My Husband'S Secret
☘️☘️☘️
"Arghh..." teriak seorang gadis remaja yang menggenakan seragam putih-biru.
Brakkk!
Pria yang baru saja menabrak gadis remaja tersebut dengan cepat keluar dari mobilnya. Dia melihat gadis itu sudah tergeletak dengan seragam yang berlumuran darah.
Mulut pria itu bungkam dan tak bisa berkata apa-apa. Dia sudah keringat dingin melihat bahwa dia telah menabrak seseorang. Pria itu melirik ke semua arah melihat situasi, setelah dia tak melihat siapapun di sana. Dia pun membopong tubuh mungil gadis tersebut masuk ke dalam mobil dan melarikannya ke rumah sakit setempat.
Sesampai di sana gadis itu langsung ditangani oleh para suster dan dokter, lalu dimasukan ke ruang operasi. Pria itu bingung menghubungi keluarga anak itu, dia tak mengenal keluarga anak itu, dia pun orang pendatang di tempat itu jadi dia tak tau harus berbuat apa. Dan dia juga takut jika pihak keluarga korban akan menuntutnya atas perbuatannya ini.
***
Terlihat perempuan dengan paras cantik memotong bawang merah dengan air mata yang sudah jatuh di pipi mulusnya itu. Di dapur yang terbilang cukup minimalis dan sederhana ia menikmati kegiatannya di pagi yang cerah ini, hingga ia dibuyarkan oleh seseorang pria yang memeluk pinggangnya dari arah belakang.
"Sedang apa Dek?" tanya pria yang sudah tiga bulan ini menjadi suaminya.
"Mau buat nasi goreng."
"Lalu kenapa air mata istri Mas ini jatuh ke wajah cantiknya ini?"
Ezra suaminya menghapus air mata istirnya yang sempat terjatuh itu.
"Bawangnya jahat banget, dia buat aku nangis kayak gini," adu Yumna dengan manja sambil memanyunkan bibirnya.
"Berani-beraninya kamu membuat istri cantik ku ini menangis? Aku saja tak pernah membuat istri ku ini menangis, dan kamu berani-beraninya membuat wanita yang kucintai ini menangis!"
Ezra terlihat seperti orang bodoh memarahi bawang yang membuat istrinya mengeluarkan air mata. Sontak membuat Yumna tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan konyol suaminya ini.
"Sekarang Adek jangan nangis lagi ya? Mas sudah memarahi bawangnya yang buat kamu menangis."
"Terserah Mas saja, lebih baik Mas mandi, lalu kita sama-sama sarapan di meja makan."
Ezra pun pergi ke kamar mandi dengan menenteng handuk di pundaknya. Selang beberapa lama Ezra keluar dari kamar mandi dengan handuk diikat di pinggang. Tubuh bagian atasnya polos tanpa menggunakan baju sehingga tubuh sixpack nya terlihat dengan jelas.
"Hmmm... nasi gorengnya buat cacing di perut ku meronta untuk diisi," Ezra duduk di meja makan ingin melahap nasi goreng yang dibuat istrinya itu.
Belum saja satu suapan nasi goreng itu masuk ke dalam mulutnya, Yumna langsung mengambil nasi goreng itu dari hadapan Ezra.
"Mas pakai baju dulu, baru sarapan. Nanti Mas masuk angin lho!"
"Mas sudah lapar banget Dek! Mas sarapan dulu ya baru memakai baju?" wajah Ezra memelas agar istrinya memberi ia sarapan terlebih dahulu.
"Pakai baju dulu baru sarapan!"
Dengan wajah lesu Ezra menyeret tubuhnya ke kamarnya untuk memasang baju kerjanya lalu kembali lagi ke meja makan untuk kembali menyantap sarapannya yang tak jadi tadi.
"Nah kan ini baru ganteng, sekarang Mas bisa sarapan," ucap Yumna dengan senyum manisnya.
"Dari dulu Mas memang ganteng, Adek aja yang baru sadar dengan ketampanan suaminya ini."
"Iya iya aku mengakui bahwa suami ku ini ganteng banget."
Selesai dengan sarapan mereka, Yumna mengantarkan suaminya ke depan untuk pergi kerja. Tak lupa setiap harinya Yumna selalu menyiapkan bekal untuk suaminya agar lebih irit.
Suaminya bekerja sebagai karyawan di salah satu cabang perusahaan Rahardian Grup di kota mereka, kota Surabaya. Gaji suaminya lumayan untuk membayar kontrakan serta biaya hidup mereka.
Sedangkan Yumna mempunyai gelar S.pd dan mengajar di salah satu sekolah menengah pertama di desanya, walaupun gaji tak sebanding dengan gaji suaminya tapi setidaknya dia bisa membantu pengeluaran rumah tangga mereka. Taukan bagaimana gaji guru honorer, pekerjaan mulia tapi gaji main-main.
