar, aku mau ngasih tau Wina dulu" kataku
"Ngasih tau apa pacaran bos?" goda Soni.
"Ah rese loe Son, kayak gak pernah pacaran aja" balasku sambil berlalu meninggalkannya.
Di dalam tenda kulihat Wina sudah menata barang2 bawaan kami. Dia juga sudah menyiapkan alas untuk tempat tidur kami.
"Sayang, kamu istirahat aja, acara baru dimulai selepas makan malam" ucapku.
"Iya kak, aku mau berbaring sebentar, rasanya pinggangku sedikit lelah" keluhnya.
"Mau aku pijitin" tanyaku dengan menaik turunkan alisnya.
"Dasar kamu, jangan mesum ya, ini ditenda" ucapnya sewot.
"Mesum darimana, aku kan cuma menawarkan pijat gratis, kamu aja yang piktor, hayoo ngaku" godaku.
"Auk ahh" ucapnya sambil tidur membelakangiku.
Setelah makan malam, dilanjut dengan acara games dan api unggun, games kali ini adalah sambung nyanyi bagi yang salah atau lupa liriknya kena hukuman. Tibalah giliran Wina dan aku dan ternyata Wina hapal lagunya, lalu giliranku aku bingung, lagunya aja aku gak tau dan akhirnya kena hukumlah aku. Hukumannya hanya menari memakai daster tapi bagiku itu cukup memalukan masa seorang CEO disuruh nari pake daster. Mau tak mau akupun mengikuti alurnya. Hingga tak terasa hari udah malam, Wina mulai menguap, tanda ia mulai mengantuk, melihatnya akupun tak tega.
"Sayang kalo kamu ngantuk, kamu tidur dulu aja di tenda, nanti aku nyusul kalo acara sudah selesai" ucapku.
"Apa tidak apa jika aku tidur duluan kak" tanyanya.
"Gak apa mereka ngerti kok" jawabku.
Akhirnya Wina masuk duluan ke dalam tenda. Dan aku disini hingga acara api unggun selesai. Begitu selesai akupun menyusul Wina ke tenda. Akupun merebahkan tubuhku disampingnya dan tidur sambil memeluk tubuhnya.
Keesokan paginya aku terbangun karena suara telpon berdering.
"Sayang telponmu bunyi, angkat gih" ucapku serak.
"Halo, ya dok" jawabnya.
"Dokter Wina tolong kami, disini ada pasien kecelakaan beruntun, kami kekurangan tenaga untuk operasi" kata dokter disana.
"Tapi dok, saya lagi di Bogor, perjalanan ke rumah sakit butuh waktu hampir 2 jam" kata Wina.
"Gak apa dok, dokter langsung kesini aja disini juga kami masih harus siapin ruang OK nya sama nunggu hasil tes lab pasien juga" ucap dokter tadi.
"Kak maaf, aku harus ke rumah sakit, ada pasien kecelakaan beruntun dan disana kekurangan dokter bedah, kalo kakak gak bisa nganter aku balik sendiri aja, tapi mobil kakak kupinjam ya, nanti kakak nebeng sama Soni" ucap Wina setengah memohon.
"Tapi sayang, apa gak ada dokter lain gitu, kenapa harus kamu, ini di Bogor loh sayang" protesku.
"Iya tapi kak, ini kan sudah jadi tugas aku sebagai dokter yang harus selalu siaga, maaf ya kak, kumohon kakak bisa ngerti" sesalnya.
"Yaudah, kuantar kamu kembali ke Jakarta" ucapku malas.
Setelah berpamitan dengan teman2 semua kamipun pergi pagi2 buta kembali ke Jakarta. Bayangan indahnya menikmati sunrise di bukit Alesano lenyap sudah, meski dengan hati yang dongkol terpaksa aku mengantar Wina kembali karena tidak mungkin aku membiarkannya menyetir sendirian Jakarta-Bogor. Sesampainya di rumah sakit Wina langsung masuk ke dalam tanpa berpamitan. Aku pun hanya bisa geleng2 kepala dengan kelakuannya.
"Rencana kencan gagal sudah" keluhku.
Akupun melajukan mobilku untuk kembali kerumah karena gak mungkin aku nungguin Wina yang belum tau kapan selesainya.
Di rumah karena gabut, iseng2 kubuka medsosku, kulihat Nia sahabat lamaku telah kembali ke Indo, Nia melanjutkan S2 di negeri paman Sam dan kini ia telah kembali. Langsung saja kuhubungi dia kuajak ketemuan karena aku begitu merindukannya.
"Nia, loe balik Indo kenapa gak bilang2" protesku begitu telepon terjawab.
"Hehehe maaf Di, aku kelupaan karena begitu sampai aku langsung dihadapkan dengan masalah perusahaan bokap jadi lupa" ucapnya sambil nyengir.
"Ya udah gue ke rumah loe sekarang" ucapku tanpa mendengar bantahan disana.
Begitu sampai dirumahnya, aku langsung masuk karena satpam sama pembantu sudah mengenalku. Kucari dia dikamarnya.
