Bara masih tersenyum lebar menatap layar ponselnya sehabis menghubungi kedua istrinya, jujur ia pun rindu dengan mereka dan ingin merasakan kembali tubuh mereka di atas ranjang.
Namun, tak mungkin juga Bara meninggalkan Melinda disaat umur pernikahan mereka baru seumur jagung. Tentunya hal itu akan membuat kecurigaan di hati Melinda nantinya.
"Maaf ya Desi, Sari! Aku terpaksa nikah lagi, aku sulit membendung perasaan aku sendiri. Aku jatuh cinta sama Melinda!" ucap Bara lirih.
"Mas Bara!"
Deg!
Jantung Bara seketika berhenti berdetak mendengar suara Melinda datang menyapanya, dengan cepat ia menyembunyikan ponsel tersebut dan membalik tubuh ke arah sang istri.
"Eh Melinda? Kamu udah selesai makannya sayang?" tanya Bara mencoba santai.
"Iya udah mas, aku kenyang banget. Kamu lagi ngapain disini?" ucap Melinda berjalan mendekati suaminya.
Untungnya Bara sudah berhasil memasukkan ponsel tadi ke dalam saku celananya.
"Ya ngapain lagi sayang? Abis makan itu enaknya berdiri disini menikmati pemandangan yang indah, ditambah angin sepoi-sepoi itu bikin perasaan jadi lebih nyaman. Sini deh kamu coba juga!" ucap Bara sembari merangkul pundak istrinya.
"Iya kamu benar mas, disini udaranya sejuk dan anginnya bikin segar. Pantas aja kamu nyaman banget disini," ucap Melinda.
"Iya dong, aku kan gak pernah salah pilih. Termasuk saat aku pilih kamu buat jadi pendamping hidup aku, aku bahagia banget sayangku!" ucap Bara.
Cup!
Satu kecupan kembali mendarat di kening Melinda, wanita itu tersenyum seketika dibuatnya.
"Mau buat baby, sayang?" bisik Bara sensual.
"Hah??" Melinda tersentak kaget mendengarnya.
"Iya, kita bikin baby lagi yuk! Lanjutin yang semalam loh sayang," jelas Bara.
"Mas Bara ih! Aku baru banget selesai makan loh, nanti dulu dong!" ujar Melinda tampak kesal.
"Ahaha, ya aku kan cuma nanya. Mau ya sayangku?" ucap Bara terkekeh kecil.
"Eee mau gak ya??" Melinda sengaja menggoda suaminya.
"Mau dong sayang! Kita main di balkon sini, rasanya pasti seru banget. Jadinya kita bisa main sambil lihat-lihat pemandangan dan ada angin sepoi-sepoi gitu," ucap Bara.
"Kamu udah gak waras ya mas? Yakali kita main disini, gak mau ah! Kamu mah ngada-ngada aja!" ujar Melinda.
"Oh yaudah, berarti kamu maunya di dalam ya? Okay kalo gitu ayo!" ucap Bara.
"Aku gak ada bilang begitu ya, aku masih kenyang mas," ucap Melinda.
"Melinda, menolak permintaan suami itu hukumnya dosa loh. Apa kamu mau masuk neraka gara-gara tolak kemauan suami kamu? Enggak kan?" bujuk Bara.
"Iya mas iya, kamu serem banget ih bawa-bawa neraka!" ucap Melinda ketakutan.
"Hahaha, berarti kamu mau kan?" tanya Bara.
"Ya terserah kamu mas, tapi tunggu beberapa menit lagi ya? Aku masih kekenyangan, nanti kalau maksa main malah gak enak," jawab Melinda.
"Aku tungguin sampai kamu siap sayang, karena hari ini aku mau bikin kamu merasakan kenikmatan yang tiada tara. Aku bikin kamu gak bisa jalan sampai besok," ucap Bara menyeringai.
"Jangan gitu lah mas! Pelan-pelan aja mainnya, yang santai biar tambah enak!" pinta Melinda.
"Justru yang kasar itu lebih enak tau sayang, nanti kamu cobain sendiri deh!" ucap Bara.
"Hadeh, suka-suka kamu aja deh mas! Kayaknya aku gak mungkin bisa tolak kemauan kamu," ucap Melinda pasrah.
"Itu emang benar, kamu harus nurut dan jangan bantah ya sayang!" ucap Bara.
Lelaki itu kemudian merapatkan dekapannya, menciumi setiap inci wajah Melinda sampai turun ke leher dan meninggalkan bekas disana.
•
•
Sari kembali menghampiri Desi setelah selesai mengangkat telpon dari Bara, ia tampak lebih ceria dari sebelumnya.