Tapi Yumna dengan ikhlas menjadi seseorang guru bisa membantu anak-anak untuk menjadi generasi lebih maju, karena itulah cita-citanya selama ini.
"Mas pulang seperti biasa kan?" suaminya itu biasa pulang bekerja jam lima sore tapi terkadang dia sering lebur untuk mendapat bonus tambahan.
"Sepertinya Mas akan lembur hari ini, jadi Adek nggak usah tungguin aku."
"Memangnya Mas pulang jam berapa?"
"Sepertinya sekitar sebelas malam."
"Apa nggak bisa lebih cepat pulangnya?"
"Mas juga maunya seperti itu, tapi sayang jika tak mengambil lembur, lumayan uangnya untuk ditabung."
"Kalau kayak gitu, aku izin nanti ke rumah Bapak. Kalau di sini aku merasa kesepian, apalagi Mas pulang larut malam."
"Memangnya hari ini nggak ngajar?"
"Ngajar sih, tapi setelah pulang ngajar mau langsung ke rumah Bapak."
"Terserah kamu saja Dek, kalau gitu aku berangkat kerja dulu, as'salamualaikum..."
"Wa'alaikumussalam..."
Sebelum pergi Yumna selalu mencium tangan suaminya sebagai bentuk hormatnya pada suami. Kemudian Ezra menjalankan motor matic nya menyusuri perjalanan menuju ke tempat kerjanya.
Yumna menghela nafas lalu hendak masuk ke dalam, tapi langkahnya terhenti oleh para tetangga yang sering kepo dengan kehidupan rumah tangganya.
"Pak Ezra pergi kerja ya?" tanya tetangga di samping kontrakannya itu.
"Iya Buk!" jawabnya dengan senyuman manis.
"Beruntung kali buk Yumna dapat suami ganteng kayak Pak Ezra. Udah ganteng, pekerjaan kantor lagi tapi sayang rumah masih ngontrak," celetuk tetangganya itu.
"Alhamdulillah Buk! Kami juga sedang menabung uang untuk membeli rumah, doakan saja uangnya bisa terkumpul agar tak mengontrak lagi dan tak bertetangga dengan Ibu."
Setelah mengatakan itu Yumna masuk ke dalam lalu menutup pintu kontrakannya. Memang warga di sana sering kepo dan selalu mengurus kehidupan orang lain. Apalagi mereka sering membicarakan tentang dirinya dan suami.
Memang para tetangga di sana tak ada kerjaan hingga sering mengurusi hidup orang lain, maklum di desanya jarang ada orang yang berpendidikan bahkan di desanya masih banyak yang berpikir bahwa perempuan tak pantas untuk berpendidikan terlalu tinggi agar suaminya tak minder jika bersanding dengannya.
Tapi tidak berlaku di keluarganya. Walaupun bapaknya seorang buruh tani tapi tekat dirinya dan dukungan dari kedua orang tuanya membuat dirinya bisa sampai sarjana seperti ini, walaupun banyak orang yang menggunjing dirinya yang tak berterima kasih pada kedua orang tuanya, sebab selesai wisuda Yumna langsung menikah di usia 22 tahun dengan suaminya yang berumur 29 tahun.
Tapi mereka tak mau tau kebenarannya seperti apa sehingga sering menyalahkan Yumna yang tak mau berbalas budi pada kedua orang tuannya setelah membiayai dirinya kuliah.
Selesai membereskan rumah Yumna pun pergi mengajar ke sekolah, dia hanya berjalan kaki pergi ke tempat mengajar karena tak begitu jauh dari kontrakannya dan bisa juga untuk menghemat uang.
Karena hari ini hari Jum'at seperti biasa sekolah akan pulang pagi.
"Lagi apa Na?" tanya Haikal salah satu guru di sana sekaligus teman SMA nya dulu.
"Ini lagi nunggu angkot."
"Lho! Bukannya kamu sering jalan kaki kalau pulang?"
"Aku mau ke rumah Bapak hari ini, nggak mungkin kan jalan kaki ke rumah beliau, ya walaupun rumahnya cuma beda satu desa."
"Kalau gitu aku antar aja."
"Eh nggak usah repot-repot!" tolak Yumna dengan halus.
"Lagian tujuan kita satu arah, jadi nggak buat aku merasa direpotkan."
"Bukan seperti itu, tapi kamu tau kan aku sudah bersuami. Nggak enak jika orang melihat kita berboncengan seperti ini, aku juga harus menjaga perasaan suami ku."
"Aku mengerti kok, kalau gitu aku pamit dulu as'salamualaikum..." Haikal berlalu pergi dengan mengendarai motornya.
See you again ^_^
Jangan lupa like, komen dan vote ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments