5. Nasi Basi

☘️☘️☘️

"As'salamualaikum, Buk... Pak!" panggil Yumna sambil mengetuk pintu rumah orang tuanya.

Sudah lama dia tak pernah datang ke rumah orang tuanya, padahal tempat tinggalnya tak terlalu jauh bahkan terbilang dekat dari rumah orang tuanya, tapi karena begitu sibuk menjadi seorang istri membuatnya tak pernah ada sempat untuk mengunjungi rumah orang tuanya.

"Wa'alaikumussalam..." seseorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik membuka pintu rumahnya.

Raut wajahnya terlihat begitu senang melihat seseorang yang ia rindukan selama hampir tiga bulan ini.

"Yumna/Ibu..." mereka berdua langsung berpelukan melepaskan kerinduan selama beberapa bulan ini.

"Ibu, Yumna rindu Ibu," lirih Yumna ingin menumpahkan air matanya yang sudah ditahan sedari tadi.

"Ibu juga rindu kamu."

"Bapak nggak dirindukan juga?" tiba-tiba pak Bayu keluar mendengar suara anak semata wayangnya ada di luar.

Yumna pun berhamburan ke pak Bayu mencium tangan bapaknya itu, lalu memeluk bapak yang selalu ada untuknya selama ini.

"Yumna juga rindu sama Bapak," ujar Yumna memeluk bapaknya. Pak Bayu mengelus-elus kepala anaknya seperti biasa.

"Di mana suami mu?" tanya buk Ayu yang hanya melihat anaknya saja.

"Mas Ezra lagi kerja."

"Ngobrolnya di dalam saja, nggak enak dilihat sama tetangga," celetuk pak Bayu. Mereka pun masuk ke dalam lalu menutup pintu rumah mereka.

Di dalam mereka mengobrol dan melepas kerinduan selama beberapa bulan terakhir ini. Yumna menceritakan tentang rumah tangganya yang begitu harmonis, yang suaminya begitu baik dan perhatian padanya.

Mendengar itu pak Bayu dan buk Ayu merasa bahagia dan merasa tepat telah menitipkan anaknya pada pria seperti Ezra yang sekarang menjadi menantu mereka saat ini.

"Ibu buat lauk apak hari ini? Perut ku terasa keroncong dari tadi," ujar Yumna mengelus-elus perutnya yang ingin di isi.

"Ibu hanya buat sambal teri, kalau Ibu tau kamu datang pasti Ibu akan buatkan kamu makanan yang enak."

"Itu juga sudah enak Buk, kalau gitu Yumna mau makan. Dari tadi cacing di perut Yumna pada demo semua."

Yumna pergi mengambil piring lalu menuangkan nasi ke dalam piringnya, tapi tercium nasinya seperti sudah basi.

"Buk, kayaknya nasi ini sudah basi."

"Masak sih? Padahal Ibu baru masak nasi pagi tadi. Kok cepat basi?" buk Ayu jadi heran. Ia pun menghampiri Yumna untuk melihat apakah nasinya memang sudah basi.

Ketika mencium bau nasinya, tak ada tanda-tanda bahwa nasinya sudah basi.

"Ngarang kamu Na! Nasinya nggak basi sama sekali," celetuk buk Ayu yang mencium bahwa nasinya tak sama sekali basi.

"Beneran kok Buk, nasinya bau basi kayak gitu," Yumna kekeh mengatakan bahwa nasinya sudah basi hingga perutnya yang tadi terasa lapar sudah tak ada nafsu untuk makan ketika mencium bau nasinya yang sudah basi.

"Penciuman mu kayaknya kurang bagus, makanya beranggapan nasinya sudah basi. Padahal jelas-jelas Ibu masak nasinya tadi pagi jadi nggak mungkin kalau basi secepat ini."

"Terserah Ibu aja, Yumna udah nggak nafsu makan lagi," Yumna pun pergi meninggalkan ibunya karena tak tahan mencium bau nasinya.

"Jadi kamu nggak jadi makan nih?" tanya buk Ayu yang melihat anaknya sudah masuk ke dalam kamar.

"Nggak jadi Buk!" teriak Yumna dari dalam kamar.

