Pagi hari telah tiba, cahaya matahari menyeruak masuk begitu Melinda membuka gorden kamar mereka.
Melinda tersenyum menatap sang suami yang masih tertidur pulas dengan dua tangan merentang lebar di atas ranjang.
Perlahan ia mendekati suaminya, duduk di samping tubuh Bara dan menggerakkan tangannya mengusap kening pria itu.
"Mas, bangun yuk mas!" ucap Melinda.
Namun, tak ada respon dari Bara. Pria itu rupanya masih terlelap dalam mimpinya dan tidak mendengar panggilan Melinda.
"Huh susah amat sih bangunin kamu mas! Ayo dong mas bangun, udah pagi loh ini!" ujar Melinda.
"Eenngghh.." Bara hanya mengerang pelan sembari membalikkan tubuhnya menghadap ke samping.
"Ih mas, ayo bangun mas! Emang kamu gak kerja pagi ini?" ucap Melinda mendorong-dorong tubuh Bara dengan kasar.
"Eenngghh apa sih sayang?? Kamu tuh gangguin aku aja deh!" ujar Bara.
"Bangun mas udah pagi! Hari ini kamu gak masuk kerja?" ucap Melinda.
"Enggak sayang, lagian aku yang punya kantor itu, gak bakal ada yang marahin aku juga kalau aku gak datang," ucap Bara masih dengan mata tertutup.
"Iya deh iya yang jadi bos," cibir Melinda.
Bara tersenyum lebar, kemudian menarik tangan Melinda dan menggenggamnya. Ia tempelkan telapak tangan wanita itu di atas pipinya sambil ia gerak-gerakan perlahan.
"Tangan kamu halus banget sayang, aku suka diusap begini sama kamu," ucap Bara.
"Iya iya, yaudah sekarang bangun yuk! Kita mandi abis itu sarapan bareng!" ajak Melinda.
"Mandi bareng ya?" ucap Bara.
"Hah? Enggak ah, kamu aja mandi dulu sana! Nanti baru aku nyusul abis kamu," ucap Melinda.
"Maunya mandi bareng," ucap Bara manja.
"Manja banget sih kamu! Yaudah deh aku nurut aja, aku gak bisa juga nolak kamu," ucap Melinda.
"Bagus!" puji Bara sambil tersenyum.
Bara langsung membuka matanya dan bangkit mendekati istrinya, seketika ia langsung terlihat segar bugar.
Tanpa menunggu lama, Bara pun menggendong tubuh istrinya ala koala membawanya ke dalam kamar mandi dengan sangat bersemangat.
Melinda pasrah saja diperlakukan seperti itu, sesekali ia tertawa sembari memukul-mukul punggung suaminya.
•
•
Setelah aktivitas mandi mereka usai, kini sepasang pengantin baru itu keluar dari kamar dengan wajah sumringah dan wangi.
Mereka berjalan menuju lift untuk turun ke lantai dasar dan menikmati sarapan, ya di rumah itu memang terdapat lift agar memudahkan mereka turun ke lantai di bawahnya.
Bara terus mendekap tubuh Melinda seolah tak ingin melepasnya, menciumi leher serta wajah wanita itu berkali-kali dan meninggalkan jejak disana.
"Mas, jangan tinggalin jejak banyak-banyak! Aku malu tau kalau sampai dilihat pelayan disini, mereka pasti bakal godain aku!" protes Melinda.
"Sshh diam baby! Mereka gak mungkin berani begitu, percaya sama aku!" ucap Bara.
"Lagian kamu gak puas-puas apa? Dari semalam sampai tadi pas mandi kamu kan udah ciumin aku terus," ucap Melinda.
"Gak akan ada puasnya sayang, tubuh kamu itu candu buatku!" ucap Bara.
"Ah bisa aja kamu! Awas loh jangan macam-macam nanti di bawah! Aku gak mau ada yang mergokin kita!" ucap Melinda.
"Gapapa, ini rumah aku dan aku berhak melakukan apapun yang aku mau disini," ucap Bara.
"Iya iya sayang, aku emang gak bisa deh halangi kemauan kamu. Terserah kamu aja mau apain kamu, asal jangan yang aneh-aneh!" ucap Melinda.
Bara tersenyum miring, kemudian meraup bibir ranum wanita itu sambil menahan tengkuknya.
Ting
Lift terbuka, namun Bara tak kunjung melepas tautan bibirnya hingga membuat Melinda kagok.
Wanita itu menepuk-nepuk bahu Bara seolah meminta berhenti, tapi tak digubris olehnya.
Justru Bara mengangkat dua kaki Melinda, menaruhnya ke pinggang dan membawa keluar wanita itu dari dalam lift tanpa melepas tautan bibir mereka.
