4. Pindah ke Kontrakan

☘️☘️☘️

Setelah acara pernikahan mereka berdua masuk ke dalam kamar. Kebetulan pernikahan di laksanakan di desa tempat tinggal Yumna, jadi untuk sementara waktu mereka akan istirahat di kamar Yumna yang baru saja sah menjadi istirnya itu.

"Besok pagi Adek bisa ikut aku ke kontrakan, tapi maaf kalau nanti kontrakannya tak terlalu besar dan bagus."

Ezra memulai pembicaraan dengan istrinya, dia tak tau harus memulai pembicaraan dari mana ketika berduaan seperti ini di kamar. Bukan hanya Ezra saja yang mengalami gugup tapi Yumna juga merasa canggung satu kamar dengan seseorang pria, ini pengalaman pertamanya.

"Tidak papa Mas! Asalkan bisa ditinggalkan, Yumna sudah bersyukur."

"Jika tabungannya sudah terkumpul aku akan membeli rumah, biar kita tak mengontrak lagi."

Yumna menyunggingkan senyumnya mendengar perkataan suaminya. Begitu takutnya Ezra jika dirinya tak akan nyaman bila tinggal di sebuah kontrakan, padahal dia tak kenapa-napa bila akan tinggal di sebuah dikontrakkan kecil.

Yumna menghapus make up yang masih tersisa di wajahnya. Hijab yang ia kenakan dilepas dan mengganti bajunya dengan pakaian tidurnya.

Sedangkan Ezra yang selesai mengobrol di luar bersama ayah mertuanya langsung masuk ke dalam.

Ketika membuka pintu kamar, dia langsung mematung dan tak mengedipkan matanya melihat istirnya tak menggenakan penutup kepala. Rambut yang panjang dan hitam lebat membuat Yumna terlihat tambah cantik.

Ezra menutup pintu kamar lalu menghampiri istirnya yang duduk di depan meja riasnya.

Ezra memeluk pinggang istirnya lalu memandangi lekat wajah istirnya dari arah kaca. Yumna yang menyadari bahwa suaminya memandangnya sedari tadi menjadi malu, wajahnya yang putih mulus itu langsung terlihat memerah seperti kepiting rebus kala suaminya mencium puncak kepalanya.

"Baru kali ini Mas melihat rambut indah Adek ini. Adek begitu menjaga keindahan ini hanya untuk suaminya," Ezra tak henti-hentinya membelai rambut panjang istirnya itu lalu mencium aroma tubuh istirnya yang terasa begitu wangi.

"Ini sudah kewajiban ku sebagai wanita muslimah untuk menutupi tubuh ini. Hanya mahram yang boleh melihat rambut ku, selain itu aku tak akan memberikan orang melihat itu."

"Apa boleh malam ini?" tanya Ezra dengan ragu-ragu.

Dengan malu-malu Yumna mengangguk kan kepalanya. Karena sudah diberi lampu hijau oleh istirnya, tanpa basa-basi Ezra membopong istirnya menuju tempat tidur.

Dia membaringkan tubuh istirnya dengan perlahan-lahan di atas tempat tidur. Ezra menyibak rambut Yumna yang menutupi wajah cantiknya.

Dengan pelan-pelan dia mendekatkan bibirnya ke arah wajah Yumna, sedangkan Yumna hanya menutup matanya karena begitu merasa gugup, ini pengalaman pertamanya melakukan hal ini.

Semakin lama wajah Ezra semakin dekat dengan wajah Yumna, hingga akhirnya terasa ada yang menempel kenyal di area bibir keduanya.

Sebelum melakukan ritual malam pertama, Ezra mematikan lampu kamar itu dan digantikan dengan lampu tidur yang hanya terlihat remang-remang.

Hingga di mana mereka melakukan kewajiban sebagai suami-istri dan benar-benar Yumna sekarang sudah menjadi seorang istri sejati.

***

Suasana dingin menyelimuti dua insan yang masih terlelap tidur dengan tubuh yang ditutupi selimut tebal. Ezra terbangun dari tidurnya karena mendengar suara azan subuh berkumandang.

Pemandangan pertama yang ia lihat sekarang adalah wajah polos istirnya, matanya masih tertutup rapat. Ezra mengembangkan senyumannya ketika mengingat kejadian tadi malam.

Benar-benar dia melakukan kewajibannya sebagai seorang suami. Dia melihat ada bercak darah di seprai itu, Ezra kembali tersenyum karena benar-benar dia yang pertama kali melakukan itu kepada istirnya.

"Semoga di dalam sini cepat terisi, aku akan menunggu hal itu," gumam Ezra sambil mengelus-elus perut rata istrinya itu.

Ezra pun beranjak dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi yang berada di luar kamar.

Tak lama Ezra keluar dari kamar, Yumna pun terbangun dari tidurnya. Dia meraba-raba sekitar mencari keberadaan sang suami tapi tak menemukan ada seseorang di sampingnya.

Yumna pun membuka matanya dan tak melihat suaminya berada di sampingnya. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya, ia mengambil kembali bajunya lalu memasangkannya kembali karena ketika tidur tubuhnya tak menggenakan pakaian sama sekali.

Di bawahnya begitu sangat sakit tapi dia tahan lalu pelan-pelan keluar menuju ke kamar mandi. Ketika di depan pintu Yumna berpapasan dengan suaminya yang terlihat baru selesai mandi.

"Adek mau ke mana?" tanya Ezra.

"Mau ke kamar mandi."

Yumna masih sedikit malu menatap wajah suaminya, dia masih mengingat tadi malam dengan suaminya membuatnya langsung tertunduk dan cepat-cepat melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi.

Sedangkan Ezra hanya geleng-geleng sambil menyunggingkan senyumnya melihat tingkah istirnya aneh seperti itu. Lalu dia masuk ke dalam untuk menggenakan baju.

Paginya Yumna beserta ibunya membuat sarapan. Sedangkan pak Bayu dan Ezra sedang mengobrol di luar dengan menikmati secangkir kopi buatan buk Ayu.

Selesai membuat sarapan, mereka pun kumpul di meja makan untuk sarapan bersama-sama. Keharmonisan dalam keluarga itu sangat begitu hangat hingga Ezra merasa kembali memiliki keluarga lengkap.

Hari ini Yumna akan pindah ke kontrakan Ezra di desa sebelah, ia sudah menyiapkan baju-baju yang akan dibawa.

Mereka hanya menggenakan motor untuk membawa barang-barang Yumna, karena Yumna hanya membawa baju-baju dan sedikit barang yang ia butuhkan.

Sebelum pergi Yumna berpamitan pada kedua orang tuanya, begitu juga Ezra berpamitan pada mertuanya itu. Yumna memeluk ibunya sambil menitikkan air matanya. Ini kali pertama dia akan meninggalkan rumah beserta kedua orang tuanya.

"Kamu jangan lebay seperti itu, kan rumah yang akan kamu tinggalkan tak jauh dari sini jadi kamu bisa main-main ke sini," seru buk Ayu sambil menghapus air mata anaknya.

"Tapi Yumna akan kangen sama Ibu dan Bapak."

"Hentikan tangisan mu itu, malu sama suami mu!"

"Maafkan tingkah kekanak-kanakan Yumna, Nak Ezra. Memang anak ini tak bisa jauh dari rumah," celetuk pak Bayu.

"Tidak papa Pak! Wajar bila Dek Yumna seperti itu, dia akan meninggalkan rumah dan orang tua yang membesarkannya."

Selesai dengan drama perpisahan itu, mereka pun pergi meninggalkan rumah itu. Tak membutuhkan waktu yang lama mereka pun sampai di kediaman Ezra, kontrak yang terbilang kecil dan sederhana itu.

Ketika sampai para tetangga pun menyambut kedatangan istri Ezra, dengan ramah Yumna ikut menyapa para tetangga yang berada di sana.

Selesai menyapa mereka pun masuk ke dalam. Yumna terkagum melihat kerapian kontrakan suaminya, walaupun Ezra laki-laki tapi kebersihan kontrakan itu terlihat sangat bersih dan rapi. Walaupun barang-barangnya tak terlalu banyak tapi tertata dengan rapi.

"Mas yang membersihkan kontrakan ini sendiri?" tanya Yumna yang masih kagum dengan kerapian suaminya.

"Hem!"

Yumna membereskan barang-barang yang dibawanya masuk ke dalam kamar mereka dengan dibantu oleh Ezra suaminya.

See you again ^_^

Jangan lupa like, komen dan vote ya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!