Kukira Pertama Ternyata Ketiga

Kukira Pertama Ternyata Ketiga

Bab 1. Pernikahan mencurigakan

"Kamu mau kan menikah dengan saya?" ucapan itu dilontarkan Bara Adicipta pada sang kekasih, Melinda Azalia di hadapan para pengunjung cafe.

Sontak Melinda begitu syok dan tidak menyangka jika ia akan dilamar di tempat seperti itu.

Tiga tahun sudah hubungan mereka berjalan, sejak saat Melinda tidak sengaja bertemu dengan Bara di salah satu apotik dan obat mereka tertukar sehingga mereka akhirnya menjalin hubungan.

Kini setelah menunggu lama, Melinda akhirnya bisa merasakan yang selama ini ia tunggu-tunggu. Ya menikah dengan Bara Adicipta.

"Ya, aku mau." jawaban itu diucapkan Melinda dengan penuh yakin disertai anggukan dan senyuman manisnya, membuat seisi cafe bersorak gembira.

Bara pun ikut senang mendengarnya, ia langsung memasukkan cincin yang sudah ia siapkan ke dalam jari manis gadis itu.

Cup

Satu kecupan di punggung tangan Melinda, lagi-lagi berhasil membuat heboh satu cafe.

"Aku sayang kamu, aku senang karena kamu mau menjadi bagian dari hidup aku! Aku janji gak akan pernah nyakitin kamu sayangku!" ucap Bara yang terdengar begitu romantis di telinga Melinda.

"Aku juga sayang sama kamu, mas Bara. Terimakasih kamu sudah mau menjadikan aku wanita pendamping di hidup kamu!" ucap Melinda.

Bara bangkit dari posisinya, kemudian menarik tangan Melinda agar ikut berdiri. Sebelumnya posisi Melinda terduduk di kursi, sedangkan Bara berlutut di hadapannya.

"Ka-kamu mau apa mas?" tanya Melinda cemas.

"Tenang baby! Aku cuma mau ajak kamu dansa, kamu bersedia kan?" jawab Bara.

"Di hadapan mereka?"

"Yes, why not?"

Melinda hanya tersenyum mendengar jawaban Bara, pria itu memang tidak memiliki rasa malu meskipun ditonton cukup banyak pasang mata.

Akhirnya mereka berdansa dengan diiringi musik yang indah, keduanya larut dalam keintiman yang memabukkan dan membuat tubuh masing-masing memanas.

"I love you, Melinda Azalia Mentari..." ucapan sensual Bara di telinganya membuat Melinda mengerang pelan.

"Kita menikah Minggu depan, my dear. Aku gak sabar buat bersanding sama kamu di pelaminan," sambungnya.

"Aku juga," balas Melinda singkat.

Setelahnya, mereka pun mulai menautkan bibir masing-masing. Orang-orang yang sebelumnya menonton langsung buyar saat menyaksikan momen itu.

"Apa? Kamu bilang kamu mau nikah sama si laki-laki tua brewokan itu??" sentak mommy Nayla, ibu kandung dari Melinda begitu mendengar pengakuan putrinya yang ingin menikah dengan Bara Adicipta.

"Iya mom, tadi aku dilamar sama mas Bara di cafe. Lihat deh mom cincinnya, bagus kan?!" ucap Melinda memamerkan cincinnya pada sang ibu.

"Kamu udah gak waras apa gimana sih Melinda? Mommy sudah berkali-kali bilang ke kamu, Bara bukan laki-laki yang baik! Kenapa kamu gak mau dengerin mommy sih?" ujar Nayla.

"Ah mommy terlalu lebay! Cuma gara-gara mas Bara pernah rusakin bunga kesayangan mommy, terus mommy nilai mas Bara bukan laki-laki baik gitu?" ucap Melinda.

"Haish, bukan itu Melinda. Mommy yakin banget dia emang bukan jodoh kamu!" ucap Nayla.

"Terserah mommy deh, aku males debat! Intinya aku bakal tetap nikah sama mas Bara Minggu depan," tegas Melinda.

"Hah? Minggu depan??" hal itu kembali membuat Nayla kaget bukan main.

"Iya mom, kenapa? Mommy gak setuju?" tanya Melinda.

"Kenapa secepat ini? Memangnya kalian sudah siapin semuanya?" ujar Nayla.

"Mommy gausah khawatir, semuanya udah diurus kok sama mas Bara. Aku cuma tinggal datang aja ke acara pernikahan kami," ucap Melinda.

Nayla lalu menghampiri putrinya dan memegang bahu sang putri sambil menatapnya intens.

