Ketika Dion dan Wina pergi keluar, Nia memulai rencananya, dia membisikkan sesuatu pada seorang pelayan. Melihat Dion sudah kembali duduk di tempatnya, Nia mendekatinya, dia sengaja duduk di tempat Wina tadi.
"Habis gini acaranya apa sayang?" tanya Nia.
"Gak ada cuma games sama ramah tamah saja" jawabku.
"Gimana kalo kita adakan pesta dansa" usul Nia.
"Boleh juga tuh bos, biar agak rame" sahut Soni.
"Oke nanti kamu bilang MC nya sebelum ramah tamah akan ada pesta dansa" perintahku pada Soni.
"Siap bos" jawabnya.
Setelah Soni membisikkan rencana dadakan pada MC, tak lama dia pun mengumumkan acara selanjutnya adalah pesta dansa dan aturannya ketika music berhenti kita harus bertukar pasangan.
Mendengar itu Nia tersenyum, dia sudah punya rencana tentang pesta dansa ini. Music pun diputar, Nia langsung menarik Dion untuk dansa bersamanya, sementara di pojok ruangan fotografer bayaran sudah siap mengambil gambar ketika mendapatkan angel yang sesuai.
"Di, aku seneng banget bisa dansa sama kamu" ucap Nia sambil mengalungkan tangannya di leherku.
"Aku juga seneng, kamu bisa nemenin aku sampai acara selesai" ucapku dengan tangan memegang erat pinggangnya.
"Bisa gak kamu cukup denganku saja?" tanyanya kemudian dia menempelkan kepalanya di dadaku.
"Untuk soal itu, aku belum bisa, aku memang sayang banget sama kamu, tapi aku juga belum bisa meninggalkannya untuk saat ini, kamu sabar ya" ucapku sambil membelai pipinya.
Music pun berhenti saatnya untuk rolling, dan akhirnya Nia berpasangan dengan Soni, sementara Dion berpasangan dengan wanita yang sudah berumur, mungkin salah satu pegawainya.
Setelah acara dansa selesai tibalah ramah tamah. Khusus untuk CEO dan para petinggi perusahaan tempat makannya dibedakan, jadi untuk karyawan ada di meja prasmanan, sedangkan untuk CEO hidangan disajikan di meja tempat mereka duduk. Nia sudah memberi kode pada pelayan untuk menghidangkan makanan. Ada beragam menu tersaji di meja, mulai dari ayam bakar, sup asparagus,capcay, dan bistik daging sapi. Ada juga menu western seperti rosemary chicken, macaroni schotel, french toast, dan terakhir salad buah.
"Sayang, mau kuambilkan lauk apa?" tanya Nia.
"Aku mau rosemary chicken sama bistik daging sapi" jawabku.
Nia langsung mengambilkan menu yang kuinginkan tak lupa jus jambu kesukaanku. Akupun mengucapkan terima kasih padanya sebelum mulai makan.
Setelah meja dibersihkan aku pamit ke toilet untuk membasuh muka. Setelah kubasuh mukaku tiba tiba aku merasa dunia berputar, kupegang wastafel kamar mandi untuk menjaga keseimbangan. Setelah agak membaik akupun keluar dan memutuskan untuk pulang. Aku menghubungi Soni untuk meneruskan acara.
Sampai di lobi aku menelpon sopir untuk mengantarku pulang, karena tidak mungkin menyetir sendiri dengan kondisiku saat ini. Nia pun menghampiriku.
"Kamu kenapa?" tanyanya.
"Entahlah, rasanya kepalaku terasa berat, dan dunia rasanya berputar putar, mungkin vertigo ku kambuh" ucapku.
"Biar kuantar pulang" ucapnya.
Nia pun memapahku berjalan ke mobil. Sampai di mobil akupun terjatuh tak sadarkan diri. Pak Joni, sopirku yang membantu membawaku masuk ke dalam mobil. Ketika Nia hendak ikut masuk mobil, Soni memanggilnya,
"Nia, itu pak bos kenapa?" tanya Soni.
"Tak tahu tiba tiba aja bilang pusing terus pingsan deh, ini mau kubawa pulang" ucap Nia ketus.
"Udah kamu pulang ama supir aja, si Bos biar aku yang bawa" kata Soni.
"Loh, bukannya kamu disuruh nemenin tamu yang belum pulang" protesnya.
"Udah kuwakilkan" jawab Soni lantang.
"Sial, gara gara Soni, rencana gua jadi gagal padahal sudah tinggal selangkah lagi, ini juga si Edo yang diminta obat perangsang, kenapa malah jadi obat tidur" Nia masuk ke dalam mobil sambil menggerutu.