Buk Ayu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja melihat tingkah anaknya seperti itu. Padahal dia tak pernah bersikap seperti itu selama ini tapi hari ini dia begitu sangat aneh.

"Mungkin mood nya kurang bagus hari ini atau dia sedang datang bulan?" gumam buk Ayu yang memikirkan sikap anaknya tadi.

Maghrib pun tiba, Yumna keluar dari kamarnya untuk mengambil air wudhu. Ketika berpapasan dengan ibunya, ia langsung mencegah ibunya untuk meminta maaf karena telah bersikap tak sopan tadi siang.

"Maaf dengan kelakukan Yumna tadi Buk, Yumna tak tau kenapa sikap Yumna seperti itu," lirih Yumna memegang kedua tangan ibunya begitu merasa bersalah.

"Ibu sudah maafkan! Mungkin kamu lagi datang bulan makanya bertingkat seperti itu."

"Tapi Yumna nggak lagi datang bulan," Yumna juga sempat berpikir keras kenapa dirinya bersikap spontan seperti tadi siang pada ibunya, padahal hanya gara-gara nasi.

"Kamu nggak usah mikirin hal itu, lebih baik kamu sholat gih! Nanti keburu habis waktu Magrib."

Yumna pun bergegas pergi mengambil wudhu lalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Na!" panggil buk Ayu pada anaknya yang baru selesai sholat.

"Iya Buk?"

"Kamu makan dulu ya? Dari tadi siang kamu belum makan sama sekali, nanti kamu sakit lho."

"Yumna nggak ada nafsu buat makan, lebih baik Yumna pulang ke kontrakan."

"Kamu diantar sama Bapak aja, bahaya perempuan pulang sendiri masih magrib seperti ini."

Yumna pun hanya mengganggu kan kepalanya setuju. Kemudian pak Bayu pun mengantarkan putrinya kembali pulang ke kontrakan suaminya.

Buk Ayu dan Pak Bayu sebenarnya masih ingin melihat anaknya tetap berada di rumah mereka, tapi mereka ingat bahwa anaknya sudah berkeluarga.

"Terima kasih Pak sudah repot-repot mau antar Yumna pulang, Bapak hati-hati di jalan," ujar Yumna baru selesai turun dari motor butut bapaknya itu.

Walaupun motor butut tapi motor itu sangat bersejarah bagi keluarga mereka terutama bagi Yumna yang dulu sering mengendarai motor itu untuk pergi kuliah.

"Kalau gitu Bapak pulang dulu, as'salamualaikum..." ujar pak Bayu lalu menjalankan motor nya.

"Wa'alaikumussalam..." Yumna melambaikan tangan sambil memperhatikan bapaknya sudah tak ada lagi dari hadapannya, lalu ia masuk ke dalam kontraknya yang terlihat masih gelap dan sepi.

Yumna memasak mie rebus untuk menjanggal perutnya yang terasa begitu lapar, nggak tau kenapa jika mencium bau nasi maka penciumannya merasakan bahwa nasi itu basi dan akan membuat perutnya merasa mual.

"Hem, enak banget!" ujar Yumna setelah menghabiskan dua bungkus mie rebus.

Tidak tau kenapa dia bisa menghabiskan dua bungkus mie dalam sekaligus. Mungkin faktor dirinya yang begitu lapar dan tak pernah memakan sesuatu dari siang tadi.

Memakan mie instan membuat orang cepat mengantuk. Contohnya seperti Yumna, belum saja jam sepuluh malam tapi matanya sudah berat untuk terbuka. Padahal siang tadi ia begitu puas tidur di rumah orang tuanya. Tanpa sadar ia pun tertidur di sofa dengan tv yang masih menyala.

Sekarang bukan dirinya yang menonton tv tapi tv yang menonton dirinya tertidur pulas.

Tepat jam setengah dua belas, Ezra pulang bekerja. Dia membuka pintu Kontrakannya dan melihat Yumna sedang tertidur di sofa dengan tv yang masih menyala sedari tadi.

Ezra hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah istirnya. Kelakuan istirnya itu terlihat gemas di mata Ezra membuat nya sama sekali tak bisa marah walaupun pulang kerja pasti terasa begitu lelah.

See you again ^_^

Jangan lupa like, vote dan tambahkan di favorit ya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!