Tampak maid Maya melihat kejadian tak senonoh itu, ia yang sedang bersih-bersih di sekitar sana pun sontak menggeleng sambil senyum-senyum.
Bara menekan tubuh Maya di dinding, memperdalam ciuman mereka sembari menelusupkan lidahnya ke dalam menyusuri rongga mulut sang istri.
Suara cecapan bibir mereka terdengar jelas, menambah suasana panas di sekitar sana.
"Huh sentuhan mas Bara selalu bikin tubuh aku panas, aku semakin gak kuat buat tahan diri aku kalo begini terus!" batin Melinda.
Setelah beberapa menit, Bara melepas bibirnya membiarkan Melinda mengambil nafas.
"Haaahhh legaaa..."
Bara tersenyum smirk, mengecup pipi Melinda yang memerah dan mengusap puncak kepalanya.
"So tasty."
Bisikan indah itu membuat tubuh Melinda menegang, sulit menahan sesuatu yang mencuat di dalamnya.
"If you don't stop now, we'll be late for breakfast!" ucap Melinda pada sang suami.
"I will have breakfast eating you," balas Bara disertai seringaian tipisnya.
Melinda senyum-senyum saja dan kembali menikmati sentuhan Bara pada lehernya, ya pria itu memang sangat tercandu dengan setiap inci tubuh wanita itu.
•
•
Di lain tempat, dua orang wanita yang agak dewasa tengah kebingungan mencari-cari suami mereka.
Keduanya sibuk menghubungi nomor si pria berulang kali, tapi tak kunjung ada jawaban.
Sebut saja mereka Desi dan juga Sari. Desi adalah wanita berusia 27 tahun, sedangkan Sari baru menginjak 24 tahun. Ya mereka berselisih 3 tahun.
"Mbak, bagaimana? Apa mas Bara merespon panggilan mbak?" tanya Sari pada Desi.
"Gak Des, kamu sendiri gimana? Berhasil gak telpon mas Bara?" jawab Desi.
"Enggak juga mbak, aku bingung kenapa mas Bara gak mau angkat telpon kita. Dia itu sebenarnya kemana sih? Sudah hampir seminggu dia pergi tanpa mengabari kita," ucap Sari tampak panik.
"Aku gak tahu, waktu itu dia pamit cuma mau urus pekerjaannya yang di luar kota. Dia gak bilang pergi berapa lama, mungkin aja dia masih di luar kota dan gak sempat hubungi kita karena sibuk," ucap Desi coba berpikir positif.
"Tapi mbak, bagaimana kalau ternyata mas Bara memiliki wanita lain di luar sana? Dan kerjaan hanya alasan dia aja," tebak Sari.
"Kenapa kamu bisa punya pikiran seperti itu?" tanya Desi.
"Karena kan mbak tau sendiri sikap mas Bara kayak apa, buktinya dia masih mau nikahin aku walau udah punya mbak. Ya kan?" jawab Sari.
Desi terdiam, pikirannya seketika kacau setelah mendengar ucapan Sari.
"Kamu benar Sari! Padahal dulunya aku kira mas Bara orang yang baik, tapi ternyata dia suka mainin perasaan perempuan. Dia tega menduakan aku, setelah aku melakukan apapun yang dia mau," ucap Desi sambil terisak.
"Sabar mbak! Mbak jangan nangis, aku jadi merasa bersalah kalo gini! Harusnya waktu itu aku gak termakan omongan manis mas Bara, pasti ini semua gak akan terjadi!" ucap Sari menenangkan.
"Sudahlah, kamu gak perlu menyalahkan diri kamu sendiri kayak gitu! Ini murni kesalahan mas Bara, aku juga udah ikhlas kok. Yang terpenting dia bisa adil sama kita berdua," ucap Desi.
"Iya mbak, terus sekarang kita harus gimana? Apa kita diam aja?" tanya Sari.
"Coba kita hubungi mamanya mas Bara, siapa tau aja mas Bara sempat telpon kesana dan kasih tahu dia lagi dimana," jawab Desi.
"Oke mbak! Biar aku aja yang telpon ya?" ucap Sari.
Desi mengangguk mengizinkan, lalu Sari pun mulai menghubungi nomor mama mertuanya yang memang telah mengetahui bahwa putranya melakukan poligami.
Awalnya semua kaget dan sempat terjadi perselisihan besar-besaran, bahkan mereka juga hampir berpisah dengan Bara.
Namun akhirnya, Bara berhasil meredakan semua itu hingga mereka menerima perlakuan Bara dengan terpaksa.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
auliasiamatir
wah..m ternyata bara benar benar pria idaman PELAKOR
2023-01-09
1
auliasiamatir
jangan jangan para istri bara 🤭🤭🤭
2023-01-09
1
auliasiamatir
mana mungkin puas kalau hal kek gitu 🤭
2023-01-09
1