"Nia, gue kangen banget ama loe" ucapku sambil memeluknya erat.
"Gue juga kangen ama loe Di" ucapnya.
"Kapan loe balik?" tanyaku.
"Minggu lalu" jawabnya.
"Jahat banget sih, pulang gak kasih kabar, kalo gue gak liat update status loe di medsos, gak bakalan gue tahu kalo loe udah pulang" keluhku.
"Hehehe maaf ya Di, gue gak sempet, but you're the best friend for me, gimana kamu udah married belum?" tanyanya.
"Kalo gue married, gua pasti ngundang elu dodol" sewotku.
"Ya kali aja kamu married diem2 karena MBA" ucapnya.
"Sialan loe, emang gue cowok apaan, gue aja nih selama pacaran paling cuma ciuman pelukan doang gak lebih dari itu" ucapku.
"Masa sih?" katanya tak percaya.
"Eh beneran, gini2 gua cowok baik2" balasku.
"Mau gak gua ajarin jadi cowok yang sedikit NA-KAL" ucapnya dengan nada sensual.
"Ogah, gua masih pengen jadi cowok baik2" ujarku.
Lalu mengalirlah cerita tentang hubunganku dan Wina, tentang kesibukan Wina, kesepianku saat tiba2 ditinggal Wina saat kencan, hingga terakhir gagal kemping tadi. Dan akhirnya Nia mengusulkan kalo kita FWB aja. Jadi saat Wina gak ada, gua bisa jalan ama Nia dan gua gak bakalan kesepian, begitu katanya.
"Gimana menurut loe rencana gue?" tanya Nia.
"Entahlah kupikir2 dulu" jawabku.
"Kamu tau gak, dari sejak SMA gue itu udah suka sama loe, tapi gue takut kalo gue jujur sama loe, loe bakal menjauh dari gue, dan gak mau itu terjadi, tenang aja gue gak akan nuntut loe buat nerima cinta gue pas kita jalanin FWB, loe kabari aja kalo loe udah ada jawabannya" ucapnya.
Aku hanya diam saja, karena bingung harus menjawab apa. Setelah sesi curhat dan temu kangen bareng Nia aku langsung pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan badanku ke kasur karena pikiranku melayang memikirkan ucapan Nia tadi, lalu kuambil hp. Tidak ada satu pesanpun dari Wina.
"Apakah cuma gue ya yang sayang ama dia, kok dia gak ada perhatiannya sama sekali ke gue" pikirku melayang.
Karena kelamaan melamun, akupun tertidur. Aku terbangun saat hari telah gelap. Kulihat kembali gawaiku, masih belum ada chat dari Wina. Sesibuk apa dia sampai lupa mengabariku.
Hari Senin telah tiba, waktunya kembali ke kantor. Pagi ini aku disibukkan dengan rapat komisaris hingga menjelang siang, niat hati ingin makan siang bareng Wina apa daya berkas masih menumpuk di meja. Dengan semangat 45 aku segera menyelesaikan semua berkas2 tadi supaya nanti malam aku bisa dinner bareng Wina. Aku sudah sangat merindukannya.
Akhirnya semua berkas telah selesai. Kuambil gawaiku lalu kupencet nomor Wina
"Halo sayang, aku mau ngajak kamu dinner, kamu udah selesai praktek?" tanyaku.
" Udah kak, kebetulan ini mau pulang, maaf kak kemaren gak sempet kasih kabar karena habis operasi aku langsung tertidur" ucapnya penuh sesal.
"Oke, sekarang kujemput ya" balasku.
Begitu sampai di rumah sakit, aku langsung menghubungi Wina.
"Sayang aku udah sampai" ucapku semangat.
"Maaf kak, pasien ugd membludak dan kami kekurangan dokter, mau tak mau aku harus bantuin, maaf ya kak, dinner kita harus batal" sesalnya.
Aku begitu emosi mendengar ucapan Wina sehingga tanpa menjawab perkataaannya langsung saja kututup telponnya. Kucari kontak Nia segera aja kuhubungi dia.
"Nia, oke gue terima saran loe, gue tunggu loe di cafe tempat kita nongkrong biasanya" ucapku.
Mendengar itu Nia pun tersenyum. Dia pun menjawab, "Gue otewe."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ida Blado
masa kekurangan dokter terus,,,, ya gk nyalaahin dion jg,baagaimanapun dia butuh org yg di cintai untuk sekedar meleoas rindu.tpi di sini lgi2 wina yg milih tugas.nah yg bikin heran masa tiap waktu kekurangan dokter trs itu RS,,,,,ya paling enggak untuk gaanti waktu ya mbok ambil cuti sehari buat waktu bersama
2023-01-01
1
Xyylva Xyylva
hadir thor
bodohnya kamu dion.seharusnya kamu bahas dulu dgn wina.bukan malah selingkuh dgn nia.dasar pria bego.ketahuan baru nyesal kamu dion
2022-12-22
1