"Mommy gak bisa halangi keinginan kamu buat menikah dengan Bara, tapi pesan mommy cuma satu kamu jangan menyesal kalau nantinya Bara menyakiti kamu!" ucap Nayla.

"Apa sih mom? Kok mommy ngomongnya begitu? Emang mommy pengen ya mas Bara nyakitin aku? Tega banget sih mommy!" kesal Melinda.

"Bukan begitu sayang, maksud mommy—"

"Ah udah lah aku bete!" sela Melinda.

Melinda yang kesal memutuskan pergi begitu saja meninggalkan ibunya, ia berjalan menaiki tangga dan masuk ke kamarnya mengurung diri.

"Sayang, Melinda tunggu sayang!!" teriak Nayla berusaha menghentikan putrinya, tetapi gagal.

"Aku emang gak punya bukti kalau Bara itu bukan laki-laki yang baik, tapi entah kenapa aku merasa begitu setiap kali melihat dia," batin Nayla.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Melinda tampak sangat anggun dan cantik berbalut gaun pengantin yang indah berwarna cerah itu.

Kedua orangtuanya, Nayla dan Rustam terpaksa menerima pernikahan itu. Mereka tidak mau jika Melinda marah lalu membenci mereka.

Pengucapan janji telah dilaksanakan sepasang pengantin itu, Bara mengecup kening Melinda dan bersanding di pelaminan dengan senyum mengembang.

Cup!

"Terimakasih ya kamu sudah memilih aku!" lirih Bara seraya mengecup punggung tangan istrinya.

"Aku yang harusnya makasih mas, karena kamu laki-laki yang paling aku cintai!" balas Melinda.

"Hahaha.." Bara tertawa kecil.

Jika Melinda didampingi oleh kedua orangtuanya dan beberapa saudara, berbeda dengan Bara karena lelaki itu tidak ditemani siapapun di pernikahannya kali ini.

"Mas, orang tua kamu sebenarnya kemana? Masa di hari bahagia anaknya, mereka tetap tak bisa datang temani kamu?" tanya Melinda curiga.

"Sayang, tolong kamu jangan bahas itu ya! Aku gak suka kamu sebut-sebut orang tua aku, karena aku udah gak punya orang tua lagi," jawab Bara.

"Maksud kamu?" tanya Melinda lagi.

"Ya kamu ngerti lah, mereka gak pernah perduli sama aku. Buktinya sekarang aja mereka gak datang, ya kan?" jawab Bara berbohong.

"Mungkin mereka emang lagi sibuk, kamu udah coba hubungi mereka?" tanya Melinda.

"Enggak, aku malas berhubungan sama mereka lagi. Sekarang aku cuma mau fokus bangun rumah tangga kita berdua dan bikin kamu bahagia," jawab Bara sembari mencubit pipi sang istri.

"Itu emang kewajiban kamu ke aku, tapi gimanapun juga orang tua kamu tetap harus dikasih tahu tentang pernikahan ini," ucap Melinda.

"Ayolah Melinda, udah cukup ya jangan bahas mereka lagi! Aku muak dengarnya!" pinta Bara.

"Iya iya.." Melinda menurut dan pasrah.

"Eh tapi, teman-teman kamu mana? Gak ada yang kamu undang sama sekali?" tanya Melinda.

"Udah aku undang kok, cuma kayaknya mereka pada sibuk atau mungkin gak perduli sama aku. Biarin ajalah, kedatangan mereka juga gak terlalu penting disini. Yang penting kita berdua udah sah sekarang," jawab Bara.

"Iya sih mas, aku sayang kamu!" ucap Melinda seraya menggenggam lengan suaminya.

"Aku juga baby," balas Bara.

Sementara dari samping, kedua orang tua Melinda tampak masih curiga dengan pernikahan ini. Mereka khawatir ada yang Bara sembunyikan dari Melinda dan mereka sendiri.

"Mas, kamu ngerasa ada yang aneh gak sih sama pernikahan ini?" bisik Nayla.

"Iya aku tahu, gak ada sama sekali keluarga atau saudara Bara yang hadir. Daritadi aku juga mikirin itu sayang," ucap Rustam.

"Tuh kan, ini pasti ada yang ditutupin sama Bara dari kita. Aku khawatir mas putri kita bakal tersakiti!" ucap Nayla.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

ahh Melinda dah bucin, sampe gak sadar dengan keanehan pernikahan nya,


udah aku subscribe yah kak

2023-01-07

1

Nadia

Nadia

numpang komen

2022-12-21

1

Sylius

Sylius

Hello thor~ Aku sudah mampir, dan memberikanmu like. Sekedar jejak jempolku

2022-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!