Desi sendiri tengah menyuapi anak pertamanya yang berusia sekitar lima tahun itu, saat ini juga ia sedang hamil memasuki trimester kedua.
"Mbak, aku senang banget deh mbak!" ucap Sari.
"Ada apa Sari? Kamu pelan-pelan aja dong jalannya, kamu itu kan lagi hamil besar tau!" ucap Desi.
"Iya mbak, ini karena sangking senangnya. Aku sampe lupa kalo aku lagi hamil," ucap Sari.
"Emang kamu senang kenapa sih?" tanya Desi.
"Itu loh mbak, tadi mas Bara kan abis telpon aku. Aku senang aja ternyata dia masih perduli sama aku, gak cuma mbak Desi. Padahal awalnya aku udah sedih karena ngiranya mas Bara cuma mau telpon mbak Desi aja," jawab Sari.
"Oalah, ya gak gitu lah Sari. Mas Bara kan udah berkomitmen buat berlaku adil ke kita, gak mungkin dia kayak gitu. Kamu percaya aja sama mas Bara!" ucap Desi.
"Aku percaya kok sama mas Bara, tadi kan cuma perasaan aku aja," elak Sari.
"Yaudah, kamu mending istirahat sana ke kamar! Daritadi kan kamu bolak-balik terus gara-gara nungguin mas Bara telpon," ucap Desi.
"Enggak deh mbak, bentar lagi teman-teman aku mau pada datang kesini," ucap Sari.
"Maksudnya? Mau ngapain teman-teman kamu kesini Sari?" tanya Desi agak terkejut.
"Ya main lah mbak, kan udah lama aku gak ketemu sama mereka. Tenang aja mbak, kita cuma main di rumah ini doang kok!" jawab Sari.
"Terserah kamu, yang penting kamu jangan sampai lupa waktu ya Sari!" ucap Desi.
"Siap mbak Des! Kalo gitu aku mau ke depan dulu ya mbak nungguin teman-teman aku datang?" ucap Sari.
"Iya Sar, tapi kamu hati-hati!" peringat Desi.
"Tenang aja mbak!" ucap Sari tersenyum lebar.
Sari pun kembali ke depan untuk menanti kedatangan teman-temannya, sebelum ini ia memang sudah membuat janji dengan mereka.
"Duh, mana sih mereka? Kenapa belum datang juga? Apa batal?" gumam Sari.
Sudah hampir setengah jam ia menunggu, namun tak ada satupun tanda-tanda bahwa temannya akan tiba disana.
Bahkan, Desi sudah selesai menyuapi anaknya dan kini ia terheran-heran melihat Sari yang masih duduk sendirian di sofa.
"Sar, kamu ngapain sendirian disini? Teman-teman kamu mana?" tanya Desi kebingungan.
"Mbak jangan ngeledek deh! Kalau aku sendiri, itu tandanya teman-teman aku belum pada datang," kesal Sari.
"Hah? Masa sampai sekarang belum datang juga? Emang kalian janjian jam berapa?" ujar Desi.
"Harusnya udah dari lima belas menit yang lalu, tapi sampai sekarang mereka gak ada yang datang satupun. Aku juga gak ngerti kenapa," ucap Sari.
"Coba aja kamu chat mereka satu-satu terus tanya kenapa mereka belum datang! Siapa tau mereka kejebak macet atau malah gak jadi datang kesini karena suatu alasan," usul Desi.
"Iya juga sih mbak, yaudah deh aku coba chat mereka dulu." Sari mengambil ponselnya dan bersiap mengirim pesan ke teman-temannya.
Ting nong ting nong
"Eh eh, itu ada yang pencet bel. Barangkali itu temen kamu Sar," ucap Desi.
"Oh iya, aku ke depan dulu ya mbak buat cek?" ucap Sari langsung kembali ceria.
"Iya," singkat Desi.
Sari pun beranjak dari sofa dan melangkah keluar untuk mencari tahu siapa yang datang, sedangkan Desi pergi ke dapur membawa mangkuk kosong.
Ceklek
"Halo bumil cantik!" Sari terkejut saat tiba-tiba lima orang wanita menyapanya di depan sana.
"Aaaaa kalian akhirnya datang juga!" teriak Sari.
Ya yang datang adalah teman-teman Sari, mereka pun kompak berpelukan melepas rindu yang selama ini mereka rasakan.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
auliasiamatir
hati hati bara tar kena karma,
2023-01-09
1
auliasiamatir
uuuueeeeeekkkkkk
2023-01-09
1