Keesokannya aku bangun dengan kepala yang berat, padahal seingatku tadi malam tidak minum alkohol di pesta, tapi kenapa tiba tiba merasa pusing. Aku pun menelepon dokter langgananku untuk datang memeriksa. Dan hasilnya aku sehat sehat saja. Tak ambil pusing dengan kondisi tubuhnya, Dion langsung mandi dan pergi ke kantor.
Sesampainya di kantor seperti biasa, satpam dan karyawan lainnya menyapa, aku hanya tersenyum saja. Begitu sampai di dalam ruangan kurebahkan tubuhku ke kursi, kulihat gawai sebentar, dan ternyata ada beberapa pesan dari beberapa kolega mengucapkan selamat, paling banyak dari Nia menanyakan kondisiku dan terakhir hanya satu pesan dari Wina. Aku hanya membaca pesan Wina
"Pagi kak, gimana acaranya semalam? Sukses pastinya. Maaf kak, Wina gak bisa menemani kakak hingga akhir acara, nanti siang aku free, kita bisa makan siang bareng sebagai penebus waktu kemaren. Kalo iya nanti kakak gak usah kesini biar aku yang jemput kakak di kantor, gimana?" tanyanya.
"Oke sayang, kutunggu kamu" jawabku sambil tersenyum.
Akupun melanjutkan pekerjaanku dengan hati yang gembira karena ternyata Wina masih perhatian padaku, kupikir dia tidak menyayangiku sebesar aku menyayanginya. Ah tak sabar menunggu siang.
Waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang, Wina bersiap siap datang ke kantor Dion dengan membawa makanan kesukaan Dion. Berikut hadiah yang disiapkannya untuk Dion. Harusnya kado itu diberikan tadi malam, tapi berhubung dia ada operasi dadakan jadi lupa ngasih.
Setelah sampai didepan ruangan Dion, Wina mengetuk pintu, setelah terdengar kata masuk, barulah dia membuka pintu. Begitu pintu dibuka Dion pun mendongak, "Hai sayang, cepet banget sampainya, padahal belum jam makan siang" ucapku sambil berdiri dan merentangkan tangan.
"Iya kak, sengaja diawali, takut seperti kemaren" ucapnya sambil menghamburkan tubuhnya.
"Gak mungkin lah sayang, masa udah janjian ditinggal" balasku.
Wina hanya mengedikkan bahunya, lalu mulai menata makanan yang di bawa ke meja. Wina menyuruhku untuk duduk di sampingnya. Kemudian mengambil makanan agak banyak lalu menyuapiku, "Aaaakkk" ucapnya.
"Sayang, aku bisa makan sendiri" protesku.
"Sudah kakak jangan protes, diem dan nurut aja" ocehnya.
Kami pun makan sepiring berdua. Sesungguhnya aku malah senang diperlakukan seperti ini. Inginku kalo bisa tiap hari begini. Karena jarang jarang Wina ada waktu untukku dan momen seperti ini bagiku sangat langka. Aku makan dengan semangat 45. Hingga dalam sekejap sepiring nasi telah habis.
"Mau tambah kak?" tawarnya.
"Enggak sayang, aku sudah kenyang" ucapku.
Setelah mencuci tangan dan merapikan meja. Wina mengambil paper bag dan kotak berwarna biru kemudian diberikannya padaku.
"Apa ini sayang" tanyaku.
"Ini hadiah untuk CEO yang smart, tampan, dan bertanggung jawab" katanya.
Kubuka paper bag dan didalamnya ada 2 kotak kecil. Kotak pertama berisi dasi warna grey dengan garis garis ungu. Dan kotak kedua berisi smart mug yang bisa membuat teh atau kopi awet panasnya. Dan terakhir kotak paling besar ternyata berisi flower box dengan harum aromaterapi.
"Sayang, hadiahnya banyak banget, aku suka sekali, makasih ya" ucapku sambil memeluk dan mencium keningnya.
"Sama sama kak, oh iya ini bunganya kutaruh di meja ya biar wanginya sampe ke tempat kakak duduk" katanya.
"Kamu atur aja lah sayang" ucapku.
Belum puas bermesraan sama Wina, Soni nyelonong masuk mengatakan jika sebentar lagi aku ada janji ketemu klien di restoran X. Ah dasar si Soni sukanya mengganggu kesenangan orang saja. Aku yang emosi hampir saja akan mengumpat tapi ditahan oleh Wina, "Sudah tidak apa, jangan marah gitu dong, kasihan Soni udah banyak kerjaan, masih juga dimarahi. Ya sudah kalo gitu aku pulang dulu ya kak" ucapnya menenangkanku.
"Hhmm" jawabku malas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments